sewaktu Sang Bodhisatta sedang melakukan praktik pertapaan keras, datanglah serombongan pengamen yang menyanyikan kira2 spt berikut ini:
"Jika dawai terlalu kencang, maka akan putus dan tidak berbunyi.
Jika terlalu kendur juga tidak berbunyi.
dawai harus seimbang, tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kendur,
agar menghasilkan bunyi yg merdu"
1. adakah yang tahu darimana sumbernya dalam Tipitaka?
2. dan kalau kisah ini benar, bagaimana mungkin pengamen itu telah mengetahui ilmu Jalan Tengah sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta?