Karena Banyak yang tidak mengerti perbedaan Tradisi (adat) dan Ajaran Buddha. Hal ini dapat kita lihat di masyarakat, orang awam (bukan buddhist) pasti menyebut orang Tionghoa yang menjalankan adat istiadat Tionghoa selalu dicampur-adukkan dengan agama Buddha. Jadi dianggapnya segala pantangan2, kertas mantra, perhitungan shio, dll adalah sama dengan agama Buddha, hal inilah yang menyebabkan mengapa agama Buddha terlihat sulit dipelajari dan selalu dikaitkan dengan keturunan Tionghoa. Makanya, kalau kita lihat di Jakarta dan sekitarnya pemeluk agama Buddha pasti rata-rata dari Tionghoa, karena suku lain pasti menolak masuk agama Buddha, karena kalau mereka masuk agama Buddha, berarti harus ikut adat Tionghoa (mungkin itu pemikiran mereka). Oleh karena itu tugas kita-kita semua adalah bagaimana meyakinkan bahwa agama Buddha itu tidak ada hubungannya dengan kesukuan.
Maaf, komentar ini bukan mengangkat masalah ras, karena saya juga Tionghoa dan saya merasakan sendiri pemikiran teman-teman saya yang suku selain tionghoa.