//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: emosi  (Read 11159 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
emosi
« on: 09 July 2009, 07:21:42 PM »
ketika seseorang emosi akan menjadi reasonable...beribu-ribu alasan untuk membenarkan diri...
ketika seseorang emosi akan menjadi cerewet.....beribu-ribu makian di ucapkan
ketika seseorang emosi akan menjadi jelek...beribu-ribu ekspresi wajah jelek di bentuk
ketika seseorang emosi, akan menjadi busuk....beribu-ribu kebencian di keluarkan....

oh emosi emosi......ku harus berjuang keras melawan mu,kamu begitu kuat seakan-akan tidak mau pergi dari pikiran ku...
apakah yg harus kulakukan? ^^

semoga kita tidak emosi lagi..sekarang dan seterusnya...

salam metta.

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: emosi
« Reply #1 on: 09 July 2009, 08:56:20 PM »
ketika seseorang emosi akan menjadi cenayang... bisa mengetahui hal apa saja yg tidak diketahui sebelumnya...
ketika seseorang emosi akan menjadi panas... setiap sentuhan seperti air mendidih...
ketika seseorang emosi akan menjadi buta... kebenaran didepan mata tak akan terlihat sama sekali...
ketika seseorang emosi akan menjadi bodoh... karena hal-hal tersebut akan menjatuhkannya lebih dalam...

Emosi ketika dilawan langsung maka hanya seperti menutup air dengan sekam saja. Emosi terjadi karena ada fakta yang tidak sesuai dengan keinginan... Atasi keinginannya, maka seperti kita memegang kepala si ular, akan bisa kita kendalikan.

Semoga kita tidak emosi lagi...

salam Sati.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: emosi
« Reply #2 on: 09 July 2009, 09:07:33 PM »
ketika seorang emosi, akan menjadi superman... pintu kayu jati pun bisa didobrak....
ketika seorang emosi, akan lebih cepat... dalam sekejap bisa menghancurkan apa saja
ketika seorang emosi, akan lebih komunikatif... orang lain pasti mendengar dengan lebih perhatian...
ketika seorang emosi, akan menjadi lebih expressif... segala inderanya bernafsu untuk berbuat sesuatu

Emosi akan selalu menyertai kita, dan kapanpun dia selalu menang... alangkah baiknya menggunakan emosi itu untuk hal2 yg bermanfaat bagi diri, daripada berusaha menghindar dimana kita akan selalu kalah.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: emosi
« Reply #3 on: 10 July 2009, 12:07:35 AM »
Grp ber-2 ^^
ada team sebuah sepakbola yang mengalami kekalahan dan percakapan di ruang ganti pun terjadi.

Stiker: kenapa bisa kebobolan sedemikian banyak? mana tugas seorang defender,
defender: susah striker mereka hebat, lagian kurang yang mau mundur, semua mau cetak gol.
striker : apa bisa disebut defender kamu? kebobolan 12 gol...!!! payah..
defender : kenapa kamu ga membantu di belakang,,,
striker : saya akan striker....yah didepan donk..
defender : mana gol kamu?
striker : mana ada yg suplay bola? bego semua main sih..
defender : kalau kamu jago, gocek gocek saja sampai didepan dan cetak 13 gol..!!!

yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: emosi
« Reply #4 on: 10 July 2009, 12:20:59 PM »
kebobolan 12 gol... :)) wakakakaa...... jadi inget dulu maen bola... ampe kebobolan segede gitu =))

grp return (grp balik ;D )
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #5 on: 15 July 2009, 09:05:00 AM »
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: emosi
« Reply #6 on: 15 July 2009, 09:11:02 AM »
Emosi timbul ketika masih ada ke-'aku'-an yang melekat kuat.
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #7 on: 15 July 2009, 04:16:18 PM »
Tapi krn sering emosi, makin mempertebal ke-'aku'-an lagi........

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: emosi
« Reply #8 on: 15 July 2009, 04:33:51 PM »
kalau gak ada aku, bagaimana bisa tahu kalau aku itu sebenarnya ada
emosi sih menurut aye gak apa2x
sendiri yg berbuat, sendiri yg merasa pantas gak =))
korban keganasan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #9 on: 15 July 2009, 04:41:16 PM »
gimana merasa "pantas atau gak" kalo batinnya sudah terbiasa, bro?

kalo batin sudah biasa berbuat jahat, tentunya dia tidak merasa bhw perbuatannya itu "jahat"...

secara citta, ini yg dinamakan ditthisampayutta yaitu bersekutu dengan ditthi / pandangan salah dimana krn batin sudah terbiasa sehingga tidak masalah melakukan perbuatan jahat

demikian juga kalau sudah biasa "emosi" dgn anggapan "tidak apa emosi", jika pandangan ini diteruskan, jgn heran kalau qta sering lihat org yg mudah marah, yg "emosian"

dalam buddhism, hendaknya kita ingat ajaran guru utk mengikis lobha, dosa dan moha....
dan emosi adalah menambah dosa

berarti tidak selaras dgn apa yg diajarkan oleh sang guru
« Last Edit: 15 July 2009, 04:42:57 PM by markosprawira »

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: emosi
« Reply #10 on: 15 July 2009, 04:45:17 PM »
memahami perbuatan kita sendiri juga termasuk cara mempertahankan hidup,
tidak menyesal dengan keputusan dikehidupan ini, melihat kedepan
tentunya dengan emosi yg positif, bukan marah2 wahhahaaa

sori bos markop cuma iseng saja :P
korban keganasan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #11 on: 15 July 2009, 04:48:03 PM »
Kl itu namanya "semangat", harapan, bro....... itu masuk ke sobhana cetasika

bukan emosi yg masuk ke dosa cetasika

kalo ga dibenerin, lama2 bisa muncul istilah baru  : "emosi positif"  :P

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: emosi
« Reply #12 on: 15 July 2009, 06:25:31 PM »
Numpang berpendapat...

Dalam Bahasa Indonesia sehari-hari, emosi sering diartikan sebagai "tempramental", "marah", atau "naik darah"... Sama seperti penyimpangan makna pada "air putih", padahal air itu sebenarnya tidak berwarna putih.

Kembali ke makna sesungguhnya dari "emosi" itu sendiri, menurut saya emosi itu tidak selamanya diartikan sebagai "panas kepala".

Menurut saya pribadi... emosi adalah suatu dasar gejolak batin. Emosi merupakan komponen dasar pembentuk "perasaan". Secara basis, perasaan adalah proses pengolahan yang terjadi di dalam batin setelah mendapat impuls berupa emosi. Emosi sendiri adalah respon alami yang muncul dari persepsi. Mekanismenya sangat halus, sehingga kadang emosi disamakan dengan gejolak perasaan. Respon alami ini terbentuk karena adanya kecenderungan batin (trend batin).

Dari apa yang saya pelajari dan amati, saya melihat bahwa emosi adalah respon batin awal yang menjadi perangkat dalam menyusun sebuah perasaan. Setidaknya manusia memiliki 6 jenis emosi, yaitu : “senang”, “sedih”, “kaget”, “marah”, “takut” dan “malu”. Emosi seperti senang, kaget dan malu adalah perangkat dasar yang menyusun perasaan tertarik. Sedangkan emosi seperti sedih, marah dan takut adalah perangkat dasar yang menyusun perasaan tidak puas. Sedangkan perasaan tidak terikat (nissarana) merupakan buah dari ketidakmelekatannya batin seseorang pada gejolak-gejolak emosi tadi.

Secara ringkas, emosi dan perasaan adalah berbeda. Misalnya : Paduan dari emosi sedih, takut dan marah membentuk "perasaan putus asa". Paduan dari emosi senang, kaget dan malu membentuk "perasaan terharu". Paduan dari emosi senang dan sedih membentuk "perasaan bingung", dsb.

Saya kurang memiliki pengetahuan yang luas mengenai istilah-istilah Abhidhamma. Karena itu, apakah "emosi" memiliki istilah dan ruang penjelasan tersendiri di lingkup Abhidhamma?

