anaknya ci dewi calon monk. ;D
kaga ngarti...Kykny bnr deh kata bang menyan...ikutin ajah yg menyan ajarin...^^
Harus mengerti dari dlm nih,...Rasa blom nangkep aj inti dari sutta ini gtu....
kaga ngarti...Kykny bnr deh kata bang menyan...
Harus mengerti dari dlm nih,...Rasa blom nangkep aj inti dari sutta ini gtu....
Panda makan bambu...kaga ngarti...Kykny bnr deh kata bang menyan...
Harus mengerti dari dlm nih,...Rasa blom nangkep aj inti dari sutta ini gtu....
wah, kita punya suhu baru.
bro menyan angkat murid nih.
ayo makan2, heheheheh....
By : Zen
lom ngerti meditasi yg bnr.... :(
Baru coba2 doank.Tpi kaga ngerti meditasi yg sukses itu gmn...
[
Menurut studi literatur yang saya lakukan, hanya beberapa buku yang dengan tegas menyatakan bahwa terjemahan sebenarnya adalah SANG BODHISATVA (dalam hal ini adalah BODHISATVA SIDDHARTA GAUTAMA --- sebelum SIDDHARTA mencapai penerangan sempurna dan menjadi BUDDHA) dan bukan BODHISATVA AVALOKITESVARA (dalam bahasa Mandarin disebut dengan KWAN SE IM POU SAT)...
Mengapa bisa terjadi "ke-silapan" terjemahan ini ?? Bukan lain adalah dari kata ARYAVALOKITESVARA BODHISATO pada awal SUTRA HATI... Terjemahan bebas dan secara gampang mencantumkan nama BODHISATVA AVALOKITESVARA... yang sebenarnya jika kita melihat terjemahan dalam bahasa MANDARIN dikatakan...
KWAN CE CAI POU SAT... terjemahan yang benar adalah SANG BODHISATVA sedang dalam SAMADHI... BEDAKAN dengan KWAN SE IM POU SAT (BODHISATVA AVALOKITESVARA)...
Kemudian juga jika ditanya apa hubungan antara BODHISATVA AVALOKITESVARA dengan SARIPUTRA (murid utama BUDDHA GAUTAMA)... dimana mereka bertemu ??? selain alih-alih mengatakan mereka bertemu di alam surga... Karena BODHISATVA AVALOKITESVARA hanya bisa kita kenal pada SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA (Sutra Bunga Teratai). Secara historis tidak pernah disebutkan bahwa murid-murid Sang Buddha pernah bertemu dengan BODHISATVA manapun.
[
Menurut studi literatur yang saya lakukan, hanya beberapa buku yang dengan tegas menyatakan bahwa terjemahan sebenarnya adalah SANG BODHISATVA (dalam hal ini adalah BODHISATVA SIDDHARTA GAUTAMA --- sebelum SIDDHARTA mencapai penerangan sempurna dan menjadi BUDDHA) dan bukan BODHISATVA AVALOKITESVARA (dalam bahasa Mandarin disebut dengan KWAN SE IM POU SAT)...
Mengapa bisa terjadi "ke-silapan" terjemahan ini ?? Bukan lain adalah dari kata ARYAVALOKITESVARA BODHISATO pada awal SUTRA HATI... Terjemahan bebas dan secara gampang mencantumkan nama BODHISATVA AVALOKITESVARA... yang sebenarnya jika kita melihat terjemahan dalam bahasa MANDARIN dikatakan...
KWAN CE CAI POU SAT... terjemahan yang benar adalah SANG BODHISATVA sedang dalam SAMADHI... BEDAKAN dengan KWAN SE IM POU SAT (BODHISATVA AVALOKITESVARA)...
Kemudian juga jika ditanya apa hubungan antara BODHISATVA AVALOKITESVARA dengan SARIPUTRA (murid utama BUDDHA GAUTAMA)... dimana mereka bertemu ??? selain alih-alih mengatakan mereka bertemu di alam surga... Karena BODHISATVA AVALOKITESVARA hanya bisa kita kenal pada SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA (Sutra Bunga Teratai). Secara historis tidak pernah disebutkan bahwa murid-murid Sang Buddha pernah bertemu dengan BODHISATVA manapun.
Yang disampaikan Sdr. Dilbert sangat menarik. Jika kita memilah-pilah kata avalokitesvara dan semenjak kita juga menemukan kata kerja dalam bahasa Pali “apalokita” yang berarti memandang, dan kata “avalokayati” yang berarti memperhatikan, mengamati, merenungkan, maka kita memang bisa menerjemahkan avalokitesvara bodhisattva sebagai Sang Bodhisattva sedang bersamadhi, merenungkan…. Tapi muncul pertanyaan:
Dalam versi panjang dari Prajnaparamita hrdaya sutra tertulis:
---
evaṁ mayā śrutam| ekasmin samaye bhagavān rājagṛhe viharati sma gṛdhrakūṭe parvate mahatā bhikṣusaṁghena sārdhaṁ mahatā ca bodhisattvasaṁghena| tena khalu samayena bhagavān gambhīrāvasaṁbodhaṁ nāma samādhiṁ samāpannaḥ| tena ca samayena āryāvalokiteśvaro bodhisattvo mahāsattvo gambhīrāyāṁ prajñāpāramitāyāṁ caryāṁ caramāṇaḥ evaṁ vyavalokayati sma| pañca skandhāṁstāṁśca svabhāvaśūnyaṁ vyavalokayati||………………..
Thus have I heard. Once the Blessed One was dwelling in Rajagriha at Vulture Peak mountain, together with a great gathering of the sangha of monks and a great gathering of the sangha of bodhisattvas. At that time the Blessed One entered the samadhi that expresses the dharma called "profound illumination," and at the same time noble Avalokiteshvara, the bodhisattva mahasattva, while practicing the profound prajnaparamita, saw in this way: he saw the five skandhas to be empty of nature. ………………..
Skip……..
atha khalu bhagavān tasmātsamādhervyutthāya āryāvalokiteśvarasya bodhisattvasya sādhukāramadāt- sādhu sādhu kulaputra| evametat kulaputra, evametad gambhīrāyāṁ prajñāpāramitāyāṁ caryaṁ cartavyaṁ yathā tvayā nirdiṣṭam| anumodyate tathāgatairarhadbhiḥ||
Then the Blessed One arose from that samadhi and praised noble Avalokiteshvara, the bodhisattva mahasattva, saying, "Good, good, O son of noble family; thus it is, O son of noble family, thus it is. One should practice the profound prajnaparamita just as you have taught and all the tathagatas will rejoice."
--
Jika kita perhatikan kalimat yang ditebalkan, nampak bahwa ada person yang disebut Bodhisattva Avalokitesvara yang menjelaskan sutra ini.
Bagaimana tanggapan dan pendapat Sdr. Dilbert mengenai hal ini? Dan bukanlah dalam mengartikannya kita perlu mengacu pada teks asal (sanskerta) dibanding dengan teks terjemahan (china)?
Analisis yang bagus,
Teks awal mandarin menyebutkan Guan Zi Zai bukan Guan Yin, Guan Zi Zai adalah melihat sekeliling, sama seperti meditasi sedang melakukan introspeksi terhadap batin. jadi kalo menunjuk Guna yin saya pikir ada miskomunikasi.
Guan Zi Zai lebih cocok pada keadaan bodhisatta yang sedang menempuh penerangan, dilihat dari link ceritanya dengan Sariputta,kita tahu bodhisatta itu tak lain tak bukan adalah Buddha Gotama sebelum Pencerahan.
Gw malah ga pernah tau klo diartiin Avalokitesvara :D
[
Menurut studi literatur yang saya lakukan, hanya beberapa buku yang dengan tegas menyatakan bahwa terjemahan sebenarnya adalah SANG BODHISATVA (dalam hal ini adalah BODHISATVA SIDDHARTA GAUTAMA --- sebelum SIDDHARTA mencapai penerangan sempurna dan menjadi BUDDHA) dan bukan BODHISATVA AVALOKITESVARA (dalam bahasa Mandarin disebut dengan KWAN SE IM POU SAT)...
Mengapa bisa terjadi "ke-silapan" terjemahan ini ?? Bukan lain adalah dari kata ARYAVALOKITESVARA BODHISATO pada awal SUTRA HATI... Terjemahan bebas dan secara gampang mencantumkan nama BODHISATVA AVALOKITESVARA... yang sebenarnya jika kita melihat terjemahan dalam bahasa MANDARIN dikatakan...
