//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain  (Read 31208 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #60 on: 05 March 2010, 02:36:17 PM »
Bro Kainyn,ini dapat dari sumber mana ya?Nanti saya check lagi buku yang ada di saya,kalau tidak salah ditulis buta semenjak lahir,soal dia buta karena kesalahan masa lampaunya.. ???

Anumodana _/\_
Sayang sekali saya juga sudah lupa dari mana. Anuruddha adalah salah satu dari 7 pangeran Sakya yang ditahbiskan Buddha bersama Upali, tukang cukur mereka. Saya tidak pernah baca Anuruddha buta sejak lahir.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #61 on: 05 March 2010, 02:50:51 PM »
diskriminasi selalu ada, terlepas kita sudah tahu pasti arahant atau bukan. mostly akan berdana pada yg arahant padahal yg sebenarnya butuh itu, yg perlu kondisi utk berlatih adalah yg belum merealisasikan. Jadinya bisa arahantnya super banyak dana dapatnya, yg belum malahan kekurangan.
point yg menarik...
saya setuju soal "bahwa sebenarnya yg lebih membutuhkan adalah yg berlatih".
disini saya lihat masalahnya bukan pada penerima dana, melainkan pada si-pendana.

Pendana "cenderung" (ga semua) bukan memikirkan kebutuhan penerima dana,
melainkan memikirkan pahala pen-danaannya. ---> dg demikian apakah gembar-gembor dana pada ariya, pada zaman Buddha, dsb yg memberikan pahala lebih* (atau pahala di bln ramadhan lebih gede hehehe) memberikan manfaat? hmmm...
Nah, betulkah demikian? Apakah persembahan kepada Ariya sendiri lebih besar daripada non-Ariya? Ini memang salah satu yang ingin saya bahas. :)

Dalam Majjhima Nikaya 142, Dakkhina-vibhanga Sutta, Buddha mengatakan ada 14 persembahan pribadi, yaitu kepada:
1. Samma Sambuddha
2. Pacceka Buddha
3. Seseorang yang mencapai Arahatta-phala
4. Seseorang yang mencapai Arahatta-magga
5. Seseorang yang mencapai Anagami-phala
6. Seseorang yang mencapai Anagami-magga
7. Seseorang yang mencapai Sakadagami-phala
8. Seseorang yang mencapai Sakadagami-magga
9. Seseorang yang mencapai Sotapatti-phala
10. Seseorang yang mencapai Sotapatti-magga
11. Seseorang yang tidak serakah dan tanpa nafsu
12. Seorang biasa yang bajik
13. Seorang biasa yang tidak bajik
14. Binatang

Ada juga 7 persembahan ke Sangha:
1. Sangha di bawah pimpinan Buddha langsung
2. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhu dan bhikkhuni
3. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhu
4. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhuni
5. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhu & bhikkhuni sejumlah tertentu
6. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhu sejumlah tertentu
7. Setelah Buddha parinibbana, kepada bhikkhuni sejumlah tertentu

Buddha katakan, akan ada suatu saat nanti, di generasi terakhir Sanghanya terdiri bhikkhu yang jahat dan tidak bajik. Namun pemberian kepada mereka, lebih memberikan hasil daripada pemberian terhadap pribadi mana pun.

Kita lihat di sini, bukankah orang yang telah pilih memilih pribadi mana yang harus diberikan dengan maksud memperoleh dana lebih besar, telah berpikiran keliru?
« Last Edit: 05 March 2010, 03:05:26 PM by Kainyn_Kutho »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #62 on: 05 March 2010, 02:54:48 PM »
Quote
Berarti kembali lagi ke permasalahan awal:
1. Apakah kita bisa mengetahui perbedaan antara Ariya dan Puthujjana?
sekilas mungkin bisa,tetapi keknya bagi saya tidak mungkin mengetahui seorang Ariya atau bukan..kecuali kita sendiri juga seorang Ariya,.. :)
Saya pikir juga begitu.


Quote
Quote
2. Jika seandainya kita bisa mengetahui dengan pasti, apakah manfaatnya bagi kita?
um..berguru kepada dia,dan minta pengarahannya?

Anumodana _/\_
Apakah karena status "Ariya"-nya itu, berarti pengarahannya pasti lebih cocok?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #63 on: 05 March 2010, 02:58:57 PM »
pada praktiknya sulit sekali seseorang untuk memberi dana tanpa memilih, misalnya dalam suatu upacara kathina, walaupun sudah ditekankan bahwa dana yg diberikan adalah Sangha-Dana, artinya Dana diserahkan kepada Sangha secara kolektif, namun para umat biasanya lebih memilih mendatangi bhikkhu senior daripada bhikkhu junior.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #64 on: 05 March 2010, 03:07:52 PM »
Quote from: Kainyn_Kutho
Dalam Sanghanussati itu saya pikir sedikit rancu antara Sammuti Sangha ataukah Ariya Sangha yang dimaksud. Jika Ariya Sangha, berarti termasuk para Ariya perumahtangga (Sotapanna->Anagami). Saya bingung juga selain cara membedakannya apakah benar sudah Ariya, bagaimana cara menanam jasanya? Bukankah mereka tidak menerima dana layaknya bhikkhu(ni)?
Jika Sammuti Sangha, maka saya pikir itu adalah lebih sesuai, karena terlepas dari pencapaian kesucian yang telah diperoleh, berdana pada orang yang mengambil jalan petapa untuk mencapai kesucian adalah yang paling baik

Menurut saya, Sanghanusati merupakan perenungan terhadap Sammuti Sangha yang sudah mencapai tataran Ariya. Sanghanusati adalah perenungan terhadap salah satu ratana, yaitu Sangha-ratana. Sangha yang dimaksud di dalam Tiratana sudah tentu adalah komunitas bhikkhu / bhikkhuni.

Sangha dinyatakan sebagai ladang menanam kebaikan yang tiada tara, sebab Sangha berisikan bhikkhu / bhikkhuni yang menjalani kehidupan suci. Pemberian (dana) yang diberikan kepada bhikkhu / bhikkhuni yang sedang berlatih adalah bernilai sangat tinggi. Sebab pemberian (dana) ini bisa menyokong usaha mereka untuk merealisasi Pencerahan. Selain itu, pemberian (dana) yang diberikan kepada bhikkhu / bhikkhuni yang sudah merealisasi Pencerahan, juga bernilai sangat tinggi. Sebab pemberian (dana) ini bisa menyokong kehidupan suci mereka. Sangha tetap akan menjadi ladang menanam kebaikan yang tiada tara di alam semesta, selama Sangha masih berisikan bhikkhu / bhikkhuni yang penuh dengan nilai moralitas dan kebijaksanaan.


Quote from: Kainyn_Kutho
Tepat sekali. Menurut saya, ini pun adalah pandangan salah, baik tentang dana, juga dhamma.

Karena kebanyakan umat Buddha hanya berkutat di seputar kamma baik dan kamma buruk.


Quote from: Kainyn_Kutho
Betul. Ini yang paling bahaya. Kadang seorang puthujjana bisa saja jauh lebih mahir dari seorang Ariya dalam berceramah. Sementara bagi para Ariya yang memang tidak mengembangkan kemampuan mengajar, belum tentu pandai mengajar.

Yang saya tahu, banyak juga umat Buddha yang berpendapat bahwa seorang bhikkhu Ariya adalah layaknya seorang jenius yang multi-talenta. :)


Quote from: Kainyn_Kutho
-------------------
Berarti kembali lagi ke permasalahan awal:
1. Apakah kita bisa mengetahui perbedaan antara Ariya dan Puthujjana?
2. Jika seandainya kita bisa mengetahui dengan pasti, apakah manfaatnya bagi kita?

1) Karena kita punya referensi di Tipitaka yang menunjukkan beberapa kriteria seorang yang sudah Ariya, sepertinya kita memang bisa membedakannya.
2) Setiap orang cenderung mempunyai reaksi yang berbeda dalam menanggapi suatu peristiwa. Bila saya mengetahui dengan pasti mana orang yang sudah Ariya dan mana yang masih putthujana, tentu saja saya bisa memetik manfaatnya. Misalnya: Saya akan bersikap lebih "hati-hati" jika berhadapan dengan seorang Ariya.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #65 on: 05 March 2010, 03:15:49 PM »
pada praktiknya sulit sekali seseorang untuk memberi dana tanpa memilih, misalnya dalam suatu upacara kathina, walaupun sudah ditekankan bahwa dana yg diberikan adalah Sangha-Dana, artinya Dana diserahkan kepada Sangha secara kolektif, namun para umat biasanya lebih memilih mendatangi bhikkhu senior daripada bhikkhu junior.
Memang betul sangat sulit. Tetapi sepertinya faktor kurangnya pengetahuan akan dhamma juga berperan di sini. Kembali lagi ke Sutta, dalam Kutadanta Sutta ada dijelaskan tentang "upacara pengorbanan" dari raja yang memiliki 8 kualitas dan penasihat spiritual yang memiliki 4 kualitas. Upacara pengorbanan yang maha "wah" tersebut masih kurang bermanfaat dibandingkan berturut-turut: pemberian kepada 'para petapa dengan sila yang baik', pemberian vihara atas nama Sangha, berkeyakinan dalam Tiratana, dan menjalankan sila dengan penuh keyakinan.

Dari sini kita sudah lihat menjalankan sila dengan keyakinan adalah jauh melebihi "upacara dana" lainnya. Namun pahala yang tertinggi adalah berjuang mencapai kesucian itu sendiri. Tidak ada lagi yang lebih tinggi dari hal tersebut.




Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #66 on: 05 March 2010, 03:38:28 PM »
Buddha katakan,akan ada suatu saat nanti, di generasi terakhir Sanghanya terdiri bhikkhu yang jahat dan tidak bajik. Namun pemberian kepada mereka, lebih memberikan hasil daripada pemberian terhadap pribadi mana pun.

Saya baru denger (ups baca) pernyataan ini ^ ^ ^ Kata "pribadi mana pun" itu maksudnya semua orang non bhikkhu di jaman itu? Kenapa lebih memberikan hasil kalau berdana ke bhikkhu ya walaupun jahat dan tidak bajik?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #67 on: 05 March 2010, 03:52:55 PM »
Buddha katakan,akan ada suatu saat nanti, di generasi terakhir Sanghanya terdiri bhikkhu yang jahat dan tidak bajik. Namun pemberian kepada mereka, lebih memberikan hasil daripada pemberian terhadap pribadi mana pun.

Saya baru denger (ups baca) pernyataan ini ^ ^ ^ Kata "pribadi mana pun" itu maksudnya semua orang non bhikkhu di jaman itu? Kenapa lebih memberikan hasil kalau berdana ke bhikkhu ya walaupun jahat dan tidak bajik?
Bukan. Maksudnya berdana pada Sangha Buddha, walaupun isinya tinggal orang-orang bejad, tetap lebih membuahkan dibandingkan (salah satu dari 14) persembahan pribadi manapun, yang berarti persembahan kepada Samma Sambuddha termasuk.

Mengapa lebih menghasilkan? Menurut saya karena pemberian adalah kepada "representasi orang yang berjuang mencapai kesucian" bukan dilandaskan pada pemilihan (preference) terhadap pribadi.
 
(Dalam Sutta itu, Mahapajapati Gotami memberikan jubah untuk Buddha, tetapi Buddha menyuruhnya memberikannya untuk Sangha. Gotami dan Ananda tidak mengerti "penolakan" tersebut yang katanya demi kebaikan Gotami sendiri, maka Buddha menjelaskan Sutta tersebut.)
« Last Edit: 05 March 2010, 03:55:17 PM by Kainyn_Kutho »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #68 on: 05 March 2010, 04:30:35 PM »
^ ^ ^ hanya komentar aja. Tapi susah juga ya berpikir "dana ini kuberikan untuk sangha yang sedang berjuang mencapai kesucian", sementara kita tau bhikkhu tersebut bejat dan tidak bajik...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #69 on: 05 March 2010, 04:48:34 PM »
^ ^ ^ hanya komentar aja. Tapi susah juga ya berpikir "dana ini kuberikan untuk sangha yang sedang berjuang mencapai kesucian", sementara kita tau bhikkhu tersebut bejat dan tidak bajik...

:) Memangnya kalau kita beranjali/namaskara sama bhikkhu, kita tahu moralitasnya? Yang kita hormati 'kan hanya "jubah"-nya saja yang melambangkan tekad-nya menjalankan sila. Saya rasa di situ maksud Buddha adalah supaya kita tidak perlu ragu dan pilih-pilih dalam berdana kepada petapa, bukannya suruh kita tidak bijaksana juga dalam memberi.


Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #70 on: 05 March 2010, 04:53:33 PM »
^ ^ ^ yup, judgment lagi... kadang tidak sadar juga sudah nge-judge atau menilai orang begini atau begitu. Ternyata diri ini suka sok tau ;D

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #71 on: 05 March 2010, 07:52:09 PM »
duh gampang kok tinggal tulis sangha dana gak usah mikir ini itu yang penting tulus ikhlas.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #72 on: 05 March 2010, 08:09:26 PM »
Quote
Berarti kembali lagi ke permasalahan awal:
1. Apakah kita bisa mengetahui perbedaan antara Ariya dan Puthujjana?
sekilas mungkin bisa,tetapi keknya bagi saya tidak mungkin mengetahui seorang Ariya atau bukan..kecuali kita sendiri juga seorang Ariya,.. :)
Saya pikir juga begitu.


Quote
Quote
2. Jika seandainya kita bisa mengetahui dengan pasti, apakah manfaatnya bagi kita?
um..berguru kepada dia,dan minta pengarahannya?

Anumodana _/\_
Apakah karena status "Ariya"-nya itu, berarti pengarahannya pasti lebih cocok?


dari banyak sutta yang pernah saya baca,bahwa lebih baik bergaul dengan orang yang bijak dan bajik daripada bergaul dengan orang bodoh..orang bodoh hanya menyulitkan saja,tiada berguna berada didekat yang bodoh...tiada manfaat yang bisa dipetik walau sekecil apapun...Buddha sendiri berkata dalam dalam syair Dhammapadda Atthakanta,"Apabila didalam pengembaraanmu,kamu tidak menemukan yang sesuai dengamu atau yang diatas mu,lebih baik kamu mengembara sendiri,daripada mengembara bersama orang bodoh.."[kira2 isinya seperti itu]

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #73 on: 05 March 2010, 08:23:33 PM »
melebar dikit ahhh... karakteristik orang bodoh itu dalam hal batin atau dalam hal yg seperti apa?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menerka Pencapaian Kesucian Orang Lain
« Reply #74 on: 05 March 2010, 08:32:30 PM »
duh gampang kok tinggal tulis sangha dana gak usah mikir ini itu yang penting tulus ikhlas.
Memang harus tulus dan ikhlas, tetapi berdana yang baik tidak sesederhana itu juga. Kita harus dengan sadar memberi dan dengan pandangan benar, maka bermanfaat. Kalau hanya modal tulus & ikhlas, nanti tidak ada bedanya sikap kita antara berdana kepada petapa dan kepada pengemis. Padahal itu sangat berbeda.


 

anything