kalo sudah bebas nga ada kehendak lagi kali ya..
dear nanda
cetana merupakan salah satu dari sabbacitta sadharana cetasika (cetasika yg muncul dalam semua citta) jadi dalam citta arahat pun, tetap ada cetana/kehendak
namun krn dalam citta arahat sudah didominasi oleh Panna, membuat kehendak yg muncul adalah sewajarnya saja, misal karena tubuh lapar maka ada kehendak utk makan -> inilah yg disebut dengan kiriya/fungsional
semoga bs bermanfaat
metta
Kesimpulannya salah satu perbedaan batin Arahat dengan Putujjhana adalah Panna. Dan tidak ada kehendak dalam konteks "Aku hendak, aku ingin", karena Anatta. Yang ada hanyalah kiriya yaitu "ada kehendak (atau dorongan untuk?) makan", dan bukan "aku hendak makan".
Cmiiw...
dear Nanda
kalau boleh saya perjelas mengenai Panna adalah dalam hal Dominan-nya
Jika kita lihat secara citta pada putthujhana, cetana yg berkolaborasi dengan akusala cetasika akan menjadi akusala citta 12
cetana yang berkolaborasi dengan kusala cetasika membuat jadi maha kusala citta 8
Tapi pada arahat, sudah tidak ada kusala atau akusala lagi melainkan maha kiriya citta 8, yang isinya mirip dengan maha kusala (tidak/ada hubungan dengan panna, menyenangkan/tidak dan spontan/diajak) namun karena panna yg dominan, membuat dia bs melihat hal itu secara hakekat yg sesungguhnya
dan kalau saya boleh koreksi : kehendak itu adl cetana, dan cetana ada dalam semua citta
Arahat jangan diartikan tidak mempunyai kehendak/cetana loh krn cetana itu ada dalam semua citta, termasuk citta arahat
Saat arahat lapar maka dia akan makan.
Makan seperti yg ada dalam aharepatikulasanna (perenungan tentang makanan) yaitu makan utk memenuhi kebutuhan fisik, bukan utk mengeyangkan, dsbnya yg berhubungan dgn lobha
semoga bs dimengerti
metta