KWAN CE CAI POU SAT... terjemahan yang benar adalah SANG BODHISATVA sedang dalam SAMADHI... BEDAKAN dengan KWAN SE IM POU SAT (BODHISATVA AVALOKITESVARA)...
Kemudian juga jika ditanya apa hubungan antara BODHISATVA AVALOKITESVARA dengan SARIPUTRA (murid utama BUDDHA GAUTAMA)... dimana mereka bertemu ??? selain alih-alih mengatakan mereka bertemu di alam surga... Karena BODHISATVA AVALOKITESVARA hanya bisa kita kenal pada SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA (Sutra Bunga Teratai). Secara historis tidak pernah disebutkan bahwa murid-murid Sang Buddha pernah bertemu dengan BODHISATVA manapun.
Yang disampaikan Sdr. Dilbert sangat menarik. Jika kita memilah-pilah kata avalokitesvara dan semenjak kita juga menemukan kata kerja dalam bahasa Pali “apalokita” yang berarti memandang, dan kata “avalokayati” yang berarti memperhatikan, mengamati, merenungkan, maka kita memang bisa menerjemahkan avalokitesvara bodhisattva sebagai Sang Bodhisattva sedang bersamadhi, merenungkan…. Tapi muncul pertanyaan:
Dalam versi panjang dari Prajnaparamita hrdaya sutra tertulis:
---
evaṁ mayā śrutam| ekasmin samaye bhagavān rājagṛhe viharati sma gṛdhrakūṭe parvate mahatā bhikṣusaṁghena sārdhaṁ mahatā ca bodhisattvasaṁghena| tena khalu samayena bhagavān gambhīrāvasaṁbodhaṁ nāma samādhiṁ samāpannaḥ| tena ca samayena āryāvalokiteśvaro bodhisattvo mahāsattvo gambhīrāyāṁ prajñāpāramitāyāṁ caryāṁ caramāṇaḥ evaṁ vyavalokayati sma| pañca skandhāṁstāṁśca svabhāvaśūnyaṁ vyavalokayati||………………..
Thus have I heard. Once the Blessed One was dwelling in Rajagriha at Vulture Peak mountain, together with a great gathering of the sangha of monks and a great gathering of the sangha of bodhisattvas. At that time the Blessed One entered the samadhi that expresses the dharma called "profound illumination," and at the same time noble Avalokiteshvara, the bodhisattva mahasattva, while practicing the profound prajnaparamita, saw in this way: he saw the five skandhas to be empty of nature. ………………..
Skip……..
atha khalu bhagavān tasmātsamādhervyutthāya āryāvalokiteśvarasya bodhisattvasya sādhukāramadāt- sādhu sādhu kulaputra| evametat kulaputra, evametad gambhīrāyāṁ prajñāpāramitāyāṁ caryaṁ cartavyaṁ yathā tvayā nirdiṣṭam| anumodyate tathāgatairarhadbhiḥ||
Then the Blessed One arose from that samadhi and praised noble Avalokiteshvara, the bodhisattva mahasattva, saying, "Good, good, O son of noble family; thus it is, O son of noble family, thus it is. One should practice the profound prajnaparamita just as you have taught and all the tathagatas will rejoice."
--
Jika kita perhatikan kalimat yang ditebalkan, nampak bahwa ada person yang disebut Bodhisattva Avalokitesvara yang menjelaskan sutra ini.
Bagaimana tanggapan dan pendapat Sdr. Dilbert mengenai hal ini? Dan bukanlah dalam mengartikannya kita perlu mengacu pada teks asal (sanskerta) dibanding dengan teks terjemahan (china)?
Memang teks awal agak sulit menentukan apakah subjek dalam prajnaparamita hrdaya sutra itu adalah bodhisatva avalokitesvara atau bodhisatva siddharta (sebelum mencapai kebuddhaan), kalau menilik kepada terminologi sutra, maka prajnaparamita hrdaya sutra boleh dikatakan sebagai "miliki"-nya buddha sakyamuni (dalam hal ini bodhisatva yang diceritakan adalah bodhisatva siddharta gautama).
