Di Aliran Theravada, dikenal jenis hantu yang dinamakan "paradattupajivika-peta"; yaitu makhluk peta (hantu) yang bisa menerima pelimpahan jasa dan makanan maupun pemberian yang disuguhkan manusia dalam upacara sembahyang (pattidana).
Menurut pemahaman ini, jika seseorang membakar kertas sembahyang, membakar rumah kertas, memberikan sesajen kepada mendiang, serta diikuti dengan pikiran baik yang diarahkan agar mendiang turut berbahagia atas persembahan ini; bukan tidak mungkin bahwa mendiang yang terlahir sebagai paradattupajivika-peta bisa menerima pelimpahan jasa ini.
Namun yang sering dilakukan orang-orang hanyalah membakar uang kertas sebagai bentuk ritualisme dan tradisi. Sedangkan menurut Buddhisme, yang terpenting adalah mengarahkan pikiran. Oleh karena itu, bagi Aliran Theravada, memberikan pelimpahan jasa bisa dilakukan setiap saat. Jika Anda melakukan kebajikan, arahkan pikiran agar leluhur dan semua makhluk turut berbahagia atas kebaikan ini.