//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????  (Read 22458 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline goddevil

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #60 on: 06 April 2009, 02:26:01 PM »
kayaknya sudah bnyk ngerti ni    ;D

thanks all yg da bantu jelasin
maap y kalo ad yg salah  ^:)^ ^:)^ ^:)^

 _/\_
semoga semua makhluk berbahagia......
sadhu.. sadhu.... sadhu......

Offline hadi.s886

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #61 on: 13 April 2009, 04:12:12 PM »
Namo Buddhaya,

menurut pendapat saya....Hukum Karma adalah hukum yang sangat adil, untuk lebih lanjut silahkan baca artikel dibawah ini ya.....,

HUKUM KARMA ADALAH OMONG KOSONG DAN TAKHAYUL ?
Oleh : Tanhadi

     Pernyataan-pernyataan seperti ini sering kita dengar dari umat Non-Buddhis yang pada umumnya  memang tidak  mempercayai  tentang adanya hukum karma. Mereka menganggap segala sesuatu yang terjadi didunia ini adalah atas Kehendak Tuhan semata. Akan tetapi ‘lucunya’, kita sering mendengar pula dari mereka bahwa Hukum Karma itu sifatnya turun-temurun ,bahwasanya bila Nenek Moyangnya atau  Bapaknya yang  berbuat  kejahatan  akan  berdampak /berakibat buruk kepada anak, cucu dan cicitnya. Bukankah ini mirip dengan istilah' “ Kutukan”?.

Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya Karma diartikan sebagai  sesuatu yang  buruk dan selalu dihubungkan dengan karma buruk. Pandangan-pandangan salah seperti itu menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak memahami ajaran tentang karma dan dengan hanya tahu sedikit sudah berani menyimpulkan dan nekad mengatakan bahwa karma itu seperti itulah !

Jadi apakah sesungguhnya Karma itu ?

     Karma adalah Kehendak/niat untuk melakukan perbuatan, Kehendak/Niat itulah yang disebut dengan Karma ! Ada niat baik dan niat buruk, demikian pula ada karma baik dan karma buruk. Jadi tidak benar jika dikatakan bahwa karma itu hanya merupakan karma buruk saja. Hal ini dengan jelas dikatakan oleh Sang Buddha dalam sabdaNya:

“ Aku katakan, Kehendak adalah Karma,
 karena didahului oleh kehendak,
 seseorang lalu bertindak dengan jasmani, ucapan dan pikiran “.[/b][/i][/color]
( Anguttara Nikaya III : 415 )

"Sesuai dengan benih yang di tabur,
begitulah buah yang akan dipetiknya.
 Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebaikan,
 pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula.
Taburlah biji-biji benih
dan engkau pulalah yang akan merasakan buah dari padanya".

(Samyutta Nikaya I : 227)

Kalau kita melihat dengan kacamata duniawi, Kita sering menemukan seseorang yang banyak melakukan kebajikan tetapi masih mengalami penderitaan, dan sebaliknya. Mengapa demikian? Apakah hukum karma-nya keliru? Sebetulnya tidak keliru! Kalau hukum karma diumpamakan sebagai sebuah sawah yang ditanami padi dan jagung, di mana tanaman padi dan jagung tersebut mempunyai usia panen yang berbeda, maka tanaman jagung tentu akan panen terlebih dahulu daripada tanaman padi. Demikian pula perbuatan baik dan buruk. Kalau kita sudah berbuat baik tetapi masih menderita, ini disebabkan karena perbuatan baik kita belum saatnya dituai/dipanen. Dalam hal ini kita memetik buah dari perbuatan buruk terlebih dahulu. Jadi semua itu ada waktunya, walaupun adakalanya masih bisa dipercepat sampai batas-batas tertentu. Misalnya; meskipun miskin dan cacat, orang tersebut mempunyai sila yang baik. Karena silanya baik, ucapannya baik, tingkah lakunya baik, maka ada orang yang simpati kepadanya. Orang tersebut diberi pekerjaan yang sesuai dengan keadaannya. Ini adalah karma yang memotong karma buruk yang sedang tejadi.

Karma juga berhubungan dengan perbuatan saat ini. Apa yang kita perbuat pada saat ini, itulah yang juga menentukan karma kita. Jadi karma bukanlah nasib! Misalnya, kita mencuri helm milik orang lain, karena helm kita dicuri seseorang. Supaya tidak ketahuan, kita mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi tanpa peduli dengan lampu lalu lintas yang sudah berganti warna merah..nyelonong terusss...akhirnya .... Priiiiittt! kita ditangkap  polisi,  Terpaksa kita harus membayar  tilang Rp 25.000,- (padahal harga sebuah helm hanya Rp 15.000,-). Ini adalah karma yang langsung berbuah. 

Karma masih bisa diperbaiki dan diubah dengan melihat fungsi karma karena karma adalah niat berbuat. Perbuatan itulah yang paling penting!

Bagaimana dengan Karma yang turun-temurun itu ?
 
Sang Buddha bersabda :
“ Semua makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, pewaris karmanya, karmanya adalah kandungan yang melahirkannya,
 dengan karmanya dia berhubungan, karmanya adalah pelindungnya. Apapun karmanya, baik atau buruk, mereka akan mewarisinya “.

( Majjhima Nikaya III : 135 ).

Jadi jelaslah disini bahwa pandangan tentang karma turun-temurun itu adalah pandangan yang Salah!. Bagaimana mungkin, Bapaknya yang makan....koq anaknya yang merasa kenyang?. Kakeknya yang ngerampok ... koq cucunya yang dipenjara ?.

Benarkah segala sesuatu yang terjadi didunia ini adalah atas kehendak Tuhan semata ?

     Pandangan seperti itu lazim disebut sebagai paham Deterministik ( Takdir ), yang berarti seluruh kehidupan kita Telah diputuskan dan Telah ditentukan sebelumnya, sehingga kita tidak dapat lagi berupaya dan  merubah keadaan kita sendiri. ( “...pasrah aja deh ,kalau ditakdirkan jadi orang miskin, ya terima sajalah kemiskinan itu, sebab kalau kita berusaha menjadi orang kaya berarti sama dengan menentang kehendak Tuhan dan itu adalah Dosa! ).Bagaimana dengan Perampok, pencopet,  maling dan penipu, apakah mereka juga telah ditakdirkan menjadi jahat seperti itu ?, Bagaimana deng an orang-orang yang cacat  sejak lahir ? , Bagaimana dengan orang-orang yang ditimpa bencana alam ?, Bagaimana dengan seseorang yang pekerjaannya sebagai pembunuh makhluk lainnya? Apakah semua itu juga merupakan Takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan ?

Wah....... bila memang demikian adanya, apa gunanya kita berdoa, bersembahyang (beribadah),  berusaha men jadi orang  yang saleh /baik, mengasihi sesama, beramal ,dan melakukan perbuatan-perbuatan baik lainnya ?,  lha wong sudah pasti kita ini telah ditentukan oleh-NYA  menjadi ini dan menjadi itu,walaupun kita telah ber-amal-ibadah didunia ini dengan perbuatan-perbuatan super baik, tapi kalau memang sudah ditentukan masuk Neraka ...... ya masuk nerakalah !, kan ama Tuhan udah ditakdirkan sebelumnya!?,  iiiiih... ngeri deh punya Tuhan yang punya skenario kayak sutradara film, kita dianggap sebagai aktor dan aktris yang sedang memerankan rencanaNya, dan kalau kita keluar dari skenarioNya, akan dimarahi dan dihukum  karena tidak sesuai dengan skenarioNya... alias berdosa,...ketemunya Neraka lagi !!....... Bila sudah nggak kuat menerima TakdirNya, maka kita akan mengeluh dan bertanya dalam doa : “ Tuhan... dosa apa yang telah kuperbuat sehingga KAU takdirkan aku menjadi orang buruk rupa, cacat, miskin dan  jahat seperti ini ?”.

     Kalau saya mengkhayal menjadi Tuhan, maka saya akan menjawab keluhan dan pertanyaan orang itu seperti ini : “ Wahai manusia yang buruk rupa, cacat, miskin dan jahat sepertimu, ketahuilah dengan benar, bahwa Aku tidak pernah menentukan kamu seperti itu, baik diwaktu saat ini, esok maupun kelak dikemudian hari, karena Aku adalah Sang Pencipta Dunia ini dan seisinya, Aku adalah Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Aku Maha Tahu dan Maha Kuasa atas ciptaanKU, Aku adalah Maha Adil dan Maha Bijaksana terhadap semua makhluk CiptaanKU, Akulah Maha Penentu didunia dan di akhirat. Jadi periksalah kembali pemahamanmu dan Kepercayaanmu itu, carilah seorang Guru Agama yang Bijaksana dan benar, sehingga kamu akan mengerti, memahami, meyakini dan mempercayai bahwasanya bukan Aku yang menjadikan kamu sejelek ini. Mana mungkin Aku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ini membuat makhluk-Ku sejelek kamu ?”

Khayalan tersebut diatas, bila kita kaji kembali unsur kebenarannya, maka kita akan sampai pada suatu makna yang tersirat didalamnya yaitu ;

-  Melihat  sifat-sifat Tuhan  Yang Maha segalanya terse but, Apakah mungkin    Ia bersikap se-TEGA  itu  menentukan ciptaan-NYA  menjadi ini dan menjadi itu ?

- Dimana letak keadilan-NYA, jika dikatakan bahwa Tuhan adalah Maha Adil ? ( Lahir cacat, miskin dsb).

- Mengapa pula Ia menghidupkan seorang bayi yang baru dilahirkan, kemudian dalam sekejap bayi itu dimatikan lagi, apakah salah produksi ?

- Apakah Ia terlalu kesepian dan perlu hiburan dengan menciptakan kekisruhan dunia dan seisinya ini?

- Apakah Ia memang sengaja membuat umat-Nya berlainan kepercayaan dan keyakinannya (Agama), sehingga umatnya saling berdebat, berselisih,  bermusuhan dan bahkan saling membunuh demi mempertahankan kebenaran Agamanya masing-masing?

- Apakah Ia senang dengan permainan Teka-teki, sehingga umat-NYA jadi bingung untuk menjawab semua pertanyaan mengenai hakekat keberadaan-NYA. Rencana-NYA, Cobaan-cobaan-NYA dan Ke-Maha Segalanya-galanya?.

-  Atau mungkin Ia kurang kerjaan dan iseng-iseng belaka pada saat Ia menciptakan Alam semesta dan seisinya ini, sehingga tidak terpikirkan bahwa Ciptaan-NYA itu penuh dengan ketidak sempurnaan, kacau-balau dan morat-marit tak terkendali?.

Pertanyaannya adalah : “ Ngapain Dia  susah-susah menciptakan Alam semesta dan seisinya sedemikian rupa kalau ternyata kemudian banyak kekacauan dan penderitaan bagi penghuninya ??” , Apakah Dia tidak tahu kalau akibatnya seperti ini ?

Wahh.... kalau Dia nggak tahu.....berarti Dia nggak Maha Tahu dong , jadi ke-Maha segala-galanya juga bisa dianggap gugur khan ?

     Kembali ke Topik semula,...Dengan demikian kita dapat membandingkan dengan logika bahwasanya KARMA itulah yang sangat adil, tidak pilih kasih terhadap   semua   makhluk.  Bila  kita  berbuat  sesuatu, cepat atau lambat  kita “PASTI” akan menerima hasilnya .(aksi-reaksi /sebab-akibat).
 
Sebagai Contoh :

1.Tanpa alasan apapun tiba-tiba kita menampar pipi orang lain (perbuatan/penyebab), orang itu pasti marah bahkan mungkin akan membalas dengan tamparan pula kepipi kita ( akibat ), dan sangatlah tidak mungkin saat itu ia bereaksi dengan menampar orang lain yang ada disekitarnya.

2. Seorang Suami yang tidak bekerja dan tidak berpenghasilan tidak tahan melihat anak dan isterinya merintih dan menangis karena belum makan sepanjang hari itu ( penyebab ), karena sang Suami tidak mempunyai uang sedikitpun untuk membeli makanan buat mereka, maka akhirnya sang Suami nekat untuk melakukan aksinya yaitu : mencuri ( akibat ), namun pada saat dia beraksi, sipemilik mengetahui perbuatannya (penyebab) dan akhirnya sang Suami tersebut digebukin rame-rame sampai babak-belur (akibat).

Pada contoh nomor 2, terlihat jelas adanya hubungan sebab-akibat yang  saling  mempengaruhi/bergantungan.

Jadi sekarang jelas sekali bahwa Selama ada Niat/ kehendak, pasti ada perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, ucapan atau jasmani dan pasti pula akan mengakibatkan sesuatu/berakibat. Sekali lagi bahwasanya Karma bukanlah suatu hukuman yang diberikan oleh Dewa-Dewi, makhluk halus ataupun sosok Tuhan yang berkepribadian, akibat baik atau buruk semata-mata hanyalah karena perbuatan kita sendiri, inilah hukum alam yang pasti dan Maha-adil.

Masihkah hukum karma dianggap omong kosong dan takhayul?

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #62 on: 13 April 2009, 04:21:38 PM »
^HUKUM KARMA ADALAH OMONG KOSONG DAN TAKHAYUL ?
Oleh : Tanhadi

     Pernyataan-pernyataan seperti ini sering kita dengar dari umat Non-Buddhis yang pada umumnya  memang tidak  mempercayai  tentang adanya hukum karma

Masihkah hukum karma dianggap omong kosong dan takhayul?
'


^
lho yang menulis tulisan diatas kenapa bilang seperti itu.  ::)  #-o
gak perlu membela diri mempertahankan kebenaran tersebut,
siapa yang bilang 'omong kosong'?
lho semua juga tahu siapa yang menabur pasti menuai hasil (menerima upahnya/akibatnya dari setiap perbuatannya, baik yang dapat diperhitungkan atau maupun yang tidak dapat diperhitungkan).
« Last Edit: 13 April 2009, 04:25:50 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline hadi.s886

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #63 on: 13 April 2009, 05:23:15 PM »
Bro coedabgf....,

saya menjelaskan tentang hukum karma bukan hanya sepenggal-penggal, tapi bersifat menyeluruh..yaitu ;tentang keadilan, opini masyarakat umum tentang Karma = nasib/takdir , hukum karma dianggap sesuatu yang takhayul dan omong kosong ( kalau nggak percaya, coba tanya teman kita yang beragama islam / ustad ,misalnya ) , serta hukum sebab-akibat......, jadi bukan satu topik aja yang saya sampaikan tersebut diatas....., jadi biar lebih gamblang gitu lho....
Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #64 on: 14 April 2009, 09:15:06 AM »
karma adalah bla bla bla bla ngertikan ;D

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #65 on: 14 April 2009, 09:20:21 AM »
gerti... :)

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Tia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 239
  • Reputasi: 11
  • Gender: Female
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #66 on: 14 April 2009, 11:28:17 AM »
wah hueeebat...  :jempol: ci Lily sudah mencapai tingkat kesucian nech sampe mengerti bahasa nya bro encarta  =))
Hiasilah hari-harimu dengan senyum manis... ;)

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #67 on: 20 April 2009, 07:09:42 PM »
            harusnya membaca bukunya dulu sebelum posting itu lebih baik karena klo nanyanya luas bgt maka ntar teman2 sini akan pegal tangannya ngetik karena harus nyalin ulang.
            tapi bolehlah saya rekomendasikan buku karma menurut ajaran lamrin keluaran kadam choeling(versi tantra)
atau ke web samaggi-phalla aja disana banyak artikelnya,ato teman2 lainnya juga boleh ngebantu dg cara copy paste dr situs terkait.ntar klo g ngerti boleh nanya lagi.gt lebih bagus rasanya....
            anumodhana

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #68 on: 20 April 2009, 07:13:19 PM »
           untuk menambag pengetahuan seputar kontroversi didalam ajaran buddha disarankan juga membaca milinha panha atau nagasena bhikksu sutra.dan juga buku mengenai 12 sebab musabab saling begantungan dan tumimbal lahir.
           mungkin kawan2 bisa bantuin rekomendasi ato sekalian di posting buku2 yg bermutu itu

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« Reply #69 on: 20 April 2009, 07:16:59 PM »

