Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Sekarang kembali ke MN 72 Aggivacchagotta Sutta, kalau saya seumpamanya ditanya kemanakah api yang padam itu arahnya, menurut sains tentu saja ia terurai dan menjadi satu dengan udara, nah disini ada udara sebagai basis penampung bagi elemen-elemen api yang padam.
tanpa mengurangi rasa hormat saya pada anda, tapi saya lebih percaya Sang Buddha daripada anda = itu bukan jawaban atas pertanyaan saya, sekarang ijinkanlah saya untuk memperjelas : Bukankah kalau api padam maka ia akan terurai dan kembali kepada udara bro, artinya ada udara sebagai elemen yang menampung api yang padam tersebut, ini fakta yang tidak dapat dibantah.
Silahkan ditanggapi
api yg padam, ya padam saja, saya tidak setuju bahwa udara menjadi elemen penampung api yang padam. adakah referensi ilmiah sehubungan dengan hal ini?
itu bukan jawaban atas pertanyaan saya kalimat di atas adalah komentar anda ditandai dengan kalimat "ijinkanlah saya untuk berkomentar", jadi anda tidak bertanya, jadi kenapa saya dibilang tidak menjawab?
api yg padam, ya padam saja, saya tidak setuju bahwa udara menjadi elemen penampung api yang padam. adakah referensi ilmiah sehubungan dengan hal ini? = Yang jujur bro, semua yang dibakar habis akan terurai dan kembali keelemen udara.
loh saya memang menjawab dengan jujur, makanya saya minta referensi ilmiahnya supaya saya bisa menerima pandangan anda, karena saya mencoba masak air tanpa menyalakan kompor tapi kok bisa mendidih?
Tanpa elemen udara tidak ada api yang bisa menyala, berarti api tergantung pada udara.
Silahkan ditanggapi bro Indra
saya setuju bahwa api dapat menyala dengan bergantung pada udara, anda menggeliat lagi, yg tidak saya setujui adalah "api yg padam menyatu dengan udara".
apakah menurut anda, api yg padam itu tetap ada hanya saja sekarang berada di udara?
yg tidak saya setujui adalah "api yg padam menyatu dengan udara".
apakah menurut anda, api yg padam itu tetap ada hanya saja sekarang berada di udara? = Api kalo sudah padam maka unsur-unsur pembentuknya akan terurai dan melebur ke udara
Pandangan anda sendiri bagaimana, silahkan diuraikan dengan gamblang
maaf bro, saya juga tidak pernah meneliti api, walaupun benar bahwa saya pernah meletakkan sepanci air di atas kompor yg tidak dinyalakan dari malam sampai pagi dan tidak mendidih. mohon maaf saya tidak bisa menjawab soal api ini, mungkin ada member lain yg kebetulan adalah peneliti api bisa membantu saya?
tapi saya tertarik dengan pendapat anda mengenai unsur pembentuk api. apakah unsur pembentuk api itu?
Kalo anda tidak bisa menjelaskan bagaimana anda bisa yakin tentang peryataan anda ini "yg tidak saya setujui adalah "api yg padam menyatu dengan udara". Aneh to
Tentang api : http://en.wikipedia.org/wiki/Fire
saya tidak setuju mungkin karena anda tidak dapat memberikan penjelasan yg masuk akal bagaimana api menyatu dengan udara, dan sejauh ini memang anda belum memberikan penjelasan yg logis.
saya juga sudah membaca link mengenai api yg anda berikan, tapi saya tidak menemukan bagian yg menjelaskan bahwa api yg padam menyatu dengan udara, mungkin bahasa inggris saya yg payah, sudikah anda men-copas bagian itu?
"yg tidak saya setujui adalah "api yg padam menyatu dengan udara" menurut bro Indra api yang padam menyatu dengan apa ?
itu sudah saya jawab sebelumnya pada pertanyaan anda, "lenyap kemana?" dan saya memberikan perumpamaan yg diberikan Sang Buddha tentang api kepada Vacchagotta, silahkan anda balik ke halaman2 sebelumnya jika anda lupa
Oh ya, lalu apa jawabannya mohon diketikkan dengan jelas disini supaya saya dan rekan-rekan semua bisa tahu dengan jelas jawaban anda atau jangan-jangan anda tidak tahu ?
tidak ada gunanya anda menggunakan cara2 begitu Bro, berdiskusilah sesuai etika diskusi yg benar, saya sudah menjawab pertanyaan itu dan saya tidak akan mengulanginya lagi, itu saya jawab kemarin malam, jadi anda tidak perlu jauh2 membalik postingan yg lalu, mungkin 2 atau 3 page sebelumnya saja dan anda akan menemukan.
Berdiskusilah sesuai etika diskusi yg benar = Saya kira sudah benar kan saya meminta anda menjawab eh siapa tahu jawaban yang ada dipikiran saya tidak sama dengan jawaban bro Indra
19. “Bagaimana menurutmu, Vaccha? Misalkan terdapat api yang membakar di depanmu. Apakah engkau mengetahui: ‘Api ini membakar di depanku’?”
“Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”
“Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Bergantung pada apakah api yang membakar di depanmu ini?’ – jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”
“Jika ditanya demikian, Guru Gotama, aku akan menjawab: ‘Api ini membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu.’”
“Jika api di depanmu itu padam, apakah engkau mengetahui: ‘Api di depanku ini telah padam’?”
“Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”
“Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Ketika api di depanmu itu padam, ke arah manakah perginya: ke timur, ke barat, ke utara, atau ke selaatan?’ - jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”
“Itu tidak berlaku, Guru Gotama. Api itu membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu. Ketika bahan bakar itu habis, jika tidak mendapatkan tambahan bahan bakar, karena tanpa bahan bakar, maka itu dikatakan sebagai padam.”
sumber: MN 72 Aggivacchagotta Sutta
“Itu tidak berlaku, Guru Gotama. Api itu membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu. Ketika bahan bakar itu habis, jika tidak mendapatkan tambahan bahan bakar, karena tanpa bahan bakar, maka itu dikatakan sebagai padam.”
Mohon maaf sekali lagi tanpa mengurangi rasa hormat pada Sutta tapi jawaban Vaccha “Itu tidak berlaku, Guru Gotama. Api itu membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu. Ketika bahan bakar itu habis, jika tidak mendapatkan tambahan bahan bakar, karena tanpa bahan bakar, maka itu dikatakan sebagai padam.” saya kira tidak menjawab pertanyaan “Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Ketika api di depanmu itu padam, ke arah manakah perginya: ke timur, ke barat, ke utara, atau ke selaatan?’ - jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?” tetapi saya hargai jawaban Vaccha, nah sekarang bagaimana dengan jawaban bro Indra sendiri apa mau ngikut-ikut saja atau punya prinsip jawaban sendiri terkait dengan pertanyaan tersebut