//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sharing mengenai kenapa??  (Read 20145 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Sharing mengenai kenapa??
« on: 10 August 2007, 08:32:12 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #1 on: 10 August 2007, 08:37:50 AM »
jawabannya ada di sutta itu sendiri ;D

Simsapa Sutta
The Simsapa Leaves

Once the Blessed One was staying at Kosambi in the simsapa forest. Then, picking up a few simsapa leaves with his hand, he asked the monks, "What do you think, monks: Which are more numerous, the few simsapa leaves in my hand or those overhead in the simsapa forest?"

"The leaves in the hand of the Blessed One are few in number, lord. Those overhead in the forest are far more numerous."

"In the same way, monks, those things that I have known with direct knowledge but have not taught are far more numerous [than what I have taught]. And why haven't I taught them? Because they are not connected with the goal, do not relate to the rudiments of the holy life, and do not lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. That is why I have not taught them.

"And what have I taught? 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress... This is the path of practice leading to the cessation of stress': This is what I have taught. And why have I taught these things? Because they are connected with the goal, relate to the rudiments of the holy life, and lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. This is why I have taught them.

"Therefore your duty is the contemplation, 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress.' Your duty is the contemplation, 'This is the path of practice leading to the cessation of stress.'"
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #2 on: 10 August 2007, 09:02:04 AM »
Samyutta Nikaya LVI.31

Pada suatu ketika, Sang Bhagava menetap di Kosambi, di hutan Simsapa. Lalu,
sambil memungut beberapa helai daun Simsapa dengan tangannya, beliau
bertanya kepada para bhikkhu, “Bagaimana kalian melihat ini, para bhikkhu?
Manakah yang lebih banyak, beberapa helai daun Simsapa di tanganku ini
ataukah semua daun Simsapa di dalam hutan ini?”

“Daun yang ada di tangan Sang Bhagava itu jumlahnya sedikit, Bhante. Daun
yang ada di hutan ini jauh lebih banyak.”

“Seperti itu pula, para bhikkhu, hal-hal yang aku ketahui secara langsung
tetapi tidak kuajarkan jauh lebih banyak [daripada hal-hal yang kuajarkan].
Dan mengapa itu tidak kuajarkan? Oleh karena hal-hal itu tidak berkaitan
dengan tujuan [hidup suci], tidak berhubungan dengan dasar-dasar hidup
suci, dan tidak membawa pada tanggalnya kelekatan, pada lenyapnya hawa
nafsu, pada pemadaman, pada keheningan, pada pengetahuan langsung, pada
kesadaran diri, pada terurainya belenggu. Itulah sebabnya hal-hal itu tidak
kuajarkan.
“Dan apakah yang kuajarkan? ‘Inilah dukkha; inilah sebab musabab dukkha;
inilah lenyapnya dukkha; inilah jalan praktek menuju lenyapnya dukkha.’
Itulah yang kuajarkan. Dan mengapa hal-hal itu kuajarkan? Oleh karena
hal-hal itu berkaitan dengan tujuan [hidup suci], berhubungan dengan
dasar-dasar hidup suci, dan membawa pada tanggalnya kelekatan, pada
lenyapnya hawa nafsu, pada pemadaman, pada keheningan, pada pengetahuan
langsung, pada kesadaran diri, pada terurainya belenggu. Itulah sebabnya
hal-hal itu kuajarkan.”
“Oleh karena itu tugas kalian adalah merenungkan, ‘Inilah dukkha; inilah
sebab musabab dukkha; inilah lenyapnya dukkha; inilah jalan praktek menuju
lenyapnya dukkha.’ “


Jika demikian lalu apakah berarti kita menerima pemahaman agama lain sebagai dhamma?? mampukah kita membedakan dhamma di tempat agama lain?? dan apakah kita tidak perlu memperkenalkan dhamma kepada mahluk lain??
« Last Edit: 10 August 2007, 09:06:06 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #3 on: 10 August 2007, 09:12:52 AM »
Kalau sudah bahas tentang membedakan dhamma, rujukannya gotami sutta

I have heard that at one time the Blessed One was staying at Vesali, in the Peaked Roof Hall in the Great Forest.

Then Mahapajapati Gotami went to the Blessed One and, on arrival, having bowed down to him, stood to one side. As she was standing there she said to him: "It would be good, lord, if the Blessed One would teach me the Dhamma in brief such that, having heard the Dhamma from the Blessed One, I might dwell alone, secluded, heedful, ardent, & resolute."

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Mahapajapati Gotami delighted at his words.
« Last Edit: 10 August 2007, 09:34:56 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #4 on: 10 August 2007, 09:28:04 AM »
saya pikir, dhamma tidaklah memiliki label ataupun patent...

semua orang boleh menikmati rembulan dan semua telunjuk yg mengarah kepada rembulan yg sama (sesuai dengan gotami sutta di atas), bolehlah disebut dhamma...

rembulan bukanlah milik agama buddha, bukan milik theravada, bukan milik mahayana, bukan milik tibetan, bukan milik zen...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #5 on: 10 August 2007, 10:19:21 AM »
saya pikir, dhamma tidaklah memiliki label ataupun patent...

semua orang boleh menikmati rembulan dan semua telunjuk yg mengarah kepada rembulan yg sama (sesuai dengan gotami sutta di atas), bolehlah disebut dhamma...

rembulan bukanlah milik agama buddha, bukan milik theravada, bukan milik mahayana, bukan milik tibetan, bukan milik zen...


