//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Setelah mengetahui gagasan "Aku" adalah destruktif, apa yang harus dilakukan?  (Read 21953 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
SETELAH menyadari sepenuhnya bahwa pandangan dan gagasan salah mengenai "Diri/Aku/Atta" menimbulkan banyak kerusakan dan penderitaan, maka sudah saatnya lah untuk menguji apakah pandangan salah mengenai "Diri/Aku/Atta" itu adalah benar adanya, apakah ada di antara unsur-unsur batin maupun unsur-unsur jasmani ini yang bisa disebut "AKU/DIRI/RUH/ATTA/PERSONIFIKASI".

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
praktek Jalan Mulia berunsur 8 (Sila Samadhi Panna)
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
lanjutannya, setelah mengetahui tidak ada aku/diri/roh/atta, maka dilepaskan kemelekatannya.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Gagasan Aku adalah sebuah konvensi agar dapat berkomunikasi. Secara konvensi Aku adalah benar adanya, karena tanpa kata Aku/saya kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Namun apabila konvensi Aku dilekati sebagai hakikat diri, hal inilah yang merupakan sumber nafsu atau sebaliknya yang berlanjut pada penderitaan.
Jadi, gagasan Aku tidak sepenuhnya destruktif apabila dimengerti secara konvensi malah berguna untuk berkomunikasi.

Secara hakikat, setelah mengetahui bahwa tidak ada satu unsur pun yang dapat disebut sebagai Aku, yang perlu dilakukan adalah seperti yang bro Adi lim katakan....terus berlatih Sila, Samadhi, Panna. Salah satunya dengan mengamati kerja batin karena kekotoran batin yang keknya begitu lihai dan halus. Seorang Sotapana yang dikatakan telah mengerti Anatta juga dikatakan masih terkondisi dengan kekotoran batin, jadi mengerti Anatta saja belum cukup untuk memotong nafsu. Apalagi kalau belum mengerti dengan jelas yah ........ :'(

Saya jadi teringat penggalan kisah dari Ajahn Chah,

Seorang yang baru ditahbis (samanera) bertanya kepada Ajahn Chah apa nasihatnya bagi pemula dalam latihan meditasi. "Sama halnya dengan mereka yang telah lama berlatih, Ia menjawab. Dan apakah itu?"Tetaplah berlatih."jawabnya.  ;D

Sumber: Tidak ada Ajahn Chah.
yaa... gitu deh

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
S
« Reply #4 on: 12 August 2010, 04:42:10 PM »
 [at] Adi Lim, Sumedho, Hendrako:

Yup.
Peletakkan kondisi-kondisi yang mengarah pada Lenyapnya Avijja ~> Lenyapnya Tanha ~> Lenyapnya Dukkha:
 
Faktor-faktor dalam Jalan Tengah, Jalan Mulia Beruas 8; singkatnya aspek-aspek SILA, SAMADHI dan PAÑÑA.
 1. Pengertian Benar
 2. Pikiran Benar
  3. Ucapan Benar
  4. Perbuatan Benar
  5. Penghidupan  Benar
 6. Daya Upaya Benar
 7. PERHATIAN BENAR
 8. Konsentrasi Benar

 [at] Hendrako:
Yup, bro Hendrako. Walaupun pandangan salah mengenai adanya "Aku/Diri/Atta" (sakkaya ditthi) telah dipatahkan melalui pencapaian sotapatti, gagasan laten mengenai "Aku/Diri/Atta" masih bercokol sebagai kecenderungan batin (anusaya) yang akan benar-benar dilenyapkan saat pencapaian tingkat Arahat atau Kebuddhaan.

Offline finalwind

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 2
Yang perlu diperhatikan menurut saya yang masih belajar ini, adalah mengerti mengapa kata aku menimbulkan penderitaan. kita dapat mengatakan tidak ada aku, tidak ada kemelekatan. pertanyaannya adalah kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan, kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.


Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Yang perlu diperhatikan menurut saya yang masih belajar ini, adalah mengerti mengapa kata aku menimbulkan penderitaan. kita dapat mengatakan tidak ada aku, tidak ada kemelekatan. pertanyaannya adalah kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan, kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.

