//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - hadi.s886

Pages: [1] 2
1
Seremonial / Re: Gong Xi Fat Chai
« on: 23 January 2012, 03:44:15 PM »


10 HARAPAN BAIK
Menyambut Tahun Baru Imlek.


1. Dana (Pemberian)
Semoga aku senantiasa mencari siapa yang bisa kubantu.
Semoga aku memberi utk mengikis keakuan.

2. Sila (Moralitas)
Semoga aku santun dan tidak merugikan pihak lain.
Semoga aku terkendali dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

3. Nekkhama (Pelepasan keduniawian)
Semoga aku mengutamakan kepentingan pihak lain.
Semoga aku tak lekat pada yang buruk maupun pada yang baik.

4. Panna (Kebijaksanaan)
Semoga aku penuh kesadaran dan pemahaman jernih.
Semoga aku piawai dalam membantu pihak lain.

5. Viriya (Semangat)
Semoga aku giat berjuang untuk mencapai tujuan muliaku.
Semoga aku tak gentar menghadapi segala rintangan.

6. Khanti (Kesabaran)
Semoga aku mampu menanggung kekeliruan pihak lain.
Semoga aku melihat sisi baik dari segala sesuatu.

7. Sacca (Kebenaran)
Semoga aku tidak menyembunyikan kebenaran.
Semoga aku tulus dan dapat dipercaya

8. Adhitthana (Tekad kuat)
Semoga aku terus berpegang teguh pada kebenaran.
Semoga aku lembut bagai bunga dan kokoh bagai karang.

9. Metta (Cinta kasih)
Semoga aku mengasihi tanpa pilih kasih.
Semoga aku bahagia dan membawa kebahagiaan bagi pihak lain.

10. Upekkha (Keseimbangan batin)
Semoga aku memperlakukan semua makhluk dengan setara.
Semoga aku teduh dan seimbang dalam segala keadaan.


Happy Imlek New Year 2563/ 2012 !

Hadi.S886 & Fam

2
Katanya ada sebagian member senior disini galak galak, Tukang libas, Tukang meluruskan, Pintar berdebat
Saya yang bodoh ini  datang ke wdc dengan harapan bisa dilibas, diluruskan dan diajarkan mengalami kecewa berat
Yang saya lihat mereka adalah pengecut, beraninya keroyokan, Pintarnya mengejek, mengancam.

Dan statement mereka lebih banyak tidak bermutu daripada yang bisa diambil pelajarannya oleh saya yang bodoh ini

Tapi itu tak masalah bagi saya, biar di keroyok, satu persatu terpental, terlibas sendiri dengan pandangan mereka
Satu persatu pandangan mereka dibalikkan, dipatahkan dan diluruskan, satu persatu mundur
Saya melihat mereka hanyalah macan ompong yang perlu dilibas dan diluruskan

  :))  :))  :))  :))

Tetapi ini hanyalah pandangan saya.
Tetapi ini hanyalah pikiran saya.
Mungkin saya terjebak dengan pandangan dan pemikiran saya sendiri.
Mungkin saya berilusi.
Mungkin ini pandangan sesat dari orang yang bodoh dan arogan


Harap abaikan tulisan ini dari orang yang bodoh yang awalnya ingin dilibas dan diluruskan akhirnya malah melibas dan meluruskan.
Ini hanya khayalan saya


Rekan Djoe yang baik,
Anda seperti halnya seorang pengembara yang setelah makan kenyang di WDC , kemudian membuang 'kotoran tubuh anda' di DC ini.

Yang disebutkan sebagai "Forum Diskusi" seperti halnya Forum-forum Buddhist yang banyak tersebar di internet dewasa ini, adalah sesuatu yang wajar saja jika ada seseorang yang bertanya ataupun berpendapat, maka akan banyak orang pula yang menjawab dan berpendapat dengan versi pemahamannya masing-masing. Disitulah besar kemungkinan akan terjadi pro dan kontra. Dan jika banyak yang kontra dengan anda, apakah mereka-mereka itu berarti "mengeroyok anda ?." Demikian sebaliknya, jika banyak yang pro dengan anda, apakah berarti anda dan rekan-rekan lainnya sedang "mengeroyok seseorang?".

