ketika saya punya niat, misalnya makan sate kambing,
niat tsb berasal dari hasrat saya ingin merasakan kelezatan sate kambing.
setelah saya telusuri lagi, setiap niat saya berasal dari
keinginan utk merasakan sesuatu, atau
keinginan utk merubah sesuatu.
keinginan utk merasakan sesuatu, bisa dipicu oleh "rasa" tsb pernah saya nikmati di masa lalu (spt sate kambing),
atau saya menduga "rasa" nya akan saya sukai nantinya. contoh, saya menduga rasanya masakan sebuah restoran baru itu bakalan enak dan saya sukai.
keinginan utk merubah sesuatu (di dunia ini), adalah hasrat utk merubah dunia ini sesuai dg idealisme saya. sama halnya post ini ditulis, jga sbnrnya ada hasrat agar orang yg membacanya bisa mengetahui idealisme saya.
kebahagiaan saya adalah ketika hasrat saya di dunia ini terpenuhi. namun ketika tidak terpenuhi, saya akan sedih, menderita, kecewa, atau sebut saja dukkha... dari sini saya melihat, ketika "niat" sudah muncul, sebenarnya saya sudah menyimpan akar dari penderitaan, bisa saja hasrat saya terpenuhi, tapi hanya utk satu waktu. saya bisa makan sate kambing hari ini, saya merasakan enaknya, namun di lain waktu belum tentu, padahal saya semakin menyukai rasa itu dan ingin mengulanginya. demikianlah saya melihat, karma bekerja saat ini, penderitaan kita akan semakin besar nantinya, walau sekarang kita bisa mengisi hasrat tsb.
dalam setiap kelahiran, pasti akan ada kematian. suatu saat kita akan berpisah dg apa yg kita sukai di dunia ini. saya membayangkan kalau saya masih punya hasrat pada dunia ini, ketika kematian menjelang saya akan sangat bersedih. jadi sebaiknya saya semampu mungkin mengikis hasrat saya pada dunia ini.
toh, apapun yg ada di dunia ini, tidak ada yg berharga dan tidak ada yg berarti...
end.