//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tentang Membunuh  (Read 61540 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Membunuh
« Reply #75 on: 12 March 2014, 06:16:05 PM »
yang namanya diskusi semuanya nyambung bro will.... :))
I'm an ordinary human only

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tentang Membunuh
« Reply #76 on: 13 March 2014, 11:47:23 AM »
Tidak ada pangeran Licchali dan penyanyi di atas. Kalau ada orang bawa pisau bertanya pada om dilbert apakah om bakal menjawab manakah yang lebih penting, mencari orang itu atau dirimu sendiri? Kalau dimarahi "jangan bertele2, jawab sekarang atau kubunuh" gimana?

Kalau bisa lari : lari...

Kalau tidak bisa lari :
- Kalau tidak takut mati, yah pasrah saja... bisa saja dibunuh atau bisa juga tidak dibunuh
- Kalau takut mati, bisa juga ngaku dan nunjuk arah-nya (bisa juga kemudian dibunuh atau bisa tidak dibunuh), atau bohongi orang-nya...

Inti-nya kembali ke citta masing-masing sewaktu kejadian tersebut berlangsung... Mana yang salah dan benar ? Terlalu debatable (dapat diperdebatkan) kalau mengenai salah dan benar-nya, tetapi setiap tindakan ada konsekuensi-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline melody

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Membunuh
« Reply #77 on: 14 March 2014, 10:20:00 AM »
Kalau bisa lari : lari...

Kalau tidak bisa lari :
- Kalau tidak takut mati, yah pasrah saja... bisa saja dibunuh atau bisa juga tidak dibunuh
- Kalau takut mati, bisa juga ngaku dan nunjuk arah-nya (bisa juga kemudian dibunuh atau bisa tidak dibunuh), atau bohongi orang-nya...

Inti-nya kembali ke citta masing-masing sewaktu kejadian tersebut berlangsung... Mana yang salah dan benar ? Terlalu debatable (dapat diperdebatkan) kalau mengenai salah dan benar-nya, tetapi setiap tindakan ada konsekuensi-nya.

misalnya orang pertama ngumpet di dekat tempat kita, dan orang kedua berkata heh tau ga di mana orang itu, saya mau bunuh dia sudah menipu saya. Kita sudah menyarankan agar lepaskan orang pertama saja tapi tidak berhasil, sehingga hanya ada opsi.
opsi 1: Saya tidak boleh berbohong nanti dapat karma buruk. Saya terpaksa harus memberitahu orang ini, itu adalah karmanya sendiri menipu orang bukan urusan saya.

opsi 2: Saya harus berbohong bila tidak akan terjadi pembunuhan.

opsi3: lari seribu langkah (smoga tidak membuat ia curiga dan mengejar)

opsi 4: diam seribu bahasa (mungkin akan membuat ia emosi, slh2 pisaunya melayang)

Menurut om dilbert opsi manakah yg terbaik?


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tentang Membunuh
« Reply #78 on: 14 March 2014, 10:41:43 AM »
misalnya orang pertama ngumpet di dekat tempat kita, dan orang kedua berkata heh tau ga di mana orang itu, saya mau bunuh dia sudah menipu saya. Kita sudah menyarankan agar lepaskan orang pertama saja tapi tidak berhasil, sehingga hanya ada opsi.
opsi 1: Saya tidak boleh berbohong nanti dapat karma buruk. Saya terpaksa harus memberitahu orang ini, itu adalah karmanya sendiri menipu orang bukan urusan saya.

opsi 2: Saya harus berbohong bila tidak akan terjadi pembunuhan.

opsi3: lari seribu langkah (smoga tidak membuat ia curiga dan mengejar)

opsi 4: diam seribu bahasa (mungkin akan membuat ia emosi, slh2 pisaunya melayang)

Menurut om dilbert opsi manakah yg terbaik?


Kalau tidak takut mati, diam aja... Dan "SIAL-nya" para orang suci biasa-nya tidak takut mati, tetapi menghindari utk melakukan perbuatan/perkataan/pikiran yang ber-asosiasi dengan Lobha, Dosa dan Moha...

Jadi kalau saya sudah masuk ke tahapan kualitas bathin seperti itu, yah mungkin saja akan berlaku seperti itu... Kalau masih belum, mis : takut mati, mungkin aja kasih tahu...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline melody

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Membunuh
« Reply #79 on: 15 March 2014, 08:56:21 PM »
Kalau tidak takut mati, diam aja... Dan "SIAL-nya" para orang suci biasa-nya tidak takut mati, tetapi menghindari utk melakukan perbuatan/perkataan/pikiran yang ber-asosiasi dengan Lobha, Dosa dan Moha...

Jadi kalau saya sudah masuk ke tahapan kualitas bathin seperti itu, yah mungkin saja akan berlaku seperti itu... Kalau masih belum, mis : takut mati, mungkin aja kasih tahu...

kasih tahu tempat persembunyiannya? kalau orang pertama itu adalah orang terdekat yang om sayangi, apa om tega kasih tahu? Apakah dengan pikiran "lebih baik saya mengorbankan orang lain demi prinsip saya berkata jujur" termasuk perbuatan yang berlandaskan welas asih dan bijaksana menurut om?

Dan menurut TS, tindakan sadar dan sengaja terhadap makhluk yg hasilnya adalah kematian makhluk tersebut disebut pembunuhan.

Dalam teori Buddhis, melakukan hal dengan sadar dan sengaja terhadap makhluk yang hasilnya adalah kematian makhluk tersebut disebut membunuh, terlepas dari motivasi dan situasi yang melatar-belakanginya
.

Berarti kalau kita jujur juga termasuk membunuh. Apakah om setuju?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tentang Membunuh
« Reply #80 on: 17 March 2014, 11:38:35 AM »
kasih tahu tempat persembunyiannya? kalau orang pertama itu adalah orang terdekat yang om sayangi, apa om tega kasih tahu?

Seharus-nya sikap kepada semua makhluk harus-nya sama... tidak hanya kepada orang terdekat, orang yang berhubungan darah atau kekerabatan. Jadi yah kalau tidak takut mati, gak usah kasih tahu...

Apakah dengan pikiran "lebih baik saya mengorbankan orang lain demi prinsip saya berkata jujur" termasuk perbuatan yang berlandaskan welas asih dan bijaksana menurut om?

Selain jujur, maka harus juga bijak... Jadi kalau-pun misalnya kita tahu persembunyiaan orang yang dicari-cari, kita bisa saja tetap jujur dengan ngomong begini : "Saya tahu, tetapi saya tidak akan memberitahu anda. Mungkin anda mau memberitahu masalah-nya, dan mungkin saya bisa memberikan masukkan kepada anda supaya ada solusi-nya."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tentang Membunuh
« Reply #81 on: 17 March 2014, 06:13:31 PM »
lucu yah gimana orang mempertahankan prinsip ga boleh bohong sampe harus mati..
kalau kejadian sebenarnya terjadi, entah bisa seperti itu ato enggak ??? ???
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Tentang Membunuh
« Reply #82 on: 17 March 2014, 08:03:57 PM »
lucu yah gimana orang mempertahankan prinsip ga boleh bohong sampe harus mati..
kalau kejadian sebenarnya terjadi, entah bisa seperti itu ato enggak ??? ???
:))
ragu juga, soalnya bagi saya bohong itu "cara yang paling alami dan cepat" dalam mempertahankan eksistensi :))

kalo sudah rumit begitu persoalannya, lebih baik mengandalkan kata hati saja ya :P

Offline melody

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Membunuh
« Reply #83 on: 17 March 2014, 09:52:17 PM »
Seharus-nya sikap kepada semua makhluk harus-nya sama... tidak hanya kepada orang terdekat, orang yang berhubungan darah atau kekerabatan. Jadi yah kalau tidak takut mati, gak usah kasih tahu...

Selain jujur, maka harus juga bijak... Jadi kalau-pun misalnya kita tahu persembunyiaan orang yang dicari-cari, kita bisa saja tetap jujur dengan ngomong begini : "Saya tahu, tetapi saya tidak akan memberitahu anda. Mungkin anda mau memberitahu masalah-nya, dan mungkin saya bisa memberikan masukkan kepada anda supaya ada solusi-nya."

Untuk orang waras mungkin bisa menerima jawaban itu, tapi semoga saja orang tersebut bukan psycopat.

Pernah dengar cerita ayam dan bebek?

Quote
Terdengar lagi suara "Kuek! Kuek!" sebelum si cowo mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.

Si cewe sudah hampir mengangis, "Tetapi itu ayam…"
 
Si cowo melihat air mata yang mengambak di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, teringat kenapa dia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, " Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok."
 
"Terima Kasih, Sayang," kata si cewe sambil menggenggam tangan cowonya.
 
"Kuek! Kuek!" terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.
 
Maksud dari cerita bahwa si cowo akhirnya sadar : siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu.
Berapa banyak hubungan pacaran atau pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan yang sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek?"
 
Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita. hubungan pacaran atau Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek.

Suaminya terpaksa berbohong tapi niatnya baik. kadang juga seperti ada orang menunjuk jalan tapi kita malah fokus pada jari telunjuknya?
 

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tentang Membunuh
« Reply #84 on: 18 March 2014, 10:15:07 AM »
Untuk orang waras mungkin bisa menerima jawaban itu, tapi semoga saja orang tersebut bukan psycopat.

Pernah dengar cerita ayam dan bebek?

Suaminya terpaksa berbohong tapi niatnya baik. kadang juga seperti ada orang menunjuk jalan tapi kita malah fokus pada jari telunjuknya?
 

hahahaha... lebay...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline melody

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Membunuh
« Reply #85 on: 18 March 2014, 02:50:34 PM »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Tentang Membunuh
« Reply #86 on: 18 March 2014, 03:40:55 PM »
seingat ku Buddha gautama pernah mengomentari /mengecam sikap arahat (lupa sariputra atau mogalana) karena tidak mau berbicara tidak benar hingga satu bhikku yang hampir mencapai tingkat kesucian jatuh ke neraka karenanya setelah sang buddha memperingati bhikku tersebut 3 kali untuk mencabut tuduhan nya tapi tidak di indahkan oleh ke keras kepalan beliau (tuduhan berbuat asusila terhadap arahat sariputra atau mogalana)
« Last Edit: 18 March 2014, 03:48:53 PM by kullatiro »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Membunuh
« Reply #87 on: 19 March 2014, 09:48:14 AM »
citta anda-lah yang menentukan. Jadi seperti apa citta anda ketika peristiwa itu terjadi, itu-lah yang terjadi...
Saya ingat beberapa tahun lalu ada kasus anak percaya pada satu ajaran yang mengatakan jika ia membunuh orangtuanya dengan cara tertentu, maka berarti telah membantu menyeberangkan mereka ke sorga dan dia sendiri sudah berbakti. Kemudian dengan citta "menyeberangkan ortu dari penderitaan di dunia ini langsung ke sorga" menghujam kapak ke leher orangtuanya dan mati.

Apakah itu citta 'membunuh' atau bukan?

-------

klo dari sudut pandang lain.. kek milih anatara anak/ibu yg harus di selamatkan.. "bukan mengorbankan" anak atau ibu, tp lebih condong mana yg di prioritaskan..seandainya 2-2 bisa yah 2-2..tp yg diselamatkan pertama yg mana..tidak ada niat untuk membunuh yg di selamatkan belakangan...

yah mirip2 juga klo ada 2-3 org tengelam.. dan kmu 1-1nya yg bisa berenang, dan punya kemampuan selamatkan 1,2 org sebelum akhirnya capek... org yg ke 3 ga terselamtkan bukan di "bunuh" kmu...krn memang ga berniat gitu
Dalam kasus memilih ibu/anak atau salah satu anak kembar, bukan seperti memilih orang tenggelam yang akan diselamatkan, tapi dengan memilih satu kadang berarti harus dengan sengaja "membunuh" yang lainnya. Misalnya dalam kasus kembar parasit di mana salah satunya tidak punya jantung, maka yang berkembang normal harus supply darah ke kembar parasitnya yang otomatis meningkatkan tekanan pada jantung, dan salah satu caranya adalah memisahkan keduanya, dan otomatis yang gagal berkembang ini tidak lagi dapat support dari kembarannya dan mati.

Jadi dalam kasus tenggelam adalah "tidak bertindak" yang menyebabkan kematian. Namanya tidak bertindak tidak mungkin jadi pembunuhan.
Sedangkan dalam kasus komplikasi adalah "tindakan" yang menyebabkan kematian (dan menyelamatkan yang lain).

-------

Jadi menurut saya kasus pastur tersebut bukanlah termasuk pembunuhan dilihat dari sisi sang pastur. Yang membunuh adalah prajuritnya.

Dari sisi pastur, mirip seperti kisah gempa bumi yang melibatkan 2 orang anak tertimpa beton reruntuhan di mana tim penyelamat memberikan pilihan kepada ibu kedua anak itu utk memilih anak mana yang mau diselamatkan (karena jika diangkat betonnya ke salah satu sisi akan mencelakakan (paling tinggi resikonya adalah mematikan) salah satu anaknya.

Dan ternyata sang Ibu dengan berat hati memilih menyelamatkan yang putra.
Tapi ternyata putrinya tidak mati (dikira mati) dan ditinggal begitu saja...
Andaikan mati maka menurut saya sang ibu tidaklah berniat membunuh putrinya.

Pilihan yang diberikan oleh team penyelamat sangat mendesak waktu gempa terjadi.
Jika tidak segera memutuskan, bisa-bisa membiarkan dua nyawa melayang.

Sang ibu yang maunya menyelamatkan keduanya dengan berat hati  mengatakan "selamatkan yang putra saja" bukan "korbankan yang putri saja".

Andaikan sang pastur menjawab, "jangan bunuh anak kecil", bukan berarti dia menyuruh prajurit untuk membunuh yang dewasa kan, jadi lebih sulit lagi kita mengatakan bahwa pastur tersebut terlibat dalam pembunuhan tersebut dibandingkan jika sang pastur menjawab "tembak yang dewasanya" ?

Yah ini mah bahasa diplomatis yang enak didengar saja. Kita dalam hal ini memahami benar konsekwensi dan akibat dari satu tindakan, sebab dan akibatnya. Mau dikemas dari sudut pandang apa -seperti yang suka dilakukan oleh media- sebetulnya sama saja.

Sama seperti anak cacingan, tentu lebih indah mengatakan, "saya akan selamatkan anak saya" ketimbang "saya akan bantai habis cacingnya". Namun tujuan dan tindakannya adalah sama: memberi obat cacing agar cacing mati dan anak bisa selamat.

Maka kembali lagi ke pertanyaan awal, apakah kalau kita (sesuai dengan 5 kriteria) mengetahui konsekwensi dari tindakan adalah kematian makhluk lain dan dengan sadar melakukannya, otomatis dikatakan membunuh?

-------

Ngarang cerita ah:

Umat: Saya mau dana makanan untuk bhante, bhante mau makan ayam atau bebek? Kalo bhante gak milih saya potong dua-duanya.

Kira-kira apa jawaban si bhante? Kalo dia diam saja, apakah dia ikut membunuh?
Dan yang pasti si bhante gak akan makan itu dana :)
Kalau dalam sutta, secara tradisi bhikkhu menerima permintaan umat dengan berdiam diri. Dalam kasus ini kalau bhikkhunya diam, berarti memang menerima persembahan ayam dan bebek.

Sama seperti kasus pastor, sebetulnya tinggal menolak memilih saja, maka apapun perbuatan orang lain adalah urusan orang lain itu sendiri. Tapi di sini kasusnya adalah si pastor dengan pertimbangan tertentu melakukan pemilihan. Apakah 5 kriteria itu mutlak berlaku dalam situasi apapun, ini yang jadi pertanyaan.

-------

lucu yah gimana orang mempertahankan prinsip ga boleh bohong sampe harus mati..
kalau kejadian sebenarnya terjadi, entah bisa seperti itu ato enggak ??? ???
Ini memang dilema karena ada konsep kesempurnaan sila dan kriteria mutlak "sila" untuk segala situasi. Jadi dalam situasi tertentu, tetap bisa sila sempurna tapi terkesan aneh saja.



Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Tentang Membunuh
« Reply #88 on: 19 March 2014, 10:54:28 AM »
apakah jalan berlubang yg tidak diperbaikin dan
  membuat pengendara meninggal merupakan
  salah satu pembunuhan yg diperbolehkan ?

apakah kematian manusia diinvestigasi tuntas apa
   penyebab dari kematian tsb ?

bagaimana juga jenis2 pembunuhan spt banjir bandang yg
  tidak diberitahukan LEBIH AWAL ?

bagaimana dgn tanah longsor, kebakaran hutan dst dst...

 _/\_
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tentang Membunuh
« Reply #89 on: 19 March 2014, 11:02:51 AM »
Dalam kasus kejahatan tertentu kadang pelaku pembunuhannya berniat membunuh A, namun karena suatu hal, yang terbunuh malah B. Apakah itu termasuk melanggar sila membunuh?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa