hehehe... trims atas masukannya untuk bro Kainyn_Kutho, tapi dari beberapa postingan diatas saya ingin "meluruskan" beberapa terjemahan yang menurut saya "kurang tepat":
1. "Matius 22 (36) Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?
(37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Nah, di sini kita bisa lihat bahwa jikapun ada orang Buddhis yang mengembangkan metta sehingga mengasihi sesama persis seperti mengasihi dirinya sendiri (hukum no 2), tetap akan masuk neraka jahanam. Mengapakah? Sebab dia tidak mengindahkan hukum yang pertama. " => ini menurut saya salah karena berdasarkan yang saya ketahui
hukum kedua setara dengan hukum pertama dimana jika engkau mengasihi saudaramu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri (seperti yang kita tahu siapa sih yang tidak mencintai dirinya sendiri
) maka sama dengan jika engkau mengasihi Tuhan Allahmu ( ini menjelaskan iman tanpa perbuatan atau percaya kepada Tuhan tapi selama hidup jahat sama orang lain = BOONG...
)
2. " Orang tidak baik + iman =
Di satu sisi ada kasus Santo Dysmas yang tidak baik tapi punya iman = selamat (menurut Injil Lukas).
Tapi di Yakobus 2:26 ditulis: "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati." Dengan kata lain, Santo Dysmas yang beriman namun tidak berbuat baik selama hidup berarti adalah kosong alias sia-sia = tidak selamat. Ini juga jadi bahan perdebatan. Tapi saya tidak ikutan yang ini. " => untuk menjawab yang ini kita harus menyelidiki saat injil ini ditulis dimana saat itu bangsa Yahudi dijajah oleh Romawi dibawah Julius Caesar, mungkin saja (menurut saya) Santo Dysmas melakukan kejahatan untuk membantu saudara2nya yang miskin, lapar dan tertindas atau jika kita berasumsi apa yang ia lakukan untuk kesenangannya sendiri (egois) dan dia mengaku bersalah dan Y mengatakan "hari ini kau akan bersama denganku di Firdaus" ini bukan berarti dia masuk surga yang setara dengan orang2 yang berbuat baik dan beriman, seperti kita tahu ada di beberapa tingatan dalam surga (menurut temanku yang P saat itu, dan Santo Dysmas berada dalam tingkatan yang paling bawah namun tetap ia akan ditimbang apa yang dia lakukan baik buruknya (menurut saya).
3. "Orang berbuat baik tapi tidak memiliki iman = jika dia selama hidup berbuat baik, wlauapun dia ateispun saya percaya dia akan masuk ke surga paling tidak akan terlahir dengan keadaan yang lebih baik (menurut Buddha untuk konsep tumimbal lahir) terbukti pada kisah Nabi Elisa (Elia saya lupa
) yang diutus untuk menyelamatkan seorang janda di Efrat yang diketahui warga kotanya kebanyaka ateis daripada menyelamatkan org Israel yang notabene "umat terjanji" tapi kelakuannya saat itu "gag patut dicontohlah" (gag mencerminkan sebagai bangsa yang baik).
4. Walaupun saya sampai saat ini blom resmi jadi umat Buddha namun saya juga TIDAK PERCAYA manusia yang saat ini jumlah dosanya > jumlah kebaikannya dibawa oleh Y sendiri jalan2 ke Surga.... apalagi org kr****n yang mengaku2 kawin roh padahal = kawin siri trus morotin orang lain dengan nama Y, jika kasih perpuluhan besar masuk surga (berarti surga cuma buat org kaya... kasihan ma yang miskin yah....
) padahal yang diajarkan oleh Y 180 derajat beda banget ma itu....
Trims....