//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Setelah mengetahui gagasan "Aku" adalah destruktif, apa yang harus dilakukan?  (Read 21954 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
SETELAH menyadari sepenuhnya bahwa pandangan dan gagasan salah mengenai "Diri/Aku/Atta" menimbulkan banyak kerusakan dan penderitaan, maka sudah saatnya lah untuk menguji apakah pandangan salah mengenai "Diri/Aku/Atta" itu adalah benar adanya, apakah ada di antara unsur-unsur batin maupun unsur-unsur jasmani ini yang bisa disebut "AKU/DIRI/RUH/ATTA/PERSONIFIKASI".

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
praktek Jalan Mulia berunsur 8 (Sila Samadhi Panna)
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
lanjutannya, setelah mengetahui tidak ada aku/diri/roh/atta, maka dilepaskan kemelekatannya.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Gagasan Aku adalah sebuah konvensi agar dapat berkomunikasi. Secara konvensi Aku adalah benar adanya, karena tanpa kata Aku/saya kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Namun apabila konvensi Aku dilekati sebagai hakikat diri, hal inilah yang merupakan sumber nafsu atau sebaliknya yang berlanjut pada penderitaan.
Jadi, gagasan Aku tidak sepenuhnya destruktif apabila dimengerti secara konvensi malah berguna untuk berkomunikasi.

Secara hakikat, setelah mengetahui bahwa tidak ada satu unsur pun yang dapat disebut sebagai Aku, yang perlu dilakukan adalah seperti yang bro Adi lim katakan....terus berlatih Sila, Samadhi, Panna. Salah satunya dengan mengamati kerja batin karena kekotoran batin yang keknya begitu lihai dan halus. Seorang Sotapana yang dikatakan telah mengerti Anatta juga dikatakan masih terkondisi dengan kekotoran batin, jadi mengerti Anatta saja belum cukup untuk memotong nafsu. Apalagi kalau belum mengerti dengan jelas yah ........ :'(

Saya jadi teringat penggalan kisah dari Ajahn Chah,

Seorang yang baru ditahbis (samanera) bertanya kepada Ajahn Chah apa nasihatnya bagi pemula dalam latihan meditasi. "Sama halnya dengan mereka yang telah lama berlatih, Ia menjawab. Dan apakah itu?"Tetaplah berlatih."jawabnya.  ;D

Sumber: Tidak ada Ajahn Chah.
yaa... gitu deh

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
S
« Reply #4 on: 12 August 2010, 04:42:10 PM »
 [at] Adi Lim, Sumedho, Hendrako:

Yup.
Peletakkan kondisi-kondisi yang mengarah pada Lenyapnya Avijja ~> Lenyapnya Tanha ~> Lenyapnya Dukkha:
 
Faktor-faktor dalam Jalan Tengah, Jalan Mulia Beruas 8; singkatnya aspek-aspek SILA, SAMADHI dan PAÑÑA.
 1. Pengertian Benar
 2. Pikiran Benar
  3. Ucapan Benar
  4. Perbuatan Benar
  5. Penghidupan  Benar
 6. Daya Upaya Benar
 7. PERHATIAN BENAR
 8. Konsentrasi Benar

 [at] Hendrako:
Yup, bro Hendrako. Walaupun pandangan salah mengenai adanya "Aku/Diri/Atta" (sakkaya ditthi) telah dipatahkan melalui pencapaian sotapatti, gagasan laten mengenai "Aku/Diri/Atta" masih bercokol sebagai kecenderungan batin (anusaya) yang akan benar-benar dilenyapkan saat pencapaian tingkat Arahat atau Kebuddhaan.

Offline finalwind

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 2
Yang perlu diperhatikan menurut saya yang masih belajar ini, adalah mengerti mengapa kata aku menimbulkan penderitaan. kita dapat mengatakan tidak ada aku, tidak ada kemelekatan. pertanyaannya adalah kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan, kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.


Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Yang perlu diperhatikan menurut saya yang masih belajar ini, adalah mengerti mengapa kata aku menimbulkan penderitaan. kita dapat mengatakan tidak ada aku, tidak ada kemelekatan. pertanyaannya adalah kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan, kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.

Bro finalwind yang baik,

<kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan?>
Apa benar bahwa semua kemelekatan disebabkan oleh persepsi "Aku" ?  :)

<kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.>
Saya setuju  :).
----------------------------------

Pada dasarnya memang sankhara yang diliputi avijja memiliki sifat alami laten keserakahan, kebencian dan kebodohan (Lobha, Dosa, Moha). Begitu Namarupa dan Vinnana yang saling menopang mengkondisi timbulnya 6 Indera, lalu 6 indera memungkinkan kontak dengan objek indera, persepsi atau gagasan mengenai adanya "Diri, Diriku, Milikku" timbul. Timbulnya persepsi mengenai adanya "Diri, Diriku, Milikku" juga dipengaruhi oleh perasaan menyenangkan (somanassa vedana) yang terpesona oleh jasmani, terpesona oleh perasaan, terpesona oleh persepsi, terpesona oleh bentuk-bentuk batin, terpesona oleh kesadaran, terpesona oleh 6 indera dan objek-objeknya dan timbul keinginan atau nafsu keserakahan (Tanha -> Lobha) padanya.

"Wow, apakah gerangan ini? Apakah gerangan itu? Ah, mempesona sekali?...."
Timbulah persepsi dan pemikiran, timbul gagasan  "Ini ada si sini, Perasaan ini ada di sini. Ini diriku, Ini aku, Ini milikku..."

Melalui latihan Vipassana, akan terlihat bahwa walupun banyak konflik/penderitaaan disebabkan oleh gagasan "Aku", lebih banyak lagi konflik/penderitaaan yang disebabkan oleh nafsu keserakahan dasar, laten atau alamiah (tanha) yang bukan disebabkan oleh gagasan "Aku". Sang Buddha dalam MN 109PTS: M iii 15
Maha-punnama Sutta
, mengatakan asal mula penyebab kemelekatan pada jasmani, kemelekatan pada perasaan, kemelekatan pada persepsi (termasuk pada persepsi "ini aku, diriku, milikku"), kemelekatan pada bentuk-bentuk pikiran, kemelekatan pada kesadaran, adalah Tanha. Dalam  AN 10.58 PTS: A v 106 Mula Sutta, Beliau mengatakan bahwa segala fenomena (pancakhandha) berakar dari nafsu keserakahan (All phenomena are rooted in desire).

NOTE:
1.
Quote
"Apakah sumber dari penderitaan? Keinginan (tanha) yang tiada hentinya, dan disertai kegembiraan dan nafsu menyukai ini dan itu, inilah yang dinamakan:
   1. Keinginan terhadap nafsu indra (kama tanha)
   2. Keinginan untuk menjadi kembali (bhava tanha)
   3. Keinginan untuk tidak menjadi kembali (vibhava tanha)
Inilah asal mula dari penderitaan (dukkha samudaya)"

"Sedapat mungkin seorang siswa ariya mengerti tentang kemelekatan (upadana), sebabnya, lenyapnya dan jalan untuk melenyapkannya. Melalui cara ini, ia berpandangan benar .... Inilah keyakinan benar yang ia miliki.
Apakah kemelekatan, apakah sebabnya dari kemelekatan, apakah lenyapnya kemelekatan, apakah jalan untuk melenyapkan kemelekatan? Ada 4 (empat) jenis kemelekatan, yaitu:

   1. Kemelekatan terhadap nafsu indera (Kamupadana)
   2. Kemelekatan terhadap pandangan salah (Ditthupadana)
   3. Kemelekatan terhadap upacara-upacara agama (Silabbatupadana)
   4. Kemelekatan terhadap adanya diri (atta) yang kekal (Attavadupadana).

Dengan munculnya keinginan (tanha), maka muncullah kemelekatan (upadana).
Jalan untuk melenyapkan kemelekatan (upadana) hanyalah Ariya Atthangika Magga, yaitu: pandangan benar, ... konsentrasi benar."
(Sammaditthi Sutta)

2.
Quote
Penyelewengan Persepsi

Para bhikkhu, ada empat penyelewengan persepsi, empat penyelewengan buah-pikir dan empat penyelewengan pandangan. Apakah yang empat itu?

  • Berpegang bahwa di dalam ketidakkekalan ada kekekalan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam penderitaan ada kebahagiaan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam apa yang tanpa-diri ada suatu diri: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam hal-hal yang menjijikkan ada keindahan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

Para bhikkhu, inilah empat penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

Para bhikkhu, ada empat tanpa-penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan. Apakah yang empat itu?
Berpegang bahwa di dalam ketidakkekalan ada ketidakkekalan ... bahwa di dalam penderitaan ada penderitaan ... bahwa di dalam apa yang tanpa-diri tidak ada diri ... bahwa di dalam apa yang menjijikkan ada sifat menjijikkan - inilah empat tanpa-penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

    Mereka yang memahami apa yang berubah sebagai kekal,
    Penderitaan sebagai suka-cita, diri di dalam tanpa-diri,
    Dan yang melihat tanda keindahan di dalam hal yang menjijikkan -
    Orang ini berpegang pada pandangan yang terselewengkan,
    Secara mental kacau, terkena ilusi.

    Terperangkap oleh Mara, tidak bebas dari belenggu,
    Mereka masih jauh dari keadaan yang aman.
    Makhluk-makhluk itu berkelana melalui lingkaran yang menyakitkan
    Dan pergi berulang-ulang dari kelahiran menuju kematian.
    Tetapi ketika Para Buddha muncul di dunia,
    Pembuat cahaya di pekatnya kegelapan,
    Mereka mengungkapkan Ajaran ini, Dhamma nan agung,
    Yang membimbing menuju akhir penderitaan.
    Ketika orang-orang yang bijaksana mendengarkannya,
    Mereka akhirnya memperoleh kewarasan lagi.
    Mereka melihat yang tidak kekal sebagai tidak kekal,
    Mereka melihat penderitaan semata-mata sebagai penderitaan.
    Mereka melihat tanpa-diri sebagai kosongnya diri,
    Dan di dalam yang menjijikkan mereka melihat sifat menjijikkan.
    Dengan menerima pandangan benar ini,
    Mereka mengatasi semua penderitaan.

(ANGUTTARA NIKAYA IV, 49)

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
kemelekatan disebabkan oleh tanha.
appamadena sampadetha

Offline demitalas

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
kenali dirimu kau akan mengenal tuhan kenali tuhan kau akan mengenal dirimu smau ada 2 sisi tuhan pun sama

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
kayaknya fans tuhan...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Tuhan = Aku/Diri Besar (Maha-atma), pandangan salah juga kan?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
kenali dirimu kau akan mengenal tuhan kenali tuhan kau akan mengenal dirimu smau ada 2 sisi tuhan pun sama

tuhan ciptaan manusia
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Setelah kita mengetahui bahwa tiada aku,...
Dan menerima pandangan bahwa aku itu tiada,...
Tetapi mengapa kita masih bodoh dan melekat pada diri?

Kadang kita begitu sombong dan percaya begitu saja pikiran akan pemahaman tentang tiada diri,...
Sebenarnya tanpa mempraktekkan latihan diri yang berlandasan 4 kebenaran mulia 8 ruas jalan maka ini semua hanya lah teori belaka. Tiada diri hanya sebuah kisah yang di bicarakan menjadi sebuah legenda. Yang sebenarnya sangat disayang kan karena ini adalah sebuah ajaran yang menuju pelepasan diri akan keduniawian. Biasanya bila seseorang dapat menembus teori tiada aku maka dia akan segera atau tertarik menjalankan hidup seorang samana ( pertapa ).

Banyak sekarang ini dari kita yang tahu akan teori tiada aku yang kekal, tetapi hanya sekedar tahu tiada praktek pelatihan diri yang sesungguhnya ini adalah sebuah perjalanan yang indah.

Pertanyaan saya apakah keuntungannya bagi kita yang mengetahui bahwa tiada diri Tanpa mempraktekkannya?,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Biasanya bila seseorang dapat menembus teori tiada aku maka dia akan segera atau tertarik menjalankan hidup seorang samana ( pertapa ).


tidak sependapat, menurut saya memiliki pengetahuan apa pun juga tidak ada hubungan dengan menjalankan hidup samana. seseorang bisa saja memiliki pengetahuan itu dan tidak menjadi samana, sebaliknya seseorang juga bisa tidak memiliki pengetahuan itu dan menjadi samana.

Dalam Kanon Pali ada banyak kasus umat awam yg terbukti menembus pengetahuan "tanpa-aku" dan tetap tidak menjadi samana.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
tidak sependapat, menurut saya memiliki pengetahuan apa pun juga tidak ada hubungan dengan menjalankan hidup samana. seseorang bisa saja memiliki pengetahuan itu dan tidak menjadi samana, sebaliknya seseorang juga bisa tidak memiliki pengetahuan itu dan menjadi samana.

Dalam Kanon Pali ada banyak kasus umat awam yg terbukti menembus pengetahuan "tanpa-aku" dan tetap tidak menjadi samana.

asumsi saya:
yg Llyod maksud adalah Arahat, sedang yg anda maksud adalah Sotapana (minimal)

imo, seharusnya yg benar2 menembus 'tanpa-aku' secara sempurna adalah seorang Arahat
ingat 'sabbe dhamma annata', di sini termasuk 'sankhata dhamma' dan 'asankhata dhamma'
cuma seorang Arahat yg telah menembus 'asankhata dhamma'

cmiiw

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Setelah kita mengetahui bahwa tiada aku,...
Dan menerima pandangan bahwa aku itu tiada,...
Tetapi mengapa kita masih bodoh dan melekat pada diri?

Karena yang kita ketahui itu hanya sekedar pengetahuan teori, bukan penembusan (pencapaian kesucian).

Cukup mencapai sotapana maka aku yg kekal sudah tiada.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
asumsi saya:
yg Llyod maksud adalah Arahat, sedang yg anda maksud adalah Sotapana (minimal)

imo, seharusnya yg benar2 menembus 'tanpa-aku' secara sempurna adalah seorang Arahat
ingat 'sabbe dhamma annata', di sini termasuk 'sankhata dhamma' dan 'asankhata dhamma'
cuma seorang Arahat yg telah menembus 'asankhata dhamma'

cmiiw

jadi menurut anda tidak ada Arahat yg bukan bhikkhu?

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
jadi menurut anda tidak ada Arahat yg bukan bhikkhu?

