//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?  (Read 44747 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #30 on: 08 July 2009, 06:53:03 PM »
JIka seperti yang bapak katakan, apakah selama 2500thn lebih ini sudah ada yang mencapai nibbana tanpa melalui ajaran Buddhis ?
mohon penjelasannya ? jika statement bapak, bahwa umat non-buddhis bisa mencapai pembebasan (nibbana) kenapa umat tersebut masih mengenal bergantung kepada kata TUHAN ? bukankah akan terjadi suatu hal yg luar biasa, bahwasannya ada yg mencapai ke-BUDDHA-an tanpa melalui ajaran BUDDHA ?


Memangnya, anda sendiri sudah bertemu langsung dengan Buddhis yang sudah Arahat?
Kalau sudah, titip pertanyaan saya, "anda Buddhis atau bukan?"


menurut saya ke-arahatan bisa dicapai tanpa 8 jalan utama,yaitu dg cara pencerahan yg bertumpu pd penembusan 12 sebab musabab saling bergantungan.
           saya pernah mendengar bahwa dhamma adalah milik semua orang bukan milik buddhis saja,sehingga bisa saja nibana dicapai oleh mereka yg bukan buddhis sebagai pacceka buddha.
           namun tentu saja nibana tidak bisa dicapai bg mereka yg mempercayai adanya tuhan karena kepercayaan ini bertentangan dg salah satu implikasi hukum paticca samupada yaitu tanpa pencipta.dan saya rasa masih banyak orang diluar buddhis yg tidak mengakui tuhan"dalam konsep samawi"seperti Agama Tao juga tidak mengakui adanya tuhan mutlak,tujuan mereka adalah mencapai keabadiaan.ajaran Tao juga cukup dalam.

saya rasa demikian adanya
jika ada kesalahan mohon dikoreksi terutama tentang TAO karena saya juga tidak paham betul.

Ini bro atau sis ya? ^-^ apa saja ya....:))

coba perhatikan yg saya bold biru penembusan kerahatan itu PASTI harus melalui  8 jalan utama. Pencerahan bertumpu pada paticasamupada juga landasan UTAMA nya adalah 8 jalan utama. Mengapa demikian?

1. Salah satu dari 8 jalan utama adalah pandangan benar , jika satu ini saja hilang maka semua latihan seseorang yg berlatih akan mengalami stagnasi.

2. Siapapun itu Buddhist atau bukan buddhist untuk mencapai kearahatan/Buddha harus menjalankan 8 jalan utama termasuk Pacceka Buddha . Yang tidak harus adalah adanya kemungkinan tidak mengetahuinya KONSEP 8 Jalan utama.
artinya menjalankan(praktek) 8 jalan utama adalah wajib, yang tidak wajib adalah mengetahui secara konsep. Tetapi kalau bisa keduanya ya lebih baik.

Jadi disini kita harus menyadari perlu dan tidak perlunya 8 jalan utama itu dalam hal apanya dulu. Prakteknya atau konsepnya. Nah smoga hal ini tidak menjadi rancu bagi kita semua.

Metta  _/\_
« Last Edit: 08 July 2009, 06:55:34 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #31 on: 09 July 2009, 08:22:09 AM »
JIka seperti yang bapak katakan, apakah selama 2500thn lebih ini sudah ada yang mencapai nibbana tanpa melalui ajaran Buddhis ?
mohon penjelasannya ? jika statement bapak, bahwa umat non-buddhis bisa mencapai pembebasan (nibbana) kenapa umat tersebut masih mengenal bergantung kepada kata TUHAN ? bukankah akan terjadi suatu hal yg luar biasa, bahwasannya ada yg mencapai ke-BUDDHA-an tanpa melalui ajaran BUDDHA ?


Memangnya, anda sendiri sudah bertemu langsung dengan Buddhis yang sudah Arahat?
Kalau sudah, titip pertanyaan saya, "anda Buddhis atau bukan?"


menurut saya ke-arahatan bisa dicapai tanpa 8 jalan utama,yaitu dg cara pencerahan yg bertumpu pd penembusan 12 sebab musabab saling bergantungan.
           saya pernah mendengar bahwa dhamma adalah milik semua orang bukan milik buddhis saja,sehingga bisa saja nibana dicapai oleh mereka yg bukan buddhis sebagai pacceka buddha.
           namun tentu saja nibana tidak bisa dicapai bg mereka yg mempercayai adanya tuhan karena kepercayaan ini bertentangan dg salah satu implikasi hukum paticca samupada yaitu tanpa pencipta.dan saya rasa masih banyak orang diluar buddhis yg tidak mengakui tuhan"dalam konsep samawi"seperti Agama Tao juga tidak mengakui adanya tuhan mutlak,tujuan mereka adalah mencapai keabadiaan.ajaran Tao juga cukup dalam.

saya rasa demikian adanya
jika ada kesalahan mohon dikoreksi terutama tentang TAO karena saya juga tidak paham betul.

Ini bro atau sis ya? ^-^ apa saja ya....:))

coba perhatikan yg saya bold biru penembusan kerahatan itu PASTI harus melalui  8 jalan utama. Pencerahan bertumpu pada paticasamupada juga landasan UTAMA nya adalah 8 jalan utama. Mengapa demikian?

1. Salah satu dari 8 jalan utama adalah pandangan benar , jika satu ini saja hilang maka semua latihan seseorang yg berlatih akan mengalami stagnasi.

2. Siapapun itu Buddhist atau bukan buddhist untuk mencapai kearahatan/Buddha harus menjalankan 8 jalan utama termasuk Pacceka Buddha . Yang tidak harus adalah adanya kemungkinan tidak mengetahuinya KONSEP 8 Jalan utama.
artinya menjalankan(praktek) 8 jalan utama adalah wajib, yang tidak wajib adalah mengetahui secara konsep. Tetapi kalau bisa keduanya ya lebih baik.

Jadi disini kita harus menyadari perlu dan tidak perlunya 8 jalan utama itu dalam hal apanya dulu. Prakteknya atau konsepnya. Nah smoga hal ini tidak menjadi rancu bagi kita semua.

Metta  _/\_

sesuai yang sya pernah bahas bersama seorang bikkhu, memang dikatakannya seperti demikian 8 jalan utama itu adalah "WAJIB"....untuk menuju nibbana...

btw,masalah mempercayai konsep......atau ke-arahatan tetapi mempercayai Tuhan....
kalau tidak salah saya pernah membaca entah buku dari mana......sudah lupa
ketika seseorang mempratekkan vipassana, mereka telah melihat sebagaimana adanya nama-rupa kemudian timbul tenggelamnya sebuah proses......disitu mereka mampu melihat dengan jelas/sebagaimana adanya bahwa yang ada hanya proses tersebut,
tidak ada "aku" tidak ada campur tangan Maha-kuasa....semua begitu alamiah...

maka dari itulah timbul sebuah pemahaman dan pengertian bahwa dunia ini "tanpa aku" dan "tanpa Tuhan maha kuasa"..

dengan kata lain pemahaman seorang Arahat timbul dari "kenyataan/fakta yang mereka temukan"
bukan dari sebuah pemikiran semata seperti filosofi........
setahu saya demikian..


metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #32 on: 09 July 2009, 01:49:04 PM »
tidak melekat adalah jalan buddhisme
melihat kenyataan apa adanya adalah jalan buddhisme
ketuhanan adalah jalan kebalikan dari buddhisme

konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Kalau pandangan anda seperti itu, mungkin sekalian bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme, dst" sehingga semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis.

Kalau begitu, yah memang hanya "Buddhis" yang mencapai alam bahagia dan nibbana.



MMD = Meditasi Mengenal Diri, suatu metode meditasi yang dikembangkan oleh Pak Hudoyo.



dear bro

saya rasa sebaiknya melihat sebagai :
- Tidak membunuh selaras dengan Buddhisme
- Tidak mencuri selaras dengan Buddhisme
- Moralitas selaras dengan Buddhisme

Tolong kembali ke topik yaitu
Quote
umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8
1. umat non buddhis bisa dan sangat bisa mencapai pembebasan
2. umat non buddhis TIDAK BISA mencapai pembebasan tanpa melalui/melakukan JMB-8

dimana bro savana udah dengan jelas menyebutkan
Quote
konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Buddha pun mengajarkan JMB-8 bukan sebagai teori yg dilekati melainkan sebagai praktek utk mencapai nibbana

Jadi berdasar ajaran guru Buddham seyogyanya tidak muncul lagi pernyataan :
Quote
Berbeda dengan kesepakatan Buddhist pada umumnya yang memiliki kriterianya sendiri tentang pencapaian kesucian harus lewat JMB 8, harus tahu teori kamma, dlsb,
saya lebih melihat bahwa pola pikir dan cara pandang seseorang yang cenderung melepaskan, bukan membelenggu; cenderung puas pada yang sedikit, bukan selalu minta lebih; cenderung mengerti, bukan masa bodoh; cenderung mengikis ego, bukan menyombongkan diri; cenderung pada pemadaman nafsu, bukan menyenangkan indriah berlebihan; maka itulah jalan yang kondusif bagi tercapainya pembebasan.


semoga bs memperjelas krn sepertinya masalah "teori" terus bergaung walau sudah banyak penjelasan mengenai teori dan praktek

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #33 on: 09 July 2009, 03:17:55 PM »
tidak melekat adalah jalan buddhisme
melihat kenyataan apa adanya adalah jalan buddhisme
ketuhanan adalah jalan kebalikan dari buddhisme

konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Kalau pandangan anda seperti itu, mungkin sekalian bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme, dst" sehingga semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis.

Kalau begitu, yah memang hanya "Buddhis" yang mencapai alam bahagia dan nibbana.



MMD = Meditasi Mengenal Diri, suatu metode meditasi yang dikembangkan oleh Pak Hudoyo.



dear bro

saya rasa sebaiknya melihat sebagai :
- Tidak membunuh selaras dengan Buddhisme
- Tidak mencuri selaras dengan Buddhisme
- Moralitas selaras dengan Buddhisme

Saya memang punya pandangan begitu.
Moralitas selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang memiliki moralitas.
Demikian juga melihat kenyataan apa adanya adalah selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang bisa melihat kenyataan apa adanya.



Quote
Tolong kembali ke topik yaitu
Quote
umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8
1. umat non buddhis bisa dan sangat bisa mencapai pembebasan
2. umat non buddhis TIDAK BISA mencapai pembebasan tanpa melalui/melakukan JMB-8

dimana bro savana udah dengan jelas menyebutkan
Quote
konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Dulu saya pernah bilang bahwa semua orang yang berlatih mengarah pada pembebasan, pasti selaras dengan JMB 8, tetapi belum tentu dia mengetahui format JMB 8 dalam doktrin Buddhisme.
Masalahnya adalah kembali lagi pada "apakah isi (bukan format) JMB 8 bisa dilakukan oleh orang yang bukan Buddhis?"
Saya bilang: bisa. Kalau Bro markos & savana_zhang bilang "pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah" ya sudah, terserah.



Quote
Buddha pun mengajarkan JMB-8 bukan sebagai teori yg dilekati melainkan sebagai praktek utk mencapai nibbana

Jadi berdasar ajaran guru Buddham seyogyanya tidak muncul lagi pernyataan :
Quote
Berbeda dengan kesepakatan Buddhist pada umumnya yang memiliki kriterianya sendiri tentang pencapaian kesucian harus lewat JMB 8, harus tahu teori kamma, dlsb,
saya lebih melihat bahwa pola pikir dan cara pandang seseorang yang cenderung melepaskan, bukan membelenggu; cenderung puas pada yang sedikit, bukan selalu minta lebih; cenderung mengerti, bukan masa bodoh; cenderung mengikis ego, bukan menyombongkan diri; cenderung pada pemadaman nafsu, bukan menyenangkan indriah berlebihan; maka itulah jalan yang kondusif bagi tercapainya pembebasan.


semoga bs memperjelas krn sepertinya masalah "teori" terus bergaung walau sudah banyak penjelasan mengenai teori dan praktek

metta

Memang apa yang salah dengan "teori"? Kalau saya bicara teori, berarti merujuk pada sebuah doktrin teoritikal, sama sekali bukan mengarah pada sikap mengecilkan dengan nada "ah, kalian baru sebatas teori". Tidak perlu bersikap defensif. Sudah saya bilang, saya bukan penganut pandangan Pak Hudoyo.

Lalu kalau memang konsisten mengacu pada ajaran Buddha, maka seharusnya pola pikir "Buddhis" dan "non-Buddhis" sudah tidak muncul. Karena itu tidak beda dengan pandangan Brahmana yang mengatakan hanya para Brahmana yang bisa kembali menyatu pada Brahma.

Nah, mengenai "pandangan benar", bagi saya tetap semua orang yang belum mencapai kesucian, semua masih memeluk "pandangan salah". Yang membedakan di antara puthujjana sebetulnya hanyalah ada orang-orang dengan "sedikit/banyak debu di mata (dhamma)-nya". Pandangan salah itu serta merta hancur ketika ia sendiri merealisasikan kebenaran (seperti dalam pencapaian sotapatti-phala).
Contohnya adalah para petapa dan Brahmana yang "memiliki sedikit debu di matanya" bisa merealisasi ajaran Buddha walaupun ia "berpandangan salah" (tentang pencipta/maha-brahma ataupun penyiksaan diri). Baru ketika ia merealisasikannya, maka pandangan salah itu sudah tidak lagi.

Pandangan benar dari sudut pandang saya, adalah realisasi kebenaran mutlak, bukan penggenggaman suatu ide. Definisi pandangan benar, saya pun tahu, bukan tidak tahu. Apakah sudah direalisasikan? Saya pribadi belum, maka saya masih belum menjadi seorang ariya.
Kalau Bro markos merasa sudah berpandangan benar, tinggal meneruskan 7 JMB lainnya sehingga tercapai tujuan, silahkan saja berpendapat seperti itu. Sepertinya selaras dengan Bro marcedes yang sudah merealisasikan kebenaran mutlak sebagian, dan tinggal melanjutkan pada kebenaran mutlak lainnya. Saya tidak bahas benar dan salah. Ini adalah pendapat.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #34 on: 09 July 2009, 04:14:17 PM »
tidak melekat adalah jalan buddhisme
melihat kenyataan apa adanya adalah jalan buddhisme
ketuhanan adalah jalan kebalikan dari buddhisme

konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Kalau pandangan anda seperti itu, mungkin sekalian bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme, dst" sehingga semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis.

Kalau begitu, yah memang hanya "Buddhis" yang mencapai alam bahagia dan nibbana.



MMD = Meditasi Mengenal Diri, suatu metode meditasi yang dikembangkan oleh Pak Hudoyo.



dear bro

saya rasa sebaiknya melihat sebagai :
- Tidak membunuh selaras dengan Buddhisme
- Tidak mencuri selaras dengan Buddhisme
- Moralitas selaras dengan Buddhisme

Saya memang punya pandangan begitu.
Moralitas selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang memiliki moralitas.
Demikian juga melihat kenyataan apa adanya adalah selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang bisa melihat kenyataan apa adanya.



Quote
Tolong kembali ke topik yaitu
Quote
umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8
1. umat non buddhis bisa dan sangat bisa mencapai pembebasan
2. umat non buddhis TIDAK BISA mencapai pembebasan tanpa melalui/melakukan JMB-8

dimana bro savana udah dengan jelas menyebutkan
Quote
konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Dulu saya pernah bilang bahwa semua orang yang berlatih mengarah pada pembebasan, pasti selaras dengan JMB 8, tetapi belum tentu dia mengetahui format JMB 8 dalam doktrin Buddhisme.
Masalahnya adalah kembali lagi pada "apakah isi (bukan format) JMB 8 bisa dilakukan oleh orang yang bukan Buddhis?"
Saya bilang: bisa. Kalau Bro markos & savana_zhang bilang "pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah" ya sudah, terserah.



Quote
Buddha pun mengajarkan JMB-8 bukan sebagai teori yg dilekati melainkan sebagai praktek utk mencapai nibbana

Jadi berdasar ajaran guru Buddham seyogyanya tidak muncul lagi pernyataan :
Quote
Berbeda dengan kesepakatan Buddhist pada umumnya yang memiliki kriterianya sendiri tentang pencapaian kesucian harus lewat JMB 8, harus tahu teori kamma, dlsb,
saya lebih melihat bahwa pola pikir dan cara pandang seseorang yang cenderung melepaskan, bukan membelenggu; cenderung puas pada yang sedikit, bukan selalu minta lebih; cenderung mengerti, bukan masa bodoh; cenderung mengikis ego, bukan menyombongkan diri; cenderung pada pemadaman nafsu, bukan menyenangkan indriah berlebihan; maka itulah jalan yang kondusif bagi tercapainya pembebasan.


semoga bs memperjelas krn sepertinya masalah "teori" terus bergaung walau sudah banyak penjelasan mengenai teori dan praktek

metta

Memang apa yang salah dengan "teori"? Kalau saya bicara teori, berarti merujuk pada sebuah doktrin teoritikal, sama sekali bukan mengarah pada sikap mengecilkan dengan nada "ah, kalian baru sebatas teori". Tidak perlu bersikap defensif. Sudah saya bilang, saya bukan penganut pandangan Pak Hudoyo.

Lalu kalau memang konsisten mengacu pada ajaran Buddha, maka seharusnya pola pikir "Buddhis" dan "non-Buddhis" sudah tidak muncul. Karena itu tidak beda dengan pandangan Brahmana yang mengatakan hanya para Brahmana yang bisa kembali menyatu pada Brahma.

Nah, mengenai "pandangan benar", bagi saya tetap semua orang yang belum mencapai kesucian, semua masih memeluk "pandangan salah". Yang membedakan di antara puthujjana sebetulnya hanyalah ada orang-orang dengan "sedikit/banyak debu di mata (dhamma)-nya". Pandangan salah itu serta merta hancur ketika ia sendiri merealisasikan kebenaran (seperti dalam pencapaian sotapatti-phala).
Contohnya adalah para petapa dan Brahmana yang "memiliki sedikit debu di matanya" bisa merealisasi ajaran Buddha walaupun ia "berpandangan salah" (tentang pencipta/maha-brahma ataupun penyiksaan diri). Baru ketika ia merealisasikannya, maka pandangan salah itu sudah tidak lagi.

Pandangan benar dari sudut pandang saya, adalah realisasi kebenaran mutlak, bukan penggenggaman suatu ide. Definisi pandangan benar, saya pun tahu, bukan tidak tahu. Apakah sudah direalisasikan? Saya pribadi belum, maka saya masih belum menjadi seorang ariya.
Kalau Bro markos merasa sudah berpandangan benar, tinggal meneruskan 7 JMB lainnya sehingga tercapai tujuan, silahkan saja berpendapat seperti itu. Sepertinya selaras dengan Bro marcedes yang sudah merealisasikan kebenaran mutlak sebagian, dan tinggal melanjutkan pada kebenaran mutlak lainnya. Saya tidak bahas benar dan salah. Ini adalah pendapat.


Dear Kai,

Tolong dibaca lagi pernyataan saya dengan teliti karena pertanyaan anda :

Quote
Masalahnya adalah kembali lagi pada "apakah isi (bukan format) JMB 8 bisa dilakukan oleh orang yang bukan Buddhis?"
Saya bilang: bisa. Kalau Bro markos & savana_zhang bilang "pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah" ya sudah, terserah.

Padahal saya sudah jelas menyatakan :
Quote
umat non buddhis TIDAK BISA mencapai pembebasan tanpa melalui/melakukan JMB-8

Disini jelas bhw non Buddhis pun BISA mencapai pembebasan asal melakukan JMB-8, mempraktekkan JMB-8, melaksanakan JMB-8

Dan pendapat berbeda justru diungkapkan oleh member lain yaitu :
Quote
umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8

TANPA melalui loh, alias tidak melakukan, tidak menjalankan, tidak melaksanakan......

hal serupa juga sudah ditekankan oleh bro bond diatas :

2. Siapapun itu Buddhist atau bukan buddhist untuk mencapai kearahatan/Buddha harus menjalankan 8 jalan utama termasuk Pacceka Buddha . Yang tidak harus adalah adanya kemungkinan tidak mengetahuinya KONSEP 8 Jalan utama.
artinya menjalankan(praktek) 8 jalan utama adalah wajib, yang tidak wajib adalah mengetahui secara konsep. Tetapi kalau bisa keduanya ya lebih baik.

Jadi disini kita harus menyadari perlu dan tidak perlunya 8 jalan utama itu dalam hal apanya dulu. Prakteknya atau konsepnya. Nah smoga hal ini tidak menjadi rancu bagi kita semua.

Metta  _/\_


Jadi tidak ada pernyataan apapun yg bilang bhw ""pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah"

Tolonglah utk membaca pernyataan secara lengkap dan teliti terlebih dahulu agar kita tidak mendiskusikan sesuatu yg sesungguhnya sudah dikatakan dengan jelas

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #35 on: 09 July 2009, 05:15:43 PM »
Dear Kai,

Tolong dibaca lagi pernyataan saya dengan teliti karena pertanyaan anda :

Quote
Masalahnya adalah kembali lagi pada "apakah isi (bukan format) JMB 8 bisa dilakukan oleh orang yang bukan Buddhis?"
Saya bilang: bisa. Kalau Bro markos & savana_zhang bilang "pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah" ya sudah, terserah.

Padahal saya sudah jelas menyatakan :
Quote
umat non buddhis TIDAK BISA mencapai pembebasan tanpa melalui/melakukan JMB-8

Disini jelas bhw non Buddhis pun BISA mencapai pembebasan asal melakukan JMB-8, mempraktekkan JMB-8, melaksanakan JMB-8

Dan pendapat berbeda justru diungkapkan oleh member lain yaitu :
Quote
umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8

TANPA melalui loh, alias tidak melakukan, tidak menjalankan, tidak melaksanakan......
OK, berarti penjelasan saya kurang jelas. "Tanpa melalui" di sini, maksudnya adalah dalam cakupan teori dan konsep format JMB 8.


Quote
hal serupa juga sudah ditekankan oleh bro bond diatas :

2. Siapapun itu Buddhist atau bukan buddhist untuk mencapai kearahatan/Buddha harus menjalankan 8 jalan utama termasuk Pacceka Buddha . Yang tidak harus adalah adanya kemungkinan tidak mengetahuinya KONSEP 8 Jalan utama.
artinya menjalankan(praktek) 8 jalan utama adalah wajib, yang tidak wajib adalah mengetahui secara konsep. Tetapi kalau bisa keduanya ya lebih baik.

Jadi disini kita harus menyadari perlu dan tidak perlunya 8 jalan utama itu dalam hal apanya dulu. Prakteknya atau konsepnya. Nah smoga hal ini tidak menjadi rancu bagi kita semua.

Metta  _/\_

Saya memang setuju dengan pernyataan bond di atas.
Yang berbeda antara bond & savana_zhang adalah bond membaginya dengan aplikasi dan konsepnya, yang menurut saya, bond berpendapat bahwa selama aplikasinya sejalan, konsepnya belum tentu perlu. Berbeda dengan savana_zhang yang menganggap Konsep dan teori kepercayaan terhadap Tuhan adalah krusial.


Quote
Jadi tidak ada pernyataan apapun yg bilang bhw ""pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah"

Tolonglah utk membaca pernyataan secara lengkap dan teliti terlebih dahulu agar kita tidak mendiskusikan sesuatu yg sesungguhnya sudah dikatakan dengan jelas

metta
Saya melihat perbedaan antara pembahasan bond dan savana_zhang, maka saya bahas. Kalau bro Markos bilang kedua itu adalah sama dan sudah dikatakan dengan jelas, silahkan. Biarlah savana_zhang yang menjelaskan pandangannya kepada saya, tidak perlu bro repot2 menggurui saya, bukan?


Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #36 on: 09 July 2009, 07:43:21 PM »
tidak melekat adalah jalan buddhisme
melihat kenyataan apa adanya adalah jalan buddhisme
ketuhanan adalah jalan kebalikan dari buddhisme

konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Kalau pandangan anda seperti itu, mungkin sekalian bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme, dst" sehingga semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis.

Kalau begitu, yah memang hanya "Buddhis" yang mencapai alam bahagia dan nibbana.



MMD = Meditasi Mengenal Diri, suatu metode meditasi yang dikembangkan oleh Pak Hudoyo.


tidak juga,kebenaran adalah universal dan bukan milik agama buddha
jika ada yg lainnya yg mengajarkan kebanaran maka itu adalah kebenaran,dan mungkin kebenaran itu sejalan dg ajaran sang buddha atau mungkin tidak ada didalam ajaran buddha tapi bukan berarti itu salah.saya sangat tidak setuju dg pandangan bahwa hanya agama buddha saja yg baik,dan yang lain salah.

            saya setuju 100% dg anda mengenai ketidakmelekatan,tp setau saya kemelekatan itu adalah urutan ke-sekian dari patica samupada yg berarti masih diperlukan tindak lanjut dari hal ini

             saya pernah membaca bahwa ajaran sang buddha sebenarnya klo dirangkum akan menjadi 1 kata yaitu SUNYA(bhikku buddhadasa).yg artinya asalkan dapat memahami ke-sunya-an atau klo theravada adalah tilakhana maka ARAHAT tercapai.simple yg agak ribet adalah bagaimana caranya kesana,sehingga banyak sekali metode2 yg diajarkan

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #37 on: 09 July 2009, 07:47:09 PM »
JIka seperti yang bapak katakan, apakah selama 2500thn lebih ini sudah ada yang mencapai nibbana tanpa melalui ajaran Buddhis ?
mohon penjelasannya ? jika statement bapak, bahwa umat non-buddhis bisa mencapai pembebasan (nibbana) kenapa umat tersebut masih mengenal bergantung kepada kata TUHAN ? bukankah akan terjadi suatu hal yg luar biasa, bahwasannya ada yg mencapai ke-BUDDHA-an tanpa melalui ajaran BUDDHA ?


Memangnya, anda sendiri sudah bertemu langsung dengan Buddhis yang sudah Arahat?
Kalau sudah, titip pertanyaan saya, "anda Buddhis atau bukan?"


menurut saya ke-arahatan bisa dicapai tanpa 8 jalan utama,yaitu dg cara pencerahan yg bertumpu pd penembusan 12 sebab musabab saling bergantungan.
           saya pernah mendengar bahwa dhamma adalah milik semua orang bukan milik buddhis saja,sehingga bisa saja nibana dicapai oleh mereka yg bukan buddhis sebagai pacceka buddha.
           namun tentu saja nibana tidak bisa dicapai bg mereka yg mempercayai adanya tuhan karena kepercayaan ini bertentangan dg salah satu implikasi hukum paticca samupada yaitu tanpa pencipta.dan saya rasa masih banyak orang diluar buddhis yg tidak mengakui tuhan"dalam konsep samawi"seperti Agama Tao juga tidak mengakui adanya tuhan mutlak,tujuan mereka adalah mencapai keabadiaan.ajaran Tao juga cukup dalam.

saya rasa demikian adanya
jika ada kesalahan mohon dikoreksi terutama tentang TAO karena saya juga tidak paham betul.

Ini bro atau sis ya? ^-^ apa saja ya....:))

coba perhatikan yg saya bold biru penembusan kerahatan itu PASTI harus melalui  8 jalan utama. Pencerahan bertumpu pada paticasamupada juga landasan UTAMA nya adalah 8 jalan utama. Mengapa demikian?

1. Salah satu dari 8 jalan utama adalah pandangan benar , jika satu ini saja hilang maka semua latihan seseorang yg berlatih akan mengalami stagnasi.

2. Siapapun itu Buddhist atau bukan buddhist untuk mencapai kearahatan/Buddha harus menjalankan 8 jalan utama termasuk Pacceka Buddha . Yang tidak harus adalah adanya kemungkinan tidak mengetahuinya KONSEP 8 Jalan utama.
artinya menjalankan(praktek) 8 jalan utama adalah wajib, yang tidak wajib adalah mengetahui secara konsep. Tetapi kalau bisa keduanya ya lebih baik.

Jadi disini kita harus menyadari perlu dan tidak perlunya 8 jalan utama itu dalam hal apanya dulu. Prakteknya atau konsepnya. Nah smoga hal ini tidak menjadi rancu bagi kita semua.

Metta  _/\_

sesuai yang sya pernah bahas bersama seorang bikkhu, memang dikatakannya seperti demikian 8 jalan utama itu adalah "WAJIB"....untuk menuju nibbana...

btw,masalah mempercayai konsep......atau ke-arahatan tetapi mempercayai Tuhan....
kalau tidak salah saya pernah membaca entah buku dari mana......sudah lupa
ketika seseorang mempratekkan vipassana, mereka telah melihat sebagaimana adanya nama-rupa kemudian timbul tenggelamnya sebuah proses......disitu mereka mampu melihat dengan jelas/sebagaimana adanya bahwa yang ada hanya proses tersebut,
tidak ada "aku" tidak ada campur tangan Maha-kuasa....semua begitu alamiah...

maka dari itulah timbul sebuah pemahaman dan pengertian bahwa dunia ini "tanpa aku" dan "tanpa Tuhan maha kuasa"..

dengan kata lain pemahaman seorang Arahat timbul dari "kenyataan/fakta yang mereka temukan"
bukan dari sebuah pemikiran semata seperti filosofi........
setahu saya demikian..


metta.
begitulah yg saya maksud,anda pandai menerangkan, good

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #38 on: 09 July 2009, 07:57:38 PM »
               pandangan saya sih sederhana saja.
kebebasan dapat dicapai baik buddhis atau non buddhis
kebanaran juga universal bukan milik buddhis saja
pembebasan juga bisa dicapai dg banyak cara
JMB 8 adalah salah satu jalan yg tidak bisa diragukan kebenarannya
tapi JMB 8 bukanlah satu2nya cara untuk mencapai pembebasan jika orang tersebut mempunyai tabungan PARAMI yg memadai
tapi jika tabungan paraminya tidak cukup,maka JMB 8 adalah mutlak adanya.karena JMB 8 adalah cara mengumpulkan parami

              saya rasa demikan. _/\_

saya berpandangan ada banyak jalan menuju nibana adalah dari sudut pandang kehidupan terakhir makluk tersebut dimana paraminya sudah cukup,bkan makluk yg ber karma sangat tidak memadai.


               jd sebetulnya saya mengerti dan setuju pandangan kalian semua hanya mungkin kita membahas dari sudut pandang yg berlainan tp menurut saya intinya sama

            thanks

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #39 on: 09 July 2009, 08:37:51 PM »
pariwara dikit bro.. ;D
tidak melekat adalah jalan buddhisme
melihat kenyataan apa adanya adalah jalan buddhisme
ketuhanan adalah jalan kebalikan dari buddhisme

konsep buddhisme yg saya maksud bukan untuk dilekati
tp adalah dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk mencapai nibana,setelah sampai semua harus dilepaskan

Kalau pandangan anda seperti itu, mungkin sekalian bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme, dst" sehingga semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis.


Kalau begitu, yah memang hanya "Buddhis" yang mencapai alam bahagia dan nibbana.



MMD = Meditasi Mengenal Diri, suatu metode meditasi yang dikembangkan oleh Pak Hudoyo.


Kalo Sis Savana bilang "tidak membunuh adalah jalan Buddhisme, tidak mencuri adalah jalan Buddhisme, moralitas adalah jalan Buddhisme" saya rasa memang tidak masalah, krn memang demikian adanya.. Atau seperti Om Markos yg mengganti dng tutur yg lebih halus bahwa "tdk membunuh selaras dg Buddhisme" sama saja tidak masalah..
Tapi kalo kemudian dari premis tsb lantas menarik kesimpulan atau mengatakan bahwa "semua orang baik adalah Buddhis, yang buruk adalah non-Buddhis" maka itu jelas salah krn tdk nyambung.
Kenyataannya memang dlm jalan Buddhisme diajarkan tidak membunuh, tidak mencuri, moralitas kan? Begitu juga ttg ketidak-melekatan, melihat kenyataan apa adanya, dan non-theisme, itu juga bagian dari Buddhisme. Jadi tidak salah koq pendapat Sis Savana. :)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline sumana

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Limit by yourself
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #40 on: 09 July 2009, 08:59:25 PM »
^
^
gak bakal di jawab ... bro sumana
orangnya tau kemana, udah lama gak ol

w nanya di blog nya decchhhh.
soalnya dia kan ada blog MMD .....
hehehehe2x,..... kayaknya dia melarikan diri dari kenyataan hidup, haha2x
Kelahiran telah terjadi, sukha dan dukha silih berganti. Kehidupan tidak kekal, menggapai pembebasan terakhir (nibbana).

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #41 on: 09 July 2009, 09:26:14 PM »
sesuai yang sya pernah bahas bersama seorang bikkhu, memang dikatakannya seperti demikian 8 jalan utama itu adalah "WAJIB"....untuk menuju nibbana...

metta.
Ada tertera di Samma Ditthi Sutta mengenai bahasan Anda bersama bhikkhu.

Menurut opini saya selama ada 'appamada' disana tindakan apapun baik pikiran, ucapan maupun perbuatan, akan terefleksi dalam moralitas sikap, batin yg terkultivasi dan kebijaksanaan yg membentuk Jalan Ariya Berunsur 8. Krn dasar dari menjalankan Jalan ini bukan dgn dasar kelengahan, melainkan kewaspadaan.

Mengenai apakah Jalan Ariya Berunsur 8 tsb bisa membawa kebebasan..
Coba ditelaah, jika dikatakan orang melaksanakan Jalan ini dng kondisi pikiran terikat/melekat pada Jalan ini, maka orang tsb pasti tidak akan terbebas. Maka jelas pernyataan ini sudah salah dan tidak valid. Karena dng pikiran yg melekat, bagaimana bisa memperoleh pandangan benar sbg dasar dari Jalan ini?
Sudah pasti syarat utk pandangan dan pikiran benar adl tidak melekat. Dan ketidakmelekatan ini dilatih-kembangkan melalui Jalan Ariya Berunsur 8 pula. Jadi saling sinergis dan mengondisikan.

Jika seorang non-buddhis dalam bertindak senantiasa 'appamada', niscaya tindakannya akan terefleksi secara otomatis dalam 8 aspek yang terdapat dlm Jalan Ariya Berunsur 8. Dan nibbana adalah mungkin baginya. Jadi tdk perlu mempermasalahkan buddhis dan non-buddhis di sini.

Soal pikiran yg bergerak = aku, sejauh ini saya belum menemukan sutta pernyataan dari Sang Buddha mengenai hal tsb dan melihat korelasi antara pikiran yg bergerak dengan ke-aku-an. Kalau dikatakan pikiran yg bergerak = aku, berarti itu membentuk sebuah kesimpulan kebalikan bahwa pikiran yg tidak bergerak = tiada aku. Padahal sebenarnya bisa saja pikiran yg tidak bergerak itu karena "aku"-nya sedang diam. Seperti genangan air keruh yg didiamkan, kotorannya akan turun kebawah dan air terlihat bening di atas, padahal kotoran tetap ada di bawah dan menunggu utk muncul ke permukaan lagi saat permukaan air kacau.
Tidak berarti kondisi pikiran yg tdk bergerak = pencerahan (tiada aku lagi).
Apa yg relevan untuk dihentikan adalah nafsu keinginan dan pikiran yg diliputi ketidaktahuan, bukan pikiran itu sendiri. Karena Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran muncul karena ada kondisi2 yg menyusunnya dan setelah muncul, berkembang, dia pun lenyap.

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #42 on: 09 July 2009, 11:44:20 PM »
Saya ingin turut berpendapat...


Quote from: Kainyn_Kutho
Saya memang punya pandangan begitu.
Moralitas selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang memiliki moralitas.
Demikian juga melihat kenyataan apa adanya adalah selaras dengan Buddhisme, namun bukan hanya Buddhis yang bisa melihat kenyataan apa adanya.

Moralitas adalah nilai universal. Dan ironisnya, nilai dari moralitas ini berbeda dalam konsep-konsepnya. Moralitas dalam Buddhisme tidak seratus persen selaras dengan moralitas dalam Non-Buddhisme. Di sini ada kontradiksi...

Jika seorang Buddhis, ia cenderung akan memiliki pandangan bahwa moralitas dalam Buddhisme adalah moralitas yang 'benar'. Namun jika seorang Non-Buddhis, ia pun akan cenderung memiliki pandangan bahwa moralitas dalam Non-Buddhisme itu yang benar.

Lantas kalau sudah begini, moralitas mana yang paling 'benar'...?
Ini sudah menunjukkan bahwa kesepakatan akan nilai sejati dari moralitas diwadahkan dalam konsep-konsep yang berbeda. Lantas, apakah mungkin kesepakatan moralitas yang saling bertentangan ini pada akhirnya akan bermuara pada satu tujuan?


Quote from: Kainyn_Kutho
Dulu saya pernah bilang bahwa semua orang yang berlatih mengarah pada pembebasan, pasti selaras dengan JMB 8, tetapi belum tentu dia mengetahui format JMB 8 dalam doktrin Buddhisme.
Masalahnya adalah kembali lagi pada "apakah isi (bukan format) JMB 8 bisa dilakukan oleh orang yang bukan Buddhis?"
Saya bilang: bisa. Kalau Bro markos & savana_zhang bilang "pandangan benar hanya milik Buddhis, lainnya pandangan salah" ya sudah, terserah.

JMB8 bisa dijalankan oleh semua orang, tanpa terikat oleh status agamanya. Sebelumnya... kalau kita semua yakin bahwa JMB8 adalah jalan universal, maka sudah seharusnya kita memandang bahwa JMB8 adalah jalan yang mampu mengantar kita mencapai "tujuan". Saya harap kita semua setuju dengan hal ini. Namun sayangnya, konsep-konsep di luar Buddhisme sering kali bertentangan dan tidak selaras dengan JMB8. Oleh karena itu, dengan sangat menyesal saya harus menyatakan bahwa "selama seseorang masih menjalankan konsep yang tidak sejalan dengan perbuatan, ucapan dan pikiran di Buddhisme, maka dengan sendirinya orang itu tidak menjalankan JMB8".

Misalnya : Dalam JMB8, perhatian benar adalah salah satu poin pentingnya. Perhatian benar ini berbicara mengenai meditasi, yang erat kaitannya dengan poin berikutnya, yaitu konsentrasi benar. Bagaimana mungkin seseorang yang menjalankan konsep Non-Buddhisme untuk mencapai "tujuan" (baca : menjalankan JMB8), jika ia tidak menjalankan perhatian benar dan konsentrasi benar?

JMB8 adalah panduan sistematis dari Sang Buddha untuk khalayak ramai. Tentunya semua orang juga bisa menjalankan JMB8 ini, meski ia sendiri tidak menyusun sistematikanya. Seorang Pacceka Buddha mungkin saja tidak bisa menyusun panduan sistematis ini. Atau seumpamanya beliau mampu, mungkin beliau tidak mampu menjelaskannya secara detil kepada khalayak ramai. Namun pada hakikatnya, Pencerahan itu bersifat universal. Orang yang belum mencapai Pencerahan sudah tentu adalah orang yang 'tersesat'. Ketika dia mampu merealisasi kenyataan, maka ia dikatakan telah mencapai Pencerahan. Dengan kata lain, orang yang mencapai Pencerahan pada akhirnya ia telah bertindak-tanduk selaras dengan Buddhisme.

Inilah pandangan yang saya jabarkan dari kacamata Buddhisme.


Quote from: Kainyn_Kutho
Memang apa yang salah dengan "teori"? Kalau saya bicara teori, berarti merujuk pada sebuah doktrin teoritikal, sama sekali bukan mengarah pada sikap mengecilkan dengan nada "ah, kalian baru sebatas teori". Tidak perlu bersikap defensif. Sudah saya bilang, saya bukan penganut pandangan Pak Hudoyo.

Lalu kalau memang konsisten mengacu pada ajaran Buddha, maka seharusnya pola pikir "Buddhis" dan "non-Buddhis" sudah tidak muncul. Karena itu tidak beda dengan pandangan Brahmana yang mengatakan hanya para Brahmana yang bisa kembali menyatu pada Brahma.

Nah, mengenai "pandangan benar", bagi saya tetap semua orang yang belum mencapai kesucian, semua masih memeluk "pandangan salah". Yang membedakan di antara puthujjana sebetulnya hanyalah ada orang-orang dengan "sedikit/banyak debu di mata (dhamma)-nya". Pandangan salah itu serta merta hancur ketika ia sendiri merealisasikan kebenaran (seperti dalam pencapaian sotapatti-phala).
Contohnya adalah para petapa dan Brahmana yang "memiliki sedikit debu di matanya" bisa merealisasi ajaran Buddha walaupun ia "berpandangan salah" (tentang pencipta/maha-brahma ataupun penyiksaan diri). Baru ketika ia merealisasikannya, maka pandangan salah itu sudah tidak lagi.

Pandangan benar dari sudut pandang saya, adalah realisasi kebenaran mutlak, bukan penggenggaman suatu ide. Definisi pandangan benar, saya pun tahu, bukan tidak tahu. Apakah sudah direalisasikan? Saya pribadi belum, maka saya masih belum menjadi seorang ariya.
Kalau Bro markos merasa sudah berpandangan benar, tinggal meneruskan 7 JMB lainnya sehingga tercapai tujuan, silahkan saja berpendapat seperti itu. Sepertinya selaras dengan Bro marcedes yang sudah merealisasikan kebenaran mutlak sebagian, dan tinggal melanjutkan pada kebenaran mutlak lainnya. Saya tidak bahas benar dan salah. Ini adalah pendapat.

Kalau menurut saya, jika mengacu pada Ajaran Sang Buddha, maka seharusnya pola pandang tentang adanya "Buddhis" dan "Non-Buddhis" itu justru akan bertambah kuat; namun tidak tepat apabila kita malah melekat dan menjadi fanatik padanya. Kenapa saya katakan justru akan bertambah kuat? Karena kita seharusnya menjadi semakin jeli tentang konsep dan perilaku dari orang lain; "apakah hal ini sesuai dengan Ajaran Sang Buddha", "apakah hal ini selaras dengan JMB8", "apakah dia berperangai sebagai seorang yang baik", dsb. Kepekaan akan berbagai perihal ini seharusnya akan tumbuh dengan sendirinya seiiring semakin kita mendalami Dhamma. Yang harus kita hindari, adalah kemelekatan dan kefanatikan akan status sebagai "Buddhis". Jadi, bukannya kepekaan untuk melihat adanya "Buddhis" dan "Non-Buddhis".

Misalnya : YA. Sariputta pasti melihat perbedaan perilaku antara seorang bhikkhu junior yang serius mendalami Dhamma dengan seorang bhikkhu junior yang kurang serius mendalami Dhamma. Terlebih lagi, membandingkan seorang siswa pengikut Sang Buddha yang baik dengan seorang siswa pengikut petapa lain.


Di sini muncul lagi mengenai nilai konsep yang ditawarkan oleh Buddhisme dengan Non-Buddhisme. Saya sungkan untuk menyatakan hal ini. Karena itu, jika ada rekan-rekan yang tersinggung, saya minta maaf sebelumnya...

Sudah saya katakan bahwa beberapa konsep antara Buddhisme dan Non-Buddhisme itu berseberangan, bahkan tidak jarang pula saling bertentangan. Karena itu, jika kita melihatnya dari kacamata Buddhisme, maka dapat kita simpulkan bahwa konsep di agama lain seringkali tidak membawa kita pada JMB8. Saya setuju dengan komentar Anda mengenai : "semua orang yang belum mencapai Pencerahan, pada dasarnya adalah sama-sama tersesat". Namun perbedaan mayornya terlihat : "bahwa Buddhisme membimbing kita untuk menyelami pemahaman benar, sehingga kita memiliki pola pandangan yang benar, untuk selanjutnya kita dapat berbuat dan berucap benar, menjalani penghidupan dengan benar, dan menumbuhkan kecenderungan untuk berdaya-upaya benar, sehingga mengkondisikan kita untuk memiliki perhatian benar yang juga ditunjang oleh konsentrasi benar". Delapan poin ini akan saling berkaitan dan menguatkan. Inilah yang ditawarkan dalam Buddhisme. Kita benar-benar diarahkan untuk masuk dengan mempraktikkan jalan ini. Dan hal ini tidak ditawarkan oleh konsep-konsep di agama lain.

Oleh karena itu, menurut saya orang Non-Buddhis yang bisa merealisasi Pencerahan adalah "para pemikir bebas" ataupun "orang Non-Buddhis yang tidak terstigma oleh konsep agamanya". Orang Non-Buddhis hanya sedikit kurang beruntung. Orang Buddhis lebih beruntung karena memiliki peta yang benar. Yang harus diwaspadai oleh seorang Buddhis adalah keakuannya (fanatisme pada Buddhisme).

« Last Edit: 10 July 2009, 12:08:25 AM by upasaka »

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #43 on: 09 July 2009, 11:57:14 PM »
saya rasa agama buddha adalah paling sederhana dan menuju point, cukup "sadar/mindfulness" dan "sabar/passion" maka jalan akan terbuka....
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Menurut ANDA jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
« Reply #44 on: 10 July 2009, 12:43:46 AM »
saya rasa agama buddha adalah paling sederhana dan menuju point, cukup "sadar/mindfulness" dan "sabar/passion" maka jalan akan terbuka....
sabar = patient. passion = gairah/semangat :)
appamadena sampadetha

 

anything