Uneg-uneg perasaan anda , seperti yang tertulis tsb. diatas, tidak akan pernah terselesaikan dengan hanya mengungkapkannya melalui celaan-celaan yang bernadakan kekecewaan seperti itu , apalagi hal itu anda ungkapkan di forum DC ini yang samasekali tidak ada hubungannya dengan tempat "Sumber asal kekecewaan" dimana anda mendapatkan kekecewaan tsb.. Olehkarenanya, persiapkanlah terlebih dahulu mental anda dan bekalilah pengetahuan anda  secara memadai  sebelum melakukan diskusi dengan para peserta diskusi lainnya dan kemudian Bertindaklah secara dewasa dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang bisa timbul didalam diskusi tsb .

Semoga saja hal-hal yang demikian ini tidak perlu terulang lagi, karena hal ini akan merugikan dan menambah kekotoran batin anda sendiri, orang lain hanyalah sebagai penonton dan penggembira belaka.

Mettacittena,

(Tanhadi/Hadi.s886)

3
Studi Sutta/Sutra / Telaah Asal mula Kehidupan dan Alam Kehidupan
« on: 16 September 2009, 09:04:25 AM »
Namo Buddhaya,

 [at]  Teman-teman semuanya,

Hari ini saya sedang membaca Kitab Digha Nikaya III;85 "Agganna Sutta", yaitu soal Pengetahuan asal mula kehidupan dan alam kehidupan ( Baca dibuku "Khotbah-khotbah panjang Sang Buddha" Digha Nikaya, halaman 419, Penyunting:Team DhammaCitta Press).

Nah...setelah saya baca "versi lengkapnya", saya agak heran dan timbul pertanyaan baru tentang kalimat : "...melempari dengan kotoran sapi " (?), lengkapnya demikian ;

"Tetapi mereka yang melihat perbuatan itu melemparkan debu, abu, atau kotoran sapi kepada mereka, meneriakkan: "Matilah, engkau binatang kotor! Bagaimana mungkin seseorang melakukan hal demikian terhadap orang lain!"

'Seperti di masa kini, ketika seorang menantu perempuan di bawa keluar, beberapa orang melemparkan kotoran padanya, beberapa melemparkan abu, dan beberapa melemparkan kotoran-sapi, tanpa menyadari bahwa mereka mengulangi perilaku masa lampau. Apa yang dianggap bentuk yang buruk di masa itu, sekarang dianggap bentuk yang baik.'

'Dan makhluk-makhluk yang pada masa itu melakukan hubungan seksual tidak diperbolehkan memasuki desa atau kota selama satu atau dua bulan. Oleh sebab itu, mereka yang melakukan perbuatan itu selama waktu yang lama mulai membangun rumah agar perbuatan mereka tidak terlihat.'

Pertanyaan saya adalah :
1.) Disaat mereka melakukan hubungan seksual tersebut, terjadinya di alam mana ?
2). "Apakah pada saat itu di alam tersebut sudah ada sapi, sehingga mereka bisa melemparkan kotoran sapi tsb. ?"


Mohon penjelasannya ya teman-teman..., karena hal tsb.sedikit "mengganjal" dalam pikiran saya.....






4
Diskusi Umum / Mencapai Nibbana saat masih hidup, benarkah ?
« on: 15 September 2009, 07:23:31 AM »
Namo  Buddhaya,

Teman-teman se-Dhamma, dalam Buddha Dhamma dikatakan bahwa kita bisa mencapai Nibbana pada kehidupan saat ini juga, artinya ketika masih hidup, kita dapat mencapai Nibbana...., benarkah ?

Pertanyaan saya :

** Apakah telah terbukti di jaman sekarang ini "Sudah ada yang merealisasikannya "? ( Kecuali Para Buddha dan Arahat di jaman Sang Buddha ), Siapakah orangnya dan Atas dasar apakah "pembuktian tersebut "? **


Mohon info dan penjelasan dari teman-teman semua ya....thanks.


5
Diskusi Umum / Apa yang anda lakukan ketika...?
« on: 20 August 2009, 08:55:35 PM »
Namo Buddhaya,

Rekan-rekan seDhamma,
Apa yang anda lakukan ketika anak, keponakan, atau adik kita sendiri yang semula beragama Buddha,
kemudian beralih agama menjadi non-Buddhis ?

Mohon sharingnya ya ?

6
Diskusi Umum / Re: knapa agama buddha kurang diminati...
« on: 20 August 2009, 08:42:44 PM »
Pemuda-pemudi Indonesia sudah terlalu kenyang "dicekoki" dengan istilah adanya "Juru Selamat", "Pahala", "Sorga", " Penebusan dosa " dsb....pokoknya intinya adalah " Janji-janji penyelamatan ".
Demikian pula agama Buddha dianggap sebagai "Penyembah Berhala", "penyembah Dewa-Dewi" dan tidak ber-Tuhan.

Hal ini dikarenakan masih banyaknya umat Buddhis sendiri yang " Cuek bebek " untuk memberikan pendidikan secara Buddhis kepada generasi penerus ( orang tua terhadap anak-anaknya ), karena ortu jaman sekarang banyak yang berpedoman bahwa kita tidak boleh memaksa anak-2nya/ orang lain untuk ikut beragama Buddha .

Sedangkan kita tahu sendiri bahwa diluar sana, yaitu dilingkungan sekolah " Pengaruhnya lebih besar " untuk anak-anak kita mengikuti teman ataupun pendidikan disekolahnya yang memberikan pelajaran "Kn" atau "Kk".

Terlebih lagi.....Apabila kita-kita sendiri pengetahuan tentang agama Buddha-nya sangat minim..., apa yang hendak kita jelaskan kepada mereka jika ditanya : " Agama Buddha itu punya Tuhan nggak sih ? " , " Manusia pertama kalau di agama Buddha itu siapa ya ? " dsb....
Jika kita tidak menjelaskannya dengan baik, maka imej anak kita pasti Minus...bahwa agama Buddha tidak bertuhan , "Atheis" kata mereka !

Dan saya sepakat bahwa Sistem di Vihara kita masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya untuk pendidikan agama Buddha, karena masih banyak Vihara -2 yang para umatnya hanya datang untuk "bersembahyang"/puja bhakti..., setelah selesai puja bhakti langsung pulang, ini dilakukannya selama berpuluh tahun sejak ia mengenal agama Buddha........bahkan turun-temurun ya gitu-gitu aja....., jadinya ya cuman pinter ber-puja bhakti, tapi nggak ngerti sama sekali tentang ajaran Sang Buddha.....

Inilah salah satu kelemahan kita dibanding dengan agama lain yang lebih " take action " terhadap umatnya....


7
Diskusi Umum / Re: knapa agama buddha kurang diminati...
« on: 01 June 2009, 12:52:07 AM »
Namo Buddhaya,

Saya sering menghadapi kenyataan bahwa agama Buddha memang kurang diminati oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, kenapa demikian ?

Menurut pengamatan saya, hal ini disebabkan antara lain  sbb :

1). Umat Buddhis pada umumnya " Cuek " terhadap perkembangan agama Buddha itu sendiri, mereka lebih cenderung memikirkan dirinya sendiri, dalam artian " terserah " orang lain mau beragama apa, semua kan punya karma masing-masing, percuma saja orang lain dipaksa-paksa masuk agama Buddha, kalau memang nggak mau gimana  ?

2). Para orang tua yang masih berusia muda maupun yang sudah berusia tua tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap Buddha Dhamma, sehingga kurang dapat memberikan pendidikan, pengetahuan dan pengarahan kepada anaknya sendiri tentang apa sich kelebihan ajaran sang Buddha ?, Apa sich yang diajarkan oleh Sang Buddha ? dst......, sehingga si anak akhirnya " terpengaruh " oleh teman-teman disekolahnya , apalagi justeru si anak sekolahnya bukan disekolah Buddhis...ini lebih parah lagi, karena sejak kelas NOL sampai tamat SMA (= 12 tahun )" dicekoki " ajaran dari agama lain ..., tentu saja "otak si anak yang tadinya kosong", sekarang telah terbentuk dan terisi oleh apa2 yang diajarkan oleh gurunya....sehingga si anak merasa percaya dan yakin bahwa apa yang diajarkan oleh gurunya itu adalah sesuatu yang benar adanya....sedangkan ajaran agama yang lain salah ...!

3). Masih banyaknya para pemuda-pemudi umat Buddhis maupun para orang tua yang berpandangan " idealistis " bahwasanya agama Buddha tidak bertujuan untuk mencari umat sebanyak-banyaknya (kuantitas), tapi lebih mengutamakan " kualitas "....sehingga mau nggak mau... cepat atau lambat ...karena tidak ada " regenerasi " maka agama Buddha akan musnah dari muka bumi ini, karena orang-orang yang dikatakan  " berkualitas " itu jumlahnya makin sedikit...tua...dan mati semua...!

