//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DSLR monk with outstanding photos, OK ?  (Read 8985 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DSLR monk with outstanding photos, OK ?
« Reply #15 on: 29 October 2011, 11:16:57 AM »

hmm.. kalau tradisi tattoo di beberapa kalangan bhikhu thailand apakah melanggar vinaya?

CMIIW

Spoiler: ShowHide

Tidak boleh mengenakan tanda-tanda/cat warna juga 'hiasan', termasuk tattoo. Jika memang sudah ada tattoo sebelum ditahbiskan, maka tidak perlu dihilangkan, tapi jelas kalau sudah ditahbiskan tidak boleh bikin tattoo.
Jika tattoo-nya adalah yang merupakan tanda bekas kriminal, maka jika dengan jubah tertutup dan pundak kanan terbuka, tanda itu tidak kelihatan, dia boleh jadi bhikkhu. Kalau kelihatan, harus dihilangkan.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DSLR monk with outstanding photos, OK ?
« Reply #16 on: 29 October 2011, 11:27:03 AM »
banyak yang beranggapan
bhikhu + gadget = salah

apakah kita harus menilai mentah2 anggapan tersebut (doktrin), atau ada pertimbangan2 lainnya tentang manfaat dan tujuan peralatan tersebut (ehipassiko)?


apakah para murid siddharta menyebarkan dhamma hanya boleh menggunakan lisan?

apakah bhikhu setelah konsili pertama hanya boleh menulis pakai daun lontar?

apakah bhikhu di abad pertengahan menyebarkan dhamma hanya sebatas lisan dan tulisan pena?

apakah bhikhu setelah ditemukan mesin ketik & cetak boleh menulis buku dhamma?

apakah bhikhu setelah ditemukan mic & speaker boleh menggunakannya untuk dhammadesana?

apakah bhikhu setelah ditemukan komputer & website/forum boleh membabarkan dhamma melaluinya?

apakah bhikhu setelah ditemukan ipad & smartphone boleh menggunakan untuk membabarkan dhamma melaluinya?

dst..


demikian juga kamera perkembangannya sama dengan diatas namun bersifat perkembangan seni melalui gadget (mulai dari lukisan dinding, artefak, patung, lukisan cat, dst)

seni itu netral juga bisa memperkuat suatu historis, bayangkan kalau tidak ada sama sekali seni historis di agama buddha, tidak ada namanya lukisan, patung illustrasi buddha sama kayak kehancuran historis buddha di afganistan


yang disalahkan jangan alatnya tapi manfaat, penggunaanya, dan melenceng atau tidaknya?




CMIIW
 _/\_
Menurut saya, sejauh bhikkhu hanya menggunakan alat, bukan memilikinya secara pribadi, maka itu tidak masalah. Tujuan penggunaannya juga jika sesuai dengan vinaya atau tujuan seseorang menjadi petapa, maka itu tidak masalah.

Quote
apakah kamera DSLR seharga 5-10jt (sudah 1 set standart lengkap) yang bertujuan mendokumentasi sejarah saat ini di nepal, mendapatkan dana dari hasil penjualan foto & buku untuk yayasan amal masyarakat kurang mampu, gedung sekolah dll sebanding dengan fenomena oknum bhikhu punya mobil pribadi, maunya jadi guru spiritual bos2 besar saja, jual mantra n jimat, bangun vihara megah dengan rupang Buddha seharga ratusan juta-Milyar?

Menurut saya, dalam kasus ini, seorang bhikkhu adalah tidak layak berkelakuan seperti fotografer, walaupun fotonya mungkin bermanfaat. Jika memang seseorang masih punya visi yang berkaitan dengan keduniawian, maka jalankanlah kehidupan perumah-tangga, jangan pilih jalan setengah-setengah.

Lalu kalau mau main 'banding-bandingan', untuk menjadi lebih baik, harus dibandingkan dengan yang terbaik, yang menjadi panutan. Seperti besi biasa dibandingkan dengan besi tanpa noda karat; bhikkhu dibandingkan dengan Sariputta sebagai panutan, misalnya. Apakah sudah cukup baik?

Kalau cuma bandingkan dengan besi rongsokan sih (bhikkhu biasa dibanding orang bejad berjubah bhikkhu) memang tentu saja akan terlihat bagus.


 

anything