Lalu ketika bergantung pada mujikzat/bergantung pada hal-hal gaib juga apakah itu termasuk dhamma?? jika memang dhamma mengapa buddha mengajarkan muridnya tentang pandangan benar,pencaharian benar, bicara benar??
« Last Edit: 10 August 2007, 10:28:27 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #6 on: 10 August 2007, 11:03:27 AM »
apakah bergantung pada hal2 gaib/mukjijat itu (baca gotami sutta di atas) menambah kemelekatan, membelenggu, menambah ketidakpuasan, membawa kemalasan (batin) dan membebani batin? kalo jawabannya "ya", berarti telunjuk yg ini menunjuk lampu neon di seberang jalan, bukan menunjuk ke rembulan yg sama...

yg saya maksudkan adalah kalo memang ada telunjuk yg menunjuk ke arah rembulan yg sama, maka itu bisa dikatakan dhamma... kalo menunjuk ke lampu neon mah itu bukan dhamma...

tau darimana itu rembulan atau lampu neon atau lampu pijar?
liat gotami sutta di atas...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #7 on: 10 August 2007, 11:16:47 AM »
apakah bergantung pada hal2 gaib/mukjijat itu (baca gotami sutta di atas) menambah kemelekatan, membelenggu, menambah ketidakpuasan, membawa kemalasan (batin) dan membebani batin? kalo jawabannya "ya", berarti telunjuk yg ini menunjuk lampu neon di seberang jalan, bukan menunjuk ke rembulan yg sama...

yg saya maksudkan adalah kalo memang ada telunjuk yg menunjuk ke arah rembulan yg sama, maka itu bisa dikatakan dhamma... kalo menunjuk ke lampu neon mah itu bukan dhamma...

tau darimana itu rembulan atau lampu neon atau lampu pijar?
liat gotami sutta di atas...

 :) dengan demikian tidak mutlak bahwa daun lain selain genggaman buddha di hutan adalah sama yg dimaksudkan buddha dalam artian dhamma ??
« Last Edit: 10 August 2007, 11:23:24 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #8 on: 10 August 2007, 11:32:15 AM »
di simsapa sutta jelas buddha mengatakan bahwa daun yg ada di luar genggamannya tidak membebaskan dan tidak membawa pencerahan...

yg pengen saya sampaikan di sini adalah jangan sampai kita terikat pada label. bisa saja ada ajaran di luar yg bukan berlabel buddhisme tapi berisikan daun yg sama dengan daun yg ada digenggaman buddha...

bahkan pada ajaran yg berlabel "agama buddha"pun kita harus mengkritisinya dengan sikap yg sama. apakah ajaran yg berlabel "agama buddha" itu membebaskan atau membebani, melepaskan atau mengumpulkan, memberikan rasa puas atau ketidakpuasan, memerdekakan atau membelenggu...

sekali lagi, dhamma tidak berlabel... analisalah dengan jernih...

ragu pangkal cerah!
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #9 on: 10 August 2007, 11:37:32 AM »
di simsapa sutta jelas buddha mengatakan bahwa daun yg ada di luar genggamannya tidak membebaskan dan tidak membawa pencerahan...

yg pengen saya sampaikan di sini adalah jangan sampai kita terikat pada label. bisa saja ada ajaran di luar yg bukan berlabel buddhisme tapi berisikan daun yg sama dengan daun yg ada digenggaman buddha...

bahkan pada ajaran yg berlabel "agama buddha"pun kita harus mengkritisinya dengan sikap yg sama. apakah ajaran yg berlabel "agama buddha" itu membebaskan atau membebani, melepaskan atau mengumpulkan, memberikan rasa puas atau ketidakpuasan, memerdekakan atau membelenggu...

sekali lagi, dhamma tidak berlabel... analisalah dengan jernih...

ragu pangkal cerah!

Benar dhamma tidak memiliki label terlebih "Agama" hanya dalam sharing ini saya mencoba membawa realita bahwa tidak semua daun bisa dikatakan sama dengan apa yg dimaksudkan buddha.. jadi berharap bijak dalam memilah dan memahami apa yg dimaksud dhamma  :)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #10 on: 10 August 2007, 11:38:37 AM »
setuju bang ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #11 on: 10 August 2007, 11:43:22 AM »
setuju bang ;D

hmm.. kayaknya kampanye cagub jakarta udah lewat deh  ;D
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #12 on: 24 August 2007, 08:16:17 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??

"1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??---Bisa Iya, bisa Tidak.

"2. ... bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??"---Benar.  Tetapi hanya di Buddhism saja, kita bisa menemukan 4 Noble Truth.

"3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??"----Anda umat Buddha, bukan?

"4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha??"---Tergantung kamu tujuannya kemana?

"apakah hanya mengembangkan bathin??"---Bisa juga.

"ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??"---Bisa juga.

"atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri??"---Bisa juga.

"atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??"---Bisa juga

Pilih sendiri deh...

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #13 on: 27 August 2007, 09:16:09 AM »
"1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??---Bisa Iya, bisa Tidak.

"2. ... bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??"---Benar.  Tetapi hanya di Buddhism saja, kita bisa menemukan 4 Noble Truth.

"3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??"----Anda umat Buddha, bukan?

"4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha??"---Tergantung kamu tujuannya kemana?

"apakah hanya mengembangkan bathin??"---Bisa juga.

"ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??"---Bisa juga.

"atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri??"---Bisa juga.

"atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??"---Bisa juga

Pilih sendiri deh...

Jika demikian bhante sebagai umat buddha perlu kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara..

Dari pilihan jawaban 4 yaitu semua bisa.. hanya saja bukankah lebih bijak jika kita memadukan semua tujuan tersebut dengan seimbang??

Pertanyaan ini saya lontarkan karena saya pribadi melihat beberapa misi dhammadutta di indonesia kurang memiliki misi dan visi yg jelas.. pernah juga mendenger beberapa dhammadutta dengan mudah mengatakan dhamma ada di agama lain jadi pindah tidak masalah.. tapi sayangnya kurang menjelaskan dhamma yg dimaksud itu apa.. apakah menggantungkan diri pada satu mahluk yg tak nampak itu merupakan dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha?? apakah mengharapkan dan menggantungkan diri dengan keajaiban-keajaiban itu juga termasuk dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha??

Ada sedikit ganjalan untuk kondisi di indonesia ini.. umat buddha suatu saat nanti akan sulit membangun tempat ibadahnya jika umatnya makin lama makin berkurang. Dari sudut pengumpulan dana pun untuk kelangsungan tempat ibadah akan semakin bertambah berat jika umat berkurang.. dan jika vihara sudah sulit ditemukan maka umat buddha pun semakin jarang mendengarkan dhamma yg baik.. terlebih mempraktekannya

Setidaknya kita (dalam posisi bukan sangha) bisa melihat kedua sisi berbeda dan mampu memadukannya dengan seimbang yaitu :
- sisi kelangsungan hidup
- sisi spiritual

Itu sedikit buah pikiran saya bhante  _/\_
« Last Edit: 27 August 2007, 12:05:15 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #14 on: 27 August 2007, 08:34:07 PM »
Radi:

"Jika demikian bhante sebagai umat buddha perlu kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara.."---Tergantung keadaan yah...liat sikon juga sih.

"Dari pilihan jawaban 4 yaitu semua bisa.. hanya saja bukankah lebih bijak jika kita memadukan semua tujuan tersebut dengan seimbang??"---Ya, benar.

"Pertanyaan ini saya lontarkan karena saya pribadi melihat beberapa misi dhammadutta di indonesia kurang memiliki misi dan visi yg jelas.."---saya juga melihatnya begitu. 

"pernah juga mendenger beberapa dhammadutta dengan mudah mengatakan dhamma ada di agama lain jadi pindah tidak masalah.. tapi sayangnya kurang menjelaskan dhamma yg dimaksud itu apa.. apakah menggantungkan diri pada satu mahluk yg tak nampak itu merupakan dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha?? apakah mengharapkan dan menggantungkan diri dengan keajaiban-keajaiban itu juga termasuk dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha??"---Ya tentunya maksud dia adalah, pasti ada Kebenaran juga di agama lain juga, gitu.

"Ada sedikit ganjalan untuk kondisi di indonesia ini.. umat buddha suatu saat nanti akan sulit membangun tempat ibadahnya jika umatnya makin lama makin berkurang. Dari sudut pengumpulan dana pun untuk kelangsungan tempat ibadah akan semakin bertambah berat jika umat berkurang.. dan jika vihara sudah sulit ditemukan maka umat buddha pun semakin jarang mendengarkan dhamma yg baik.. terlebih mempraktekannya"---Saya sendiri belum menemukan jawaban untuk masalah ini (masalah semua umat buddha di Indo).  Blum bisa jawab yang ini.

"Setidaknya kita (dalam posisi bukan sangha) bisa melihat kedua sisi berbeda dan mampu memadukannya dengan seimbang yaitu :
- sisi kelangsungan hidup
- sisi spiritual"---Ya ya...benar. 

"Itu sedikit buah pikiran saya bhante"---mungkin kita perlu ketemuan untuk ngobrol hal ini.  Kita punya pemikiran yang sama, cuma saya blum menemukan solusinya.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #15 on: 17 October 2007, 10:15:51 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

saya sering menemukan istilah dhamma (dengan huruf kecil) dan Dhamma (dengan huruf besar). dhamma (dengan huruf kecil) dikatakan adalah semua ajaran buddha, sedangkan Dhamma adalah semua fenomena hukum alam yang melingkupi semua kehidupan. jadi dhamma adalah bagian dari Dhamma. Jika dikatakan bahwa dhamma ajaran buddha bagaikan segenggam daun dalam hutan, diartikan bahwa banyak pengetahuan yang sebenarnya diketahui oleh seorang samma sambuddha tetapi diajarkan atau diberitahukan karena tidak membawa kepada jalan pembebasan / pencerahan. Pertanyaan-pertanyaan misalnya tentang apakah tathagata itu ada setelah parinirvana, atau tidak ada setelah parinirvana menjadi pengetahuan yang tidak diajarkan oleh samma sambuddha karena tidak  berkaitan dengan tujuan pencapaian nibbana.

menurut saya, maksud perkataan buddha adalah tidak menyangkut bahwa dhamma itu ada di agama lain. menurut yang saya pahami, saya tahu betul mana ajaran yang paling "benar". Jadi kalau ajaran tersebut sudah "benar", apakah ajaran yang lain juga dapat dikatakan "benar", jika ya... ajaran tersebut pada hakekatnya sama, cuma beda merek. Jika ajarannya bertolak belakang. berarti "tidak benar".


« Last Edit: 17 October 2007, 10:19:19 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #16 on: 17 October 2007, 10:25:23 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??


Dhamma (dalam huruf besar) pada dasarnya sudah ada di alam semesta ini, hanya saja hukum kesunyataan tersebut dipahami oleh samma sambuddha dan dhamma (ajaran buddha) itulah  berisi hukum-hukum kesunyataan. Karena belas kasihan dan cinta kasih buddha, maka buddha berpesan kepada para bhikkhu untuk berpencar dan menyebarkan dhamma (ajaran buddha berisi hukum hukum kesunyataan yang dipahami oleh seorang samma sambuddha).

kegiatan penyebaran dhamma ajaran buddha selama 2500 tahun lebih telah terbukti jauh dari upaya-upaya "pemaksaan" kehendak dan doktrinisasi dan jauh dari pertumpahan darah. Tidak ada catatan sejarah bahwa penyebaran dhamma menumpahkan darah.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #17 on: 17 October 2007, 10:31:52 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

pertanyaan ini menggambarkan bahwa penyebaran dhamma seolah-olah berkaitan semua dengan kegiatan pendirian vihara, sekolah buddhis, pelantikan dhammaduta. Hal ini tentunya kita temukan pada dewasa ini. Tetapi menurut yang saya temukan dalam historis perjalanan ajaran buddha (sewaktu sang buddha masih hidup), bahwa penyebaran dhamma pada awal mulanya tidak dilakukan pada suatu tempat khusus yang disebut dengan "vihara". Penyebaran dhamma dilakukan dimana saja.

Pembangunan vihara baru dilakukan setelah buddha melihat adanya kebutuhan tempat bagi anggota sangha yang sudah sedemikian banyaknya apalagi ditambah dengan anggota sangha bhikkhuni, yang tentunya dengan penyebaran dhamma di tempat umum bahkan di hutan-hutan, tentunya tidak nyaman.

saya pernah membaca kisah aliran zen pada penindasan ajaran buddhis pada jaman kaisar WU, dikatakan bahwa dengan semangat yang diajarkan oleh sesepuh Zen BAIZHANG, ajaran buddhis zen tetap berkembang di tengah-tengah penindasan karena aliran zen ini tidak terikat pada penyebaran dhamma hanya di vihara-vihara.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #18 on: 17 October 2007, 10:39:13 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??

tujuan belajar agama buddha adalah :
"HINDARI PERBUATAN JAHAT,
PERBANYAK PERBUATAN BAIK,
SUCIKAN HATI DAN PIKIRAN,"

intinya adalah pengembangan bathin (betul sekali). Masalah mempertahankan kelangsungan ajaran buddha adalah sesuatu yang sangat absurd, mengapa dikatakan absurd (susah), karena bahkan dhamma (dalam huruf kecil dalam arti ajaran buddha) bahkan tidak luput dari hukum anicca (hukum ketidak kekalan), dan bahkan pada suatu saat ajaran buddha ini bakal lenyap dari dunia ini. Adalah perbuatan yang sangat mulia untuk tetap mempertahankan ajaran buddha, tetapi jangan terikat untuk tetap mempertahankan ajaran buddha sampai pada tahap mengorbankan perkembangan bathin kita. karena semua yang berkondisi pada hakekatnya adalah tidak kekal,

Demikian yang saya pahami.

anumodana
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #19 on: 18 October 2007, 09:18:40 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

saya sering menemukan istilah dhamma (dengan huruf kecil) dan Dhamma (dengan huruf besar). dhamma (dengan huruf kecil) dikatakan adalah semua ajaran buddha, sedangkan Dhamma adalah semua fenomena hukum alam yang melingkupi semua kehidupan. jadi dhamma adalah bagian dari Dhamma. Jika dikatakan bahwa dhamma ajaran buddha bagaikan segenggam daun dalam hutan, diartikan bahwa banyak pengetahuan yang sebenarnya diketahui oleh seorang samma sambuddha tetapi diajarkan atau diberitahukan karena tidak membawa kepada jalan pembebasan / pencerahan. Pertanyaan-pertanyaan misalnya tentang apakah tathagata itu ada setelah parinirvana, atau tidak ada setelah parinirvana menjadi pengetahuan yang tidak diajarkan oleh samma sambuddha karena tidak  berkaitan dengan tujuan pencapaian nibbana.

menurut saya, maksud perkataan buddha adalah tidak menyangkut bahwa dhamma itu ada di agama lain. menurut yang saya pahami, saya tahu betul mana ajaran yang paling "benar". Jadi kalau ajaran tersebut sudah "benar", apakah ajaran yang lain juga dapat dikatakan "benar", jika ya... ajaran tersebut pada hakekatnya sama, cuma beda merek. Jika ajarannya bertolak belakang. berarti "tidak benar".




Nah benar menurut siapa dulu nih?? (kalo anda ditanya seperti ini apa jawaban anda)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #20 on: 18 October 2007, 09:24:44 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??

tujuan belajar agama buddha adalah :
"HINDARI PERBUATAN JAHAT,
PERBANYAK PERBUATAN BAIK,
SUCIKAN HATI DAN PIKIRAN,"

intinya adalah pengembangan bathin (betul sekali). Masalah mempertahankan kelangsungan ajaran buddha adalah sesuatu yang sangat absurd, mengapa dikatakan absurd (susah), karena bahkan dhamma (dalam huruf kecil dalam arti ajaran buddha) bahkan tidak luput dari hukum anicca (hukum ketidak kekalan), dan bahkan pada suatu saat ajaran buddha ini bakal lenyap dari dunia ini. Adalah perbuatan yang sangat mulia untuk tetap mempertahankan ajaran buddha, tetapi jangan terikat untuk tetap mempertahankan ajaran buddha sampai pada tahap mengorbankan perkembangan bathin kita. karena semua yang berkondisi pada hakekatnya adalah tidak kekal,

Demikian yang saya pahami.

anumodana


Terima kasih atas penjelasan anda yg sangat elegan (^_^)

Pada dasarnya saya hanya bertanya2 apakah kita tidak bisa mengembangkan bathin, tapi juga melestarikan ajaran buddha??

Saya yakin sebenernya kita semua sanggup melakukan ini (keseimbangan), hanya saja sering kita hanya memilih salah satu sisi saja

Sekali lagi terimakasih atas share jawaban yg cukup menarik ini  :)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline ROCH AKSIADI

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Roch Aksiadi Oktober 2007
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #21 on: 18 October 2007, 10:15:01 PM »
 _/\_
Benar apa yang dikatakan Bhante.....
 _/\_

Offline edychai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 2
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #22 on: 19 December 2007, 11:17:10 AM »
Dharma artinya kebenaran. Dharma bukanlah ajaran agama buddha saja.
Jadi yang dimaksud tathagatha adalah masih banyak kebenaran didunia ini, tetapi untuk mencapai nirvana hanya dengan menplajari dan menjalani dharma yang dia beerikan sudah cukup untuk mencapainya.
Kebenaran2 yang lain (daun diluar gengamannya) kan masih banyak kan?
buddha tidak pernah mengajarkan W = F x S (usaha = gaya x jarak)
tidak pernah mengajarkan KIMIA.
tidak pernah mengajarkan Matematika. dll.
Itu semua merupakan kebenaran-kebenaran kan?
tapi apakah menpelajari itu kita bisa mencapai nirvana? tidak bukan.
Jadi dengan menpelajari dharma / kebenaran yang dirangkum atau dipilih oleh tathagatha untuk kitalah dapat kita gunakan itu sebagai acuan / jalan menuju nirvana.

Pertanyaanlah yang menbuat seseorang untuk menpelajari buddhisme?
tetapi bila dengan bertanya-bertanya, dan mencari pertanyaan dari sebuah jawaban maka sama dengan anda dibebani oleh perahu yang seharusnya menpermudah membawa anda menuju keseberang bukan sebagai beban.

Kita perlu sebuah pemikiran untuk menpelajari dharma, tetapi untuk mencapai nirvana kita harus meninggalkan semua pikiran / persepsi / perenungn / kesimpulan dan lain-lain.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #23 on: 19 December 2007, 01:08:54 PM »
Muantab bro.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #24 on: 19 December 2007, 01:21:16 PM »
 =D> =D> =D> _/\_
your life simple or complex is depend on yourself

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #25 on: 19 December 2007, 03:52:30 PM »
Dharma artinya kebenaran. Dharma bukanlah ajaran agama buddha saja.

Kata Dhamma mempunyai makna yang lebih luas. Dhamma berarti segala sesuatu yang nyata.