4). Masih sangat minimnya buku-buku pengetahuan agama Buddha yang beredar di masyarakat Indonesia, bahkan dulunya ada satu toko buku terkenal di Indonesia ( sampai saat ini masih eksis dan semakin besar ) menyediakan buku-buku agama Buddha dengan space di rak buku yang cukup lebar..., sekarang tidak ada lagi tempat untuk buku-buku agama Buddha...! ( cukup memprihatinkan ).

5). Tidak adanya sistem pengorganisasian yang baik untuk para umat Buddhis dari Vihara yang ada didaerahnya masing-masing ( mau datang beribadah silahkan.., tidak mau datang ya...silahkan ...suka-sukanya deh...)

6). Kurang adanya sistem pendidikan agama di Vihara-Vihara...., pokoknya umat datang, melakukan ritual- pasang hio- pasang lilin- komat-kamit- memberi penghormatan- lalu......Go Home...!

7). Kurang adanya pembinaan mental dan kegiatan2 organisasi ( modern )bagi pemuda-pemudi Vihara..., sehingga rasa kebersamaan sesama umat Buddhis sangat tipis sekali.....membosankan dan tidak menarik minat umat !

Dan masih banyak lagi kekurangan-kekurangan yang lain.....sehingga kesan yang diterima oleh umat Buddhis maupun calon umat Buddhis jatuh pada pandangan : - Agama Buddha itu Penyembah berhala, Agama Buddha itu Kuno, Agama Buddha itu hanya untuk orang-2 cina/tionghoa, Agama Buddha itu tidak ber-Tuhan, Agama Buddha itu Ribet banyak ritual-ritual yang sulit untuk diikuti dan sulit untuk dimengerti, Agama Buddha itu tidak memperbolehkan umatnya makan daging dan lain sebagainya, yang lebih ekstrim adalah isu-isu bahwa kalau ikut agama Buddha itu umatnya nggak boleh kawin....??!

Yah......semuanya kembali kepada kita-kita sebagai umat Buddhis ini, ....mau berpandangan Modern atau tetap sebagai umat Buddhis yang " Idealistis "....?.

Saya mengatakan sebagai " berpandangan modern " ini sama sekali tidak mengarah /mengartikan sebagai " pembaharuan ajaran sang Buddha " lho ya...., Tapi dalam artian " Organisasi " bagi para Umatnya...!!! _/\_

Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta



8
Diskusi Umum / Re: APAKAH ARTI HIDUP INI ?
« on: 19 April 2009, 10:46:17 AM »

Kalau saya punya pemahaman seperti ini ;....

Kelahiran adalah awal kehidupan yang akan diakhiri dengan Kematian Fisik.
Diantara awal kelahiran dan kematian fisik adalah merupakan Perjalanan hidup, perjalanan hidup inilah yang dapat kita isi dengan berbagai perbuatan baik maupun buruk dan dalam hal ini saya sebutkan sebagai Perjuangan.

Perjuangan untuk apa ? Perjuangan untuk melenyapkan Lobha, Dosa dan Moha serta segala aspek yang berhubungan dengan kemelekatan hingga sampai pada akhir dari perjuangan itu sendiri yaitu menembus segala keterbatasan pikiran, kesadaran, perasaan, pencerapan dan jasmani ,yaitu...Nibbana .

Singkatnya; arti hidup bagi saya adalah PERJUANGAN,....HIDUP BERARTI SEBUAH PERJUANGAN.

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

9
Diskusi Umum / Re: Kebenaran sejati?
« on: 16 April 2009, 10:33:17 AM »
Kebenaran Sejati yang masih bisa dibantah dan dianalogikan sebagai ini dan itu...Bukanlah Kebenaran Sejati,
Kebenaran Sejati sifatnya Mutlak dan Universal, Contohnya : Matahari......,semua orang akan merasakan bahwa matahari itu panas dan cahanya sangat terang. Api..., semua orang akan merasakan panasnya api dan akan terbakar jika terkena api, Air ....., semua orang akan basah jika disiram dengan air..... , Hukum Karma....., yang mempercayai atau tidak mempercayai adanya hukum karma Tetap akan menerima hasil dari perbuatannya sendiri ....dsb. Itulah contoh Kebenaran Sejati yang saya maksudkan., tidak terbantahkan dan bersifat Universal.

