Senior", nanya neh...
Baru kemaren" baca" lagi buku Good Questions Good Answers, di bagian Konsep Dasar Ajaran buddha, pertanyaannya sbb :
T : Apakah ada bukti bahwa dimensi seperti itu (nibbana) benar2 ada?
J : tidak ada. namun, kebradaan dimensi tersebut bisa dibayangkan. Jika ada dimensi yang mana waktu dan ruang "ada", kita dapat memikirkan adanya suatu dimensi yang mana waktu dan ruang "tidak ada", itulah Nibbana. Buddha sendiri bersabda :
Ada sesuatu Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Tidak Tersusun. Apabila tidak ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Tercipta, Yang Tidak Tersusun, maka tidak akan mungkin terbebas dari kelahiran, penjelmaan, penciptaan, dan penyusunan. Tetapi karena ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Trejelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Tidak Tersusun, maka ada kemungkinan untuk terbebas dari kelahiran, penjelmaan, penciptaan, dan penyusunan..
isi sutta ini sudah sering kita temui kan kalo ngomongin tentang tuhan... sutta tersebut banyak dipakai untuk menyampaikan 'sesuatu' yang merupakan asal muasal segalanya. kadang gw baca ada yang nanya siapa yang menciptakan hukum karma. 31 alam, dsb, banyak yang memakai sutta ini sebagai rujukan untuk menggambarkan 'tuhan' tersebut. tapi disini Ven.S.Dhammika memakai sutta tersebut untuk merujuk pada Nibbana...
So, sebenarnya Sutta itu menggambarkan 'tuhan' ato Nibbana? ato keduanya? Kalo gw pikir" seh lebih tepat buat Nibbana emank... berarti si 'tuhan' ga bisa dikaitin lagi dengan sutta ini... cuz kalo ini masih berarti tuhan, berarti kita menuju tuhan dan berasal dari tuhan tersebut... bagaimana mungkin, katanya kan tidak terlahir dan tidak terjelma lagi...
mohon pencerahan senior...