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline mushroom_kick

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.302
  • Reputasi: 92
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #26 on: 19 December 2007, 04:56:40 PM »
Dhamma sudah ada sebelumnya.
Dhamma tidak diciptakan tapi ditemukan.
 _/\_
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #27 on: 31 March 2008, 11:32:16 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??


hm... bagus juga analisanya... atau tepatnya pertanyaan ini boleh dikaitkan dengan "Adakah keselamatan di agama lain?" atau "Mungkinkah melalui metode agama lain bisa masuk nibbana?".. "bagaimana dengan aliran-aliran misal: Maitreya? ". agama kr****n? Islam? Al-Qiyadah ( bukan Al Qaedah,  Al-Qiyadah =aliran islam made in indonesia yang beberapa waktu lalu di fatwa MUI ) ?
... jadi topik antar agama nih..  :P

atau boleh jadi pertanyaan: "Ajaran mana saja yang termasuk Dhamma, ajaran mana saja yang tidak termasuk Dhamma? "  atau  "Bagaimana cara membuktikan bahwa ajaran tersebut adalah Dhamma?"
« Last Edit: 31 March 2008, 11:40:17 PM by SandalJepit »

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #28 on: 31 March 2008, 11:35:26 PM »
Dharma artinya kebenaran. Dharma bukanlah ajaran agama buddha saja.
Jadi yang dimaksud tathagatha adalah masih banyak kebenaran didunia ini, tetapi untuk mencapai nirvana hanya dengan menplajari dan menjalani dharma yang dia beerikan sudah cukup untuk mencapainya.
Kebenaran2 yang lain (daun diluar gengamannya) kan masih banyak kan?
buddha tidak pernah mengajarkan W = F x S (usaha = gaya x jarak)
tidak pernah mengajarkan KIMIA.
tidak pernah mengajarkan Matematika. dll.
Itu semua merupakan kebenaran-kebenaran kan?
tapi apakah menpelajari itu kita bisa mencapai nirvana? tidak bukan.
Jadi dengan menpelajari dharma / kebenaran yang dirangkum atau dipilih oleh tathagatha untuk kitalah dapat kita gunakan itu sebagai acuan / jalan menuju nirvana.

Pertanyaanlah yang menbuat seseorang untuk menpelajari buddhisme?
tetapi bila dengan bertanya-bertanya, dan mencari pertanyaan dari sebuah jawaban maka sama dengan anda dibebani oleh perahu yang seharusnya menpermudah membawa anda menuju keseberang bukan sebagai beban.

Kita perlu sebuah pemikiran untuk menpelajari dharma, tetapi untuk mencapai nirvana kita harus meninggalkan semua pikiran / persepsi / perenungn / kesimpulan dan lain-lain.

atao kesimpulannya nibbana hanya dapat dicapai melalui agama Buddha?  :-? koq mirip ama konsep jalan keselamatan di agama kr****n ya?  :-?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #29 on: 01 April 2008, 07:20:26 AM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #30 on: 01 April 2008, 07:25:20 AM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.
Pancekkha Buddha ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #31 on: 01 April 2008, 08:02:43 AM »
Kita perlu sebuah pemikiran untuk menpelajari dharma, tetapi untuk mencapai nirvana kita harus meninggalkan semua pikiran / persepsi / perenungn / kesimpulan dan lain-lain.

dear bro edy,

sebenarnya yang perlu ditinggalkan adalah konsep-nya (atau mirip yang anda sebut dengan persepsi/sanna) , bukan pikirannya....... justru pada waktu pencapaian, pikiran sudah fokus sehingga saat itulah ada sati sampajanna (sadar setiap saat)

semoga bisa dimengerti yah......

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #32 on: 01 April 2008, 08:59:10 AM »
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn56/sn56.031.than.html

Quote
SN 56.31
Simsapa Sutta
The Simsapa Leaves
Translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu

Once the Blessed One was staying at Kosambi in the simsapa forest. Then, picking up a few simsapa leaves with his hand, he asked the monks, "What do you think, monks: Which are more numerous, the few simsapa leaves in my hand or those overhead in the simsapa forest?"

"The leaves in the hand of the Blessed One are few in number, lord. Those overhead in the simsapa forest are more numerous."

"In the same way, monks, those things that I have known with direct knowledge but have not taught are far more numerous [than what I have taught]. And why haven't I taught them? Because they are not connected with the goal, do not relate to the rudiments of the holy life, and do not lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. That is why I have not taught them.

"And what have I taught? 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress... This is the path of practice leading to the cessation of stress': This is what I have taught. And why have I taught these things? Because they are connected with the goal, relate to the rudiments of the holy life, and lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. This is why I have taught them.

"Therefore your duty is the contemplation, 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress.' Your duty is the contemplation, 'This is the path of practice leading to the cessation of stress.'"

Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #33 on: 01 April 2008, 09:17:23 AM »
 [at] fox:iya pacekkha buddha
There is no place like 127.0.0.1

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #34 on: 01 April 2008, 09:06:00 PM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 



Quote
Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.

jika dibandingkan dengan metode agama/aliran  lain: (kr****n, Maitreya, dll...) berapa banyak kesesuaian dengan jalan beruas delapan?  apakah jalan mulia beruas delapan satu-satunya jalan menuju nibbana?
« Last Edit: 01 April 2008, 09:09:20 PM by SandalJepit »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #35 on: 01 April 2008, 09:36:42 PM »
Sammasambuddha adalah mereka yang mencapai nibanna dengan usaha sendiri, dan mereka mengajarkan Dhamma sempurna, yaitu 4 kebenaran mulia.

Pacceka Buddha adalah mereka yang mencapai nibanna dengan usaha sendiri, tetapi karena kurang parami, mereka tidak bisa mengajarkan Dhamma sempurna. Mereka terlahir pada kappa dimana seorang Sammasambuddha muncul, tetapi mereka tidak bisa bertemu dengan seorang Sammasambuddha, dan tidak bisa berada pada saat Dhamma yang diajarkan seorang Sammasambuddha masih ada di dunia. Pencapaian kesucian mereka diibaratkan mimpi seorang buta dan tuli.

Selama masih ada Dhamma yang diajarkan oleh seorang Sammasambuddha, pencapaian nibanna hanya bisa dicapai dengan menjalankan Dhamma yang diajarkan tersebut. Yang mencapainya umumnya disebut Arahat, atau Savaka Buddha (Buddha karena mendengar).

Jalan mulia beruas delapan, sering juga disebut dengan jalan tengah, atau 4 landasan perhatian murni adalah satu-satunya jalan (ekayano maggo) atau ekayana. Disebut satu-satunya bukan sebagai dogma yang sempit, tetapi untuk menunjukkan bahwa pencapaian nibanna hanya bisa dalam jalan mulia beruas delapan tersebut. Diumpamakan sebagai satu-satunya gerbang di suatu kota, tanpa retak di tembok atau atap, sehingga makhluk apapun yang keluar dari kota tersebut pasti melalui gerbang tersebut. Entah labelnya apa, kalau ada jalan mulia beruas delapan, maka bisa ditemukan nibanna.

Kalau agama tetangga atau aliran Maitreya, setahu saya tidak memiliki jalan mulia beruas delapan ini, antara lain pandangan benar (tidak ada tuhan sebagai kekuatan omnipoten sumber segala sesuatu, mengenal kelahiran kembali, mengenal sebab musabab yang saling bergantung, mengenal tiga corak umum, mengenal empat kebenaran mulia), tidak ada konsentrasi dan perhatian benar (meditasi yang bermuara pada jhana dan nyana), tidak dikenal mata pencaharian benar (berjualan senjata / daging / manusia atau makhluk hidup / racun / minuman keras tidak diatur)
« Last Edit: 01 April 2008, 10:55:09 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #36 on: 02 April 2008, 09:13:31 AM »

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 

dear bro,

sebenarnya sudah ada ciri-ciri apakah seseorang sudah mencapai tingkat kesucian tertentu atau belum.

Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #37 on: 02 April 2008, 06:16:06 PM »

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 

dear bro,

sebenarnya sudah ada ciri-ciri apakah seseorang sudah mencapai tingkat kesucian tertentu atau belum.

Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)
« Last Edit: 03 April 2008, 08:23:10 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #38 on: 02 April 2008, 06:18:40 PM »
pernah denger silent buddha ? Mencapai Nibbana tanpa ajaran para Buddha tapi kurang akan "pengetahuan" sehingga tidak bisa mengajarkan kepada yang lain untuk mencapainya jg.

menarik juga, gw pernah denger juga sih semacam orang yang diam-diam mencapai nibbana .. bisa dishare sedikit  ^:)^? misalnya tokoh agama lain yang juga sama-sama mencapai nibbana.? lalu kriteria apa yang digunakan untuk menentukan bahwa orang tersebut mencapai nibbana? 



Quote
Sang Buddha sengaja tidak mengajarkan daun-daun lain karena tidak membawa ke Nibanna.

Selain itu dibilang juga kenapa ajaran yang diajarkan sangat penting, karena membawa ke Nibanna.

Sang Buddha gak pernah bilang hanya dari ajaran dia bisa menuju kepada Nibanna. Dari ajaran orang lain, selama ajaran itu ditemukan jalan mulia beruas delapan, maka masih bisa ke Nibanna.

jika dibandingkan dengan metode agama/aliran  lain: (kr****n, Maitreya, dll...) berapa banyak kesesuaian dengan jalan beruas delapan?  apakah jalan mulia beruas delapan satu-satunya jalan menuju nibbana?

Sebenernya saya mengangkat topik ini bukan membahas antar agama melainkan mencoba menggali corak-corak Dhamma yang dibabarkan Buddha..

Contoh ketika kita sedang mempelajari dan membahas tentang tumbuhan kebetulan kita membahas tentang tumbuhan kantong semar.. ada yang mengatakan kantong semar itu pemakan binatang ada juga yang mengatakan kantong semar kan tumbuhan tidak mungkin tumbuhan makan binatang..

(karena ketidak tahuan maka kita membenarkan pandangan salah.. lalu dengan demikian dari mana kita bisa bener2 mengerti apa itu pandangan salah..),

berbeda halnya jika kita sudah mengetahui.. kita bisa mengetahui ternyata ada tumbuhan pemakan binatang dan tidak semua tumbuhan tidak memakan binatang

itulah selama ini jadi sedikit pikiran yang muncul jika kita dengan mudah mengatakan dhamma itu seperti ini dan seperti itu kenyataan berbeda, contoh :

Kita mengatakan Dhamma itu kebenaran dan ada juga mengatakan Dhamma itu hal yang Nyata

Lalu bagaimana jika sampai ada pandangan di kalangan buddhism mengatakan keajaiban itu nyata dan keajaiban itu benar.. maka mari kita selalu mengharapkan keajaiban

apakah dengan begitu kita bisa mengerti dhamma itu apa??  ;)
« Last Edit: 03 April 2008, 08:35:31 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #39 on: 03 April 2008, 08:58:52 AM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #40 on: 03 April 2008, 09:45:13 AM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

Bagi2 donk :) lumayan kan share yang bermanfaat buat kita2
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #41 on: 03 April 2008, 03:14:13 PM »
Misalnya untuk Sotapanna, yang pasti beliau sudah mematahkan belenggu keragu-raguan (vicikiccha) dan kepercayaan bahwa upacara akan dapat menuju ke nibbana (silabataparamasa)

hehe.. sorry Sakayaditi-nya jangan lupa.. (mematahkan pandangan salah atas atta atau aku)

dear bro

itu khan cuma misalnya aja........... kalo mo lebih detail sih sebenarnya ada tabelnya dan masih banyak lagi yang sebenarnya sudah dipatahkan, cuma kesulitan untuk scannya aja soalnya fotokopian....

gi mo nyari softcopynya nih.....

ditype manual aja (jadi softcopy perdana :) )
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #42 on: 03 April 2008, 04:49:20 PM »
waduh....waduh......... nti diusahain yah bro......

sementara ini, kerjaan gi full load  :-[

Offline bonex

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #43 on: 18 June 2009, 02:41:49 PM »
maaf saya mau tanya untuk dpetin lagu2 budhist itu gmna?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #44 on: 22 June 2009, 01:10:39 PM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

Di dalam simsapa sutta, Buddha tidak menyatakan bahwa daun di hutan (diluar genggaman-nya) itu adalah dhamma/kebenaran di luar ajaran Buddha. Tetapi pengetahuan-pengetahuan lainnya di luar ajaran pembebasan (ajaran mengatasi dukkha) yang menjadi inti dari ajaran para BUDDHA.



2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??



Benar sekali bahwa dhamma (dalam hal ini adalah paramatha dhamma atau kebenaran mutlak) itu tetap ada walaupun masih eksis atau lenyapnya ajaran BUDDHA. Tetapi dalam hal dhamma pengajaran sesuai yang sudah dikonsepkan dan bisa diajarkan itu baru ada setelah kemunculan seorang sammasambuddha, dalam hal ini adalah buddha sakyamuni. Oleh karena itu, demi kebahagiaan umat (sesuai dengan budaya dan kebiasaan para sammasambuddha terdahulu yang harus di-minta oleh seorang brahma untuk mengajarkan ajaran pembebasan ini), maka di-utus-lah para bhikkhu untuk menyebarkan ajaran pembebasan itu.

Dengan ini-lah kita mengenal ajaran BUDDHA.

Apa bukti-nya paramatha dhamma itu tetap ada walaupun tidak terlahir seorang sammasambuddha ataupun terjadi masa kekosongan ajaran/lenyap-nya ajaran ?
Bukti-nya adalah bahwa di-kenal jalur pencapaian ke-BUDDHA-an (pembebasan/sadar) Pacceka, tetapi tidak menurunkan/mengajarkan kepada orang lain.



3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??


Karena Jawaban pertanyaan no.1 telah menjawab bahwa tidak ada spekulasi di dalam simsapa sutta tentang ucapan BUDDHA tentang adanya ajaran pembebasan di luar ajaran para BUDDHA, maka pertanyaan no.3 menjadi tidak valid / tidak relevan...



4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??


tujuan mempelajari ajaran BUDDHA adalah mengikuti JALAN PEMBEBASAN (ARAHATTA MAGGA) yang sudah ditempuhi oleh para BUDDHA/ARAHAT. Apakah dengan mengikuti JALAN PEMBEBASAN itu, juga termasuk di dalam kebahagiaan bersama dan makhluk lain ??

Secara langsung tidak, tetapi implikasi dan konsekuensi dari penerapan JALAN itu, maka kita akan dihadapkan pada tindakan dan pengendalian tingkah laku yang tidak menyakiti makhluk lain, mengembangkan kebajikan yang hasilnya adalah hal positif dan manfaat bagi makhluk lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline epicentrum

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 169
  • Reputasi: 17
  • Gender: Female
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #45 on: 23 June 2009, 09:57:11 PM »
maaf saya mau tanya untuk dpetin lagu2 budhist itu gmna?

bisa ke bursa di vihara2, biasa mereka menyediakan dvd lagu2 Buddhist......
tiada 1 sebab menghasilkan 1 akibat
tiada banyak sebab menghasilkan 1 akibat
tiada 1 sebab menghasilkan banyak akibat
yg ada banyak sebab menghasilkan banyak akibat