Sedangkan kalau kita membicarakan soal kebenaran sejati dalam agama , baik agama Buddha, Islam, kr****n, Kong Hu Cu, Tao...dll. sebenarnya kita sedang membicarakan Kebenaran Relatif, yaitu tergantung cara pandang , pengertian , kepercayaan dan pemahaman masing-2 dari para penganutnya, makanya bisa benar dan bisa salah..., benar menurut agama A tapi belum tentu benar bagi agama yang lainnya......

Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta

10
Perkenalan / Re: SALAM PERKENALAN
« on: 14 April 2009, 08:59:41 AM »
 [at]  dery

he...he...he.. kita jalan bareng-bareng aja ya...., thanks .

11
Diskusi Umum / Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« on: 13 April 2009, 05:23:15 PM »
Bro coedabgf....,

saya menjelaskan tentang hukum karma bukan hanya sepenggal-penggal, tapi bersifat menyeluruh..yaitu ;tentang keadilan, opini masyarakat umum tentang Karma = nasib/takdir , hukum karma dianggap sesuatu yang takhayul dan omong kosong ( kalau nggak percaya, coba tanya teman kita yang beragama islam / ustad ,misalnya ) , serta hukum sebab-akibat......, jadi bukan satu topik aja yang saya sampaikan tersebut diatas....., jadi biar lebih gamblang gitu lho....

12
Diskusi Umum / Re: Kebenaran sejati?
« on: 13 April 2009, 05:03:28 PM »
KEBENARAN (Sacca)


ADA 2 JENIS KEBENARAN, yaitu :

1.   KEBENARAN APA ADANYA (Paramatha-sacca/ Absolute/mutlak );

-  Kebenaran haruslah bersifat universal, Sebagai contoh, api adalah panas dan air adalah basah; mereka sudah begitu sebelumnya, begitu juga sekarang, dan akan begitu pula nantinya; ini tidak dapat disangkal atau dibantah.

-  Tidak terikat oleh waktu, baik waktu dulu, sekarang dan waktu yang akan datang, kebenaran ini tetap ada dan tidak berubah ataupun berbeda.

-   Tidak terikat oleh tempat, baik di suatu tempat atau di tempat lain, di Indonesia atau di planet Mars, kebenaran ini ada dan tidak berubah ataupun berbeda


2. KEBENARAN RELATIF (Sammuti-sacca , adalah Kebenaran yang masih terikat dengan waktu dan tempat. Kebenaran ini hanya ada berlaku di tempat tertentu dan waktu tertentu. )

Pencarian terhadap Kebenaran adalah seperti membawa sebuah lilin untuk mencari Matahari. Bukankah matahari selalu bersinar, apakah kita masih mencarinya atau tidak? Mengapa kita membuat segala sesuatu menjadi sebuah misteri? Kebenaran bukanlah sebuah gagasan; gagasan-gagasan tentang Kebenaran adalah bukan suatu Kebenaran. Setiap orang mempunyai gagasan tentang Kebenaran - yang mentah ataupun yang rumit - tetapi mereka biasanya bersifat subyektif, penggambaran yang berpusat pada diri./ego. Demikian pula kata "Kebenaran", adalah bukan kebenaran itu sendiri.

Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta

13
Diskusi Umum / Re: HUKUM KARMA??????? Adil kah????????
« on: 13 April 2009, 04:12:12 PM »
Namo Buddhaya,

menurut pendapat saya....Hukum Karma adalah hukum yang sangat adil, untuk lebih lanjut silahkan baca artikel dibawah ini ya.....,

HUKUM KARMA ADALAH OMONG KOSONG DAN TAKHAYUL ?
Oleh : Tanhadi

     Pernyataan-pernyataan seperti ini sering kita dengar dari umat Non-Buddhis yang pada umumnya  memang tidak  mempercayai  tentang adanya hukum karma. Mereka menganggap segala sesuatu yang terjadi didunia ini adalah atas Kehendak Tuhan semata. Akan tetapi ‘lucunya’, kita sering mendengar pula dari mereka bahwa Hukum Karma itu sifatnya turun-temurun ,bahwasanya bila Nenek Moyangnya atau  Bapaknya yang  berbuat  kejahatan  akan  berdampak /berakibat buruk kepada anak, cucu dan cicitnya. Bukankah ini mirip dengan istilah' “ Kutukan”?.

Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya Karma diartikan sebagai  sesuatu yang  buruk dan selalu dihubungkan dengan karma buruk. Pandangan-pandangan salah seperti itu menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak memahami ajaran tentang karma dan dengan hanya tahu sedikit sudah berani menyimpulkan dan nekad mengatakan bahwa karma itu seperti itulah !

Jadi apakah sesungguhnya Karma itu ?

     Karma adalah Kehendak/niat untuk melakukan perbuatan, Kehendak/Niat itulah yang disebut dengan Karma ! Ada niat baik dan niat buruk, demikian pula ada karma baik dan karma buruk. Jadi tidak benar jika dikatakan bahwa karma itu hanya merupakan karma buruk saja. Hal ini dengan jelas dikatakan oleh Sang Buddha dalam sabdaNya:

“ Aku katakan, Kehendak adalah Karma,
 karena didahului oleh kehendak,
 seseorang lalu bertindak dengan jasmani, ucapan dan pikiran “.[/b][/i][/color]
( Anguttara Nikaya III : 415 )

"Sesuai dengan benih yang di tabur,
begitulah buah yang akan dipetiknya.
 Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebaikan,
 pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula.
Taburlah biji-biji benih
dan engkau pulalah yang akan merasakan buah dari padanya".

(Samyutta Nikaya I : 227)

Kalau kita melihat dengan kacamata duniawi, Kita sering menemukan seseorang yang banyak melakukan kebajikan tetapi masih mengalami penderitaan, dan sebaliknya. Mengapa demikian? Apakah hukum karma-nya keliru? Sebetulnya tidak keliru! Kalau hukum karma diumpamakan sebagai sebuah sawah yang ditanami padi dan jagung, di mana tanaman padi dan jagung tersebut mempunyai usia panen yang berbeda, maka tanaman jagung tentu akan panen terlebih dahulu daripada tanaman padi. Demikian pula perbuatan baik dan buruk. Kalau kita sudah berbuat baik tetapi masih menderita, ini disebabkan karena perbuatan baik kita belum saatnya dituai/dipanen. Dalam hal ini kita memetik buah dari perbuatan buruk terlebih dahulu. Jadi semua itu ada waktunya, walaupun adakalanya masih bisa dipercepat sampai batas-batas tertentu. Misalnya; meskipun miskin dan cacat, orang tersebut mempunyai sila yang baik. Karena silanya baik, ucapannya baik, tingkah lakunya baik, maka ada orang yang simpati kepadanya. Orang tersebut diberi pekerjaan yang sesuai dengan keadaannya. Ini adalah karma yang memotong karma buruk yang sedang tejadi.

Karma juga berhubungan dengan perbuatan saat ini. Apa yang kita perbuat pada saat ini, itulah yang juga menentukan karma kita. Jadi karma bukanlah nasib! Misalnya, kita mencuri helm milik orang lain, karena helm kita dicuri seseorang. Supaya tidak ketahuan, kita mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi tanpa peduli dengan lampu lalu lintas yang sudah berganti warna merah..nyelonong terusss...akhirnya .... Priiiiittt! kita ditangkap  polisi,  Terpaksa kita harus membayar  tilang Rp 25.000,- (padahal harga sebuah helm hanya Rp 15.000,-). Ini adalah karma yang langsung berbuah. 

Karma masih bisa diperbaiki dan diubah dengan melihat fungsi karma karena karma adalah niat berbuat. Perbuatan itulah yang paling penting!

Bagaimana dengan Karma yang turun-temurun itu ?
 
Sang Buddha bersabda :
“ Semua makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, pewaris karmanya, karmanya adalah kandungan yang melahirkannya,
 dengan karmanya dia berhubungan, karmanya adalah pelindungnya. Apapun karmanya, baik atau buruk, mereka akan mewarisinya “.

( Majjhima Nikaya III : 135 ).

Jadi jelaslah disini bahwa pandangan tentang karma turun-temurun itu adalah pandangan yang Salah!. Bagaimana mungkin, Bapaknya yang makan....koq anaknya yang merasa kenyang?. Kakeknya yang ngerampok ... koq cucunya yang dipenjara ?.

Benarkah segala sesuatu yang terjadi didunia ini adalah atas kehendak Tuhan semata ?

     Pandangan seperti itu lazim disebut sebagai paham Deterministik ( Takdir ), yang berarti seluruh kehidupan kita Telah diputuskan dan Telah ditentukan sebelumnya, sehingga kita tidak dapat lagi berupaya dan  merubah keadaan kita sendiri. ( “...pasrah aja deh ,kalau ditakdirkan jadi orang miskin, ya terima sajalah kemiskinan itu, sebab kalau kita berusaha menjadi orang kaya berarti sama dengan menentang kehendak Tuhan dan itu adalah Dosa! ).Bagaimana dengan Perampok, pencopet,  maling dan penipu, apakah mereka juga telah ditakdirkan menjadi jahat seperti itu ?, Bagaimana deng an orang-orang yang cacat  sejak lahir ? , Bagaimana dengan orang-orang yang ditimpa bencana alam ?, Bagaimana dengan seseorang yang pekerjaannya sebagai pembunuh makhluk lainnya? Apakah semua itu juga merupakan Takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan ?

Wah....... bila memang demikian adanya, apa gunanya kita berdoa, bersembahyang (beribadah),  berusaha men jadi orang  yang saleh /baik, mengasihi sesama, beramal ,dan melakukan perbuatan-perbuatan baik lainnya ?,  lha wong sudah pasti kita ini telah ditentukan oleh-NYA  menjadi ini dan menjadi itu,walaupun kita telah ber-amal-ibadah didunia ini dengan perbuatan-perbuatan super baik, tapi kalau memang sudah ditentukan masuk Neraka ...... ya masuk nerakalah !, kan ama Tuhan udah ditakdirkan sebelumnya!?,  iiiiih... ngeri deh punya Tuhan yang punya skenario kayak sutradara film, kita dianggap sebagai aktor dan aktris yang sedang memerankan rencanaNya, dan kalau kita keluar dari skenarioNya, akan dimarahi dan dihukum  karena tidak sesuai dengan skenarioNya... alias berdosa,...ketemunya Neraka lagi !!....... Bila sudah nggak kuat menerima TakdirNya, maka kita akan mengeluh dan bertanya dalam doa : “ Tuhan... dosa apa yang telah kuperbuat sehingga KAU takdirkan aku menjadi orang buruk rupa, cacat, miskin dan  jahat seperti ini ?”.

     Kalau saya mengkhayal menjadi Tuhan, maka saya akan menjawab keluhan dan pertanyaan orang itu seperti ini : “ Wahai manusia yang buruk rupa, cacat, miskin dan jahat sepertimu, ketahuilah dengan benar, bahwa Aku tidak pernah menentukan kamu seperti itu, baik diwaktu saat ini, esok maupun kelak dikemudian hari, karena Aku adalah Sang Pencipta Dunia ini dan seisinya, Aku adalah Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Aku Maha Tahu dan Maha Kuasa atas ciptaanKU, Aku adalah Maha Adil dan Maha Bijaksana terhadap semua makhluk CiptaanKU, Akulah Maha Penentu didunia dan di akhirat. Jadi periksalah kembali pemahamanmu dan Kepercayaanmu itu, carilah seorang Guru Agama yang Bijaksana dan benar, sehingga kamu akan mengerti, memahami, meyakini dan mempercayai bahwasanya bukan Aku yang menjadikan kamu sejelek ini. Mana mungkin Aku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ini membuat makhluk-Ku sejelek kamu ?”

Khayalan tersebut diatas, bila kita kaji kembali unsur kebenarannya, maka kita akan sampai pada suatu makna yang tersirat didalamnya yaitu ;

-  Melihat  sifat-sifat Tuhan  Yang Maha segalanya terse but, Apakah mungkin    Ia bersikap se-TEGA  itu  menentukan ciptaan-NYA  menjadi ini dan menjadi itu ?

- Dimana letak keadilan-NYA, jika dikatakan bahwa Tuhan adalah Maha Adil ? ( Lahir cacat, miskin dsb).

- Mengapa pula Ia menghidupkan seorang bayi yang baru dilahirkan, kemudian dalam sekejap bayi itu dimatikan lagi, apakah salah produksi ?

- Apakah Ia terlalu kesepian dan perlu hiburan dengan menciptakan kekisruhan dunia dan seisinya ini?

- Apakah Ia memang sengaja membuat umat-Nya berlainan kepercayaan dan keyakinannya (Agama), sehingga umatnya saling berdebat, berselisih,  bermusuhan dan bahkan saling membunuh demi mempertahankan kebenaran Agamanya masing-masing?

- Apakah Ia senang dengan permainan Teka-teki, sehingga umat-NYA jadi bingung untuk menjawab semua pertanyaan mengenai hakekat keberadaan-NYA. Rencana-NYA, Cobaan-cobaan-NYA dan Ke-Maha Segalanya-galanya?.

-  Atau mungkin Ia kurang kerjaan dan iseng-iseng belaka pada saat Ia menciptakan Alam semesta dan seisinya ini, sehingga tidak terpikirkan bahwa Ciptaan-NYA itu penuh dengan ketidak sempurnaan, kacau-balau dan morat-marit tak terkendali?.

Pertanyaannya adalah : “ Ngapain Dia  susah-susah menciptakan Alam semesta dan seisinya sedemikian rupa kalau ternyata kemudian banyak kekacauan dan penderitaan bagi penghuninya ??” , Apakah Dia tidak tahu kalau akibatnya seperti ini ?

Wahh.... kalau Dia nggak tahu.....berarti Dia nggak Maha Tahu dong , jadi ke-Maha segala-galanya juga bisa dianggap gugur khan ?

     Kembali ke Topik semula,...Dengan demikian kita dapat membandingkan dengan logika bahwasanya KARMA itulah yang sangat adil, tidak pilih kasih terhadap   semua   makhluk.  Bila  kita  berbuat  sesuatu, cepat atau lambat  kita “PASTI” akan menerima hasilnya .(aksi-reaksi /sebab-akibat).
 
Sebagai Contoh :

1.Tanpa alasan apapun tiba-tiba kita menampar pipi orang lain (perbuatan/penyebab), orang itu pasti marah bahkan mungkin akan membalas dengan tamparan pula kepipi kita ( akibat ), dan sangatlah tidak mungkin saat itu ia bereaksi dengan menampar orang lain yang ada disekitarnya.

2. Seorang Suami yang tidak bekerja dan tidak berpenghasilan tidak tahan melihat anak dan isterinya merintih dan menangis karena belum makan sepanjang hari itu ( penyebab ), karena sang Suami tidak mempunyai uang sedikitpun untuk membeli makanan buat mereka, maka akhirnya sang Suami nekat untuk melakukan aksinya yaitu : mencuri ( akibat ), namun pada saat dia beraksi, sipemilik mengetahui perbuatannya (penyebab) dan akhirnya sang Suami tersebut digebukin rame-rame sampai babak-belur (akibat).

Pada contoh nomor 2, terlihat jelas adanya hubungan sebab-akibat yang  saling  mempengaruhi/bergantungan.

Jadi sekarang jelas sekali bahwa Selama ada Niat/ kehendak, pasti ada perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, ucapan atau jasmani dan pasti pula akan mengakibatkan sesuatu/berakibat. Sekali lagi bahwasanya Karma bukanlah suatu hukuman yang diberikan oleh Dewa-Dewi, makhluk halus ataupun sosok Tuhan yang berkepribadian, akibat baik atau buruk semata-mata hanyalah karena perbuatan kita sendiri, inilah hukum alam yang pasti dan Maha-adil.

Masihkah hukum karma dianggap omong kosong dan takhayul?

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

14
Diskusi Umum / APAKAH ARTI HIDUP INI ?
« on: 13 April 2009, 12:37:24 PM »
Namo Buddhaya,


" APAKAH ARTI HIDUP INI ? "
Telah sekian lama dan telah sekian banyak pertanyaan ini saya hadirkan pada setiap kesempatan bertemu dengan siapapun,.......namun sampai detik ini belum juga kutemukan jawaban yang logis dan bisa diterima oleh semua orang....,Akankah kutemukan jawabannya di Forum ini dan oleh Anda ?

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.

15
Perkenalan / Re: SALAM PERKENALAN
« on: 13 April 2009, 12:17:57 PM »
Terima kasih atas sambutan teman-teman yang begitu terbuka bagi pendatang baru ini....

 [at]  Hendi Wijaya ,
saya lahir di Surabaya..., pada tahun ....nanti juga akan tahu koq...wis tuwo deh.........., yang penting saya bisa nimbrung belajar Buddha Dhamma dengan anda dan teman-teman se-Dhamma, adalah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya...

Pages: [1] 2