Biasanya kalau "punya"-nya bodhisatva adalah pada level dharani, belum pada level sutra / sutta (KOREKSI saya jika saya memang salah, its OK).
Level pemahaman kekosongan (sunyata), inilah yang menandakan tingkat pencapaian penerangan sempurna (kebuddhaan). Sedangkan Bodhisatva (dalam hal ini Avalokitesvara) belum pada level pencapaian Ke-BUDDHA-an...
Sariputta bernama Sariputta waktu setelah di tabhis sebagai Bhikkhu sebelumnya bernama Upatissa. Jadi Dimana Sariputta bertemu dengan bodhi satta Sidartha. Sedangkan Sangha baru ada setelah Pangeran Sidartha menjadi Buddha Gotama.?
gimana Saudara Gilbert penjelasanya?
Halo Peaceful Mind,
sedikit klarifikasi, Sutra Hati merupakan Dhamma yang diajarkan kepada Sariputra dengan menceritakan pengalaman Sang Buddha ketika ia masih berada dalam tahap Bodhisatva.(ini spekulasi pertama)...spekulasi kedua. Sang Buddha menjelaskan praktek seorang Bodhisatva bernama Avalokitesvara ketika ia memahami sunyata dalam dirinya.
Jadi tidak ada maksud melecehkan namun memberikan pengertian kepada Sariputra mengenai Sunyata. disitu tidak ada kalimat, Sariputra kamu salah,kamu gagal,kamu bla bla bla...tidak ditemukan bukan?
Sutra Hati hanya menjelaskan konsep Sunyata.
Sariputta bernama Sariputta waktu setelah di tabhis sebagai Bhikkhu sebelumnya bernama Upatissa. Jadi Dimana Sariputta bertemu dengan bodhi satta Sidartha. Sedangkan Sangha baru ada setelah Pangeran Sidartha menjadi Buddha Gotama.?
gimana Saudara Gilbert penjelasanya?
sudah dijawab oleh sdr.nyanadhana dengan sangat baik sekali di posting lain tentang sutra hati...Halo Peaceful Mind,
sedikit klarifikasi, Sutra Hati merupakan Dhamma yang diajarkan kepada Sariputra dengan menceritakan pengalaman Sang Buddha ketika ia masih berada dalam tahap Bodhisatva.(ini spekulasi pertama)...spekulasi kedua. Sang Buddha menjelaskan praktek seorang Bodhisatva bernama Avalokitesvara ketika ia memahami sunyata dalam dirinya.
Jadi tidak ada maksud melecehkan namun memberikan pengertian kepada Sariputra mengenai Sunyata. disitu tidak ada kalimat, Sariputra kamu salah,kamu gagal,kamu bla bla bla...tidak ditemukan bukan?
Sutra Hati hanya menjelaskan konsep Sunyata.
dari dua spekulasi, saya lebih "menerima" spekulasi pertama.
Sariputta bernama Sariputta waktu setelah di tabhis sebagai Bhikkhu sebelumnya bernama Upatissa. Jadi Dimana Sariputta bertemu dengan bodhi satta Sidartha. Sedangkan Sangha baru ada setelah Pangeran Sidartha menjadi Buddha Gotama.?
gimana Saudara Gilbert penjelasanya?
sudah dijawab oleh sdr.nyanadhana dengan sangat baik sekali di posting lain tentang sutra hati...Halo Peaceful Mind,
sedikit klarifikasi, Sutra Hati merupakan Dhamma yang diajarkan kepada Sariputra dengan menceritakan pengalaman Sang Buddha ketika ia masih berada dalam tahap Bodhisatva.(ini spekulasi pertama)...spekulasi kedua. Sang Buddha menjelaskan praktek seorang Bodhisatva bernama Avalokitesvara ketika ia memahami sunyata dalam dirinya.
Jadi tidak ada maksud melecehkan namun memberikan pengertian kepada Sariputra mengenai Sunyata. disitu tidak ada kalimat, Sariputra kamu salah,kamu gagal,kamu bla bla bla...tidak ditemukan bukan?
Sutra Hati hanya menjelaskan konsep Sunyata.
dari dua spekulasi, saya lebih "menerima" spekulasi pertama.
Sutra kok spekulasi. apa kitab suci isinya spekulasi atau apa
apa spekulasi layak di percaya Gan?
Kalau mau spekulasi lagi Gan ini spekulasi saya:
berhubung ini cuma spekulasi yang artinya bisa dispekulasikan atau di bolak balikan tergantung kepentingan yang bersangkutan :kalau spekulasi pertama yang dipakai Andai kata Buddha Gotama pernah menjadi Bodisatva avoliketesvara di jaman itu Sariputra tidak bernama sariputra jadi tidak boleh disebutkan Wahai Sariputra spekulasi kedua : andai kata spekulasi kedua yang dipakai Pencerahan sepenuhnya sewaktu Pencapaian pencerahan Sempurna dibawah pohon Bodhi Bukan sewaktu beliau mengambil sumpah Bodhisatwa. jadi Pengetahuan tentang Sunyata dan lain lain terjadi di saat Malam Purnama Siddhi Di Bawah pohon Bodhi dan sejak itu dia layak disebut Samma Sambuddha. sesudahnya baru di ajarkan ajaran nya
Dan saya tutup Debat saya di sini Karena ini semua cuma spekulasi doang.
Bagi siapa yang melecehkan Dhamma dan Anggota Arya Sangha sekelas Banthe Sariputta. Silakan saja tapi harap siap terima akibatnya. karena ini adalah hubungan anda dengan karma anda sendiri
Dan saya tutup Debat saya di sini Karena ini semua cuma spekulasi doang.
Bagi siapa yang melecehkan Dhamma dan Anggota Arya Sangha sekelas Banthe Sariputta. Silakan saja tapi harap siap terima akibatnya. karena ini adalah hubungan anda dengan karma anda sendiri
webek sol ;DDan saya tutup Debat saya di sini Karena ini semua cuma spekulasi doang.
Bagi siapa yang melecehkan Dhamma dan Anggota Arya Sangha sekelas Banthe Sariputta. Silakan saja tapi harap siap terima akibatnya. karena ini adalah hubungan anda dengan karma anda sendiri
I think ur a stress man with freak mind..;D
I think ur a stress man with freak mind..;D
El Sol..belajar MMD gih...
El Sol..belajar MMD gih...Kakak seperguruan riky :))
Siapakah Gotama?
Siapakah Avalokitesvara, ?
Siapakah Sariputta ?
Siapakah Manjushri?
Dalam konteks Mahayana, batin bodhisatwa yang telah mencapai kebudhaan disebut 'batin Buddha' (Bodhicitta).
Batin Buddha Gotama, Avalokitesvara, Sariputta dan Manjushri adalah satu. Seluruh Buddha di alam semesta adalah manifestasi (tubuh) dari Dharmakaya.
"Tubuh adalah kekosongan, kekosongan adalah tubuh" (Prajna-paramita - Sutra Hati)
"Nibbana ada, tapi tak ada orang yang memasukinya" (Visuddhi-Magga XVI)
Batin Buddha Gotama, Avalokitesvara, Sariputta dan Manjushri adalah satu. Seluruh Buddha di alam semesta adalah manifestasi (tubuh) dari Dharmakaya ???
Batin Buddha Gotama, Avalokitesvara, Sariputta dan Manjushri adalah satu. Seluruh Buddha di alam semesta adalah manifestasi (tubuh) dari Dharmakaya ???
Rekan Dilbert,
Itu adalah pemahaman saya mengenai pengertian Buddha-buddha individual yang mengacu pada paradigma Mahayana.
Menurut saya ada dua tataran dalam memahami sutra-sutra Mahayana: tataran kebenaran mutlak/kebenaran sejati (paramartha-satya), dan kebenaran intelektual, kebenaran konvensional sehari-hari (samvrti-satya).
Menurut kebenaran konvensional ada ribuan alam Buddha, masing-masing dengan Buddha-nya sendiri yang mengajar sepanjang masa. Ada Bodhisatva Gotama (Sakyamuni) dari suku Sakya zaman India kuno, Bodisatva Avalokitesvara yang dalam tradisi Buddhisme Tibet dipercaya bereinkarnasi sebagai Dalai Lama, bahkan ada Buddha Amitabha yang berdiam di alam Sukhavati, di sebelah barat melampaui seratus bilyun alam Buddha...
Kebenaran sejati (paramartha-satya) dari sutra itu adalah: "Hanya ada satu realitas Batin Buddha yang Tunggal. Semua Buddha individual adalah manifestasi (perwujudan) dari satu realitas mutlak, yakni Dharmakaya". Segala sesuatu, semua alam, semua makhluk hidup, termasuk para Buddha dari tiga zaman, hanyalah sekadar fenomena yang muncul dan segera lenyap dalam Batin Buddha yang tunggal ini.
Klimaks dari sutra-sutra Mahayana terdapat dalam kitab-kitab Prajna-paramita seperti Sutra Hati, Sutra Intan, dsb yang mengungkapkan kebenaran mutlak/sejati melalui penyangkalan kebenaran konvensional/intelek. Segala sesuatu yang dapat dipikirkan manusia dinegasikan sepenuhnya.
Kebenaran yang diungkap melalui kata-katanya yang dialektis dan konsisten membuat pikiran seolah tidak berkutik sama sekali. Pengalaman yang saya rasakan saat pertama kali selesai membaca Sutra Hati dan Sutra Intan, seolah ada perasaan kosong dan ada semacam kesedihan yang agak susah dijelaskan. Perasaan serupa kadang saya rasakan saat membaca tulisan Jiddu Krishnamurti. Mungkin sedikit banyak bisa dibandingkan dengan insight yg dialami sesaat mengamati fenomena lakhana secara aktual dalam vipassana.
Demikian yg bisa saya share kepada rekan Dilbert dan rekan-rekan di sini.
mungkin berhubungan dengan pemahaman bodhicitta yang ada dalam setiap makhluk...
Bahwa setiap makhluk memiliki benih Buddha...Dan benih Buddha yang dimiliki setiap makhluk adalah sama, sama seperti kualitas seorang Buddha...
IMO, benih yang dimiliki oleh saya, dan kamu, itu berbeda, tetapi sama..
Maksudnya, potensi yang dimiliki tentu saja berbeda, tergantung dengan kondisi karma dll..Tetapi, potensi kualitas seorang Buddha yang ada di dalam diri kita adalah SAMA, karena menurut saya, ketika kita mencapai keBuddhaan, maka kualitas seorang buddha A dan Buddha B adalah sama.
Ini adalah opini saya,jadi kalau ada salah mohon dikoreksi yah...
Dan korespondensi dengan an-atta, pemahaman saya sih belum "sampai" sepenuhnya memahami tentang ini...Tetapi kalo tidak salah, bagaikan gelas yang berisi air...Ketika gelas dengan bentuk tertentu dan dalam waktu tertentu, memiliki sebutan yang lain...Dan ketika gelas pecah, air yang didalamnya tetap lah air, walaupun bukan kondisi yang sama dengan gelas dan air pada saat belum pecah...
IMO, benih yang dimiliki oleh saya, dan kamu, itu berbeda, tetapi sama..
Maksudnya, potensi yang dimiliki tentu saja berbeda, tergantung dengan kondisi karma dll..Tetapi, potensi kualitas seorang Buddha yang ada di dalam diri kita adalah SAMA, karena menurut saya, ketika kita mencapai keBuddhaan, maka kualitas seorang buddha A dan Buddha B adalah sama.
Ini adalah opini saya,jadi kalau ada salah mohon dikoreksi yah...
Dan korespondensi dengan an-atta, pemahaman saya sih belum "sampai" sepenuhnya memahami tentang ini...Tetapi kalo tidak salah, bagaikan gelas yang berisi air...Ketika gelas dengan bentuk tertentu dan dalam waktu tertentu, memiliki sebutan yang lain...Dan ketika gelas pecah, air yang didalamnya tetap lah air, walaupun bukan kondisi yang sama dengan gelas dan air pada saat belum pecah...
MMD apaan yak???...Threadnya kepanjangan..-_-"versi singkat:
IMO, benih yang dimiliki oleh saya, dan kamu, itu berbeda, tetapi sama..
Maksudnya, potensi yang dimiliki tentu saja berbeda, tergantung dengan kondisi karma dll..Tetapi, potensi kualitas seorang Buddha yang ada di dalam diri kita adalah SAMA, karena menurut saya, ketika kita mencapai keBuddhaan, maka kualitas seorang buddha A dan Buddha B adalah sama.
Ini adalah opini saya,jadi kalau ada salah mohon dikoreksi yah...
Dan korespondensi dengan an-atta, pemahaman saya sih belum "sampai" sepenuhnya memahami tentang ini...Tetapi kalo tidak salah, bagaikan gelas yang berisi air...Ketika gelas dengan bentuk tertentu dan dalam waktu tertentu, memiliki sebutan yang lain...Dan ketika gelas pecah, air yang didalamnya tetap lah air, walaupun bukan kondisi yang sama dengan gelas dan air pada saat belum pecah...
yang dibold diatas saya setuju... Nah bagaimana dengan entitasnya ?? APAKAH SAMA ??
Segala sesuatu, semua alam, semua makhluk hidup, termasuk para Buddha dari tiga zaman, hanyalah sekadar fenomena yang muncul dan segera lenyap dalam Batin Buddha yang tunggal ini.
yang dibold warna biru... apakah semacam CAUSA PRIMA atau ADI BUDDHA atau ATTA atau APA ?? mohon pencerahannya...
mungkin berhubungan dengan pemahaman bodhicitta yang ada dalam setiap makhluk...
Bahwa setiap makhluk memiliki benih Buddha...Dan benih Buddha yang dimiliki setiap makhluk adalah sama, sama seperti kualitas seorang Buddha...
saya setuju bahwa setiap makhluk memiliki benih (atau POTENSI) untuk mencapai kebuddhaan (membangkitkan bodhi citta). Tetapi apakah benih saya SAMA dengan benih anda ?? ini yang OOT. Gimana korespondensinya dengan konsep AN-ATTA ??
mungkin berhubungan dengan pemahaman bodhicitta yang ada dalam setiap makhluk...
Bahwa setiap makhluk memiliki benih Buddha...Dan benih Buddha yang dimiliki setiap makhluk adalah sama, sama seperti kualitas seorang Buddha...
saya setuju bahwa setiap makhluk memiliki benih (atau POTENSI) untuk mencapai kebuddhaan (membangkitkan bodhi citta). Tetapi apakah benih saya SAMA dengan benih anda ?? ini yang OOT. Gimana korespondensinya dengan konsep AN-ATTA ??
Pengertian Batin Buddha (Dharma-kaya) dan Benih Buddha (Boddhi-citta) dalam Mahayana pada dasarnya merupakan pengalaman batin dalam meditasi. Oleh kebanyakan orang yang belum menembusnya, pengertian ini sering dipahami sebagai ide akan adanya "atta" yang kekal. Maka tidak heran jika pengertian 'Dharma-kaya' secara filosofis saja akan mudah saling bertabrakan dengan pengertian yang secara dialektis mengimbanginya, seperti konsep 'anatta'.
Namun Mahayana sendiri tidak berhenti di situ. Dalam paragraf selanjutnya saya tuliskan sutra-sutra dari Prajna-paramita sebagai puncak dari sutra-sutra Mahayana yg menyangkal segala sesuatu yang dapat dipikirkan dan dilekati oleh batin manusia yg masih diliputi kebodohan termasuk konsep 'Dharma-kaya' dan konsep 'anatta'...
...
Subhuti: "Bhante, apakah batin tertinggi,
paling sempurna, paling tercerahkan yang dicapai Sang Buddha itu tak tercapai?"
Sang Buddha: "Benar, Subhuti. Tentang batin tertinggi, paling
sempurna, paling tercerahkan, saya tidak mencapai apa-apa. Itulah
sebabnya dinamakan batin tertinggi, paling sempurna, paling tercerahkan.
"Lebih jauh, Subhuti, batin itu di mana-mana sama. Oleh karena ia
tidak tinggi, tidak rendah, ia disebut batin tertinggi, paling
sempurna, paling tercerahkan. Buah dari batin tertinggi, paling
sempurna, paling tercerahkan itu dicapai melalui praktek semua
tindakan yang baik di dalam semangat tanpa diri/aku, tanpa pribadi,
tanpa makhluk hidup, tanpa jangka hidup.
(Prajna Paramitta - Sutra Pemecah Intan)
wkt hamil, sering baca sutra ini
kl baca, ademmm banget rasanya ;D