//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Thera Sivali  (Read 29068 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Thera Sivali
« Reply #60 on: 30 March 2010, 08:05:19 AM »
Wah baca tentang Lao Zi lahirnya dah tua, jadi inget film The Curious Case of Benjamin Button.
Ya memang kalo melihat kasus sejauh ini ngga ada anak yang dalam kandungan 7 tahun terus keluarnya dah langsung seperti anak umur 7 tahun gitu. Dengan catatan tambahan, belum ada kejadian yang demikian bukan berarti hal ini bukan fakta kan? Kita tidak tahu dan tidak akan pernah tahu apa yang telah terjadi di masa lalu. Karena apa yang terjadi di masa lalu dan tak dapat dibuktikan kebenarannya bukan hal-hal yang penting dan relevan dengan perkembangan batin dalam melatih diri. Mengenai ini, ingat perumpamaan yang diberikan Sang Buddha tentang orang yang tertembak panah beracun.

Ya kalau semua kita kaitkan dengan pengembangan batin, itu tergantung dari pribadi masing2. Misal orang lapar dan benar2 memerlukan makanan, diterangkan 4 kesunyataan mulia sangat sulit mudengnya/mengerti. Nah menurut saya pertanyaan itu  wajar

Yang manapun, menganggap mitos atau fakta bukan hal yang benar yang pantas dilakukan seorang pengikut Sang Buddha. Menghindari kedua ekstrim, Sang Buddha mengajarkan jalan tengah: Apa bila dari anggapan itu timbul dan berkembang pada dirinya kualitas-kualitas akusala, Lobha, Dosa, Moha maka itu bukan hal yang benar. Tetapi bila kualitas-kualitas kusala yang timbul dan berkembang, Alobha, Adosa, Amoha maka itu pantas dilakukan.

Nilai kepantasan menurut ukuran siapa  ^-^. Justru kalau kita tau itu mitos ataupun fakta dan sikap kita bisa melihat apa adanya dan menyadari memang itulah proses kehidupan beragama bagi saya tidak masalah. Disitulah letak ehipasiko. Yang penting tidak mencela, tidak menghakimi. Yang menarik adakah perbedaan perhitungan jaman dulu dan sekarang itu saja cluenya.
[/size]


Adalah sebuah fakta yang kita ketahui bahwa filsafat-filsafat Timur kurang berurusan dengan fakta melainkan dengan makna. Sedangkan Sang Buddha mengajarkan Dhammanya melalui jalan tengah tanpa condong pada yang manapun antara fakta atau makna. Hal yang merupakan fakta tetapi tanpa makna tidak akan diajarkan beliau. Sebaliknya hal yang mempunyai makna tetapi tanpa fakta pun dihindari oleh Sang Buddha. Karena itu tidak pernah kita temukan Sang Buddha "ngarang" dalam membabarkan Dhammanya.

Sekedar mau tahu boleh dong. Sang Buddha sih tidak pernah ngarang tetapi kita2 ini yg sering mencari pembenaran atas ide kita sendiri. Jalan tengah itu dibatin bukan membuat batasan2 tambahan . Dan Fakta itu juga sangat diperlukan misal faktanya itu mitos , atau  jika benar2 fakta sebagai fakta itu juga bagus artinya Sang Buddha mengajarkan bisa dengan contoh fakta ataupun perumpamaan atau memang ada seliisih perhitungan karena jaman dan tetap mengacu pada makna. Kalau dongeng dan hanya mengacu pada makna saja, nanti alice wonderland dianggap fakta oleh sebagian orang bagaimana,tanpa ada penjelasan?. ^-^ Apalagi anak2 kita kelak bertanya, nanti dijawabnya percaya saja  ^-^
[/size]

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Thera Sivali
« Reply #61 on: 30 March 2010, 06:32:39 PM »
Ya kalau semua kita kaitkan dengan pengembangan batin, itu tergantung dari pribadi masing2. Misal orang lapar dan benar2 memerlukan makanan, diterangkan 4 kesunyataan mulia sangat sulit mudengnya/mengerti. Nah menurut saya pertanyaan itu  wajar
Terus apa hubungan antara pemisalannya Om Bond dengan thread Sivali Thera ini? Ga ngerti saya.. Apakah Om Bond sedang lapar?

Nilai kepantasan menurut ukuran siapa  ^-^. Justru kalau kita tau itu mitos ataupun fakta dan sikap kita bisa melihat apa adanya dan menyadari memang itulah proses kehidupan beragama bagi saya tidak masalah. Disitulah letak ehipasiko. Yang penting tidak mencela, tidak menghakimi. Yang menarik adakah perbedaan perhitungan jaman dulu dan sekarang itu saja cluenya. [/size]
Kalau dikatakan menurut ukuran kita pribadi, jelas tidak pantas. Karena kita masih awam dan belum tercerahkan, sangat subjektif dipengaruhi pandangan pribadi. Kalau gitu.. Menurut ukuran Buddha dengan parameternya Dhamma saja. Sbg pengikut Buddha masa menggunakan ukurannya Jes*s?
Terus bagaimana Om Bond bisa tau itu mitos atau fakta yang di atas? Dengan cara bagaimana Om Bond dapat membuktikan secara real bahwa itu entah mitos entah fakta?

Sekedar mau tahu boleh dong. Sang Buddha sih tidak pernah ngarang tetapi kita2 ini yg sering mencari pembenaran atas ide kita sendiri. Jalan tengah itu dibatin bukan membuat batasan2 tambahan . Dan Fakta itu juga sangat diperlukan misal faktanya itu mitos , atau  jika benar2 fakta sebagai fakta itu juga bagus artinya Sang Buddha mengajarkan bisa dengan contoh fakta ataupun perumpamaan atau memang ada seliisih perhitungan karena jaman dan tetap mengacu pada makna. Kalau dongeng dan hanya mengacu pada makna saja, nanti alice wonderland dianggap fakta oleh sebagian orang bagaimana,tanpa ada penjelasan?. ^-^ Apalagi anak2 kita kelak bertanya, nanti dijawabnya percaya saja  ^-^ [/size]
Setuju, karena itu berhati-hati jangan sampai membenarkan ide kita sendiri.

Batasan-batasan tambahan yang bagaimana? Mohon penjelasannya.

Soal dongeng penuh makna seperti Alice, apa Om sudah membaca kalimat sebelumnya di atas: "Sebaliknya hal yang mempunyai makna tetapi tanpa fakta pun dihindari oleh Sang Buddha."?
appamadena sampadetha

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Thera Sivali
« Reply #62 on: 30 March 2010, 08:30:30 PM »
Ya kalau semua kita kaitkan dengan pengembangan batin, itu tergantung dari pribadi masing2. Misal orang lapar dan benar2 memerlukan makanan, diterangkan 4 kesunyataan mulia sangat sulit mudengnya/mengerti. Nah menurut saya pertanyaan itu  wajar
Terus apa hubungan antara pemisalannya Om Bond dengan thread Sivali Thera ini? Ga ngerti saya.. Apakah Om Bond sedang lapar?

Nilai kepantasan menurut ukuran siapa  ^-^. Justru kalau kita tau itu mitos ataupun fakta dan sikap kita bisa melihat apa adanya dan menyadari memang itulah proses kehidupan beragama bagi saya tidak masalah. Disitulah letak ehipasiko. Yang penting tidak mencela, tidak menghakimi. Yang menarik adakah perbedaan perhitungan jaman dulu dan sekarang itu saja cluenya. [/size]
Kalau dikatakan menurut ukuran kita pribadi, jelas tidak pantas. Karena kita masih awam dan belum tercerahkan, sangat subjektif dipengaruhi pandangan pribadi. Kalau gitu.. Menurut ukuran Buddha dengan parameternya Dhamma saja. Sbg pengikut Buddha masa menggunakan ukurannya Jes*s?
Terus bagaimana Om Bond bisa tau itu mitos atau fakta yang di atas? Dengan cara bagaimana Om Bond dapat membuktikan secara real bahwa itu entah mitos entah fakta?

Sekedar mau tahu boleh dong. Sang Buddha sih tidak pernah ngarang tetapi kita2 ini yg sering mencari pembenaran atas ide kita sendiri. Jalan tengah itu dibatin bukan membuat batasan2 tambahan . Dan Fakta itu juga sangat diperlukan misal faktanya itu mitos , atau  jika benar2 fakta sebagai fakta itu juga bagus artinya Sang Buddha mengajarkan bisa dengan contoh fakta ataupun perumpamaan atau memang ada seliisih perhitungan karena jaman dan tetap mengacu pada makna. Kalau dongeng dan hanya mengacu pada makna saja, nanti alice wonderland dianggap fakta oleh sebagian orang bagaimana,tanpa ada penjelasan?. ^-^ Apalagi anak2 kita kelak bertanya, nanti dijawabnya percaya saja  ^-^ [/size]
Setuju, karena itu berhati-hati jangan sampai membenarkan ide kita sendiri.

Batasan-batasan tambahan yang bagaimana? Mohon penjelasannya.

Soal dongeng penuh makna seperti Alice, apa Om sudah membaca kalimat sebelumnya di atas: "Sebaliknya hal yang mempunyai makna tetapi tanpa fakta pun dihindari oleh Sang Buddha."?

Serius amat akew jerry  :))

Ya sudah anggap saja tidak pantas menurut paramaeter Buddha Dhamma bro saja. Biar puas  ^-^
Daripada debat kusir tentang pantas tidak pantas yang tidak habis2nya yang berujung pada Buddha dhamma relatif.  ^-^

Yang pasti menurut saya sih ngak masalah dengan pertanyaanya. Dan lagian tidak ada niat apapun , sekedar ingin tau pendapat teman2 dan saya sendiri karena tidak tau maka bertanya. Lebih baik jawab tidak tau, mungkin, tau (ada penjelasannya) atau tidak mungkin(juga ada penjelasannya).


Selanjutnya terserah bro jerry saja.  ^-^

Silakan bagi yang ingin berpendapat tentang mitos atau tidaknya tentang thera Sivali dikandungan selama 7 tahun. Tidak ada yang melarang selama itu beretika dan tidak mencela tetapi lebih untuk suatu kajian ilmiah spiritual. Saya menghargai bagi yang menjawab dengan kejujuran. Kalau tidak ingin menjawab juga tidak apa2 tidak didenda. Freedom in peace ^-^

mettacitena  _/\_





Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Thera Sivali
« Reply #63 on: 30 March 2010, 08:54:41 PM »
daripada debat kusir lebih baik debat kuda

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Thera Sivali
« Reply #64 on: 30 March 2010, 09:05:21 PM »
Si amat yang serius, kalo saya sih ngga koq. ;)

Puas? Ngga dapet apa-apa koq ngapain puas. Namanya diskusi di forum ya mbok namanya bukan nyari kepuasan. Masih banyak hal lain yang lebih memberi kepuasan. Om Bond tau itu.   8)

Kalo menurut ajaran Om Bond sih jawaban yang baik ada 4 toh: tidak tau, mungkin, tau (ada penjelasannya) atau tidak mungkin(juga ada penjelasannya).
IC.. Thanks masukannya. :D

Koq terserah saya? Sejak awal yang menanyakan kan Om Bond? Saya hanya memberi pendapat, kalo ditolak ya gpp, terserah Om Bond saja. ;) Piss  :>-
appamadena sampadetha

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Thera Sivali
« Reply #65 on: 30 March 2010, 09:50:50 PM »
ternyata..., ada yang 46 tahun mengandung :hammer:
ini Beritanya ......
[kisah nyata] Zahra Aboutalib mengandung bayi selama 46 tahun dan menjadi batu




Pada tahun 1955 di sebuah desa kecil di luar Casablanca, 26 tahun Zahra Aboutalib hamil dengan anak pertamanya. dan sudah merasakan akan melahirkan, setelah 2hari kesakitan akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit setempat. Dokter memberitahu bahwa ia akan membutuhkan operasi caesar. Di bangsal Zahra melihat seorang wanita ketika melalui proses melahirkan. Ia melarikan diri dari rumah sakit karena takut dia akan menemui nasib yang sama jika ia tetap di rumah sakit.

Pada hari-hari berikutnya, Zahra terus menderita sakit dengan bayi masih didalam rahimnya. Setelah beberapa hari rasa sakit berhenti dan bayi berhenti bergerak.

Dalam budaya Maroko, diyakini bahwa seorang bayi dapat tidur di dalam ibu untuk melindungi kehormatan. Zahra percaya mitos ini dan meletakkan kehamilan dari pikirannya. akhirnya dia mengadopsi tiga anak dan berharap bisa menjadi nenek.

Bertahun-tahun kemudian, di usia 75 tahun rasa sakit itu tiba-tiba kembali . lalu putra adpsinya membawanya ke seorang spesialis. Untuk ini mereka harus melakukan perjalanan ke Rabat di mana mereka akan bertemu Profesor Taibi Ouazzani. Ia menduga perut buncit itu disebabkan oleh tumor ovarium dan memeriksanya dengan suara ultra-scan. Hal ini menunjukkan massa yang besar bahwa ia tidak bisa mengidentifikasi.

Zahra dirujuk ke dokter spesialis radiografi untuk pendapat kedua. Dia bisa melihat itu adalah struktur calcified dari beberapa macam, tidak lama kemudian scan MRI mengungkapkan bahwa bayi Zahra telah mengandung 46 tahun sebelumnya.

Zahra mengalami kehamilan ektopik di mana telur telah tertanam dalam tabung tuba. Janin yang berkembang, meledak keluar dari tabung tuba dan terus berkembang dalam rongga perut. Berhasil bertahan dengan melampirkan itu plasenta ke organ-organ vital di sekeliling perutnya.

Profesor Ouazzania dihadapkan dengan keputusan yang sulit ketika memutuskan apakah akan aman untuk mencoba dan menghilangkan janin dengan berat 7lb dan panjang 42cm itu.


Bayi yg jadi batu


operasi tetap dilakukan dan ditemukan bahwa janin telah calcified dan menjadi keras, benjolan padat. Saat itu, pada dasarnya,fakta tentang bayi jadi batu karna telah menyatu dengan dinding perut dan organ-organ vital.

Setelah hampir 4 jam para dokter bedah berhasil mengeluarkan janin dari calcified Zahra dan operasi dipuji sukses.


Bagian dalam organ bayi


Dalam kehamilan ektopik, jika mati janin terlalu besar untuk dapat kembali diserap oleh tubuh ibu itu menjadi benda asing ke sistem kekebalan tubuh ibu. Untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi tubuh ibu akan membungkus janin dalam calciferous substansi sebagai jaringan mati dan dehidrasi.

Ketika membangun dinding calciferous, janin secara bertahap menjadi mumi atau batu lithopedion bayi.

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Dae Hyun

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Thera Sivali
« Reply #66 on: 31 March 2010, 08:42:48 AM »
Ini arahat Sivali yang dipercaya seperti dewa rejeki. Wa dari dulu suka sama ceritanya. Tapi kalau sampe 7 tahun wa juga baru tau.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Thera Sivali
« Reply #67 on: 31 March 2010, 11:07:00 AM »
^ ^ ^ Saya tidak tau tentang Dewa Rejeki. Terlepas dari siapakah Dewa Rejeki sesungguhnya atau adakah Dewa Rejeki itu, tapi masih banyak orang berpandangan salah bahwa hanya dengan memuja Dewa tertentu, bisa mendatangkan rejeki. Bahkan tanpa memuja dewa pun, bila ada karma baik, rejeki pun datang.

Dan kalo pengertian Dewa Rejeki adalah dewa yang bertugas memberi rejeki, IMO tidak tepat kalo disamakan dengan Thera Sivali.
« Last Edit: 31 March 2010, 11:09:58 AM by Mayvise »

Offline Dae Hyun

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Thera Sivali
« Reply #68 on: 31 March 2010, 11:14:41 AM »
Ok deh kakak.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Thera Sivali
« Reply #69 on: 31 March 2010, 11:40:52 AM »
Quote
Dalam kehamilan ektopik, jika mati janin terlalu besar untuk dapat kembali diserap oleh tubuh ibu itu menjadi benda asing ke sistem kekebalan tubuh ibu. Untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi tubuh ibu akan membungkus janin dalam calciferous substansi sebagai jaringan mati dan dehidrasi.

Ketika membangun dinding calciferous, janin secara bertahap menjadi mumi atau batu lithopedion bayi.

Wah ternyata mirip dengan proses pembentukan mutiara, yaitu membungkus substansi asing yang masuk ke dalam tubuhnya dengan substansi calcium

 :)


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Thera Sivali
« Reply #70 on: 31 March 2010, 02:46:58 PM »
^^^
alami, proses alam

kam sia