//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)  (Read 18318 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

  • Guest
Namaste suvatthi  hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera

Dengan ini aku kutipkan teks PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ HŖDAYA SŪTRA (Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan) yang sudah tersimpan lebih dari 30 tahun, mohon koreksi apabila ada kekeliruan.

aku samasekali tidak mengetahui sumber Teks ini, apabila ada yang memiliki teks yang serupa mohon informasikan sumbernya, hal ini penting guna perbandingan dan koreksi

Yathā mama manoratho nipphanno,
Evaŋ tumhākam‘pi nipphajjatū‘ti.

Sebagaimana keinginanku telah tercapai,
Demikian juga semoga keinginanmu tercapai.


Anumodanam


Cunda


PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ HŖDAYA SŪTRA
(Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan)


Namah Sarvajñāya
Âryāvalokiteśvaro bodhisattvo gambhìrāyām prajñā-pāramitāyām caryām caramāņo vyavalokayati sma: Pañcaskandhās tāmś ca svabhāva-śūnyān paśyati sma.

Terpujilah Yang Maha Mengetahui.
Ketika Yang Maha Suci, Bodhisattva Avalokiteśvara sedang bermeditasi merenungkan Kesempurnaan Kebijaksanaan yang dalam (Prajñā-pāramitā). Beliau melihat bahwa `Lima kelompok kehidupan` (pañcaskandha) adalah kosong.

Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam. Rūpān na pŗthak śūnyatā,  śūnyatāyā na pŗthag rūpam. Yad rūpam sā śūnyatā, yā śūnyatā tad rūpam.
Evam eva vedanā-samjñā-samskāra-vijñānāni.

Di sini o Śāriputra, badan jasmani (rūpa) adalah kekosongan, dan kekosongan adalah badan jasmani. Badan jasmani tidak berbeda dengan kekosongan (śūnyatā), dan kekosongan tidak berbeda dengan badan jasmani.
Demikian pula halnya dengan perasaan (vedanā), pencerapan (samjñā), bentuk-bentuk mental (samskārā), dan kesadaran (vijñānā)

Iha Śāriputra sarvadharmāh śūnyatā-lakşaņā anutpannā aniruddhā amalāvimalā nonā na paripūrņāh.

Di sini o Śāriputra, sifat kekosongan dari segala sesuatu adalah: bukan muncul, bukan lenyap, bukan kotor, bukan bersih, bukan berkurang, bukan bertambah.

Tasmāc Chāriputra śūnyatāyām na rūpam na vedanā na samjñā na samskārā na vijñānam.
Na cakşuh-śrotra-ghrāņa-jihvā-kāya-manāmsi. Na rūpa-śabda-gandha-rasa-spraşţavya-dharmāh. Na cakşur-dhātur yāvan na mano-vijñāna-dhātuh.

Oleh karena itu, oh Śāriputra, dalam kekosongan itu bukan badan jasmani (na rūpam), bukan perasaan (na vedanā), bukan pencerapan (na samjñā), bukan bentuk-bentuk mental (na samskārā), bukan kesadaran (na vijñānam).

Bukan mata (na cakşuh), bukan telinga (na śrotram), bukan hidung (na ghrāņam), bukan lidah (na jihvā), bukan tubuh jasmani (na kāyah), bukan batin (na manah). Bukan bentuk (na rūpam), bukan suara (na śabdah), bukan bau (na gandhah), bukan rasa (na rasah), bukan rasa sentuhan (na spraşţavyam), bukan objek mental (na dharmah). Bukan unsur mata (na cakşur-dhātuh), sampai kepada bukan unsur pikiran dan kesadaran (na mano-vijñāna-dhātuh).

Na vidyā nāvidyā na vidyākşayo nāvidyākşayo yāvan na jarāmaraņam na jarāmaraņakşayo na duhkha-samudaya-nirodha-mārgā, na jñānam na prāptih.

Bukan pengetahuan (na vidyā), bukan kebodohan (nāvidyā), bukan akhir pengetahuan (na vidyākşayah), bukan akhir kebodohan (nāvidyākşayah), sampai kepada bukan umur tua dan kematian (na jarāmaraņam), bukan akhir umur tua dan kematian (na jarāmaraņakşayah), bukan penderitaan (na duhkham), bukan asal-mula penderitaan (na duhkha-samudayah), bukan lenyapnya penderitaan (na duhkha-nirodhah), bukan jalan yang menuju lenyapnya penderitaan (na mārgāh), bukan kebijaksanaan (na jñānam), bukan pencapaian (na prāptih)

Tasmād aprāptitvād bodhisattvānām prajñāpāramitām āśritya viharaty acittāvaraņah, cittāvaraņa-nāstitvād atrasto viparyāsātikrānto nişţhanirvāņah, tryadhavavyavasthitāh sarvabuddhāh prajñāpāramitām āśrityānuttarām samyaksambodhim abhisambuddhāh.

