dear hendri,
kalau saya boleh sebut, bahwa buddhism berbeda dengan paham lain.
kalau paham lain, adalah outside in. Jadi objek benar atau salah, itu adalah sifat/nature dari objek itu. Itu kenapa muncullah larangan2 yang sifatnya pembatasan objek seperti RUU pornografi.
Atau singkatnya kalau ada akusala, yang disalahkan adalah objeknya. Misal kehujanan, maka si "hujan" dimaki2.... kalo macet, ngomel2, dsbnya.........
sementara buddhism mengajarkan untuk inside out dimana sifat objek adalah netral, persepsi manusialah yang membuatnya jadi kusala atau akusala.
contoh paling jelas adalah uang Rp 5.000.
jika diberikan pada seorang pengemis, diyakini dia akan amat sangat berterima kasih
namun bagaimana jika diberikan pada seorang konglomerat, misal Ical Bakrie?? hampir dipastikan dia akan marah, atau setidaknya tidak berterima kasih
disini dapat dilihat, dengan objek yang sama, ternyata respons dari setiap manusia itu berbeda2, tergantung dari persepsi setiap orang
semoga penjelasan ini bisa membuat kita lebih bangga pada Buddhism yah