Hukum Kamma
oleh Bhikkhu Uttamo

Dalam kegiatan sehari-hari sering didengar istilah"Kamma" (Bhs. Pali) atau 'karma' (Bhs. Sanskerta). Penggunaan kata "Kamma" pada umumnya ditujukan untuk menggambarkan hal-hal yang tidak baik; kamma selalu dihubungkan dengan kamma buruk. Padahal sebetulnya kamma bukan hanya kamma buruk tetapi juga ada kamma baik. Selain sebagai kamma buruk, konsep kamma juga sering diidentikkan sebagai satu-satunya penyebab kejadian. Kita menganggap setiap keadaan buruk selalu disebabkan oleh kamma, semuanya tergantung pada karma. Konsep yang demikian ini dapat berakibat menurunkan semangat juang atau semangat hidup kita. Padahal kamma bukan satu-satunya penyebab kejadian, melainkan hanya salah satunya; masih terdapat banyak faktor yang ikut menentukan dan menyebabkan kamma berbuah. Konsep yang menganggap bahwa kamma selalu kamma buruk dan sebagai satu-satunya penyebab kejadian ini dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang salah dan merupakan kelemahan terhadap penjelasan hukum kamma.

Apakah sesungguhnya kamma itu? Kamma adalah niat untuk melakukan perbuatan. Niat itulah yang disebut dengan kamma. Perbuatan yang dilakukan dengan pikiran disebut kamma melalui pikiran; perbuatan yang dilakukan dengan ucapan disebut kamma melalui ucapan; dan perbuatan yang dilakukan dengan badan disebut kamma melalui badan. Dengan demikian, kamma bisa berupa kamma baik dan kamma buruk.

Kemudian timbul satu pertanyaan, apakah yang disebut Hukum Kamma? Hukum kamma sebenarlnya adalah Hukum Sebab dan Akibat. Di dalam Samyutta Nikaya I, 227 dinyatakan:

"Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pulalah buah yang dituai. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan, dan pembuat kejahatan akan menerima kejahatan pula. Tertaburlah olehmu biji-biji benih, dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah daripadanya."

Kalau kita melihat dengan kacamata duniawi, pernyataan tersebut tampak bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Kita sering menemukan orang yang banyak melakukan kebajikan tetapi masih mengalami penderitaan, dan sebaliknya. Mengapa demikian? Apakah hukum kamma-nya keliru? Sebetulnya tidak keliru. Kalau hukum kamma diumpamakan sebagai sebuah sawah yang mempunyai tanaman padi dan jagung, di mana tanaman padi dan jagung tersebut mempunyai usia panen yang berbeda, maka tanaman jagung tentu akan panen terlebih dahulu daripada tanaman padi. Demikian pula perbuatan baik dan buruk. Kalau kita sudah berbuat baik tetapi masih menderita, ini disebabkan karena perbuatan baik kita belum saatnya dituai / dipanen. Dalam hal ini kita memetik buah dari perbuatan buruk terlebih dahulu. Jadi semua itu ada waktunya, walaupun adakalanya masih bisa dipercepat sampai batas-batas tertentu.

Selanjutnya bagaimanakah kamma kalau dilihat menurut waktunya?
Menurut waktunya, kamma dapat kita bedakan menjadi 4 (empat) kelompok, sebagai berikut:     

a). Kamma yang langsung berbuah.
Jenis kamma ini misalnya saja ketika kita mengambil helm milik orang lain, karena helm kita sendiri telah dicuri seseorang. Supaya tidak ketahuan, kita mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi walaupun lampu lalu lintas berwarna merah. Akhirnya kita ditangkap polisi. Terpaksa kita harus membayar tilang Rp 15.000,- (padahal harga sebuah helm hanya Rp 10.000,-). Ini adalah salah satu contoh sederhana kamma yang langsung berbuah.

b). Kamma yang berbuah agak lama tetapi masih dalam satu kehidupan. Misalnya orang yang melakukan meditasi hingga mencapai jhana tertentu, maka setelah meninggal ia akan langsung terlahir di Alam Brahma.