Kalau menurut saya bukan bhikkhu nya yang jadi persoalan tapi setiap pemasuk arus pasti akan menjalankan kehidupan suci. Entah itu menjadi samana, atau pun bhikkhu
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Kalau menurut saya bukan bhikkhu nya yang jadi persoalan tapi setiap pemasuk arus pasti akan menjalankan kehidupan suci. Entah itu menjadi samana, atau pun bhikkhu

beberapa contoh para Ariya yg yg tetap menjadi perumah tangga (tidak menjadi bhikkhu ataupun samana): Ghatikara(Anagami), Ugga (Anagami), Citta (Anagami), Dewa Sakka (Sotapanna), Mahanama (Sakadagami).

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
beberapa contoh para Ariya yg yg tetap menjadi perumah tangga (tidak menjadi bhikkhu ataupun samana): Ghatikara(Anagami), Ugga (Anagami), Citta (Anagami), Dewa Sakka (Sotapanna), Mahanama (Sakadagami).

Yang paling beken dan kaya raya kayak Anatapindika dan Visakkha masuk nggak? 

Kalau ga salah mereka sotapana.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Yang paling beken dan kaya raya kayak Anatapindika dan Visakkha masuk nggak? 

Kalau ga salah mereka sotapana.

ya benar Anāthapiṇḍika juga, tapi saya tidak menemukan bukti otentik dan akurat sehubungan dengan Visakha

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
ya benar Anāthapiṇḍika juga, tapi saya tidak menemukan bukti otentik dan akurat sehubungan dengan Visakha

Kalo tidak salah di RAPB ada cerita mengenai hal ini....

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
beberapa contoh para Ariya yg yg tetap menjadi perumah tangga (tidak menjadi bhikkhu ataupun samana): Ghatikara(Anagami), Ugga (Anagami), Citta (Anagami), Dewa Sakka (Sotapanna), Mahanama (Sakadagami).

Ya itu yang tertulis di buku dan sejarah, tetapi bisa dilihat dalam praktek mereka yang menjadi pemasuk arus akan mempunyai kehidupan seperti samana karena dasar menjadi pemasuk arus harus mempunyai pondasi kuat ke lima sila tanpa celah. Buku dan referensi sejarah hanya menulis mereka memasuki arus dan masih berstatus umat awam. Tetapi tidak menceritakan bagaimana kehidupan mereka sehari hari seperti apa? Apalagi kehidupan dewa sakka? Ini sudah diluar batas logika kita sebagai umat yang mata nya tertutup debu.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Ya itu yang tertulis di buku dan sejarah, tetapi bisa dilihat dalam praktek mereka yang menjadi pemasuk arus akan mempunyai kehidupan seperti samana karena dasar menjadi pemasuk arus harus mempunyai pondasi kuat ke lima sila tanpa celah. Buku dan referensi sejarah hanya menulis mereka memasuki arus dan masih berstatus umat awam. Tetapi tidak menceritakan bagaimana kehidupan mereka sehari hari seperti apa? Apalagi kehidupan dewa sakka? Ini sudah diluar batas logika kita sebagai umat yang mata nya tertutup debu.

MN 81 Ghatikara Sutta cukup jelas menceritakan kehidupan sehari2 Ghatikara, sbb:

tentang kesibukan Sakka juga di singgung dalam MN 37  Cūḷataṇhāsankhaya Sutta sbb:
Quote
8. “Kosiya,  bagaimanakah Sang Bhagavā menjelaskan kepadamu secara ringkas mengenai kebebasan dalam hancurnya ketagihan? Baik sekali jika kami juga mendengarkan pernyataan itu.”

“Tuan Moggallāna yang baik, kami sangat sibuk, kami harus melakukan banyak urusan, tidak hanya dengan urusan kami, tetapi juga dengan urusan para dewa Tiga Puluh Tiga. Selain itu, Tuan Moggallāna, apa yang telah didengar, diketahui, [253] diperhatikan, diingat, telah lenyap seketika. Tuan Moggallāna, pernah terjadi perang antara para dewa dan para raksasa.  Dalam peperangan itu para dewa menang dan para raksasa kalah. Ketika aku telah memenangkan perang itu dan kembali dari sana sebagai penakluk, aku membangun Istana Vejayanta. Tuan Moggallāna yang baik, Istana Vejayanta memiliki seratus menara, dan tiap-tiap menara memiliki tujuh ratus kamar, dan masing-masing kamar dihuni oleh tujuh bidadari, dan tiap-tiap bidadari memiliki tujuh pelayan. Sudikah engkau melihat Istana Vejayanta yang indah ini, Tuan Moggallāna yang baik?” Yang Mulia Mahā Moggallāna menyetujui dengan berdiam diri.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
MN 81 Ghatikara Sutta cukup jelas menceritakan kehidupan sehari2 Ghatikara, sbb:

tentang kesibukan Sakka juga di singgung dalam MN 37  Cūḷataṇhāsankhaya Sutta sbb:
Quote

    8. “Kosiya,  bagaimanakah Sang Bhagavā menjelaskan kepadamu secara ringkas mengenai kebebasan dalam hancurnya ketagihan? Baik sekali jika kami juga mendengarkan pernyataan itu.”

    “Tuan Moggallāna yang baik, kami sangat sibuk, kami harus melakukan banyak urusan, tidak hanya dengan urusan kami, tetapi juga dengan urusan para dewa Tiga Puluh Tiga. Selain itu, Tuan Moggallāna, apa yang telah didengar, diketahui, [253] diperhatikan, diingat, telah lenyap seketika. Tuan Moggallāna, pernah terjadi perang antara para dewa dan para raksasa.  Dalam peperangan itu para dewa menang dan para raksasa kalah. Ketika aku telah memenangkan perang itu dan kembali dari sana sebagai penakluk, aku membangun Istana Vejayanta. Tuan Moggallāna yang baik, Istana Vejayanta memiliki seratus menara, dan tiap-tiap menara memiliki tujuh ratus kamar, dan masing-masing kamar dihuni oleh tujuh bidadari, dan tiap-tiap bidadari memiliki tujuh pelayan. Sudikah engkau melihat Istana Vejayanta yang indah ini, Tuan Moggallāna yang baik?” Yang Mulia Mahā Moggallāna menyetujui dengan berdiam diri.

Mantap!  Haremnya Indra benar2 wow (tapi gw nggak salto  :)))

Bayangkan istrinya ada :
100 menara X 700 kamar X 7 bidadari = 490.000 bidadari

Belum lagi pelayannya ikut juga (kalau halal kayak agama tetangga)
490.000 bidadari X 7 pelayan = 3.430.000 pelayan bidadari

Total semua ceweknya dewa Indra = 3.920.000 dewi.

Untunglah dewa Indra punya waktu 1.000 tahun surgawi bersama dengan ke 3.9M dewi2nya :hammer:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
jadi menurut anda tidak ada Arahat yg bukan bhikkhu?

seorang perumah tangga menjadi Arahat harus menjadi bhikkhu dlm tempo maksimal 7 hari, kalau tidak dia akan parinibbana
kalau ada anggapan waktu 7 hari itu tidak signifikan, maka saya katakan tidak ada Arahat yg bukan bhikkhu

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
seorang perumah tangga menjadi Arahat harus menjadi bhikkhu dlm tempo maksimal 7 hari, kalau tidak dia akan parinibbana
kalau ada anggapan waktu 7 hari itu tidak signifikan, maka saya katakan tidak ada Arahat yg bukan bhikkhu

memang saya juga tidak pernah membaca ada kasus Arahat awam yg hidup lama, tapi apakah kematian arahat awam itu disebabkan oleh kearahatannya? bisakah anda memberikan referensi otentik sehubungan dengan hal ini? bahwa pencapaian Kearahatan bisa bikin mati seseorang?

di satu pihak anda memberikan toleransi 7 hari bagi Arahat awam. tapi di pihak lain anda membantah jika ada umat awam yg mencapai Arahat, yg menyiratkan bahwa ada umat awam yg jadi Arahat walaupun 7 hari. sungguh menarik melihat bagaimana pemikiran-pemikiran anda sendiri bisa saling kontradiktif

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
memang saya juga tidak pernah membaca ada kasus Arahat awam yg hidup lama, tapi apakah kematian arahat awam itu disebabkan oleh kearahatannya? bisakah anda memberikan referensi otentik sehubungan dengan hal ini? bahwa pencapaian Kearahatan bisa bikin mati seseorang?

di satu pihak anda memberikan toleransi 7 hari bagi Arahat awam. tapi di pihak lain anda membantah jika ada umat awam yg mencapai Arahat, yg menyiratkan bahwa ada umat awam yg jadi Arahat walaupun 7 hari. sungguh menarik melihat bagaimana pemikiran-pemikiran anda sendiri bisa saling kontradiktif

aduh bro, ngak usah dibuat2 sulit deh
saya pikir anda adalah seorang yg memiliki pengetahuan Dhamma yg luas
apakah terlalu sulit mencerna apa yg saya maksud?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
aduh bro, ngak usah dibuat2 sulit deh
saya pikir anda adalah seorang yg memiliki pengetahuan Dhamma yg luas
apakah terlalu sulit mencerna apa yg saya maksud?

benar, saya memang kesulitan, jadi mohon dijelaskan sejelas2nya. saya ulangi pertanyaannya "Apakah ada Arahat yg bukan bhikkhu?"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
asumsi saya:
yg Llyod maksud adalah Arahat, sedang yg anda maksud adalah Sotapana (minimal)

imo, seharusnya yg benar2 menembus 'tanpa-aku' secara sempurna adalah seorang Arahat
ingat 'sabbe dhamma annata', di sini termasuk 'sankhata dhamma' dan 'asankhata dhamma'
cuma seorang Arahat yg telah menembus 'asankhata dhamma'

cmiiw

Dan di sini anda juga telah keliru membaca pikiran Bro Lloyd, karena yg ia maksudkan adalah

Ya itu yang tertulis di buku dan sejarah, tetapi bisa dilihat dalam praktek mereka yang menjadi pemasuk arus akan mempunyai kehidupan seperti samana karena dasar menjadi pemasuk arus harus mempunyai pondasi kuat ke lima sila tanpa celah. Buku dan referensi sejarah hanya menulis mereka memasuki arus dan masih berstatus umat awam. Tetapi tidak menceritakan bagaimana kehidupan mereka sehari hari seperti apa? Apalagi kehidupan dewa sakka? Ini sudah diluar batas logika kita sebagai umat yang mata nya tertutup debu.

jelas yg dimaksudkan adalah mulai dari Pemasuk Arus aka Sotapanna, bukan seperti hasil pembacaan pikiran yg anda lakukan bahwa yg dimaksudkan adalah Arahat.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
benar, saya memang kesulitan, jadi mohon dijelaskan sejelas2nya. saya ulangi pertanyaannya "Apakah ada Arahat yg bukan bhikkhu?"
Raja Suddhodana seorang Arahat, tapi parinibbana 7 hari setelah pencapaiannya karena tidak menjadi bhikkhu
dan juga ada perumah-tangga2 lainnya yg saya tidak ingat satu-persatu

intinya tidak ada Arahat yg dpt tetap menjalani hidup sbg perumahtangga (yg bukan bhikkhu) dlm waktu lebih dari 7 hari (seingat saya)

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Dan di sini anda juga telah keliru membaca pikiran Bro Lloyd, karena yg ia maksudkan adalah

jelas yg dimaksudkan adalah mulai dari Pemasuk Arus aka Sotapanna, bukan seperti hasil pembacaan pikiran yg anda lakukan bahwa yg dimaksudkan adalah Arahat.

maklum cuma asumsi seorang manusia biasa, bukan cenayang

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Dan di sini anda juga telah keliru membaca pikiran Bro Lloyd, karena yg ia maksudkan adalah

jelas yg dimaksudkan adalah mulai dari Pemasuk Arus aka Sotapanna, bukan seperti hasil pembacaan pikiran yg anda lakukan bahwa yg dimaksudkan adalah Arahat.

Sebab bagi saya sekarang ini belum pernah ketmu dengan para pemasuk arus yang masih umat awam yang ada hanya cerita nya saja. Mungkin dewa Indra bisa kasih referensi para pemasuk arus yang masih umat awam yang ada sekarang?
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Raja Suddhodana seorang Arahat, tapi parinibbana 7 hari setelah pencapaiannya karena tidak menjadi bhikkhu
dan juga ada perumah-tangga2 lainnya yg saya tidak ingat satu-persatu

intinya tidak ada Arahat yg dpt tetap menjalani hidup sbg perumahtangga (yg bukan bhikkhu) dlm waktu lebih dari 7 hari (seingat saya)

Bahiya juga mati setelah mencapai Arahat, tapi matinya itu karena diseruduk Sapi. dan Suddhodana juga sudah sangat tua ketika mati. tapi anda belum menjawab apakah Kerahatan yg menyebabkan kematian seorang non-bhikkhu yg mencapainya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sebab bagi saya sekarang ini belum pernah ketmu dengan para pemasuk arus yang masih umat awam yang ada hanya cerita nya saja. Mungkin dewa Indra bisa kasih referensi para pemasuk arus yang masih umat awam yang ada sekarang?

Apakah anda pernah bertemu dengan pemasuk-arus yg bukan-awam sekarang ini? saya pribadi belum pernah bertemu dengan pemasuk arus jenis mana pun juga, baik awam maupun bhikkhu.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Apakah anda pernah bertemu dengan pemasuk-arus yg bukan-awam sekarang ini? saya pribadi belum pernah bertemu dengan pemasuk arus jenis mana pun juga, baik awam maupun bhikkhu.

Bila begitu kita sama,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Bahiya juga mati setelah mencapai Arahat, tapi matinya itu karena diseruduk Sapi. dan Suddhodana juga sudah sangat tua ketika mati. tapi anda belum menjawab apakah Kerahatan yg menyebabkan kematian seorang non-bhikkhu yg mencapainya?

seingat saya Romo Surya Widya mengatakan batas 7 hari bagi Arahat perumah-tangga
tapi ini narasumber jadul, mana tahu anda punya referensi yg up to date

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Bila begitu kita sama,...

kalau sama, maka tidak tepat jika menyimpulkan bahwa tidak ada ariya yg tidak menjadi samana, atau seorang ariya pasti adalah samana. bahkan akan lebih tepat jika menyimpulkan bahwa tidak ada ariya yg awam juga tidak ada ariya yg jadi bhikkhu. berdasarkan data "tidak pernah ditemukan oleh saya atau anda dalam kehidupan ini"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
seingat saya Romo Surya Widya mengatakan batas 7 hari bagi Arahat perumah-tangga
tapi ini narasumber jadul, mana tahu anda punya referensi yg up to date

itu sama sekali bukan narasumber, karena sumber referensi di sini sejak dulu yg berlaku adalah Tipitaka (untuk Theravada) dan Tripitaka (untuk Mahayana). novel2 fiksi tidak dijadikan sumber rujukan di sini.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
itu sama sekali bukan narasumber, karena sumber referensi di sini sejak dulu yg berlaku adalah Tipitaka (untuk Theravada) dan Tripitaka (untuk Mahayana). novel2 fiksi tidak dijadikan sumber rujukan di sini.

soal novel fiksi, apakah harus se-skeptis itu?
kalau dari Tipitaka/Tripitaka sayang saya belum ada refrensinya

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
soal novel fiksi, apakah harus se-skeptis itu?
kalau dari Tipitaka/Tripitaka sayang saya belum ada refrensinya

saya memang membatasi diri dengan hanya merujuk pada hasil konsili Sangha, karena terbukti ada kasus2 penyesatan dalam karya2 fiksi.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
kalau sama, maka tidak tepat jika menyimpulkan bahwa tidak ada ariya yg tidak menjadi samana, atau seorang ariya pasti adalah samana. bahkan akan lebih tepat jika menyimpulkan bahwa tidak ada ariya yg awam juga tidak ada ariya yg jadi bhikkhu. berdasarkan data "tidak pernah ditemukan oleh saya atau anda dalam kehidupan ini"

Saya tidak menyimpulkan secara benar mungkin,...
Tetapi saya juga tidak percaya begitu saja,... Karena harus ehipasiko.
Ini hanya pendapat saya pribadi bila saya ingin menembus teori tiada diri dan mempraktekkannya maka saya setidaknya harus menjalankan kehidupan samana, atau menjalankan kehidupan suci. Karena sungguh sulit melakukan praktek ini bila kita masih harus terikat dengan keluarga, kerjaan, dan teman. Maka dari itu saya berpendapat seseorang yang menjadi pemasuk arus maka dia akan menjalankan kehidupan seorang samana atau pun kehidupan suci.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saya tidak menyimpulkan secara benar mungkin,...
Tetapi saya juga tidak percaya begitu saja,... Karena harus ehipasiko.
Ini hanya pendapat saya pribadi bila saya ingin menembus teori tiada diri dan mempraktekkannya maka saya setidaknya harus menjalankan kehidupan samana, atau menjalankan kehidupan suci. Karena sungguh sulit melakukan praktek ini bila kita masih harus terikat dengan keluarga, kerjaan, dan teman. Maka dari itu saya berpendapat seseorang yang menjadi pemasuk arus maka dia akan menjalankan kehidupan seorang samana atau pun kehidupan suci.

tapi jika memperhitungkan orang2 di masa lalu ternyata ada orang2 yg mampu menembus "tanpa-aku" sambil masih menjalani kehidupan rumah tangga.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
tapi jika memperhitungkan orang2 di masa lalu ternyata ada orang2 yg mampu menembus "tanpa-aku" sambil masih menjalani kehidupan rumah tangga.

Saya dapat bilang perbedaan zaman,...
Kehidupan orang masa lalu dengan kehidupan masa sekarang sungguh berbeda.
Kehidupan masa lalu dapat dibilang sangat sederhana. Tidak serumit sekarang,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saya dapat bilang perbedaan zaman,...
Kehidupan orang masa lalu dengan kehidupan masa sekarang sungguh berbeda.
Kehidupan masa lalu dapat dibilang sangat sederhana. Tidak serumit sekarang,...

bagaimana dengan di masa depan nanti? konon menurut sutta akan muncul Buddha Metteya, apakah kehidupan di masa depan jadi tidak rumit lagi?

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
bagaimana dengan di masa depan nanti? konon menurut sutta akan muncul Buddha Metteya, apakah kehidupan di masa depan jadi tidak rumit lagi?

Kalau menurut cerita akan terjadi hilangnya dhamma baru ada buddha metteya. Bisa banyak cerita yang terjadi bisa dunia terjadi bencana besar dan manusia hilang perabadannya, atau musnahnya bumi dan terbentuk bumi yang baru, atau bisa cerita lain nya yang tidak bisa kita pikirkan karena tertutupnya penglihatan itu. Belum tentu dimasa depan lebih rumit dari zaman sekarang. Bisa saja dimasa depan para manusia hidup seperti dewa semua dilakukan oleh mesin.

Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Kalau menurut cerita akan terjadi hilangnya dhamma baru ada buddha metteya. Bisa banyak cerita yang terjadi bisa dunia terjadi bencana besar dan manusia hilang perabadannya, atau musnahnya bumi dan terbentuk bumi yang baru, atau bisa cerita lain nya yang tidak bisa kita pikirkan karena tertutupnya penglihatan itu. Belum tentu dimasa depan lebih rumit dari zaman sekarang. Bisa saja dimasa depan para manusia hidup seperti dewa semua dilakukan oleh mesin.

Statement yang dibold salah besar.  Baca lagi suttanya (gw lupa namanya, kalau nyari kelamaan, tanya Indra aja) Udah jelas2 di badda kappa yg ini (bumi yang sekarang) ada 5 sammasambuddha, 4 sudah muncul tinggal Buddha Metteya yang belum.  Siapa yg ceritain ini?  Sang Buddha Gotama sendiri.

Sebaiknya tidak berspekulasi dengan pikiran sendiri dalam hal2 yang seharusnya sudah anda ketahui dari sutta2.  ;)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Statement yang dibold salah besar.  Baca lagi suttanya (gw lupa namanya, kalau nyari kelamaan, tanya Indra aja) Udah jelas2 di badda kappa yg ini (bumi yang sekarang) ada 5 sammasambuddha, 4 sudah muncul tinggal Buddha Metteya yang belum.  Siapa yg ceritain ini?  Sang Buddha Gotama sendiri.

Sebaiknya tidak berspekulasi dengan pikiran sendiri dalam hal2 yang seharusnya sudah anda ketahui dari sutta2.  ;)

Bagimana kalau yang menulis sutta salah? Karena asli ajaran buddha diajarkan secara lisan bukan tertulis.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Bagimana kalau yang menulis sutta salah? Karena asli ajaran buddha diajarkan secara lisan bukan tertulis.

yg tertulis itu adalah hasil Konsili yg disepakati oleh ratusan bhikkhu senior (yg sebagian besar atau malah semuanya adalah Arahat). Akan sangat sulit oleh sebegitu banyak orang untuk menyepakati suatu kesalahan.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Bagimana kalau yang menulis sutta salah? Karena asli ajaran buddha diajarkan secara lisan bukan tertulis.

   
   yg tertulis itu adalah hasil Konsili yg disepakati oleh ratusan bhikkhu senior (yg sebagian besar atau    malah semuanya adalah Arahat). Akan sangat sulit oleh sebegitu banyak orang untuk menyepakati suatu kesalahan.

Kalau mau ngeyel (ala warung kopi) sebetulnya bisa ditanggapi lagi :
"bagaimana bisa memastikan bahwa ratusan bhikkhu senior itu
   sudah arahat?"
"bagaimana memastikan bahwa mereka2 itu benar2 menyepakati,
   bukan ditulis oleh bhikkhu2 belakangan?"

dll........dll.......

Tapi diskusi yang baik sebaiknya mengacu kepada bukti tertulis seperti misalnya isi kitab suci (tipitaka), sutta,  kitab komentar, ulasan, dll.  Dan bukan dugaan2, spekulasi2, brainstorming habis2an tanpa acuan, dll.

Contoh:
-  Sang Buddha aja belum tentu ada betulan kan?,
       nggak ada buktinya secara langsung tuh  :whistle: pancenngenyel.com
-  ....silahkan anda contohkan lagi  ;D

 _/\_
« Last Edit: 01 October 2012, 08:37:57 AM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
   
Kalau mau ngeyel (ala warung kopi) sebetulnya bisa ditanggapi lagi :
"bagaimana bisa memastikan bahwa ratusan bhikkhu senior itu
   sudah arahat?"
"bagaimana memastikan bahwa mereka2 itu benar2 menyepakati,
   bukan ditulis oleh bhikkhu2 belakangan?"

dll........dll.......

Tapi diskusi yang baik sebaiknya mengacu kepada bukti tertulis seperti misalnya isi kitab suci (tipitaka), sutta,  kitab komentar, ulasan, dll.  Dan bukan dugaan2, spekulasi2, brainstorming habis2an tanpa acuan, dll.

Contoh:
-  Sang Buddha aja belum tentu ada betulan kan?,
       nggak ada buktinya secara langsung tuh  :whistle: pancenngenyel.com
-  ....silahkan anda contohkan lagi  ;D

 _/\_
=)) =)) ^:)^ ^:)^

Maksud saya adalah ehipasiko dulu.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
=)) =)) ^:)^ ^:)^

Maksud saya adalah ehipasiko dulu.


bagaimana meng-ehipassiko apakah sutta itu salah tulis atau tidak?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
bagaimana meng-ehipassiko apakah sutta itu salah tulis atau tidak?

kalau menurut saya ya merujuk Kalama Sutta
itu pun kalau Sutta ini tidak lagi2 diragukan

intinya ya gunakan akal budi masing2 untuk mengujinya

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
 :jempol:
kalau menurut saya ya merujuk Kalama Sutta
itu pun kalau Sutta ini tidak lagi2 diragukan

intinya ya gunakan akal budi masing2 untuk mengujinya

 :jempol: setuju,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
kalau menurut saya ya merujuk Kalama Sutta
itu pun kalau Sutta ini tidak lagi2 diragukan

intinya ya gunakan akal budi masing2 untuk mengujinya

bisakah menjelaskan lebih jauh lagi tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak dengan menggunakan Kalama Sutta? dan bagaimana membuktikan bahwa Kalama Sutta itu tidak salah tulis?

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
bisakah menjelaskan lebih jauh lagi tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak dengan menggunakan Kalama Sutta? dan bagaimana membuktikan bahwa Kalama Sutta itu tidak salah tulis?

Btw isi kalama sutta apa ya?,... :hammer:
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Btw isi kalama sutta apa ya?,... :hammer:

mari kita minta petunjuk dari Bro Siswahardy yg pertama kali dalam thread ini menyebutkan sutta ini tanpa memberikan rujukannya

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
ikutan menyimak aja ^^   :)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
soal kalama sutta dibahas panjang lebar di sini:

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
soal kalama sutta dibahas panjang lebar di sini:


Jadi bagaimana komentar anda tentang topik itu? bisakah anda mengemukakan pendapat anda di sana? Apakah anda percaya pada Kalama Sutta?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
bisakah menjelaskan lebih jauh lagi tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak dengan menggunakan Kalama Sutta? dan bagaimana membuktikan bahwa Kalama Sutta itu tidak salah tulis?

maaf bro, kalama sutta tidak menjelaskan tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak
tapi kalama sutta menjelaskan tentang bagaimana menguji/menyimpulkan kebenaran (salah satunya dari kitab suci/dpt dipersempit sutta)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Coba perhatikan kronologis diskusi kita

bagaimana meng-ehipassiko apakah sutta itu salah tulis atau tidak?

kalau menurut saya ya merujuk Kalama Sutta
itu pun kalau Sutta ini tidak lagi2 diragukan

intinya ya gunakan akal budi masing2 untuk mengujinya

Jika jawaban anda tentang Kalama Sutta itu adalah menjawab postingan saya tentang menguji apakah sutta salah tulis atau tidak, kenapa anda berubah pikiiran lagi pada postingan di bawah ini?

maaf bro, kalama sutta tidak menjelaskan tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak
tapi kalama sutta menjelaskan tentang bagaimana menguji/menyimpulkan kebenaran (salah satunya dari kitab suci/dpt dipersempit sutta)

dan anda belum menjawab pertanyaan saya "apakah anda percaya pada Kalama Sutta?"

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Jika jawaban anda tentang Kalama Sutta itu adalah menjawab postingan saya tentang menguji apakah sutta salah tulis atau tidak, kenapa anda berubah pikiiran lagi pada postingan di bawah ini?
saya sama sekali tidak berubah pikiran, sedari awal pemikiran saya adalah:
dengan merujuk pada kalama sutta, maka dimungkinkan untuk 'menguji' kebenaran dari sutta, dan alat ujinya ada di dalam diri masing2 individu ybs

namun sptnya anda lebih menekankan 'pembuktikan' sutta secara teknis dengan merujuk pada kalama sutta, untuk itu saya perlu memberitahukan bahwa itu tidak dimungkinkan, dan sebaiknya rujukan tsb diabaikan

dan anda belum menjawab pertanyaan saya "apakah anda percaya pada Kalama Sutta?"
kan saya yg ajukan, tentunya saya percaya donk

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
saya sama sekali tidak berubah pikiran, sedari awal pemikiran saya adalah:
dengan merujuk pada kalama sutta, maka dimungkinkan untuk 'menguji' kebenaran dari sutta, dan alat ujinya ada di dalam diri masing2 individu ybs

namun sptnya anda lebih menekankan 'pembuktikan' sutta secara teknis dengan merujuk pada kalama sutta, untuk itu saya perlu memberitahukan bahwa itu tidak dimungkinkan, dan sebaiknya rujukan tsb diabaikan

loh pertanyaan saya kan mengenai "bagaimana membuktikan sutta salah tulis atau tidak" yg anda jawab dengan jawaban Kalama Sutta, kemudian saya tanyakan lagi bagaimana Kalama Sutta membuktikan sutta salah tulis atau tidak? dan anda malah mulai berdansa.

Quote
kan saya yg ajukan, tentunya saya percaya donk

jadi bagaimana aplikasi Kalama Sutta itu bagi anda? dan apakah anda yakin Kalama Sutta tidak salah tulis?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
loh pertanyaan saya kan mengenai "bagaimana membuktikan sutta salah tulis atau tidak" yg anda jawab dengan jawaban Kalama Sutta, kemudian saya tanyakan lagi bagaimana Kalama Sutta membuktikan sutta salah tulis atau tidak? dan anda malah mulai berdansa.

coba cari deh, kapan saya bilang kalama sutta dapat membuktikan sutta salah tulis atau tidak?

yg saya tulis adalah 'menguji', menguji apa? menguji kebenaran sutta (anggap saja sutta tsb salah tulis)
bagaimana cara mengujinya, dengan apa? saya berikan rujukan di kalama sutta, singkatnya dgn 'akal budi' masing2
inilah dasar perserpsi saya

kalau ternyata persepsi kita berbeda, ya abaikan saja pendapat saya tsb
ok bro, saya rasa saya tidak perlu berpanjang2 lagi, yg akan semakin mengaburkan pokok bahasan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
coba cari deh, kapan saya bilang kalama sutta dapat membuktikan sutta salah tulis atau tidak?

saya akan pelan2 deh:

Tanya (Indra): bagaimana meng-ehipassiko apakah sutta itu salah tulis atau tidak?
Jawab (Siswahardy): kalau menurut saya ya merujuk Kalama Sutta
itu pun kalau Sutta ini tidak lagi2 diragukan
intinya ya gunakan akal budi masing2 untuk mengujinya
Tanya (Indra): bisakah menjelaskan lebih jauh lagi tentang bagaimana mengetahui apakah sutta salah tulis atau tidak dengan menggunakan Kalama Sutta? dan bagaimana membuktikan bahwa Kalama Sutta itu tidak salah tulis?
Jawab (Siswahardy): $^&^*(&()^$$#$#

Quote
yg saya tulis adalah 'menguji', menguji apa? menguji kebenaran sutta (anggap saja sutta tsb salah tulis)
bagaimana cara mengujinya, dengan apa? saya berikan rujukan di kalama sutta, singkatnya dgn 'akal budi' masing2
inilah dasar perserpsi saya

bisa tolong dicopas ke sini, bagian dari kalama sutta yg mana yg mengajarkan cara menguji kebenaran sutta? dan di mana Kalama sutta mengajarkan mengenai 'akal budi'?

pada Kalama Sutta yg jadi rujukan saya ada tertulis sbb:
"Marilah, O penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir, ‘Petapa itu adalah guru kami.’"

jadi bagian mana yg anda maksudkan dengan 'akal budi'?

Quote
kalau ternyata persepsi kita berbeda, ya abaikan saja pendapat saya tsb
ok bro, saya rasa saya tidak perlu berpanjang2 lagi, yg akan semakin mengaburkan pokok bahasan

walaupun persepsi kita berbeda, tapi saya berhak menguji ajaran anda, karena tulisan anda dibaca oleh banyak orang. thread ini sudah dibaca  1324 kali (Read 1324 times), jadi saya tidak akan membiarkan begitu saja suatu pernyataan yg mungkin berpotensi menyesatkan.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
[at] Indra

aduh bro, siapa yg mau saya sesatkan?

kenyataannya:
kalau ada orang mau suci, itu karena dirinya sendiri
kalau ada orang mau sesat, itu karena dirinya sendiri

bagaimana mungkin karena seorang siswahardy & seorang indra, seseorang jadi sesat atau jadi suci
apa anda pikir, saya dan anda adalah orang yg hebat? Buddha saja tidak dapat men-sucikan orang
kenyataannya: semua orang bergantung pada dirinya sendiri

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
[at] Indra

aduh bro, siapa yg mau saya sesatkan?


adakah saya mengatakan bahwa anda mau menyesatkan orang?

Quote
kenyataannya:
kalau ada orang mau suci, itu karena dirinya sendiri
kalau ada orang mau sesat, itu karena dirinya sendiri

bagaimana mungkin karena seorang siswahardy & seorang indra, seseorang jadi sesat atau jadi suci
apa anda pikir, saya dan anda adalah orang yg hebat? Buddha saja tidak dapat men-sucikan orang
kenyataannya: semua orang bergantung pada dirinya sendiri

Dalam MN 108  Gopakamoggallāna Sutta tertulis sbb:

11. “Adakah, Guru Ānanda, seorang bhikkhu yang sekarang kalian hormati, kalian hargai, kalian puja, dan kalian muliakan, dan yang kepadanya kalian hidup dengan bergantung dengan menghormati dan menghargainya?”

“Ada seorang bhikkhu, Brahmana, yang sekarang kami hormati, kami hargai, kami puja, dan kami muliakan, dan yang kepadanya kami hidup dengan bergantung dengan menghormati dan menghargainya.”

frasa "tidak bergantung pada yg lainnya" biasanya disebutkan dengan merujuk pada seseorang yg telah mencapai kesucian, sebelum itu adalah sewajarnya seseorang bergantung pada Sang Guru.
misalnya dalam MN 73  Mahāvacchagotta Sutta tertulis sbb:

10. “Selain dari Guru Gotama dan para bhikkhu dan para bhikkhunī, dan umat awam laki-laki berpakaian putih yang menjalani kehidupan selibat, adakah seorang umat awam laki-laki, siswa Guru Gotama, berpakaian putih yang menikmati kenikmatan indria, yang menjalankan instruksi Beliau, menaati nasihat Beliau, telah melampaui keragu-raguan, menjadi terbebas dari kebingungan, memperoleh keberanian, dan menjadi tidak bergantung pada orang lain dalam Pengajaran Sang Guru?”

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
^ kalau pesan Buddha: 'jadilah pulau bagi dirimu sendiri' artinya apa bro?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
^ kalau pesan Buddha: 'jadilah pulau bagi dirimu sendiri' artinya apa bro?

di mana (di sutta apa) pesan itu terdapat? mungkin jika saya membaca secara keseluruhan saya akan bisa memahaminya dan menjelaskannya pada anda. saya tidak terbiasa membaca sepotong2.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
di mana (di sutta apa) pesan itu terdapat? mungkin jika saya membaca secara keseluruhan saya akan bisa memahaminya dan menjelaskannya pada anda. saya tidak terbiasa membaca sepotong2.

nih bro saya copas dari: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/sang-buddha/?mobile=1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sang Buddha bukan merupakan penjelmaan Dewa Wisnu seperti yang dinyatakan oleh sebagian orang, ataupun seorang juru selamat yang memberikan keselamatan pada orang – orang lain melalui diri-Nya. Beliau menasehati agar para pengikut-Nya bergantung kepada diri sendiri dalam usaha mencapai kebebasan, karena suci atau tidak suci seseorang tergantung pada diri sendiri. Menjelaskan hubungan-Nya dengan para siswa-Nya serta untuk menekankan pentingnya sikap bergantung kepada diri sendiri dan perjuangan pribadi, Sang Buddha menyatakan :
 
“ Engkau sendirilah yang harus berusaha, Sang Tathagata hanya penunjuk jalan. “ ( Dhammapada 276 )
 
Para Buddha hanya menunjukkan jalan, selanjutnya terserah kepada kita untuk mengikuti jalan tersebut dalam usaha memperoleh keselamatan. Berhasil atau tidak itu tergantung pada usaha diri sendiri.
 
Bersandar pada orang lain untuk memperoleh keselamatan menandakan sifat yang lemah, sedangkan mengandalkan pada usaha sendiri menandakan sifat yang kuat. Bergantung pada orang lain berarti melepaskan diri dari usaha dan tanggung jawab. Ketika menasehati para siswa-Nya untuk bergantung pada diri sendiri, Sang Buddha dalam kitab Maha Parinibbana Sutta menyatakan :
 
“ Jadilah pulau bagi dirimu sendiri, jadilah perlindungan bagi dirimua sendiri ; janganlah mencari perlindungan di luar dirimu sendiri “.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
nih bro saya copas dari: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/sang-buddha/?mobile=1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sang Buddha bukan merupakan penjelmaan Dewa Wisnu seperti yang dinyatakan oleh sebagian orang, ataupun seorang juru selamat yang memberikan keselamatan pada orang – orang lain melalui diri-Nya. Beliau menasehati agar para pengikut-Nya bergantung kepada diri sendiri dalam usaha mencapai kebebasan, karena suci atau tidak suci seseorang tergantung pada diri sendiri. Menjelaskan hubungan-Nya dengan para siswa-Nya serta untuk menekankan pentingnya sikap bergantung kepada diri sendiri dan perjuangan pribadi, Sang Buddha menyatakan :
 
“ Engkau sendirilah yang harus berusaha, Sang Tathagata hanya penunjuk jalan. “ ( Dhammapada 276 )
 
Para Buddha hanya menunjukkan jalan, selanjutnya terserah kepada kita untuk mengikuti jalan tersebut dalam usaha memperoleh keselamatan. Berhasil atau tidak itu tergantung pada usaha diri sendiri.
 
Bersandar pada orang lain untuk memperoleh keselamatan menandakan sifat yang lemah, sedangkan mengandalkan pada usaha sendiri menandakan sifat yang kuat. Bergantung pada orang lain berarti melepaskan diri dari usaha dan tanggung jawab. Ketika menasehati para siswa-Nya untuk bergantung pada diri sendiri, Sang Buddha dalam kitab Maha Parinibbana Sutta menyatakan :
 
“ Jadilah pulau bagi dirimu sendiri, jadilah perlindungan bagi dirimua sendiri ; janganlah mencari perlindungan di luar dirimu sendiri “.

ini bukan sutta, saya pikir anda cukup mampu membedakan antara sutta dan bukan sutta. tapi baiklah dengan data yg anda berikan ini saya coba jelaskan.

di atas sebenarnya sudah cukup jelas, bahwa dalam hal usaha tentu harus masing2 individu yg berusaha tidak bisa diwakilkan bahkan oleh Sang Buddha. tapi tidak bisa dikatakan bahwa kita tidak bergantung pada Sang Buddha sebagai Guru, sebagai penunjuk jalan. misalnya seorang yg sedang sakit, supaya sembuh ia sendiri yg harus minum obat, tidak bisa diwakilkan, tapi tetap saja butuh petunjuk dari dokter untuk meresepkan obat itu.

Apakah menurut anda statement pulau itu berarti kita bahkan tidak bergantung pada Sang Buddha? atau para bhikkhu atau teman2 dalam perjalanan spiritual? mungkin kutipan dari SN 3.18 Kosalasamyutta ini dapat menginspirasi anda

Quote
“Pada suatu ketika, Baginda, aku menetap di tengah-tengah suku Sakya, di mana di sana terdapat kota Sakya bernama Nàgaraka.  Kemudian Bhikkhu ânanda mendekatiKu memberi hormat kepadaKu, duduk di satu sisi, dan berkata: ‘Yang Mulia, ini adalah setengah dari kehidupan suci, yaitu, pertemanan yang baik, berdampingan dengan baik, persahabatan yang baik.’

“Ketika hal ini dikatakan, Baginda, Aku berkata kepada Bhikkhu ânanda: ‘Bukan, ânanda! Bukan demikian, ânanda! <198> ini adalah keseluruhan kehidupan suci, ânanda, yaitu, pertemanan yang baik, berdampingan dengan baik, persahabatan yang baik. Ketika seorang bhikkhu memiliki seorang teman yang baik, pendamping yang baik, sahabat yang baik, maka diharapkan bahwa ia akan mengembangkan dan melatih Jalan Mulia berfaktor delapan. Dan bagaimanakah, ânanda, seorang bhikkhu yang memiliki seorang teman yang baik, pendamping yang baik, sahabat yang baik, mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berfaktor Delapan? Di sini, ânanda, seorang bhikkhu mengembangkan Pandangan Benar, yang berdasarkan pada pengasingan, kebosanan, dan pelenyapan, yang matang dalam pembebasan. Ia mengembangkan Kehendak Benar … Ucapan Benar … Perbuatan Benar … Penghidupan Benar … Usaha Benar … Perhatian Benar … Konsentrasi Benar, yang berdasarkan pada pengasingan, kebosanan, dan pelenyapan, yang matang dalam pembebasan. Adalah dengan cara ini, ânanda, seorang bhikkhu yang memiliki seorang teman yang baik, pendamping yang baik, sahabat yang baik, mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berfaktor Delapan

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
ini bukan sutta, saya pikir anda cukup mampu membedakan antara sutta dan bukan sutta. tapi baiklah dengan data yg anda berikan ini saya coba jelaskan.

versi sutta-nya, dicopas dari: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/maha-parinibbana-sutta/
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
26. “Ananda, oleh karena itu, hendaknya kamu menjadi sebuah pulau sebagai tempat perlindungan bagimu sendiri. Jangan mencari perlindungan yang lain. Hanya Dharmalah sebagai pulaumu, dan kau tiada mencari perlindungan lain. Bagaimana seorang bhikkhu adalah sebagai pulau baginya, sebagai suatu perlindungan bagi dirinya sendiri, tidak mencari perlindungan dari yang lain, dan hanya Dhamma sebagai pulaunya, hanya Dhamma sebagai pelindungnya, dan tiada mencari perlindungan lain ?

Apakah menurut anda statement pulau itu berarti kita bahkan tidak bergantung pada Sang Buddha? atau para bhikkhu atau teman2 dalam perjalanan spiritual? mungkin kutipan dari SN 3.18 Kosalasamyutta ini dapat menginspirasi anda
dlm banyak kasus seorang guru dibutuhkan (tapi bukan ketergantungan), namun demikian keputusan/penentu terakhir adalah di dalam diri masing2
namun dlm kasus Buddha, siapa gurunya? siapa yg mengajarkannya mencapai pembebasan?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
versi sutta-nya, dicopas dari: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/maha-parinibbana-sutta/
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
26. “Ananda, oleh karena itu, hendaknya kamu menjadi sebuah pulau sebagai tempat perlindungan bagimu sendiri. Jangan mencari perlindungan yang lain. Hanya Dharmalah sebagai pulaumu, dan kau tiada mencari perlindungan lain. Bagaimana seorang bhikkhu adalah sebagai pulau baginya, sebagai suatu perlindungan bagi dirinya sendiri, tidak mencari perlindungan dari yang lain, dan hanya Dhamma sebagai pulaunya, hanya Dhamma sebagai pelindungnya, dan tiada mencari perlindungan lain ?

penjelasan saya untuk ini masih tetap tidak berubah, silakan baca reply sebelumnya.

Quote
dlm banyak kasus seorang guru dibutuhkan (tapi bukan ketergantungan), namun demikian keputusan/penentu terakhir adalah di dalam diri masing2

jika yg anda maksudkan dengan "ketergantungan" spt halnya ketergantungan pada narkoba, maka ya saya juga berpendapat seseorang sebaiknya tidak berketergantungan terhadap apa pun.

Quote
namun dlm kasus Buddha, siapa gurunya? siapa yg mengajarkannya mencapai pembebasan?

mungkin kutipan dari Samyutta Nikaya ini bisa sedikit menjelaskan:

Quote

Sang Tathāgata, para bhikkhu, Sang Arahanta, Yang Tercerahkan Sempuna, adalah penemu jalan yang belum muncul sebelumnya, pembuat jalan yang belum dibuat sebelumnya, yang menyatakan jalan yang belum dinyatakan sebelumnya

Beliau adalah pengenal sang jalan, penemu sang jalan, yang terampil dalam jalan
para siswaNya sekarang berdiam dengan mengikuti jalan tersebut dan kemudian memilikinya.

Para Buddha adalah makhluk istimewa, makhluk luar biasa, tanpa bandingan, tanpa tandingan, tentu tidak bisa diperbandingkan dengan kita.

 

anything