Karena bukan pencapaian, para Bodhisattva berkelana tanpa rintangan batin melalui pelaksanaan Prajñāpāramitā. Karena tiada rintangan batin, maka segala rasa takut dan kebingungan teratasi, serta nirvāņa-pun tercapai.
Semua Buddha dari "Tiga masa"  (lampau, sekarang, dan yang akan datang) juga telah mencapai Penerangan Sempurna Tanpa Banding setelah melaksanakan Prajñāpāramitā.

Tasmāj jñātavyam prajñāpāramitā-mahāmantro mahāvidyāmantro 'nuttaramantro 'samasama-mantrah, sarvaduhkhapraśamanah, satyam amithyatvāt prajñāpāramitāyām ukto mantrah, tad yathā: Gate Gate Pāragate Pārasamgate Bodhi Svāhā.
Iti Prajñāpāramitā-hÂdayam samāptam

Oleh karena itu Prajñāpāramitā dikenal sebagai Mantra Yang Agung (mahāmantrah), Mantra Pengetahuan Yang Agung (mahāvidyāmantrah), Mantra Yang Tertinggi (anuttaramantrah), Mantra Yang Tanpa Banding (asamasama-mantrah), yang dengan pasti mampu melenyapkan semua penderitaan (duhkha).
Mantra Prajñāpāramitā yang (seharusnya) diucapkan dengan benar tanpa salah adalah:
“Gate Gate Pāragate Pārasamgate Bodhi Svāhā”.
Demikianlah Prajñāpāramitā-hŗdaya-sūtra telah selesai (dibabarkan)



Catatan:
aprāptitvād = bukan pencapaian
āśritya (ind) = mencari suaka; memperoleh suaka; menggunakan; memakai; praktek
viharati (vi + √hŗi) = cerai berai; bubar; buyar; terpisah; terbuka; musnah; hancur; menjelajahi; berkelana melalui; berjalan; berdiam; tinggal
acittāvaraņah (a + citta + āvaraņah) = tanpa rintangan batin
nāstitvād (na + astitvād) = tidak terdapat, tidak ada; tiada
atrasto (a + trasta) = tidak gemetar; tidak gentar; tidak takut
viparyāsa (m)  = jatuhnya; tergulingnya; kebingungan; lamunan; khayalan
atikrānta (m,f, n) = teratasi; terlampaui; terseberangi
nişţha (m, f, n) = terpancarnya; mengeluarkan; menghasilkan; tercapainya; puncak
nirvāņa = padamnya nafsu
jñātavya (m, f, n) = diketahui; dikenal; dipahami; dipertimbangkan sebagai
ukta (p kl; √vac) = yang diucapkan
samāpta (m, f, n) = berakhir; tamat; lengkap; selesai

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #1 on: 17 September 2008, 04:50:48 PM »
Fiuh,,,Susah juga nyari link ini, tapi memank pernah dibahas romo, dan sepertinya tidak ada perbedaan versi deh...

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=656.30
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #2 on: 17 September 2008, 05:17:14 PM »
Fiuh,,,Susah juga nyari link ini, tapi memank pernah dibahas romo, dan sepertinya tidak ada perbedaan versi deh...

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=656.30


Namaste suvatthi  hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera

Hehehehehe
Aku juga gak tahu dulu dapat dari mana, susah nyari teks sanskrit, puyenk


Dhammo have rakkhati dhammacāriŋ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma

anumodanam

Cunda


Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #3 on: 17 September 2008, 05:20:30 PM »
hehehe...mksdnya nyari link yg ttng pembahasan ini di forum yang rada ribet, soalnya rada susah tulisannya...hehehe..
Tapi prajna paramitta ini sudah cukup populer sebenarnya, bahkan di sudah banyak versi lagu-nya lho...
Bahkan di youtube ada versi "up beat" lho...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #4 on: 18 September 2008, 07:16:00 PM »
hehehe...mksdnya nyari link yg ttng pembahasan ini di forum yang rada ribet, soalnya rada susah tulisannya...hehehe..
Tapi prajna paramitta ini sudah cukup populer sebenarnya, bahkan di sudah banyak versi lagu-nya lho...
Bahkan di youtube ada versi "up beat" lho...