c). Kamma yang berbuah pada kehidupan-kehidupan yang berikutnya.
Salah satu contoh adalah orang yang sering mendengarkan Dhamma, besar kemungkinan ia akan terlahir kembali di alam sorga dalam kehidupan-kehidupan yang berikutnya. Mengapa demikian? Dengan mendengarkan Dhamma, orang tersebut telah melakukan kamma baik karena ia telah melatih berdana perhatian. Selama mendengarkan Dhamma, ia juga telah memusatkan pikiran, ucapan serta perbuatannya ke arah kebajikan, apalagi jika ia dapat mengerti serta melaksanakan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Kebajikan ini tentunya sangat selaras dengan salah satu isi kotbah Sang Buddha yang menyatakan bahwa mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai adalah Berkah Utama.

d). Kamma yang tidak sempat berbuah karena telah kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah.
Sering orang mengatakan bahwa tercapainya Nibbana (Bhs. Pali) atau Nirvana (Bhs. Sanskerta) adalah ketika kamma baik dan kamma buruknya telah habis. Padahal kamma itu sangat sulit untuk dapat habis berbuah karena jumlahnya yang tidak terbatas. Namun, kamma dapat dipotong. Kita dapat merasakan buah kamma apabila kita masih mempunyai badan dan batin, artinya kita masih hidup setelah dilahirkan. Apabila kita tidak dilahirkan kembali, maka kesempatan untuk merasakan buah kamma baik maupun buruk sudah tidak ada lagi. Dengan demikian, ada berbagai kamma yang tidak sempat berbuah.

Selain menurut waktu, kamma juga dapat dibedakan menurut fungsinya, yaitu:

a). Fungsi kamma yang melahirkan.
Misalnya: Ada orang yang dilahirkan dalam kondisi mempunyai banyak penyakit. Kenapa terjadi demikian? Sesuai dengan benih yang ditanam, demikian pula buah yang dituainya; mungkin karena ia telah melakukan penyiksaan di kelahiran yang lampau, maka kini ia terlahir menjadi orang yang sakit-sakitan.

b). Fungsi kamma yang mendukung.
Jenis kamma ini mendukung fungsi kamma yang melahirkan. Misalnya: Selain ia terlahir di keluarga yang miskin, dia juga terlahir dalam keadaan cacat. Inilah salah satu contoh kamma yang mendukung.

c). Fungsi kamma yang mengurangi.
Fungsi kamma yang mengurangi ini berhubungan dengan perbuatan kita yang baik maupun buruk yang dilakukan dalam kehidupan saat ini. Misalnya: Meskipun seseorang terlahir sebagai orang yang miskin serta cacat, orang tersebut mungkin saja mempunyai perilaku kemoralan yang baik.

d). Fungsi kamma yang memotong.
Karena perilaku kemoralannya baik, ucapannya serta tingkah lakunya juga baik, maka mungkin saja ada orang yang simpati kepadanya. Orang tersebut mungkin akan memberinya pekerjaan yang sesuai dengan keadaannya.
Inilah salah satu contoh kamma yang memotong, artinya bertentangan atau memotong buah kamma yang sedang berlangsung atau buah kamma yang sedang dialaminya.
Kamma sangat berhubungan dengan perbuatan seseorang saat ini. Segala sesuatu yang dilakukan pada saat ini akan menentukan buah kamma di masa depan. Dengan demikian, kamma bukanlah nasib yang tidak bisa diubah. Kamma masih dapat diperbaiki dan diubah dengan melakukan berbagai kamma atau perbuatan yang lain. Jadi, perbuatan saat inilah yang paling penting!

Selanjutnya kamma juga dapat dikelompokkan menurut bobotnya yaitu:

a). Bobot kamma super berat.
Kamma super berat yang baik misalnya: orang yang bermeditasi konsentrasi sehingga mencapai jhana, setelah meninggal dunia, ia akan langsung terlahir kembali di Alam Brahma.
Kamma jenis ini juga bisa terjadi untuk mereka yang telah melatih meditasi pengembangkan kesadaran sehingga mencapai kebijaksanaan atau mencapai Nibbana. Dengan tercapainya Nibbana, maka ia sudah tidak akan terlahir kembali di alam manapun juga setelah ia meninggal di kehidupan ini.
Sedangkan kamma super berat yang buruk ada 5 (lima) perbuatan yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh seorang Arahat, melukai Sammasambuddha, dan memecah belah Sangha. Apabila seseorang melakukan salah satu atau lebih dari kelima perbuatan buruk tersebut, maka setelah meninggal dunia, orang tersebut langsung terlahir di Alam Neraka Avici.

b). Kamma yang berkesan yang muncul pada saat kematian.
Pada saat seseorang akan meninggal dunia, maka pikirannya akan mengingat perbuatan yang super berat terlebih dahulu. Apabila tidak ada perbuatan super berat yang pernah dilakukan selama hidupnya, maka pikirannya akan mengingat salah satu perbuatan yang paling berkesan dalam hidupnya. Misalnya: Ia teringat kesan baik ketika ia mendengarkan Dhamma atau sering bertemu dengan para bhikkhu. Apabila ia meninggal pada saat mengingat kesan baik tersebut, ia akan terlahir di alam bahagia. Sebaliknya kalau ia teringat kesan perbuatan yang tidak baik, maka ia dapat saja terlahir di alam menderita.

Sehubungan dengan jenis kamma yang membangkitkan kesan pada saat seseorang mengalami proses kematian ini, disebutkan dalam Dhamma bahwa apabila seseorang telah mengunjungi dan melihat 4 (empat) tempat suci di India yaitu :
1. Tempat Pangeran Siddhattha dilahirkan,
2. Tempat Beliau mencapai kesucian dan menjadi Buddha,
3. Tempat Sang Buddha pertama kali membabarkan Dhamma, serta
4. Tempat Sang Buddha wafat.
Dan, ketika ia akan meninggal, ia dapat mengingat kesan baik saat berkunjung keempat tempat yang berkesan ini, maka ia akan dapat terlahir di alam bahagia.
Ini pula sebabnya seseorang yang akan meninggal dunia dilakukan upacara pembacaan paritta. Salah satu tujuan upacara ritual ini adalah untuk membantu orang yang akan meninggal tersebut mengingat berbagai kesan kebajikan yang telah dilakukannya selama hidup. Dengan demikian, ia akan mempunyai kondisi untuk terlahir di alam bahagia.

c). Kalau di dalam proses kematian itu tidak ada perbuatan yang berkesan atau tidak sempat berpikir, misalnya karena ia meninggal dalam keadaan koma atau kecelakaan fatal, maka hal yang menentukan kelahiran kembalinya adalah perbuatan yang menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Misalnya, orang yang mempunyai kebiasaan bermain musik, apabila pada saat meninggal dunia ia teringat dengan kebiasaannya itu, maka ia dapat saja terlahir kembali sebagai orang yang memiliki bakat bermain musik sejak kecil.

d). Bobot kamma yang super ringan atau kecil.
Apabila pada saat kematian, seseorang tidak mempunyai kamma yang super berat, kamma yang berkesan maupun kamma kebiasaan, maka pada saat itu akan timbul jenis kamma yang super ringan atau sepele. Misalnya: Pada satu saat, seseorang pernah melihat dan menyingkirkan paku agar tidak ada orang lain yang terluka karenanya, apabila kamma sederhana yang membahagiakan ini timbul di saat kematian, ia dapat pula terlahir di alam bahagia.

Dari keterangan di atas, dapatlah dimengerti bahwa kamma walaupun hanya SATU, namun, dari berbagai sudut pandang, kamma dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu menurut waktu, fungsi dan bobotnya. Setiap kelompok terdiri dari empat bagian. Dengan demikian, secara keseluruhan, SATU kamma yang dimiliki oleh seseorang dapat dimengerti sebagai 12 jenis kamma yang saling berkaitan menjadi satu kesatuan.

Semoga uraian tentang berbagai jenis kamma ini dapat mendorong para umat serta simpatisan Buddhis agar selalu mengisi setiap saat dalam hidupnya untuk berbuat, berbicara dan berpikir yang baik. Kesimpulannya, jadikanlah perbuatan baik sebagai kebiasaan.

Semoga kebahagiaan selalu ada pada Anda.

Semoga semua mahluk berbahagia.

kembali