Selama saya mendalami Buddhisme, saya selalu berusaha menyadari gejolak perasaan yang muncul ketika suatu kejadian menimpa saya. Misalnya ketika saya berhasil mencapai suatu keberhasilan, saya berusaha menyadari perasaan saya yang mengalir ini. Saya merasa lebih bersemangat, otot-otot di pipi saya mulai mengembang, dan jantung lebih berdegup kencang. Setelah saya mengamati, saya merasakan adanya persepsi "bangga", "puas", "lega", dll. Dan setelah memeriksa secara detil, perasaan bahagia saya itu tidaklah lebih dari paduan emosi "senang" dan "kaget" pada beberapa kejadian dan keberhasilan kecil lainnya. Sejak saat itu saya terus berusaha menjelajah setiap perasaan lain yang muncul.

Karena itu, saya rasa emosi merupakan jembatan antara persepsi dengan perasaan. Bahkan emosi seperti malu (hiri) dan takut (otapa) menjadi modal awal yang akan menjadi panduan bagi putthujana untuk bertindak di dalam Dhamma.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: emosi
« Reply #13 on: 16 July 2009, 06:44:59 PM »
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: emosi
« Reply #14 on: 16 July 2009, 07:30:50 PM »
 [at]  Upasaka
Setuju dg definisi emosinya. Tapi mksd temen2 di sini emosi yg dlm pandangan umum loh.. :)

Utk jenis2 emosi, mungkin 6 dan kalo dijabarin lebih detil lagi mungkin lebih banyak lagi ya.. Tapi sejauh yg saya lihat kayanya Sang Buddha tdk terlalu tertarik pd hal2 yg khusus tetapi lebih ke scr generalnya. Seingat saya dlm satu Sutta saat seorang umat dg seorang bhikkhu berdebat ttg jenis perasaan, Sang Buddha menjelaskan pada Ananda pd kesempatan tertentu beliau mengajarkan ada 2 jenis perasaan, pd kesempatan lain 3, 4, 8, 16, 32, 64, 108 ad infinitum..

Jadi berapa banyakpun jenis2 emosi yg ditemukan orang, ajaran Buddhism mengenainya tetap relevan krn tetap semua jenis2 emosi tsb dapat disederhanakan dalam 3 spektrum, bagaimana reaksi kita menyikapi emosi tsb? Apakah cenderung (perasaan suka), menolak (perasaan tdk suka) atau netral terhadapnya?
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #15 on: 17 July 2009, 04:19:50 PM »
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #16 on: 17 July 2009, 04:43:40 PM »
berdar KBBI :
Quote
emo·si /émosi/ n 1 luapan perasaan yg berkembang dan surut dl waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yg bersifat subjektif); 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yg menyebabkan manusia berlaku religius;
ke·e·mo·si·an n perihal emosi: kalau pendekatan ini yg dipakai, kita akan dapat menggambarkan derajat ~ seseorang

Diatas jelas bhw emosi itu adalah perasaan yg bergejolak

Kembali ke pernyataan bro upasaka :
Quote
emosi adalah respon batin awal yang menjadi perangkat dalam menyusun sebuah perasaan

Perasaan/vedana itu sendiri sesungguhnya adalah cetasika/faktor2 batin, yg merupakan penyusun cetasika yg terdiri dari :
- vedana di Fisik : menyenangkan dan tidak menyenangkan
- vedana di Batin : menyenangkan, tidak menyenangkan dan netral

jadi venda itu sendiri sudah unsur, yg tidak tersusun atas apapun lagi.

Vedana itu sendiri adalah sabbacittasadharana cetasika yaitu cetasika yg ada dalam semua citta

Jadi emosi dalam artian gejolak perasaan dlm artian umum sebenarnya adalah citta2 yg berkembang terus menerus secara berkelanjutan

hanya saja karena keterbatasan manusia, melihatnya hanya sebagai "perasaan" yg bergejolak saja, tidak melibatkan pikiran yg kalau di komunitas kebanyakan disebut ada di otak


Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: emosi
« Reply #17 on: 18 July 2009, 09:18:18 AM »
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta
seperti nya pernah sy baca ini, entah di buku apa lagi mungkin Ajahn Sumedho....

dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita tidak sukai, lebih baik di simpan di dibiarkan berlalu..
karena ketika kita menolak atau menjauhi seperti nya tanpa disadari akan menambah kebencian bersifat halus....

