Salam Bung Sutra, ketemu lagi....
hehe.. salam juga.. bung Wilibordus..
Ada rupanya termasuk yang rajin juga.. Aktif dimana-mana.. hehehe..
Maaf kalau saya salah ngambil qoute nya.. belum terbiasa..
Sejauh yg saya tau, STI tidak menggunakan kalimat: Tuhan Yang Maha Esa
Mohon informasinya, vihara STI mana yg mengunakan kalimat tsb?
Kalau kebaktian memang gak keluar.. Tapi kalo di doa2 bersama.. muncul.. Saya gak persis hafal.. tapi kira2 bunyinya.. Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tiratana, bla...3x..
Harap membaca thread ini dari muka.
Tidak ada yg berkeberatan Bhante Ashin menggunakan istilah itu pada awal berdirinya Agama Buddha di Indonesia, lagipula masa lalu adalah masa lalu, mana bisa diubah.
Yang dipermasalahkan, kenapa sd saat ini Buddhayana masih memakai kalimat tsb: "Semoga Shanghyang Adi Buddha / Tuhan YME melindungi kita semua" atau "Semoga kita semua mendapat berkah dari Shanghyang AdiBuddha / Tuhan YME"
Menurut Sdr. Sutra sendiri, apakah kalimat diatas sesuai dengan ajaran Buddhism?
Apakah yang melindungi kita Tuhan YME ataukah Perbuatan kita sendiri?
Kita tidak mempermasalahkan masa lalu, namun memikirkan kedepannya.
Jika tau sesuatu itu salah dan dengan sengaja mengajarkannya kepada yang lain, apa akibatnya?
::
Saya cuma mau tanya saksi sejarah saja.. apa betul kondisi waktu itu seperti itu..
Atau ada hal2 lain yang belum kita ketahui.. tapi romo Hudoyo alami sendiri..
Soal kata2 berkah.. kita sependapat.. yang b lebih pas.. walau tidak pas sepenuhnya..
Tapi saya gak menangkap esensinya.. apakah pada tahun 1970an itu yang diributkan soal kata2.. TYME melindungi kita itu.. Karena saya berasumsi pada saat itu.. pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik masih belum terlalu kuat.. sehingga belum benar2 mengacu pada arti harafiah, melainkan sekedar mana yang enak dan biasa disebut saja.. dalam hal ini mungkin mengacu pada tetangga.. (ka****k yg sering jadi pembanding).. cmiiw
Kalau pandangan saya soal perlindungan. Yang melundungi diri kita tidak hanya diri kita saja..
tapi juga Sangha (komunitas).. Karena kita tidak akan bisa hidup sendirian saja..
Kalo mengacu pada S.Covey.. Ada tingkatan Dependent - Independent - Interdependent..
Merasa diri sendiri mampu melindungi dirinya baru pada tahap Independet.. (menurut saya.. bukan menurut covey.. hehehe..)
Tapi kalau sudah lebih maju lagi.. maka setiap kita mestinya sadar.. komunitas itulah yang melindungi kita..
Interpendent (atau menurut biksu TNH - Interbeing)
salam..
sutra