namaste


tapi trims untuk perhatiannya



Anumodanam

Cunda

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Kawan-kawan,
Pada frase ini, "Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam," sering diterjemahkan "ada adalah tiada, tiada adalah ada." Menurut kawan-kawan apakah terjemahan ini bisa diterima?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
[at] atas

bisa donk

badan jasmani (rūpa) adalah kekosongan, dan kekosongan adalah badan jasmani.

inti adalah kosong, kosong adalah inti

CMIIW,

navis
;D
« Last Edit: 05 October 2008, 11:41:23 AM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Kawan-kawan,
Pada frase ini, "Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam," sering diterjemahkan "ada adalah tiada, tiada adalah ada." Menurut kawan-kawan apakah terjemahan ini bisa diterima?


 _/\_

Frase Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam,

iha = di sini; pada tahapan ini, maksudnya tahapan dimana bodhisattva Avalokitesvara melihat pancakkhandha bersifat sunyata.
Jadi apabila orang ingin mengetahui makna yang sesungguhnya dari isi sutra ini maka orang tersebut dapat memahami "śūnyatā" secara langsung dan benar.
Apabila kita cuma bicara "śūnyatā", maka yang kita bicarakan bukan pengertian śūnyatā yang sesungguhnya, itu hanyalah "konsep" pikiran belaka.

Banyak orang menganggap śūnyata sebagai "atma", ingatlah anekdot komik Zen, ketika seorang bhiksu muda yang selalu menganggap segala sesuatu kosong (tiada apapun) dipukul bagian kepalanya dan dia berteriak "aduh", kemudian gurunya bertanya kamu selalu bilang "kosong" lalu yang berteriak "aduh" itu siapa?

Apabila kita berbicara śūnyata maka kita baru membahasnya secara "prajnapti dharma", sebatas konsep dan kata-kata, maka perlu bermeditasi sehingga kita bisa memahami secara "paramartha dharma"

rūpam śūnyatā = badan jasmani bersifat kosong (dari atma)
śūnyataiva rūpam = śūnyata (kekosongan) bagaikan rūpam (bersifat kosong dari atma juga)

jadi bukan berarti "kosong = isi" dan "isi = kosong" dalam tataran pembicaraan umum.
Mobil itu ada ketika semua komponen yang membentuknya ada, ketika komponennya terurai maka istilah mobil menjadi tidak ada, yang ada hanya aneka komponen mobil. Pada tahapan berikutnya yang disebut komponen mobil katakan saja sebuan "ban", ban itu ada selama unsur pembentuknya ada, dst

Amatlah berbahaya ketika mobil melintas cepat di jalan raya lalu anda anggap "tidak ada mobil" kemudia anda menyeberang jalan tersebut tanpa waspada, akibatnya kecelakaanpun terjadi, karena apa? karena mobil itu "memang ada" dan bukan "tidak ada".

jadi bukan berarti "kosong = isi" dan "isi = kosong" dalam tataran pembicaraan umum.


 _/\_



Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
cetuju tuch... kosong isi... isi kosong gak bisa maen ucap...

mobil ada karena memang bentuknya mobil, klo dipretelin namanya bukan mobil lagi

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
cetuju tuch... kosong isi... isi kosong gak bisa maen ucap...

mobil ada karena memang bentuknya mobil, klo dipretelin namanya bukan mobil lagi

loe tuh, jgn nge-flame ya...
disini kita belajar dhamma, saling bertukar pikiran....

sungguh terlalu.... ;D

masi bisa ditambah, masi bisa dikurang

selagi masi ditaraf bisa bertambah, bisa berkurang
menurut saya, seseorang tidak akan mencapai nirvana, kenapa?
karena selagi dia masi menambah karma, maka dia harus menikmati karmanya.

sedangkan dalam sutra hati, dikatakan, tidak bertambah, jg tidak berkurang.
tidak ada kebodohan, jg tidak ada akhir dari kebodohan.

tapi menurut saya, ada benarnya jg, pemikiran andi sangkala. bahwa mobil itu harus ada komponen nya, klu tidak ada komponen nya, maka tidak bisa disebut mobil.

yang saya bingung, klu misalnya, api itu padam? kemana api itu? hilang dimana api itu? sembunyi dimana api itu?
kenapa klu kita panggil lg api itu ada?

memang, bisa ucap, inti = kosong, kosong = inti, bukan berarti seseorang bisa disebut sudah mengerti akan artinya yg terkandung di sutra hati.

dharma itu bagaikan rakit
untuk menyebrangkan kita ke pantai seberang
bahkan dharma sendiri itu harus ditinggal
apalg yg bukan dharma
(dikutip dari vajracheddika prajna paramita, katanya sech masi ada hub sodara ama prajan paramita hrdaya)

;D

klu pemahaman saya inti = kosong, kosong = inti
menurut saya, apa yg sudah kita pelajari, harus kita lupakan
untuk mencapai tingkat tertinggi.
klu kita masi terikat apa dengan yg kita pelajari, krn ada terikatan, timbul kemelekatan.

se7?

CMIIW,

navis
« Last Edit: 05 October 2008, 02:50:35 PM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #10 on: 06 October 2008, 12:25:18 AM »
Sekedar pendapat:
Dalam teks yang diposting sama cunda di atas, kata "Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam," diterjemahkan sebagai "Di sini o Śāriputra, badan jasmani (rūpa) adalah kekosongan, dan kekosongan adalah badan jasmani." Pemahaman ini agak berbeda dengan kata inti=kosong, kosong=inti, karena lebih tepat dirumuskan sebagai: badan jasmani (rupa)=kekosongan (sunyata), kekosongan (sunyata)=badan jasamani (rupa).

Kemudian pada beberapa bait kemudian di bawah dilanjutkan dengan kata-kata berikut:
"Oleh karena itu, oh Śāriputra, dalam kekosongan itu bukan badan jasmani (na rūpam), bukan perasaan (na vedanā), bukan pencerapan (na samjñā), bukan bentuk-bentuk mental (na samskārā), bukan kesadaran (na vijñānam)."

Dalam bagian ini ia menyebutkan bukan hanya rūpam sebagai sunyata, tetapi juga vedanā, samjñā, samskārā, dan vijñānam. Disebutkannya keempat hal tersebut, di samping rūpam, bukankah hal tersebut menunjukkan bahwa dimaksud adalah panca skandha? Jika demikian, apakah lebih tepat dikatakan kalau: panca skandha=sunyata, sunyata=panca skandha.

Bagaimana menurut teman-teman?




Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #11 on: 06 October 2008, 06:02:17 AM »
kalau di sutta theravada juga senada, hanya bukan sunyata tapi anatta. setiap komponen panca khanda itu anatta
nama rupa -> anatta
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html

untung belum ada, isi adalah bukan aku, bukan aku adalah isi. Mungkin karena shunyata (kosong) dan isi itu paradok dan aneh sehingga jadi ngetop. padahal bukan itu maksudnya.

anatta itu sinonim dengan shunyata kalo nga salah, cmiiw
There is no place like 127.0.0.1

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #12 on: 06 October 2008, 03:05:57 PM »
Mungkin lebih tepat kalau "panca skandha=sunyata" sama dengan "anatta". Tapi bagaimana memahami pemahaman yang sebaliknya "sunyata=panca skandha"? Ini lah yang membuat Sutra ini menjadi misterius.



 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #13 on: 06 October 2008, 06:11:53 PM »
nga juga bro. coba cek http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html

Quote
"Wujud, para bhikkhu, adalah bukan diri. Jika wujud adalah diri, wujud ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Akan mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini demikian. Wujud ini tidak demikian.' Tetapi karena wujud bukan diri, wujud membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini jadi demikian. Wujud ini tidak jadi demikian.'

"Sensasi bukanlah diri...

"Persepsi bukanlah diri...

"Bentukan [batin] bukanlah diri...

"Kesadaran bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.' Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.'

Panca Khanda = anatta/bukan diri.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #14 on: 06 October 2008, 06:36:39 PM »
Pandangan Theravada adalah Sun~n~atta -> kosong dari atta.

Di dunia tidak diketemukan atta, di dunia segala sesuatu memiliki tiga karakteristik universal tilakhana, anicca, dukkha, anatta.

Tapi menurut Theravada, pandangan Shunyata Mahayana terlalu "kosong". Selain tiga karateristik universal itu, ada karakteristik khusus yang membedakan.

Misalnya rupa, ada panas ada dingin.
Misalnya citta, ada lobha ada alobha.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline karma_tenpe_gyatso

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 29
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • Om mani padme hum
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #15 on: 06 October 2008, 07:09:56 PM »
A lotus for all, Buddha to be

Ingin ikutan nimbrung...kalau salah...tolong dikoreksi ya... ;D

Sunyata mencakup anatta juga...bahwa pada hakikatnya segala sesuatu adalah tidak berinti.
Mengenai sunyata, bisa diidiomkan dengan alam semesta yang ada di dunia ini.

Atau bisa meminjam istilah YM Bhante Thich Nhat Hanh yaitu interdependensi. Sebagai contoh kertas. Kertas terdiri dari elemen2 non kertas, antara lain air, matahari, awan, penebang kayu dsbnya....Singkat kata seluruh alam semesta bisa ditemukan pada sehelai kertas tersebut. Dan bila kertas tersebut dibakar, maka seluruh elemen2 tersebut juga kembali lagi ke alam semesta.

Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca di Buku Thich Nhat Hanh yang berjudul 'The Heart of Understanding' - Thay menjelaskan  Sutra Hati dengan sangat sederhana dan mudah dicerna

Rgds and bow,
Tenpe
Karena Bodhicitta sangat berharga, Semoga mereka yang belum memilikinya sekarang, membangkitkannya.
Semoga mereka yang sudah memilikinya, tidak menghancurkannya. Semoga Bodhicitta tersebut semakin tumbuh & berkembang

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #16 on: 06 October 2008, 08:37:39 PM »
Saya setuju bahwa sebagian dari Prajna-Paramita Hrdaya Sutra menyampaikan Dharma yang mirip dengan yang pernah disampaikan dalam Anatta-lakkhana Sutta dalam pemahaman bahwa rūpam, vedanā, samjñā, samskārā, dan vijñānam adalah tidakkekalan atau sunyata.

Tetapi bagaimana menjelaskan bahwa "ketidakkekalan"/ketidakberintian" dapat dijelaskan dengan kalimat ini, "sifat kekosongan dari segala sesuatu adalah: bukan muncul, bukan lenyap, bukan kotor, bukan bersih, bukan berkurang, bukan bertambah."

Apakah ada ide dari teman-teman?

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #17 on: 06 October 2008, 10:16:49 PM »
Sekedar pendapat:
Dalam teks yang diposting sama cunda di atas, kata "Iha Śāriputra rūpam śūnyatā, śūnyataiva rūpam," diterjemahkan sebagai "Di sini o Śāriputra, badan jasmani (rūpa) adalah kekosongan, dan kekosongan adalah badan jasmani." Pemahaman ini agak berbeda dengan kata inti=kosong, kosong=inti, karena lebih tepat dirumuskan sebagai: badan jasmani (rupa)=kekosongan (sunyata), kekosongan (sunyata)=badan jasamani (rupa).

Kemudian pada beberapa bait kemudian di bawah dilanjutkan dengan kata-kata berikut:
"Oleh karena itu, oh Śāriputra, dalam kekosongan itu bukan badan jasmani (na rūpam), bukan perasaan (na vedanā), bukan pencerapan (na samjñā), bukan bentuk-bentuk mental (na samskārā), bukan kesadaran (na vijñānam)."

Dalam bagian ini ia menyebutkan bukan hanya rūpam sebagai sunyata, tetapi juga vedanā, samjñā, samskārā, dan vijñānam. Disebutkannya keempat hal tersebut, di samping rūpam, bukankah hal tersebut menunjukkan bahwa dimaksud adalah panca skandha? Jika demikian, apakah lebih tepat dikatakan kalau: panca skandha=sunyata, sunyata=panca skandha.

Bagaimana menurut teman-teman?


namaste suvatthi hotu

Badan jasmani (rūpam), perasaan (vedanā), pencerapan (samjñā), bentuk-bentuk mental (samskārā), kesadaran (vijñānam)." dalam pengertian umum (biasa) terlihat utuh ketika masih tersusun dari komponen pembentuk.

Namun dalam tataran pengertian yang lebih tinggi ternyata apa yang disebut Badan jasmani (rūpam) adalah bukan badan jasmani yang sesungguhnya (na rūpam) , yang disebut perasaan (vedanā) adalah bukan perasaan yang sesungguhnya (na vedanā), yang pencerapan (samjñā) adalah bukan pencerapan yang sesungguhnya (na samjñā), yang disebut bentuk-bentuk mental (samskārā) adalah bukan bentuk-bentuk mental yang sesungguhnya (na samskārā), yang disebut kesadaran (vijñānam) adalah bukan kesadaran yang sesungguhnya (na vijñānam).

Semua itu cuma "konsep", istilah yang kita lekatkan sebagai hasil kesepakatan bersama, namu pada hakekatnya yang sesungguhnya semua itu "kosong dari konsep", namun harus diwaspadai kata "kosong dari konsep" ternyata itupun masih berupa konsep.

Kekosongan yang dibicarakan tetap berupa konsep, oleh karena itu "kekosongan" itu sendiri hendaknya dipahami bersifat śūnyata.

Puyenk ya

tolong dibantu

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #18 on: 23 January 2009, 03:09:08 PM »
tertarik.

jadi cuma mo munculin lagi aja.

silahkan lanjutkan. khususnya pertanyaan dari sobat-dharma, i jadi penasaran.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #19 on: 23 January 2009, 07:55:44 PM »
memang benar apa yang dikatakan [at]cunda.
segala konsep ttg sesuatu muncul karena kesepakatan bersama....

tetapi tidaklah mungkin jika kita berkata "ayam dan bebek adalah sama"
dan bisa saja dikatakan "sama"
karena ayam dan bebek semua terdiri dari jasmani dan batin....jadi sama
tetapi hakekat nya tidak sama.

memahami 1 dan memahami lainnya saling melengkapkan......jadi tidak lah perlu membebani pikiran dengan hal-hal yang melekat....
biarkan saja demikian. _/\_

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #20 on: 23 January 2009, 09:21:16 PM »
hehe jadi ingat sebuah ungkapan:
Ketika Sesat, Triloka adalah eksis
Saat Tercerahkan, Sepuluh penjuru adalah kosong belaka.

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #21 on: 23 January 2009, 09:36:42 PM »
hehe jadi ingat sebuah ungkapan:
Ketika Sesat, Triloka adalah eksis
Saat Tercerahkan, Sepuluh penjuru adalah kosong belaka.


namaste suvatthi hotu


śūnyata tidak berarti kosong gak ada apa-apa, tapi kosong dari keberadaan diri yang kekal atau "atma" (pada makhluk hidup) dan inti yang kekal atau "dharma (pada benda mati), hal ini hanya terlihat jelas oleh orang yang telah tercerahkan
thuti

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #22 on: 24 January 2009, 09:41:13 AM »
hehe jadi ingat sebuah ungkapan:
Ketika Sesat, Triloka adalah eksis
Saat Tercerahkan, Sepuluh penjuru adalah kosong belaka.


namaste suvatthi hotu


śūnyata tidak berarti kosong gak ada apa-apa, tapi kosong dari keberadaan diri yang kekal atau "atma" (pada makhluk hidup) dan inti yang kekal atau "dharma (pada benda mati), hal ini hanya terlihat jelas oleh orang yang telah tercerahkan
thuti

kosong dari keberadaan diri yg kekal? jadi apa itu?    :whistle:
 
 

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #23 on: 24 January 2009, 10:25:16 PM »
Sunyata juga bisa diartikan sebagai fatamorgana...


[at] coedabgf

Blog Anda menarik. Bahkan saya kira tadinya Anda adalah Buddhis. :)

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #24 on: 24 January 2009, 10:33:02 PM »
 [at] upasaka,
thanks... mungkin bisa berguna buat menambah meluruskan jalan praktek menuju keBuddhaan teman-teman, sebab keBuddhaan bukan sebatas dari teori/pengetahuan atau praktek jalan/perbuatan (sebab segala sesuatunya (yang berkondisi) dibatasi oleh Tilakhana bersifat fana/sementara/khayal saja) tetapi segala sesuatunya (kebenaran) terbuka diawali dengan mengenal hati bodhi/hati keBuddhaan/hati keTuhanan, hati yang murni kita yang bebas dari dualisme ciri aku diri fana (carnal).

good hope and love
« Last Edit: 24 January 2009, 10:35:09 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #25 on: 24 January 2009, 11:17:19 PM »
[at] upasaka,
thanks... mungkin bisa berguna buat menambah meluruskan jalan praktek menuju keBuddhaan teman-teman, sebab keBuddhaan bukan sebatas dari teori/pengetahuan atau praktek jalan/perbuatan (sebab segala sesuatunya (yang berkondisi) dibatasi oleh Tilakhana bersifat fana/sementara/khayal saja) tetapi segala sesuatunya (kebenaran) terbuka diawali dengan mengenal hati bodhi/hati keBuddhaan/hati keTuhanan, hati yang murni kita yang bebas dari dualisme ciri aku diri fana (carnal).

good hope and love

akhirnya muncul juga bro coed... salam....
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #26 on: 24 January 2009, 11:19:02 PM »
dilbert

Reputasi: 32
Online

Gender:
Posts: 1.000
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #27 on: 25 January 2009, 08:49:54 AM »


kosong dari keberadaan diri yg kekal? jadi apa itu?    :whistle:
 
 



namaste suvatthi hotu



Paham atma yang kekal dan tak berubah

Yang disebut "paham atma" adalah yang menganggap pada makhluk hidup terdapat "jiwa/diri yang kekal" dan pada benda mati ada "inti yang kekal", ketika terjadi kematian maka yang mati hanya tubuh jasmani saja dan roh atau jiwanya yang akan menerima hukuman akibat dosa di neraka dan pahala di surga.


Paham Nihilis

Sedangkan "paham nihilis" berpandangan bahwa setelah kematian "tiada roh/jiwa" samasekali, kehdidupan berakhir dengan kematian.


Paham śūnyata

Segala sesuatu bersifat (śūnyata) sarvadharma śūnyata


Segala sesuatu bersifat śūnyata (sarvadharma śūnyata)

paham śūnyata bukan paham "atma yang kekal" dan bukan "nihilis" (sama sekali tiada atma).

Melalui meditasi pandangan terang (vipasyana) orang akan melihat dengan batin yang jernih, bahwa pada segala sesuatu (sarva dharma) yang dianggap sebagai diri (atma) atau inti (dharma) yang kekal dan tidak berubah sesungguhnya "bukan diri/inti yang kekal" (anatma).

"atma pada makhluk hidup" dan "inti pada benda mati" bukan merupakan sesuatu yang utuh yang berdiri sendiri, keberadaan atma dan inti sesungguhnya merupakan perpaduan belaka (sankhara)

thuti

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #28 on: 25 January 2009, 01:01:42 PM »
[at] Romo,
Quote
Paham Nihilis

Sedangkan "paham nihilis" berpandangan bahwa setelah kematian "tiada roh/jiwa" samasekali, kehdidupan berakhir dengan kematian.
Kehidupan berakhir dengan kematian kok kesannya seperti parinibbana??
Selama ini saya menangkap bhw paham nihilis memang sama seperti pengertian parinibbana, cuma bedanya, kaum nihilis menganggap dengan tanpa melepaskan ikatan belenggu seseorang akan berakhir dengan kematian tanpa proses kelanjutan dlm tumimbal lahir. Sedangkan parinibbana adalah kematian yg berakhirnya pancaskandha.
Teori sama, tapi proses nya berbeda. Kaum nihilis menganggap kematian akan berakhir, tapi kenyataannya mereka akan tetap berproses dalam siklus samsara. Sedangkan Parinibbana baru merupakan kematian sejati. Bukan begitu romo?

cunda

  • Guest
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #29 on: 25 January 2009, 01:58:01 PM »
[at] Romo,
Quote
Paham Nihilis

Sedangkan "paham nihilis" berpandangan bahwa setelah kematian "tiada roh/jiwa" samasekali, kehdidupan berakhir dengan kematian.
Kehidupan berakhir dengan kematian kok kesannya seperti parinibbana??
Selama ini saya menangkap bhw paham nihilis memang sama seperti pengertian parinibbana, cuma bedanya, kaum nihilis menganggap dengan tanpa melepaskan ikatan belenggu seseorang akan berakhir dengan kematian tanpa proses kelanjutan dlm tumimbal lahir. Sedangkan parinibbana adalah kematian yg berakhirnya pancaskandha.
Teori sama, tapi proses nya berbeda. Kaum nihilis menganggap kematian akan berakhir, tapi kenyataannya mereka akan tetap berproses dalam siklus samsara. Sedangkan Parinibbana baru merupakan kematian sejati. Bukan begitu romo?

namaste suvatthi hotu

begitulah kurang lebih, mau lbh jelas tunggu aku udh parinibbana hehehehehe
ego muncul lg deh

thuti

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #30 on: 26 January 2009, 07:29:34 AM »
kutipan dari coedabgf :
thanks... mungkin bisa berguna buat menambah meluruskan jalan praktek menuju keBuddhaan teman-teman, sebab keBuddhaan bukan sebatas dari teori/pengetahuan atau praktek jalan/perbuatan jasmaniah (sebab segala sesuatunya (yang berkondisi) dibatasi oleh Tilakhana bersifat fana/sementara/khayal saja) tetapi segala sesuatunya (kebenaran) terbuka diawali dengan mengenal hati bodhi/hati keBuddhaan/hati keTuhanan, hati yang murni kita yang bebas dari dualisme ciri aku diri fana (carnal).

good hope and love



- Bagaimana mungkin mengetahui kebenaran tentang anatta, kondisi Nibanna apalagi
  memperdebatkan yang Mutlak bila diri yg berdiskusi atau yg berdebat atau bahkan yang
  mencerap kebenaran masih terjebak/tercengkram melekat pada keakuan atta.
  Semua hanya ilusi. Semua yang baik berguna, tetapi janganlah berbangga diri
  (meninggikan/memanjakan atta) sebab kebenaran yg dijelaskan (awam) hanyalah kebenaran
  relative.
- So semua kerangka penjelasan umat (kebenaran relative) sesungguhnya dibatasi oleh apa?
- Siapakah umat yg telah tercerahkan? The real Buddhist?
« Last Edit: 26 January 2009, 07:33:59 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #31 on: 26 January 2009, 09:58:38 PM »
mohon untuk saudara coed.. memberikan petunjuk lebih lanjut

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #32 on: 27 January 2009, 07:23:51 AM »
bro/sis n1ar saya seneng atas tanggapan anda, boleh saya tanya niatan anda bertanya (meminta penjelasan), anggap saja pertanyaan saya juga pembelajaran dalam mencari kebenaran.
Anda bertanya untuk tujuan mencari mencerap kebenaran atau mengekspresikan eksisitensi diri?,
untuk berdiskusi atau berdebat?
apa bedanya membuka pintu dengan membangun tembok?
sebab sering secara umumnya kita membicarakan 'ajaran guru Buddha' tentang menanggalkan sang 'atta aku (kecil)', membicarkan tentang pengetahuan anatta bahkan sampai berdebat atau menyatakan pandangan tentang keMutlakan atau yang Mutlak tetapi kita sendiri tak sadar masing-masing sedang meninggikan kebanggaan atta 'aku diri' kita, sehingga pada saat masing-masing membuka kebenaran, masing-masing tidak mau melihat atau merenungi kebenaran (anggap saja kebenaran kecil atau sedikit) dari pihak lain, sehingga kita tidak melihat atau mendapatkan manfaat apapun juga dari kebenaran sedikit/kecil dalam setiap diskusi kita selain 'aku/keakuan' didalam 'aku' (kemelekatan 'aku').
Nah tuh kan.... melenceng yah jawaban saya... he3x..!, tapi benar ga secara umum gambaran diskusi pada forum-forum?
« Last Edit: 27 January 2009, 07:47:35 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #33 on: 27 January 2009, 09:22:57 AM »
tentu saja saya bertanya, karena saya tidak pernah debat ( gak tau apa2 ) :P
dari pandangan mana bos?
ada atta kecil dan besar yah?
kurang ngerti bos
jadi siapa yg sudah tercerahkan? The real Buddhist?
kebenaran yg relative itu seperti apa yg dimaksud?

good hope and love jg

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #34 on: 28 January 2009, 12:39:11 PM »
Teman-teman, dan Bro/sis n1ar ... jangan panggil bos lah, seperti di glodok atau roxy saja..he3x.
sebenarnya semua itu simple, yang buat susah itu karena pikiran kita semuanya  sudah kepandaian jauh melampaui/melompati kebenaran (pikir-pikir, cari-cari, definisikan kebenaran). Coba renungkan Sidhharta dapat keBuddhaan dari apa?
serius loh...!!!

good hope and love
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan (PRAJÑÂ-PÂRAMITÂ H?DAYA S?TRA)
« Reply #35 on: 28 January 2009, 06:31:52 PM »
Teman-teman, dan Bro/sis n1ar ... jangan panggil bos lah, seperti di glodok atau roxy saja..he3x.
sebenarnya semua itu simple, yang buat susah itu karena pikiran kita semuanya  sudah kepandaian jauh melampaui/melompati kebenaran (pikir-pikir, cari-cari, definisikan kebenaran). Coba renungkan Sidhharta dapat keBuddhaan dari apa?
serius loh...!!!

good hope and love

dari apa ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan