//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]  (Read 18053 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #30 on: 21 August 2009, 01:05:12 PM »
Saya rasa buku ini baik dibaca oleh kalangan manapun sebagai cermin, jadi tidak khusus untuk Theravadin. Pemikiran yang terlalu dangkal jika hanya dikatakan untuk Theravadin semata.

Yup betul khususnya budhism di Indonesia, buku ini memang patut di baca umat buddha yang ingin betul memahami inti ajaran sang Buddha. memang dalam buku ini mengkritisi beberapa oknum Teravada yang mengaku dirinya jago Sutta dan jago abidharma, buku ini menjelaskan semua dari kacamata cermin kembali makna Sutta dan Makna ajaran Buddha yang sebenarnya, juga mengkritisi beberapa praktek yang jauh dari Budhism bahkan menyimpang.

Saya masih ingat ketika masalah korea selatan. Dimana Budhism diperlakukan semena mena oleh pemerintahan korea, bahkan banyak orang korea berpindah agama karena pengaruh politik iklim disana, dan juga para bhiku Mahayana di korea ngak mau tau masalah tersebut malahan berleha leha dengan kemewahan dan lupa umat. sampai sampai Master hying sun terpaksa turun tangan ke sana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan banyak sekali tamparan Bhiku mahayana di korsel ketika master Hying Sun mengkritik mereka.

di Indonesia justru dari saya lama menjabat salah satu moderator Budhis dari tahun 2003 -2008. Justru menemukan keanehan, yang semestinya satu aliran dengan aliran lain ngak berantem bisa berantem, bahkan ada sampai membentuk kelompok permurnian aliran, Konyolnya yang melakukan itu semata mata demi kepentingan politik semata, atau juga politik Buddhis alias lebih tidak murni ajarannya, ini lah traumatis agama Buddha di Indonesia, Agama jadi landasan politik bukan pembentukan moral Diri.

Justru kalo kita ke India, nepal dimana tempat sang Buddha mengajar saja semua aliran ada, dan tidak perlu bertengkar satu sma lainnya. Dengan buku ini justru menyadarkan kita manfaat Buddha dharma yang sebenarnya.

Itu buku ini juga salah satu cerminan diri kita , jika mempelajari budhism dan mempraktekan ajarannya yang sesuai.

^
^ usul.masukin projek Dc,buat versi indonesianya ;D
seingat g kayaknya ada dekh bahasa Indonesianya, dah lupa soalnya buku lama

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #31 on: 21 August 2009, 01:24:24 PM »
http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/message/12749

Dear All,


Sekuntum teratai tuk Anda semua, para calon Buddha.


Saya menyarankan agar kita tidak reaktif thd apa yang sedang terjadi pada Buddhis di Korea Selatan namun berusaha menggali lebih dalam dan memahami konteks munculnya keadaan tersebut di sana dan mengambil hikmahnya untuk kita di sini.

Kenapa saya berpendapat demikian? Berikut adalah landasan yang mendasari pemikiran ini:

1. Kefanatikan sebagian orang yang merasa dirinya umat Kristiani yang kemudian mengganggu hak asasi umat beragama lain dan ketentraman serta keharmonisan antar umat beragama merupakan sesuatu yang perlu kita sikapi, suarakan, dan hadapi bersama secara arif dan berwelas asih, meskipun sangat tidak mudah untuk melakukannya. Menurut Dharma, manusia bukanlah musuh kita, ketidakpahaman yang membelenggu manusialah yang merupakan musuh kita yang sebenarnya.

Menyikapi, menyuarakan, dan menghadapi upaya evangelisasi yang kerap kita jumpai juga di Indonesia adalah manifestasi dari perbuatan pikiran kita. Lalu apa yang mendasari perbuatan pikiran kita tersebut? Apakah pandangan yang Buddhistik?

Apakah dalam proses menyikapi, menyuarakan, dan menghadapi upaya evangelisasi tersebut, kita malah melakukan kekerasan terhadap diri kita dan orang lain?

kita perlu menyikapi, menyuarakan, dan menghadapi upaya evangelisasi yang ditujukan kepada diri kita dan komunitas Buddhis, namun apa saja yang harus kita lakukan agar dalam proses tersebut, kita tidak melakukan tindak kekerasan secara verbal, fisik, dan mental terhadap diri sendiri dan orang lain? Oleh karena itu, ini akan berpulang kembali pada pertanyaan sudah Buddhistikkah pandangan dan perbuatan kita masing-masing yang merasa dan mengaku dirinya sebagai Buddhis dan apa upaya yang telah, sedang, dan akan kita lakukan dalam belajar, berlatih, dan berbagi ajaran dan praktek Dharma? 

2. Oleh karena itu, dalam tanggapan ini, saya memilih untuk lebih menyoroti internal kita sendiri.

Setelah sekian tahun bergerak dalam pergerakan Buddhis dan berinteraksi dengan para aktivis Buddhis nasional dan internasional dan juga para praktisi Buddhis dari berbagai tradisi, membuat saya berpikir lebih kritis thd agama Buddha itu sendiri.

Ketika kita berbicara soal agama Buddha, kita harus jelas dengan agama Buddha seperti apa yang ada di benak kita masing2.

Hal ini pernah saya tuliskan di milis ini dengan judul "Agama Buddha versi apakah yang kita masing-masing anut dan jalankan?"

Kalau kita baca berita tersebut secara mendalam, sekilas dijelaskan beberapa sebab dalam tubuh komunitas Buddhis Korea Selatan sendiri yang menyumbang pada keadaannya yang sekarang.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah terjemahan kutipan berita tersebut.

"Secara internal, bukan saja hirarki Buddhis terbelah oleh perpecahan dan perselisihan atas kendali asset keuangan dalam jumlah besar yang melibatkan properti wihara seperti tanah dan berbagai bangunan, tapi kegagalannya dalam menarik umat baru melalui pembaharuan juga berakibat pada semakin terpinggirkannya mereka.

Keasyikan mereka dengan asset material, yang kadang dilindungi dengan menyewa para preman ala mafia berkamuflase jubah biksu yang terlibat dalam perang antargang yang ganas, telah mengalienasi generasi muda pengelola Korea Inc. yang kuat secara sosial dan politis dan yang secara jumlah terus bertambah.

Mencermati kericuhan itu, beberapa analis menganggap hingar bingar yang barusan terjadi atas tindakan pemerintah yang dipersepsikan telah melecehkan dan sengaja menghina umat Buddha sebagai pertanda bahwa itu adalah upaya untuk mencari pekik penggalangan untuk menyatukan massa tersebut. Peristiwa itu bisa menjadi awal aktivisme politis baru untuk merevitalisasi momentum terbenamnya Buddhisme Korea, kata beberapa analis...



Tidak ada penyangkalan bahwa umat kr****n telah menjadi kekuatan yang dahsyat di masyarakat Korea. Pertama adalah jumlah mereka: orang yang mengaku Protestan atau ka****k Roma berkisar 14 juta lebi atau lebih dari 30% populasi. Jumlah Buddhis yang pernah dominan, menyusut hingga 10 jutaan, menurut hasil survei terakhir pemerintah pada tahun  2005.

Tapi sebenarnya berhubungan dengan naiknya umat kr****n di masyarakat Korea bukan jumlahnya yang terlalu merisaukan Buddhis. kr****n Korea memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibanding rekan Buddhis mereka. Sebuah survei yang belum lama ini dilakukan oleh seorang sarjana Buddhis menunjukkan bahwa 23.1% umat Prebiterian memiliki tingkat pendidikan akademi atau yang lebih tinggi (9.8% untuk umat ka****k) sementara Buddhis hanya 10.8%. Persepsi yang mengemuka adalah bahwa kr****n mewakili agama yang superior, agama orang Barat yang disertai pemikiran maju sementara agama Buddha adalah agama kuno yang dibelenggu tradisi, berada di tataran kepercayaan rakyat jelata, yang utamanya menghidupi dirinya dari janji yang tidak jelas tentang keberuntungan dan nasib baik, kata Kim Yong Pyo, seorang profesor di Universitas Buddhis Dongkook di Seoul.

Generasi yang lebih mudah lebih negatif lagi. "Anda tidak akan ke wihara di mana semua yang Anda lakukan hanyalah merapalkan sutra dan membungkuk hormat pada patung Buddha dan sepanjang waktu berkumpul dengan orang-orang tua," kata seorang mahasiswa yang tidak ingin diidentifikasikan namanya dengan nada yang merendahkan. Bagi dia, agama Buddha tidak lebih dari tahayul, sesuatu yang jauh dari teologi modern yang menjawab permasalahan-permasalahan masa kini..

Kwon Ki Jong, seorang profesor di kampus yang sama mengatakan bahwa semua ini adalah lagu lama. Organisasi Buddhis harus menemukan cara yang lebih baik untuk menyebar di kalangan umat, melalui cara-cara yang menarik pemikiran intelek yang rasional, bukan dengan cara yang mistik. Dia menyarankan agar diadakan berbagai seminar dan konferensi yang menggunakan bahasa dan istilah keagamaan yang modern untuk membahas masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan dan masyarakat modern. kalau tidak, agama Buddha akan tidak lagi relevan bagi pendengar muda Korea masa kini yang terdidik.

Meningkatkan kualitas ceramah adalah esensial untuk merevitalisasi agama Buddha dan membuatnya relevan untuk kaum muda Korea, kata Kwon. Dia menggarisbawahi kasus ini dengan jumlah yang menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah Buddhis terdidik yang meninggalkan agama Buddha.

Sementara Buddhis bergumul dengan pemerintah dan berdebat bagaimana menjaga agar agama mereka tetap segar, berbagai denominasi kr****n, meskipun melakukan ekspansi dengan begitu bersemangat, mengalami kritik yang serupa atas berbagai macam penyakit yang menderanya termasuk pelacuran profesi/jabatan dan penumpukan kekayaan. Sangat kaya dan kelewat bersemangat, mereka bergerak secara agresif sekali ke negara-negara Muslim, kemudian terlibat masalah dengan otoritas setempat karena kerja evangelikal mereka serta mengabaikan adat istiadat dan agama setempat. Pada tahun 2007, diberitakan bahwa pemerintah membayar uang tebusan puluhan jutaan dolar untuk membebaskan 23 dari mereka dari tawanan Taliban di Afghanistan. Salah satunya dipancung di Bagdad.
Sedangkan yang lain-lainnya telah dideportasi dari China karena berusaha menginfiltrasikan orang-orang yang telah beralih agama ke kr****n ke dalam Komunis Korea utara melalui wilayah-wilayah perbatasan.

Kemakmuran ekonomi Korea beberapa dekade terakhir ini mengartikan bahwa  donasi gereja dalam jumlah raksasa telah mengalir ke usaha misionaris di luar negeri. Buddhis Korea juga tidak terkecuali: mereka juga mengirim para biksu dan umat awam ke Burma, Thailand, dan Sri Lanka di mana agama Buddha masih kuat. Jadi pelacuran profesi/jabatan dan kesombongan yang berlebihan berakar dalam sekali di dalam aktivitas kr****n maupun Buddhis.

Seperti pembangunan ekonomi Korea, kuantitas telah menenggelamkan kualitas dalam kehidupan spiritual bangsa ini. Pergolakan belum lama ini dalam komunitas Buddhis mungkin merupakan bagian dari gambaran yang lebih besar bahwa kampanye reformasi sedang berjalan di wihara-wihara bangsa ini, sebagaimana gereja-gereja kr****n sedang memperdebatkan arah pertumbuhan mereka sekarang."

3. Menelaah secara mendalam kasus tersebut, saya berpendapat bahwa kalau hanya menggalang demo ke depan kedutaan besar Korea Selatan atau menuliskan petisi dan sejenisnya, tidak akan berdampak apa2 thd kondisi di sana. Saya lebih memilih waktu tersebut digunakan untuk melakukan hal yang bersifat fundamental, esensial, dan krusial seperti yang sedang dikerjakan di Dharmajala sekarang.

Selain itu, pada tahun 2005 ketika menghadiri INEB Conference India di Nagpur, saya berkenalan dengan para aktivis organisasi Buddhis awam Korea Selatan dan tahu bahwa mereka sedang melakukan hal2 yang fundamental tuk perkembangan Buddha Dharma di sana. Dengan kata lain, teman2 Buddhis di Korea Selatan tidak akan tinggal diam begitu saja. Banyak hal yang sedang mereka lakukan sekarang di sana. Dan kalaupun situasi kemudian akan berkembang menjadi sedemikian genting (saya meragukan hal ini), pasti akan menggalang dukungan dan bantuan internasional.

Sewaktu dalam perjalanan dari Oslo ke Copenhagen (antara tgl 6-8 Sep 08) di kapal laut, beberapa dari kami yang tergabung dalam jaringan INEB (International Network of Engaged Buddhists), termasuk dari Sekretariat INEB sendiri, ada berdiskusi sebentar mengenai hal ini. Intinya adalah belum ada permohonan bantuan tekanan internasional dari rekan kami yang di Korea Selatan. Jaringan yang tergabung di INEB cukup luas saat ini dan tersebar di berbagai benua dan dapat dikoordinir tuk melakukan sesuatu, minimal mengangkat persoalan ini secara lebih luas dan menggalang tekanan internasional.   

4. Jika kita cermati secara saksama berita tersebut di atas maka kita akan sampai pada persoalan intinya yaitu bagaimana menghasilkan pengamalan esensi ajaran Buddha yang berkualitas dan bagaimana menyampaikannya ke publik khususnya generasi muda yang terdidik dengan cara yang rasional, cerdas, dan kontekstual, yang relevan dengan realitas kehidupan sehari-hari individu dan masyarakat kontemporer.


5. Apakah di Indonesia sudah ada yang melakukan hal ini? Jawabannya adalah pasti ada. Banyak atau tidak yang melakukan? Sepengetahuan saya tidak banyak. Tapi di sana sini sudah ada upaya ke situ dan kita perlu mendukung sepenuhnya upaya-upaya tersebut.


Sudah waktunya umat Buddha Indonesia menjadi lebih kritis, lebih arif, dan lebih berwelas asih.


Berhenti untuk memperlakukan Dharma seperti motor atau mobil. Kalau rusak, baru dibawa ke bengkel dan ada montir atau ahli yang dapat diandalkan untuk membereskannya.


Tidak serta merta menganggap bahwa praktek Dharma ditentukan oleh model potongan rambut tertentu dan model busana tertentu yang dikemukan oleh seseorang dan oleh karena faktor-faktor tersebut, maka dana dan dukungan kemudian diarahkan ke sana.


Juga tidak mudah terkesima dan dibuat takjub dan tunduk oleh kepiawaian mengutip petikan kitab suci dan menyampaikannya di atas kertas maupun di atas panggung.


Penguasaan ajaran Dharma dan kemampuan untuk mengaktualisasikannya dalam kehidupan pribadi, kolektif, dan institusi tidak serta merta tersirat dari model potongan rambut, model busana yang dikenakan, dan model bangunan kediamannya, juga tidak identik dengan kepiawaian mengolah dan menyampaikan kutipan ayat serta memaparkannya secara menarik di atas kertas maupun di atas panggung, melainkan tercermin dari kualitas perbuatan ucapan, tubuh, dan pikiran yang bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, keluarga, komunitas, masyarakat, bangsa dan negera, lingkungan hidup, dunia, dan bahkan alam semesta. Kepada individu-individu, pergerakan-pergerakan, dan organisasi-organisasi yang mencerminkan kualitas perbuatan tersebutlah seharusnya dukungan dan dana dialirkan. Tapi naasnya, justru individu-individu, pergerakan-pergerakan, dan organisasi-organisasi semacam itu yang hampir selalu luput dari perhatian dan dukungan karena silaunya kilatan kulit kepala, makna historis dalam busana yang dikenakan serta model bangunan yang dihuni, hingar-bingar acara yang dipromosikan secara besar-besaran melalui EO, kepiawaian dalam mengolah dan melontarkan kata-kata di atas kertas maupun panggung, dsbnya.   

Selama umat Buddha Indonesia masih terjebak pada kemilau bentuk-bentuk luar dan gagal untuk mendukung perwujudan amalan esensi Dharma melalui kegiatan belajar, berlatih, dan berbagi yang sistematis, berkesinambungan, dan kontekstual, selama itu pula mayoritas umat Buddha Indonesia akan menjadi umat Buddha-Buddhaan, menyokong dan mendukung agama Buddha-Buddhaan, dan pada akhirnya, ketika berpisah dengan yang dikasih atau berkumpul dengan yang tidak disukai, atau menerima yang tidak diinginkannya, atau tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, akan menjadi bulan-bulanan duka, pribadi, kolektif, maupun institusi.



Semoga tanggapan ini dapat memberikan manfaat.


Thx


Salam Perjuangan

JL

-----------------------
ini adalah contoh Tidak hanya aliran Teravada memiliki masalah tapi juga Mahayana . Maka buku Broken buddha adalah buku refensi untuk cermin dalam diri kita

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #32 on: 23 December 2009, 09:29:13 PM »
Penerbitnya apa sih? Dulu pernah lihat versi bahasa indonesia dari ini buku, cuma gak sempat pinjam sama yang punya.

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #33 on: 19 February 2010, 11:17:12 PM »
Abis baca ebook nya, kesan pertama...

1. sedih. 
Karena ternyata bayangan / image Sangha Theravada dalam pikiran saya hancur berantakan.  Tapi memang saya tidak pernah aktif di wihara dan hanya senang membaca buku Buddhist dan latihan meditasi.  Dan agak2 shock dan sedih aja kalau ternyata dunia Theravada yang saya kagumi dari "luar", ternyata ada sisi jelek yang demikian.

2. membuka pikiran dan menambah wawasan.
Yah, memang semua hal ngk ada yang perfect. Dan untunglah seperti kata Sang Buddha: semua itu Anicca, dan jadi nya ngk terlalu sedih lagi hehehe

3. Buku ini sangat dianjurkan buat semua orang, khususnya umat Theravada.  Sebenarnya saya jauh lebih tertarik pada Pali Tipitaka dan teori Theravada, karena rasanya lebih cocok dengan saya. Tapi keyakinan terhadap Buddha dan Dhamma jauh lebih kuat daripada keyakinan saya terhadap Sangha. Mungkin memang tahap saya belum sampai ke sana.

semoga semua mahkluk berbahagia.
Saya juga mulai memahami dan bisa lebih menghargai aspek2 dari Mahayana, dan setidaknya saya ingin mulai berusaha dan ada tindakan aktif untuk melaksanakan : Semoga semua makhluk berbahagia

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #34 on: 20 February 2010, 06:36:16 AM »
 :'(

jadi LINK bukunya ada dimana ya ?  :'(
« Last Edit: 20 February 2010, 06:38:21 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #35 on: 20 February 2010, 08:07:54 AM »
kalau di search pake google dengan keyword "broken buddha" akan keluar link  http://www.google.co.id/search?q=broken+buddha&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

pilih aja link pertama, itu langsung e book nya.

Offline waliagung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 417
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #36 on: 20 February 2010, 08:37:27 AM »
kita ada bukan untuk membesarkan sebuah agama/aliran tertentu,,,,,,,

kita beragama untuk hidup berdampingan selaras harmonis dalam sistem alam,,,,,,

kita berkeyakinan bukan untuk menjadi jurang pemisah di antara kita semua,,,,,,,

kita berkumpul di sini untuk menemukan sebuah kebersamaan dalam BUDDHA DHAMMA

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #37 on: 20 February 2010, 12:19:35 PM »
g sih lom sempet baca bukunya tapi yg harus diinggat kita meneladani tiratana buddha damma  sagha(arya). n sangha yg dimaksud adalah arya sangha bukan sangha yg sperti sekarang namun kita tetap harus minghormati sangha yg sekarang n g yakin d dalam sangha yg sekarang ad yg sudah mencapai tingkat arya. n di sisi lain kita sering terikat pada sosok bhikkhu n cenderung memuja dia yang di takutkan dari ini ketika bhikkhu ini melakukan kesalahan (bhikkhu juga manusia ;) ) maka hancur hati pemujanya n bisa malah menghujat balik. jadi alangkah baiknya tetap kembali ke tiratana.
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Chuang

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: 1
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #38 on: 07 March 2010, 07:31:33 PM »
Rekan2 ada yang tahu tentang buku Broken Buddha atau di Indonesia judulnya Wajah Buddha yang Tertoreh. Buku yang mengkritisi budaya dan praktek bikkhu/biksu Theravada di beberapa negara Buddhis. Buku ini merupakan tulisan Ven. S. Dhamika [Theravada]. Bagi rekan2 yang udah pernah baca, mohon share di sini.
 ;D

Saya sudah lama membacanya. Ada kritik2 yg benar, ada yg setengah benar, dan ada pula yg tidak benar. Mungkin karena Bhante Dhammika lebih banyak mengamati praktik Theravada di Sri Lanka dan Singapura, tapi dia tidak menyinggung2 soal tradisi hutan dari Ajahn Mun dan Ajahn Chah serta murid2nya...(kalo gak salah ingat memang tidak ada dsinggung2, CMIIW). Bagi umat Buddha pemula, akan lebih baik jangan membaca buku ini duluu,, cukup "berbahaya".

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #39 on: 07 March 2010, 10:05:49 PM »
Rekan2 ada yang tahu tentang buku Broken Buddha atau di Indonesia judulnya Wajah Buddha yang Tertoreh. Buku yang mengkritisi budaya dan praktek bikkhu/biksu Theravada di beberapa negara Buddhis. Buku ini merupakan tulisan Ven. S. Dhamika [Theravada]. Bagi rekan2 yang udah pernah baca, mohon share di sini.
 ;D

Saya sudah lama membacanya. Ada kritik2 yg benar, ada yg setengah benar, dan ada pula yg tidak benar.

Yap benar! Memang setiap poin yang beliau tulis harus diselidiki terlebih dahulu karena terkdng tidak benar. Bagi saya kesalahan beliau dalam buku itu adalh beliau terlalu menggenalisir apapun praktik beberapa bhikkhu theravada yang salah saat ini sebagai praktik khas Theravada tanpa berpikir bahwa tradisi ini sudah memiliki sejarah yang berawal sejak lama sekali, dan tanpa berpikir bahwa ajaran Theravada yang  sesungguhnya pun juga menentang praktik2 salah yang beliau tulis dalam buku tersebut.

Offline Rati

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • semoga kentutku wangi
Re: Broken Buddha - Wajah Buddha yang Tertoreh [ina ver. ]
« Reply #40 on: 29 April 2012, 04:37:26 PM »
setahu saya, gaya penulisan Broken Buddha, lebih mirip diary, n biasanya kalau ngisi diary sih seharusnya jujur ttg apa yg dirasakan. jadi masih berdasarkan persepsi beliau. setau saya sih beliau cukup fair orangnya (pernah ketemu sih) cuma memang banyak hal yg tidak pernah diungkap oleh bhiku2 lain yang tertuang oleh beliau dlm tulisannya

menyangkut diary... pasti isinya apa yg dia lihat, dan rasakan. kita juga gak usah terl lalu pusing dgn perasaan dia

http://www.buddhistische-gesellschaft-berlin.de/downloads/brokenbuddhanew.pdf
saya suka yg versi inggris daripada indonesia
when life suck, just laugh to your self

 

anything