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: emosi
« Reply #18 on: 19 July 2009, 07:11:53 PM »
berdar KBBI :
Quote
emo·si /émosi/ n 1 luapan perasaan yg berkembang dan surut dl waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yg bersifat subjektif); 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yg menyebabkan manusia berlaku religius;
ke·e·mo·si·an n perihal emosi: kalau pendekatan ini yg dipakai, kita akan dapat menggambarkan derajat ~ seseorang

Diatas jelas bhw emosi itu adalah perasaan yg bergejolak

Kembali ke pernyataan bro upasaka :
Quote
emosi adalah respon batin awal yang menjadi perangkat dalam menyusun sebuah perasaan

Perasaan/vedana itu sendiri sesungguhnya adalah cetasika/faktor2 batin, yg merupakan penyusun cetasika yg terdiri dari :
- vedana di Fisik : menyenangkan dan tidak menyenangkan
- vedana di Batin : menyenangkan, tidak menyenangkan dan netral

jadi venda itu sendiri sudah unsur, yg tidak tersusun atas apapun lagi.

Vedana itu sendiri adalah sabbacittasadharana cetasika yaitu cetasika yg ada dalam semua citta

Jadi emosi dalam artian gejolak perasaan dlm artian umum sebenarnya adalah citta2 yg berkembang terus menerus secara berkelanjutan

hanya saja karena keterbatasan manusia, melihatnya hanya sebagai "perasaan" yg bergejolak saja, tidak melibatkan pikiran yg kalau di komunitas kebanyakan disebut ada di otak



OK. Saya cukup paham dengan penjelasan ini. Terima kasih. :)

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: emosi
« Reply #19 on: 19 July 2009, 09:46:20 PM »
kalau ketemu harimau beneran yg bisa mengigit,
beranikah anda emosi padanya ? (dgn tangan kosong lho)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: emosi
« Reply #20 on: 19 July 2009, 10:02:04 PM »
Ini tidak tahu benar apa tidak, ada hubungan atau tidak, saya rasa emosi itu menyumbat oksigen yang menuju ke otak, karena pengalaman kalau saya emosi (khususnya marah), biasanya setelah itu saya mengantuk, benar tidak ya??

« Last Edit: 19 July 2009, 10:34:18 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: emosi
« Reply #21 on: 19 July 2009, 10:14:41 PM »
jadi bagaimana dengan kasus, seorang tukang becak mendadak kaya...
agar ia gak lupa diri , gimana caranya?

lalu seorang bos konglomerat menjadi seorang konlomerarat
agar ia gak terhanyut,gimana caranya?

lalu bagaimana menembus dualitas ini?
Samma Vayama

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: emosi
« Reply #22 on: 19 July 2009, 10:38:50 PM »
jadi bagaimana dengan kasus, seorang tukang becak mendadak kaya...
agar ia gak lupa diri , gimana caranya?

lalu seorang bos konglomerat menjadi seorang konlomerarat
agar ia gak terhanyut,gimana caranya?

lalu bagaimana menembus dualitas ini?

"Lihat ke bawah"  _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: emosi
« Reply #23 on: 20 July 2009, 10:18:45 AM »
dualitas apa tah yg dimaksud? belakangan ini banyak digunakan dualitas tapi ambigu maksudnya
There is no place like 127.0.0.1

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: emosi
« Reply #24 on: 20 July 2009, 03:14:02 PM »
 [at] sumedho ... ;D ... xixixixixi .. belakangan nya sejak beberpa bulan lalu an kali ...

 [at] markos .. makasi lagiiii (gile aku banyak makasi ke markos di forum ini)
kalo kondisi seperti ini ...
saya nyetir mobil, dipotong orang, saya lgsg mengamati batin (or apalah namanya ...) seolah didalam dada itu seperti ada "sesuatu" yg aneh (ga isa di describe dengan kata2), terus kalo aku pikirkan, apakah ini yg disebut marah ? apakah ini dongkol ? knp harus marah ? knp harus dongkol ? terus .. ga lama hilang itu "sesuatu" yg aneh itu .. ya uda  gitu aja werrrrrr .....

nah .. apakah "sesuatu" itu yg disebut sebagai vedana ?

karena terus terang kalo saya pikirkan .. knp "sesuatu" itu (pas di potong) kok menjadikan ke dongkolan, kemarahan, ga bisa memperoleh hasilnya ..... kok seperti instink/naluri gitu, seolah kalo dipotong orang itu ... jalannya di atur menuju ke marah, dongkol ...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #25 on: 21 July 2009, 09:42:25 AM »
Ini tidak tahu benar apa tidak, ada hubungan atau tidak, saya rasa emosi itu menyumbat oksigen yang menuju ke otak, karena pengalaman kalau saya emosi (khususnya marah), biasanya setelah itu saya mengantuk, benar tidak ya??



kalau saya bilang sih, marah itu membuang2 energi, makanya terasa jantung berdenyut lebih kencang, kepala juga rasanya lebih besar...... makanya ga heran kl abis itu rasanya ngantuk (manifestasi butuh asupan energi he3)

jgn heran juga kalo marah justru menjauhkan dari nibbana krn salah 1 pengertian nibbana adalah "coolness"

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #26 on: 21 July 2009, 09:45:49 AM »
[at] sumedho ... ;D ... xixixixixi .. belakangan nya sejak beberpa bulan lalu an kali ...

 [at] markos .. makasi lagiiii (gile aku banyak makasi ke markos di forum ini)
kalo kondisi seperti ini ...
saya nyetir mobil, dipotong orang, saya lgsg mengamati batin (or apalah namanya ...) seolah didalam dada itu seperti ada "sesuatu" yg aneh (ga isa di describe dengan kata2), terus kalo aku pikirkan, apakah ini yg disebut marah ? apakah ini dongkol ? knp harus marah ? knp harus dongkol ? terus .. ga lama hilang itu "sesuatu" yg aneh itu .. ya uda  gitu aja werrrrrr .....

nah .. apakah "sesuatu" itu yg disebut sebagai vedana ?

karena terus terang kalo saya pikirkan .. knp "sesuatu" itu (pas di potong) kok menjadikan ke dongkolan, kemarahan, ga bisa memperoleh hasilnya ..... kok seperti instink/naluri gitu, seolah kalo dipotong orang itu ... jalannya di atur menuju ke marah, dongkol ...

Itu akusala citta bro........ ingat bhw vedana selalu ada dalam semua citta, tapi yg muncul adalah citta, bukannya vedana sebagai cetasika

yg anda lakukan adl mengamati pikiran yg timbul saat disalip..... kenapa marah? krn qta benci/dosa mula citta krn ada yg dirasa mengganggu jalanKU

jengkel menunjukkan sedikit lebih baik ketimbang marah tp tetap aja dosa mula citta

sungguh baik jika anda sudah mulai melakukan pengamatan krn dgn mengenali pikiran akusala, kita bisa mulai utk mengerem akusala citta yg notabene selaras dengan ovada patimokha yaitu : "Kurangi akusala"

salut utk anda yg bersemangat utk belajar mengurangi akusala, dan ingat utk lanjutkan baris kedua yaitu "Perbanyak kusala"

semoga bermanfaat

metta

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: emosi
« Reply #27 on: 21 July 2009, 09:48:21 AM »
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta
seperti nya pernah sy baca ini, entah di buku apa lagi mungkin Ajahn Sumedho....

dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita tidak sukai, lebih baik di simpan di dibiarkan berlalu..
karena ketika kita menolak atau menjauhi seperti nya tanpa disadari akan menambah kebencian bersifat halus....



Yup, betul sekali bro......... dengan menolak hal yg tidak menyenangkan, berarti melanjutkan penolakan hanya saja sifatnya lebih halus krn disini kita seolah2 merasa sudah berlaku "benar"