//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jhana dan tingkat kesucian  (Read 32766 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #30 on: 25 March 2008, 11:21:18 AM »
ariyānaṃ upavādakā -> agak susah terjemahannya, dulu saya menerjemahkan melakukan perbuatan buruk, tetapi bahasa inggrisnya reviler (yang menggunakan bahasa yang melecehkan/abusive language)

di Vissudhimagga dijelaskan : memiliki niat jahat terhadap suciwan, Buddha (Sammasambuddha), Pacekka Buddha, Murid-Murid (Ariya Sangha), perumah tangga yang sudah Sotapanna, mereka (si jahat) menggunakan bahasa yang melecehkan (abusive language) mereka (Para Suciwan) dengan tuduhan terburuk, mereka (si jahat) menolak kualitas spesial mereka (Para Suciwan), mereka (si jahat) melecehkan dan menolak (upbraid) mereka (Para Suciwan).

Hal tersebut termasuk akusala garuka kamma (kamma buruk yang berat) dengan buah langsung, dan merupakan rintangan ke alam bahagia dan Jalan.

Sepertinya hal tersebut berhubungan dengan pandangan salah, dan karenanya hal tersebut bisa dimaafkan, bukan maafnya yang menyebabkan rintangan tersebut hilang. Tetapi pandangan yang telah berubah menjadi benar.
Di Vinaya dilarang untuk tidak memaafkan, kecuali kalau seorang Bhikkhu mengetahui yang meminta maaf belum benar-benar menyadari kesalahannya.
Bagaimana kalau Para Suciwan tersebut telah Parinibanna?
Si pelaku harus pergi ke tempat di mana Suciwan tesebut Parinibanna, dan pergi sejauh ke tempat persemayaman (saya asumsikan tempat relik atau perabuan) dan harus meminta maaf di sana.

Masalahnya kalau cuma kata-kata, saya tidak akan menggunakan istilah melakukan perbuatan buruk. Di Yakkhapahāra Sutta (Ud. 39), ada seorang Yakkha memukul YM. Sariputta, karena dia (Yakkha) beranggapan bahwa dia memukul Bhikkhu biasa. Walaupun dia tidak mengetahui YM. Sariputta adalah seorang Suciwan, dia tetap masuk neraka.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #31 on: 20 December 2017, 12:10:11 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D
Kayak orang yang tidak punya keahlian melukis, diajari sampai tua pun, ia tidak akan pandai melukis, kecuali di kehidupan lampau ia pernah belajar melukis, kira-kira seperti itulah jika dalam banyak kehidupan lampau ia tidak mencapai jhana atau mandek dalam samadhi maka di kehidupan sekarang, ia mati-matian pun tidak dapat memenuhi absorpi satu objek dengan baik. Sebaliknya seorang yang memiliki bakat menggambar, diajari sedikit sudah mahir apalagi banyak, ia akan mahir melukis karena di kehidupan lampau ia telah belajar melukis, demikianlah di kehidupan sekarang jika ia meditasi ia mungkin akan mendapatkan absorpsi objek bahkan mungkin saja dalam waktu singkat ia mungkin akan mencapainya.
Kalau Ariyapuggala selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada, yaitu pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar maka dunia ini tidak akan kosong dari pemasuk-arus, sakadagami, anagami, dan Arahat.
Jika Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dengan sempurna maka di bumi ini di sini dan saat ini tidak mungkin tidak ada keempat ariyapuggala itu, jika dipraktekkan dengan sempurna, bukan sekadar hapal mati.
Tidak perlu takut menjadi pemasuk arus atau sakadagami karena jika memiliki jhana maka memiliki peluang mencapai nibbana akhir di rupaloka tanpa kembali ke alam kamaloka, yaitu sebagai jhananagamita = yang-tidak-kembali-jhana (Sotapanna atau sakadagami  yang mencapai nibbana akhir tanpa kembali ke alam kamaloka).

*Biasanya sotapanna dan sakadagami pemula, akan takut memasuki arah Nibbana, apalagi di bawah itu. Takut karena sebelumnya atau masih melekat sama dunia yang penuh dukkha ini. Salah satu alasannya, yaitu tidak mau meninggalkan duniawi karena masih dicengkram kehidupan rumah tangga dan cinta (kecintaan), kesenangan dan nafsu, dll.
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI

Offline adiyanshah

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #32 on: 21 December 2017, 11:49:05 AM »
terkadang mungkin kita terlalu fokus pada end-goal nya ( pencapaian jhana) sehingga kita sering kali kemudian mempertanyakan " jhana itu bisa dicapai gak ya?" , " bisa gak seh saya raih jhana?"

jhana cuma merupakan kondisi bathin, yakni suatu kondisi bathin yg cukup terasing dari sensasi indera dan terbebas dari faktor yg tidak bermanfaat ( vivicceva kāmehi, vivicca akusalehi dhammehi) ...kondisi ini jauh lebih baik ketimbang kondisi bathin kita saat ini yg amat bergantung pada sensasi indera. karena itu kondisi ini dipuji oleh mereka yg bijaksana. tapi seperti segala sesuatu yg terkondisi, maka jhana pun tidak kekal - tidak akan memuaskan seutuhnya - dan tak layak di genggam sbg aku, milikku, diriku

karena jhana merupakan kondisi bathin, maka pencapaian nya akan bergantung seberapa besar effort dan usaha yang anda investasikan ke arah sana.semakin besar dan serius, tentu peluang anda semakin baik.

effort dalam hal apa? effort untuk menghilangkan / minimal meminimalisir hal-hal yg membuat bathin anda sibuk dgn sensasi indera dan penuh dengan faktor-faktor yang tak bermanfaat...scr umum biasa dikenal sbg panca nivarana

kunci nya adalah pengkondisian bathin dan effort 


Offline siapa

  • Teman
  • **
  • Posts: 69
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #33 on: 30 January 2018, 01:05:11 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D

Jhana tidak mungkin dan tidak akan bisa DICAPAI oleh setiap ORANG !!!!

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
meditasi Buddhist....2 jenis itu....
« Reply #34 on: 16 February 2018, 06:34:36 AM »
Dua jenis meditasi dalam agama buddha
Agama buddha mengenal 2 ( dua )  macam meditasi ( bhavana ) :

1. Samatha bhavana adalah meditasi untuk mendapatkan ketenangan batin. Dengan melaksanakan samatha bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput hingga tertidur ditanah. Dengan demikian, samatha bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsentrasi yang disebut jhana dan mencapai berbagai kekuatan batin. Ada 5 tingkatan jhana yaitu :

A. Jhana pertama :
~ vitaka - usaha dalam tingkat permulaan untuk memegang obyek.
~ vicara - pikiran yang berhasil memegang obyek dengan kuat.
~ piti - kegiuran.
~ sukha - kebahagiaan.
~ ekaggata - pemusatan pikiran yang kuat.

B. Jhana kedua :
~ vicara, piti, sukha, ekaggata.

C. Jhana ketiga :
~ piti, sukha, ekaggata.

D. Jhana keempat :
~ sukha, ekaggata.

E. Jhana kelima :
~ ekaggata dan keseimbangan batin.

Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi. Ketenangan pikiran hanyalah salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau vipassana bhavana.

Meditasi samatha bhavana yang sangat dipujikan ialah brahma vihara bhavana yang terdiri dari :

~ metta bhavana
Meditasi cinta kasih terhadap semua makhluk.

~ karuna bhavana
Meditasi welas asih terhadap semua makhluk yang sedang menderita.

~ mudita bhavana
Meditasi yang mengandung simpati terhadap kebahagiaan orang lain dan semua makhluk.

~ upekha bhavana
Meditasi keseimbangan batin.

Brahma vihara bhavana dapat juga dipakai untuk melemahkan kecendrungan-kecendrungan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.

2. Vipassana bhavana adalah meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup, tentang hakikat sesungguhnya dari benda-benda. Dalam melaksanakan vipassana, obyeknya adalah nama rupa ( batin-materi ) atau pancakhanda. Ini dilakukan dengan memperhatikan gerak-gerik nama dan rupa terus menerus, sehingga dapat melihat dengan nyata bahwa nama dan rupa dicengkram oleh anicca ( ketidakkekalan ), dukkha ( derita ) dan anatta ( tanpa aku ).

Tujuan dari latihan-latihan bhavana ialah untuk menyingkirkan nivarana yang dianggap sebagai rintangan untuk memperoleh ketenangan batin maupun pandangan terang tentang hidup dan hakekat sesungguhnya dari benda-benda. Perincian dari nivarana adalah sbb :

~ kamacchanda : nafsu keinginan
~ vyapadac : keinginan jahat, kebencian dan amarah
~ thina middha : lamban, malas dan lesu
~ uddhacca kukkucca : gelisah dan cemas
~ vicikiccha : keragu-raguan.
merryXmas n happyNewYYYY 2018

 

anything