Bro finalwind yang baik,

<kenapa kalau tidak ada aku maka tidak ada kemelekatan?>
Apa benar bahwa semua kemelekatan disebabkan oleh persepsi "Aku" ?  :)

<kalau tidak ada kemelakatan maka penderitaan dapat dihindari.>
Saya setuju  :).
----------------------------------

Pada dasarnya memang sankhara yang diliputi avijja memiliki sifat alami laten keserakahan, kebencian dan kebodohan (Lobha, Dosa, Moha). Begitu Namarupa dan Vinnana yang saling menopang mengkondisi timbulnya 6 Indera, lalu 6 indera memungkinkan kontak dengan objek indera, persepsi atau gagasan mengenai adanya "Diri, Diriku, Milikku" timbul. Timbulnya persepsi mengenai adanya "Diri, Diriku, Milikku" juga dipengaruhi oleh perasaan menyenangkan (somanassa vedana) yang terpesona oleh jasmani, terpesona oleh perasaan, terpesona oleh persepsi, terpesona oleh bentuk-bentuk batin, terpesona oleh kesadaran, terpesona oleh 6 indera dan objek-objeknya dan timbul keinginan atau nafsu keserakahan (Tanha -> Lobha) padanya.

"Wow, apakah gerangan ini? Apakah gerangan itu? Ah, mempesona sekali?...."
Timbulah persepsi dan pemikiran, timbul gagasan  "Ini ada si sini, Perasaan ini ada di sini. Ini diriku, Ini aku, Ini milikku..."

Melalui latihan Vipassana, akan terlihat bahwa walupun banyak konflik/penderitaaan disebabkan oleh gagasan "Aku", lebih banyak lagi konflik/penderitaaan yang disebabkan oleh nafsu keserakahan dasar, laten atau alamiah (tanha) yang bukan disebabkan oleh gagasan "Aku". Sang Buddha dalam MN 109PTS: M iii 15
Maha-punnama Sutta
, mengatakan asal mula penyebab kemelekatan pada jasmani, kemelekatan pada perasaan, kemelekatan pada persepsi (termasuk pada persepsi "ini aku, diriku, milikku"), kemelekatan pada bentuk-bentuk pikiran, kemelekatan pada kesadaran, adalah Tanha. Dalam  AN 10.58 PTS: A v 106 Mula Sutta, Beliau mengatakan bahwa segala fenomena (pancakhandha) berakar dari nafsu keserakahan (All phenomena are rooted in desire).

NOTE:
1.
Quote
"Apakah sumber dari penderitaan? Keinginan (tanha) yang tiada hentinya, dan disertai kegembiraan dan nafsu menyukai ini dan itu, inilah yang dinamakan:
   1. Keinginan terhadap nafsu indra (kama tanha)
   2. Keinginan untuk menjadi kembali (bhava tanha)
   3. Keinginan untuk tidak menjadi kembali (vibhava tanha)
Inilah asal mula dari penderitaan (dukkha samudaya)"

"Sedapat mungkin seorang siswa ariya mengerti tentang kemelekatan (upadana), sebabnya, lenyapnya dan jalan untuk melenyapkannya. Melalui cara ini, ia berpandangan benar .... Inilah keyakinan benar yang ia miliki.
Apakah kemelekatan, apakah sebabnya dari kemelekatan, apakah lenyapnya kemelekatan, apakah jalan untuk melenyapkan kemelekatan? Ada 4 (empat) jenis kemelekatan, yaitu:

   1. Kemelekatan terhadap nafsu indera (Kamupadana)
   2. Kemelekatan terhadap pandangan salah (Ditthupadana)
   3. Kemelekatan terhadap upacara-upacara agama (Silabbatupadana)
   4. Kemelekatan terhadap adanya diri (atta) yang kekal (Attavadupadana).

Dengan munculnya keinginan (tanha), maka muncullah kemelekatan (upadana).
Jalan untuk melenyapkan kemelekatan (upadana) hanyalah Ariya Atthangika Magga, yaitu: pandangan benar, ... konsentrasi benar."
(Sammaditthi Sutta)

2.
Quote
Penyelewengan Persepsi

Para bhikkhu, ada empat penyelewengan persepsi, empat penyelewengan buah-pikir dan empat penyelewengan pandangan. Apakah yang empat itu?

  • Berpegang bahwa di dalam ketidakkekalan ada kekekalan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam penderitaan ada kebahagiaan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam apa yang tanpa-diri ada suatu diri: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
    Berpegang bahwa di dalam hal-hal yang menjijikkan ada keindahan: ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

Para bhikkhu, inilah empat penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

Para bhikkhu, ada empat tanpa-penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan. Apakah yang empat itu?
Berpegang bahwa di dalam ketidakkekalan ada ketidakkekalan ... bahwa di dalam penderitaan ada penderitaan ... bahwa di dalam apa yang tanpa-diri tidak ada diri ... bahwa di dalam apa yang menjijikkan ada sifat menjijikkan - inilah empat tanpa-penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.

    Mereka yang memahami apa yang berubah sebagai kekal,
    Penderitaan sebagai suka-cita, diri di dalam tanpa-diri,
    Dan yang melihat tanda keindahan di dalam hal yang menjijikkan -
    Orang ini berpegang pada pandangan yang terselewengkan,
    Secara mental kacau, terkena ilusi.

    Terperangkap oleh Mara, tidak bebas dari belenggu,
    Mereka masih jauh dari keadaan yang aman.
    Makhluk-makhluk itu berkelana melalui lingkaran yang menyakitkan
    Dan pergi berulang-ulang dari kelahiran menuju kematian.
    Tetapi ketika Para Buddha muncul di dunia,
    Pembuat cahaya di pekatnya kegelapan,
    Mereka mengungkapkan Ajaran ini, Dhamma nan agung,
    Yang membimbing menuju akhir penderitaan.
    Ketika orang-orang yang bijaksana mendengarkannya,
    Mereka akhirnya memperoleh kewarasan lagi.
    Mereka melihat yang tidak kekal sebagai tidak kekal,
    Mereka melihat penderitaan semata-mata sebagai penderitaan.
    Mereka melihat tanpa-diri sebagai kosongnya diri,
    Dan di dalam yang menjijikkan mereka melihat sifat menjijikkan.
    Dengan menerima pandangan benar ini,
    Mereka mengatasi semua penderitaan.

(ANGUTTARA NIKAYA IV, 49)

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
kemelekatan disebabkan oleh tanha.
appamadena sampadetha

Offline demitalas

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
kenali dirimu kau akan mengenal tuhan kenali tuhan kau akan mengenal dirimu smau ada 2 sisi tuhan pun sama

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
kayaknya fans tuhan...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Tuhan = Aku/Diri Besar (Maha-atma), pandangan salah juga kan?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
kenali dirimu kau akan mengenal tuhan kenali tuhan kau akan mengenal dirimu smau ada 2 sisi tuhan pun sama

tuhan ciptaan manusia
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Setelah kita mengetahui bahwa tiada aku,...
Dan menerima pandangan bahwa aku itu tiada,...
Tetapi mengapa kita masih bodoh dan melekat pada diri?

Kadang kita begitu sombong dan percaya begitu saja pikiran akan pemahaman tentang tiada diri,...
Sebenarnya tanpa mempraktekkan latihan diri yang berlandasan 4 kebenaran mulia 8 ruas jalan maka ini semua hanya lah teori belaka. Tiada diri hanya sebuah kisah yang di bicarakan menjadi sebuah legenda. Yang sebenarnya sangat disayang kan karena ini adalah sebuah ajaran yang menuju pelepasan diri akan keduniawian. Biasanya bila seseorang dapat menembus teori tiada aku maka dia akan segera atau tertarik menjalankan hidup seorang samana ( pertapa ).

Banyak sekarang ini dari kita yang tahu akan teori tiada aku yang kekal, tetapi hanya sekedar tahu tiada praktek pelatihan diri yang sesungguhnya ini adalah sebuah perjalanan yang indah.

Pertanyaan saya apakah keuntungannya bagi kita yang mengetahui bahwa tiada diri Tanpa mempraktekkannya?,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Biasanya bila seseorang dapat menembus teori tiada aku maka dia akan segera atau tertarik menjalankan hidup seorang samana ( pertapa ).


tidak sependapat, menurut saya memiliki pengetahuan apa pun juga tidak ada hubungan dengan menjalankan hidup samana. seseorang bisa saja memiliki pengetahuan itu dan tidak menjadi samana, sebaliknya seseorang juga bisa tidak memiliki pengetahuan itu dan menjadi samana.

Dalam Kanon Pali ada banyak kasus umat awam yg terbukti menembus pengetahuan "tanpa-aku" dan tetap tidak menjadi samana.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
tidak sependapat, menurut saya memiliki pengetahuan apa pun juga tidak ada hubungan dengan menjalankan hidup samana. seseorang bisa saja memiliki pengetahuan itu dan tidak menjadi samana, sebaliknya seseorang juga bisa tidak memiliki pengetahuan itu dan menjadi samana.

Dalam Kanon Pali ada banyak kasus umat awam yg terbukti menembus pengetahuan "tanpa-aku" dan tetap tidak menjadi samana.

asumsi saya:
yg Llyod maksud adalah Arahat, sedang yg anda maksud adalah Sotapana (minimal)

imo, seharusnya yg benar2 menembus 'tanpa-aku' secara sempurna adalah seorang Arahat
ingat 'sabbe dhamma annata', di sini termasuk 'sankhata dhamma' dan 'asankhata dhamma'
cuma seorang Arahat yg telah menembus 'asankhata dhamma'

cmiiw

 

anything