//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sharing mengenai kenapa??  (Read 20146 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #30 on: 01 April 2008, 07:25:20 AM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.
Pancekkha Buddha ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #31 on: 01 April 2008, 08:02:43 AM »
Kita perlu sebuah pemikiran untuk menpelajari dharma, tetapi untuk mencapai nirvana kita harus meninggalkan semua pikiran / persepsi / perenungn / kesimpulan dan lain-lain.

dear bro edy,

sebenarnya yang perlu ditinggalkan adalah konsep-nya (atau mirip yang anda sebut dengan persepsi/sanna) , bukan pikirannya....... justru pada waktu pencapaian, pikiran sudah fokus sehingga saat itulah ada sati sampajanna (sadar setiap saat)

semoga bisa dimengerti yah......

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #32 on: 01 April 2008, 08:59:10 AM »
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn56/sn56.031.than.html

Quote
SN 56.31
Simsapa Sutta
The Simsapa Leaves
Translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu

Once the Blessed One was staying at Kosambi in the simsapa forest. Then, picking up a few simsapa leaves with his hand, he asked the monks, "What do you think, monks: Which are more numerous, the few simsapa leaves in my hand or those overhead in the simsapa forest?"

"The leaves in the hand of the Blessed One are few in number, lord. Those overhead in the simsapa forest are more numerous."

"In the same way, monks, those things that I have known with direct knowledge but have not taught are far more numerous [than what I have taught]. And why haven't I taught them? Because they are not connected with the goal, do not relate to the rudiments of the holy life, and do not lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. That is why I have not taught them.

"And what have I taught? 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress... This is the path of practice leading to the cessation of stress': This is what I have taught. And why have I taught these things? Because they are connected with the goal, relate to the rudiments of the holy life, and lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. This is why I have taught them.

"Therefore your duty is the contemplation, 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress.' Your duty is the contemplation, 'This is the path of practice leading to the cessation of stress.'"

Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #33 on: 01 April 2008, 09:17:23 AM »
 [at] fox:iya pacekkha buddha
There is no place like 127.0.0.1

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #34 on: 01 April 2008, 09:06:00 PM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 



Quote
Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.

jika dibandingkan dengan metode agama/aliran  lain: (kr****n, Maitreya, dll...) berapa banyak kesesuaian dengan jalan beruas delapan?  apakah jalan mulia beruas delapan satu-satunya jalan menuju nibbana?
« Last Edit: 01 April 2008, 09:09:20 PM by SandalJepit »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #35 on: 01 April 2008, 09:36:42 PM »
Sammasambuddha adalah mereka yang mencapai nibanna dengan usaha sendiri, dan mereka mengajarkan Dhamma sempurna, yaitu 4 kebenaran mulia.

Pacceka Buddha adalah mereka yang mencapai nibanna dengan usaha sendiri, tetapi karena kurang parami, mereka tidak bisa mengajarkan Dhamma sempurna. Mereka terlahir pada kappa dimana seorang Sammasambuddha muncul, tetapi mereka tidak bisa bertemu dengan seorang Sammasambuddha, dan tidak bisa berada pada saat Dhamma yang diajarkan seorang Sammasambuddha masih ada di dunia. Pencapaian kesucian mereka diibaratkan mimpi seorang buta dan tuli.

Selama masih ada Dhamma yang diajarkan oleh seorang Sammasambuddha, pencapaian nibanna hanya bisa dicapai dengan menjalankan Dhamma yang diajarkan tersebut. Yang mencapainya umumnya disebut Arahat, atau Savaka Buddha (Buddha karena mendengar).

Jalan mulia beruas delapan, sering juga disebut dengan jalan tengah, atau 4 landasan perhatian murni adalah satu-satunya jalan (ekayano maggo) atau ekayana. Disebut satu-satunya bukan sebagai dogma yang sempit, tetapi untuk menunjukkan bahwa pencapaian nibanna hanya bisa dalam jalan mulia beruas delapan tersebut. Diumpamakan sebagai satu-satunya gerbang di suatu kota, tanpa retak di tembok atau atap, sehingga makhluk apapun yang keluar dari kota tersebut pasti melalui gerbang tersebut. Entah labelnya apa, kalau ada jalan mulia beruas delapan, maka bisa ditemukan nibanna.

Kalau agama tetangga atau aliran Maitreya, setahu saya tidak memiliki jalan mulia beruas delapan ini, antara lain pandangan benar (tidak ada tuhan sebagai kekuatan omnipoten sumber segala sesuatu, mengenal kelahiran kembali, mengenal sebab musabab yang saling bergantung, mengenal tiga corak umum, mengenal empat kebenaran mulia), tidak ada konsentrasi dan perhatian benar (meditasi yang bermuara pada jhana dan nyana), tidak dikenal mata pencaharian benar (berjualan senjata / daging / manusia atau makhluk hidup / racun / minuman keras tidak diatur)
« Last Edit: 01 April 2008, 10:55:09 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #36 on: 02 April 2008, 09:13:31 AM »

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 

dear bro,

sebenarnya sudah ada ciri-ciri apakah seseorang sudah mencapai tingkat kesucian tertentu atau belum.

Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #37 on: 02 April 2008, 06:16:06 PM »

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 

dear bro,

sebenarnya sudah ada ciri-ciri apakah seseorang sudah mencapai tingkat kesucian tertentu atau belum.

Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)
« Last Edit: 03 April 2008, 08:23:10 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #38 on: 02 April 2008, 06:18:40 PM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 



Quote
Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.

jika dibandingkan dengan metode agama/aliran  lain: (kr****n, Maitreya, dll...) berapa banyak kesesuaian dengan jalan beruas delapan?  apakah jalan mulia beruas delapan satu-satunya jalan menuju nibbana?

Sebenernya saya mengangkat topik ini bukan membahas antar agama melainkan mencoba menggali corak-corak Dhamma yang dibabarkan Buddha..

Contoh ketika kita sedang mempelajari dan membahas tentang tumbuhan kebetulan kita membahas tentang tumbuhan kantong semar.. ada yang mengatakan kantong semar itu pemakan binatang ada juga yang mengatakan kantong semar kan tumbuhan tidak mungkin tumbuhan makan binatang..

(karena ketidak tahuan maka kita membenarkan pandangan salah.. lalu dengan demikian dari mana kita bisa bener2 mengerti apa itu pandangan salah..),

berbeda halnya jika kita sudah mengetahui.. kita bisa mengetahui ternyata ada tumbuhan pemakan binatang dan tidak semua tumbuhan tidak memakan binatang

itulah selama ini jadi sedikit pikiran yang muncul jika kita dengan mudah mengatakan dhamma itu seperti ini dan seperti itu kenyataan berbeda, contoh :

Kita mengatakan Dhamma itu kebenaran dan ada juga mengatakan Dhamma itu hal yang Nyata

Lalu bagaimana jika sampai ada pandangan di kalangan buddhism mengatakan keajaiban itu nyata dan keajaiban itu benar.. maka mari kita selalu mengharapkan keajaiban

apakah dengan begitu kita bisa mengerti dhamma itu apa??  ;)
« Last Edit: 03 April 2008, 08:35:31 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #39 on: 03 April 2008, 08:58:52 AM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #40 on: 03 April 2008, 09:45:13 AM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

Bagi2 donk :) lumayan kan share yang bermanfaat buat kita2
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #41 on: 03 April 2008, 03:14:13 PM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

ditype manual aja (jadi softcopy perdana :) )
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #42 on: 03 April 2008, 04:49:20 PM »
waduh....waduh......... nti diusahain yah bro......

sementara ini, kerjaan gi full load  :-[

Offline bonex

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #43 on: 18 June 2009, 02:41:49 PM »
maaf saya mau tanya untuk dpetin lagu2 budhist itu gmna?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #44 on: 22 June 2009, 01:10:39 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

Di dalam simsapa sutta, Buddha tidak menyatakan bahwa daun di hutan (diluar genggaman-nya) itu adalah dhamma/kebenaran di luar ajaran Buddha. Tetapi pengetahuan-pengetahuan lainnya di luar ajaran pembebasan (ajaran mengatasi dukkha) yang menjadi inti dari ajaran para BUDDHA.



2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??



Benar sekali bahwa dhamma (dalam hal ini adalah paramatha dhamma atau kebenaran mutlak) itu tetap ada walaupun masih eksis atau lenyapnya ajaran BUDDHA. Tetapi dalam hal dhamma pengajaran sesuai yang sudah dikonsepkan dan bisa diajarkan itu baru ada setelah kemunculan seorang sammasambuddha, dalam hal ini adalah buddha sakyamuni. Oleh karena itu, demi kebahagiaan umat (sesuai dengan budaya dan kebiasaan para sammasambuddha terdahulu yang harus di-minta oleh seorang brahma untuk mengajarkan ajaran pembebasan ini), maka di-utus-lah para bhikkhu untuk menyebarkan ajaran pembebasan itu.

Dengan ini-lah kita mengenal ajaran BUDDHA.

Apa bukti-nya paramatha dhamma itu tetap ada walaupun tidak terlahir seorang sammasambuddha ataupun terjadi masa kekosongan ajaran/lenyap-nya ajaran ?
Bukti-nya adalah bahwa di-kenal jalur pencapaian ke-BUDDHA-an (pembebasan/sadar) Pacceka, tetapi tidak menurunkan/mengajarkan kepada orang lain.



3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??


Karena Jawaban pertanyaan no.1 telah menjawab bahwa tidak ada spekulasi di dalam simsapa sutta tentang ucapan BUDDHA tentang adanya ajaran pembebasan di luar ajaran para BUDDHA, maka pertanyaan no.3 menjadi tidak valid / tidak relevan...



4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??


tujuan mempelajari ajaran BUDDHA adalah mengikuti JALAN PEMBEBASAN (ARAHATTA MAGGA) yang sudah ditempuhi oleh para BUDDHA/ARAHAT. Apakah dengan mengikuti JALAN PEMBEBASAN itu, juga termasuk di dalam kebahagiaan bersama dan makhluk lain ??

Secara langsung tidak, tetapi implikasi dan konsekuensi dari penerapan JALAN itu, maka kita akan dihadapkan pada tindakan dan pengendalian tingkah laku yang tidak menyakiti makhluk lain, mengembangkan kebajikan yang hasilnya adalah hal positif dan manfaat bagi makhluk lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything