//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - aryaputra

Pages: [1] 2
1
DOA KEPADA DEWA KWAN SENG TEE KUN

Namo  Kwan  Seng Tee Kun (3x)
Terpujilah Dewa Kwan Seng Tee Kun, Pembela Kebenaran Yang Berani Dan  Berbudi
Luhur. (3x)
Kami Memuja Dan Berlindung Kepada Dewa Kwan Seng Tee Kun.
Semoga Dewa Kwan Seng Tee Kun senantiasa mendampingi dan melindungi kami
sehingga kami selamat dan terbebas dari mara bahaya serta kekuatan jahat.
Semoga Dewa Kwan Seng Tee Kun membangkitkan keberanian dan kekuatan
baik dalam diri kami mengikuti sifat Dewa Kwan Seng Tee Kun.

2
Diskusi Umum / UMAT BUDDHA YANG FANATIK
« on: 02 August 2012, 04:10:45 PM »
Ajaran Sang Buddha adalah penuntun bagi kita, untuk itu perlu dilatih dan dipraktekkan.  Sang Buddha tidak membabarkan ajarannya hanya untuk dibanding-bandingkan atau dibanggakan keunggulannya terhadap ajaran lain. Orang yg menguasai Tipitakapun belum tentu lebih suci dr umat awam yg hanya mengetahui sedikit ajaran Sang Buddha, tapi melatih dan mempraktekkan dgn sepenuh hati. Seperti Bhikkhu Culapanthaka yg tdak cukup pandai untuk mengerti ajaran Sang Buddha yg dalam, tetapi mencapai tingkat arahat dgn melatih dan mempraktekkan ajaran yg sangat sederhana.
Sering umat Buddha terjerumus dengan  kemelekatan pada ajaran yg dianutnya, entah karena merasa telah mempelajari ajaran Sang Buddha yg asli atau sebab lainnya. Bukannya melatih dan mempraktekkan ajaran yg diketahuinya, malah mereka membandingkan, mencari kelemahan, mengkritik ajaran Sang Buddha yg tidak sealiran dgn mereka. Bahkan sikap itu berkembang menjadi mempergunjingkan, mencela sesama umat dan pemuka agama yg tidak sealiran dgn mereka. Mereka  terbelenggu dgn pengetahuan berbagai  isi kitab suci, namun belum cukup bijaksana untuk mengerti inti hakekat dr ajaran Sang Buddha itu sendiri . Akhirnya hal itu membentuk umat Buddha yg fanatik. Selain karena kurangnya kebijaksanaan dari diri sendiri, kefanatikan ini juga dapat disebabkan warisan dr guru dan pemuka agama yg kurang bijaksana yg menurunkannya pada generasi selanjutnya.
Sebagai umat Buddha kita wajib mengembangkan ajaran Buddha berdasarkan contoh sifat dan sikap yg baik dr kita untuk dijadikan panutan bagi orang lain. Orang lebih menghormati perilaku kita yg baik dan terpuji drpd pengetahuan yg luas namun berperilaku yg tidak sesuai dgn pengetahuan kita. Semoga saja generasi muda sekarang sudah cukup bijaksana untuk meninggalkan sikap fanatik yg dpt menyebarkan benih2 kebencian dan permusuhan yg tidak sesuai dgn ajaran Sang Buddha.  _/\_

3
Ini adalah ajaran Sang Buddha mengenai perdebatan kepada para Bhikkhu yg dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari

“Para bhikkhu, jangan terlibat dalam perdebatan dengan mengatakan:
‘Engkau tidak memahami Dhamma dan Disiplin ini. Aku memahami Dhamma dan Disiplin ini. Apa yang engkau pahami dari Dhamma dan Disiplin ini!
Engkau mempraktikkan dengan cara yang salah, aku mempraktikkan dengan cara yang benar.
Apa yang seharusnya dikatakan sebelumnya engkau katakan sesudahnya; apa yang seharusnya engkau katakan sesudahnya engkau katakan sebelumnya.
Aku konsisten, engkau tidak konsisten.
Mengapa engkau begitu lama memikirkan apa yang telah dibalikkan.
Pendapatmu telah dibantah. Pergilah selamatkan pendapatmu, karena engkau telah dikalahkan, atau bebaskan dirimu juga jika mampu.’


Untuk alasan apakah?

Karena, para bhikkhu,
pembicaraan ini, adalah tidak bermanfaat, tidak berhubungan dengan dasar-dasar kehidupan suci, dan tidak menuntun menuju kejijikan, menuju kebosanan, menuju lenyapnya, menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.
“Ketika kalian berbicara, para bhikkhu,
kalian harus berbicara tentang: Ini adalah penderitaan’;
kalian harus berbicara tentang: ‘Ini adalah asal-mula penderitaan’;
kalian harus berbicara tentang: ‘Ini adalah lenyapnya penderitaan’;
kalian harus berbicara tentang: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’

Untuk alasan apakah?

Karena, para bhikkhu, pembicaraan ini adalah bermanfaat, berhubungan dengan dasar-dasar kehidupan suci, dan menuntun menuju kejijikan, menuju kebosanan, menuju lenyapnya, menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.
“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ …
Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”

4
Berbicara sangat besar nilainya karena melalui kata2 kita dapat berbagi pemikiran dan ide2 kita dengan orang lain.
Dalam berbicara sebaiknya kita tidak dikuasai pikiran2 seperti kemarahan, kebencian, dendam, kecemburuan, kesombongan dan egoisme.

Sang Buddha berkata: "Para Bhikkhu, terdapat kerugian dan bahaya dalam ucapan yg salah, pembicara yg selip lidah mengeluarkan kata2 dusta, fitnah, berbicara kasar dan omong kosong, setelah meninggal dunia nanti akan dilahirkan kembali di alam kehidupan yg menyedihkan"

Ucapan yg benar adalah menghindari  bicara dusta dan berbicara jujur
Jangan mengfitnah  dan bergunjing. Mengfitnah orang lain sangat kejam karena fitnah menghasilkan pernyataan yg tidak benar yg dimaksud untuk merusak nama baik seseorang. Memfitnah dapat didasari dengan mengatakan apa yg tidak benar karena pengetahuannya yg keliru, atau memang niat menjelek2kan orang.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg kasar, berbicara lembut dan sopan. Apa yg kita katakan dapat menimbulkan kegembiraan atau kesedihan, pujian atau celaan, nama baik atau nama buruk.
Kata2 yg lembut dapat meluluhkan hati yg keras, kata2 kasar dapat menyebabkan penderitaan tidak terkira. Sering kali kata2 yg diucapkan seseorang mencerminkan sifatnya.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg tidak berguna, bergunjing yg tidak menguntungkan siapapun. Jangan mengucapkan omong kosong atau memperolok-olok orang dengan kejam.

Sang Buddha menolak omong kosong, skandal dan desas desus, karena semuanya mengganggu ketenanangan dan konsentrasi.
"Daripada seribu kalimat yg tak berarti, lebih baik sepatah kata yg bermanfaat yg dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya"  _/\_


5
Jika demokrasi dipahami dalam pengertian yg dalam dan luas, maka demokrasi dapat dimasukkan dalam lingkup pemikiran mengenai kebebasan berpikir.
Ajaran Buddha mengenai toleransi, pemikiran mengenai diskusi, kebebasan memilih yg luar biasa, persamaan, tanpa kekerasan, ketidak kekalan. Pemikiran tersebut mengandung sifat demokrasi menyangkut isi dan maksudnya.

Saat mengajarkan hal yg dapat mencegah kemerosotan kepada kaum Vajji, Sang Buddha berkata kepada Ananda,
"Ananda, apakah engkau mendengar bahwa kaum Vajji sering dan rutin mengadakan permusyarawaratan?"
"Demikianlah yang telah saya dengar Yang Mulia."
"Ananda, selama kaum Vajji sering dan rutin mengadakan permusyawaratan, mereka diharapkan untuk menjadi makmur dan tidak merosot. Apakah engkau mendengar bahwa kaum Vajji berkumpul dan bubar secara damai dengan rukun, dan menangani urusannya dengan rukun?"
"Demikianlah yang telah saya dengar Yang Mulia."
"Ananda, selama kaum Vajji berkumpul dengan rukun, bubar dengan rukun, dan menangani urusannya dengan rukun, mereka dapat diharapkan untuk menjadi makmur dan tidak merosot"

Agama Buddha banyak membicarakan kebebasan berpikir.

Buddha berkata," Aku telah mengarahkanmu pada kebebasan, kebenaran itu harus direalisasi sendiri. Para Buddha hanya menunjukkan jalannya."

Ajaran ini hanya mengandung satu rasa, yaitu kekebasan.

 _/\_



6
Buddhisme untuk Pemula / Dua Cara Memuja
« on: 23 April 2012, 10:08:09 PM »
Ada dua cara memuja:
Amisa puja - memuja secara materi
Paptpatti puja - memuja secara praktek
Sang Buddha tidak melarang amisa - puja seperti mempersembahkan bunga2, buah2, dupa dsbnya.
Namun yg lebih baik adalah memuja dengan cara mempraktekkan ajaran yg Buddha
Sang Buddha berkata sebelum meninggal dunia:
"Pohon Sala kembar di kiri kanan ini penuh dengan bunga2an walaupun bukan musimnya dan mereka jatuh serta menaburi ke atas tubuh Tathagata. Tetapi Ananda, bukan dengan cara demikian Tathagata dihormati dan dipuja secara benar. Seorang bhikkhu, bhikkuni atau seorang umat awam, pria atau wanita, yang menjalankan tugas2itugas dengan pantas, penuh tanggung jawab dan bijaksana adalah dikatakan telah menghormati, memuja dan menyembah Tathagata dengan bentuk pemujaan yg tertinggi atau patipatti puja"  _/\_

7
Buddhisme untuk Pemula / Kesombongan adalah kekotoran batin
« on: 20 April 2012, 06:13:14 PM »
Kekotoran batin digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Tanha: Nafsu keinginan rendah, nafsu indera, yg merupakan akar penderitaan baik di dunia ini maupun di alam kehidupan lain.
Ditthi:  Pandangan keliru, pandangan salah, menganggap kesalahan sebagai kebenaran, kebenaran sebagai kesalahan, tidak dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya.
Mana:  Kesombongan, menganggap diri jauh lebih tinggi dari orang lain, jauh lebih pintar dari orang lain, tidak bersedia rendah hati kepada siapapun.

Menurut saya, cara untuk mengikis kekotoran batin yg lebih mudah dari perbandingan ketiga golongan itu adalah dimulai dengan perlahan-lahan mengubah sikap kita menjadi lebih rendah hati.

8
Diskusi Umum / Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« on: 20 April 2012, 11:08:07 AM »
Pada agama Buddha terdapat dua aliran besar, yaitu Mahayana dan Theravada. Ada beberapa perbedaan persepsi dr aliran2 tersebut yg kadang2 menimbulkan suatu perdebatan. Namun umat Buddha dapat mempraktekkan ajaran Buddha tanpa melekat pada aliran. Untuk itu yg perlu kita ketahui adalah persamaan antara dua aliran tersebut.
Mahayana dan Theravada adalah satu dalam penerimaan pada Sang Buddha dan ajaranNya sebagai satu2nya metode untuk mencapai kebahagiaan tertinggi Nibbana.

Mahayana dan Theravada sama2 menerima:
- Buddha Sakyamuni sebagai Sang Guru
- Empat Kesunyataan Mulia
- Delapan Jalan Kebenaran
- Pattica - Samuppada atau Keberasalan yang Bergantungan.
- Hukum Karma
- Anicca, Dukkha, Anatta.
- Sila, Samadhi, Panna
- Tumimbal Lahir
- Devaloka dan Brahmaloka.
- Nibbana.

Mahayana dan Theravada sama2 menolak:
- Makhluk adikuasa yg menciptakan dan memerintah dunia.
- Kepercayaan akan jiwa abadi

(Sumber: Keyakinan Umat Buddha - Bhikkhu Sri Dhammananda)

Dalam hal ini yg dibahas adalah ajaran Mahayana yg tidak dipengaruhi ajaran lain, seperti di Indonesia kadang karena pengaruh ajaran  Tri Dharma (Buddha, Tao, Konghucu) sebagai warisan perkembangan agama Buddha di masa lalu membuat suatu perbedaan ajaran yg baru.  _/\_

9
Diskusi Umum / Buddha Rupang
« on: 19 April 2012, 08:29:59 AM »
Buddha rupang / patung Buddha menurut umat Buddha adalah lambang untuk menghormati & mengenang keluhuran Sang Buddha dan ajarannya. Kita tidak menyembah dalam arti memohon keselamatan & perlindungan kepada patung tersebut. Apakah ada pengaruhnya jika patung Buddha di kuai pang / dibuka matanya (maaf kalau saya salah mengeja) atau di blessing dan ditempeli amulet (maaf kalau saya saya sebut nama bendanya) ? Mengapa ada pemahaman tersebut, seolah2 kita menganggap patung dapat mempunyai kekuatan untuk melindungi?  _/\_

10
Diskusi Umum / Sang Buddha sebagai dokter dan ahli bedah
« on: 18 April 2012, 05:36:08 PM »
Sang Buddha juga dikenal sebagai dokter yg tiada bandingannya (bhisakko), ahli bedah maha unggul (sallakatto anuttaro).
Cara Sang Buddha menjelaskan Empat Kebenaran Mulia dapat dibandingkan dengan seorang dokter. Pertama-tama Beliau mendiagnosa penyakit, kemudian menemukan penyebab penyakit itu, lalu mempertimbangkan penyembuhannya dan terakhir menerapkan pengobatannya.
Penderitaan (dukkha) adalah penyakitnya, nafsu keinginan (tanha) adalah penyebab timbulnya penyakit (samudaya), dengan memusnahkan nafsu keinginan, maka penyakit dilenyapkan dan itulah penyembuhannya (nirodha-nibbana), Jalan Mulia Berunsur Delapan (magga) adalah obatnya.

Sang Buddha juga menjelaskan dengan sistematis urutan untuk bebas dari Tumimbal Lahir yg merupakan bentuk penderitaan:
Dengan berhentinya seluruh ketidak tahuan (avijja), maka bentuk2 karma (sankhara) berhenti.
Dengan berhentinya bentuk2 karma (sankhara), maka kesadaran (vinnana) berhenti.
Dengan berhentinya kesadaran (vinnana), maka batin dan jasmani (nama-rupa) berhenti.
Dengan berhentinya batin dan jasmani (nama-rupa), maka enam landasan indra (salayatana) berhenti.
Dengan berhentinya enam landasan indra (salayatana), maka kontak (phassa) berhenti.
Dengan berhentinya kontak (phassa), maka perasaan (vedana) berhenti.
Dengan berhentinya perasaan (vedana), maka nafsu keinginan (tanha) berhenti.
Dengan berhentinya nafsu keinginan (tanha), maka kemelekatan ((upadana) berhenti.
Dengan berhentinya kemelekatan (upadana), maka penjelmaan (bhava) berhenti.
Dengan berhentinya penjelmaan (bhava), maka kelahiran (jati) berhenti.
Dengan berhentinya kelahiran (jati), maka pelapukan, kematian (jara-marana), dan kesedihan, keluh kesah, penderitaan dan keputus asaan berhenti.
Demikianlah berhentinya seluruh bentuk penderitaan.
 _/\_




11
Kita menyadari bahwa semua yg diperoleh dalam kehidupan ini hasil karma kita sendiri. Tidak ada tuhan yg mengatur hidup manusia. Tetapi sebagai manusia awam kadang kita membutuhkan pertolongan. Biasanya kita akan meminta tolong kepada sesama manusia seperti saudara, teman, bahkan orang yg tidak dikenal. Kita tentunya tidak meminta tolong kepada Sang Buddha Guru Agung yg telah mencapai Parinibbana.
Tetapi apakah kita boleh meminta tolong kepada dewa yg mungkin murid Sang Buddha dalam konteks sebagai sesama makhluk yg saat ini mempunyai buah karma baik jauh lebih besar drpd kita? Bukan sebagai penentu nasib kita.
Kita sadari bila meminta tolong kepada sesama manuisa ataupun dewa belum tentu diberikan. Bila mendapat pertolongan adalah berkat karma baik kita sedang berbuah saat ini. Tetapi bukankah jika kita tidak meminta tolong, belum tentu manusia ataupun dewa tahu kesulitan kita?

12
Umat Buddha mempunyai pandangan berbeda tentang kematian.
Kematian terjadi karena empat sebab yaitu:
1. Habisnya jangka waktu hidup ( berhubungan dengan masa pakai organ tubuh). Setiap alam kehidupan mempunyai jangka waktu hidup yg berbeda
2. Berakhirnya kekuatan Karma. Kekuatan Karmalah yg mengakibatkan semua makhluk mengalami kelahiran dan mempengaruhi perjalanan hidupnya
3. Habisnya jangka waktu hidup dan berakhirnya kekuatan Karma secara bersamaan
4. Kematian tidak wajar atau belum waktunya karena interupsi kekuatan Karma (Upacchedaka - Kamma). Terhentinya kehidupan karena kuatnya buah karma buruk.
Perumpamaannya seperti padamnya nyala sebuah lampu minyak diakibatkan:
1. Habisnya minyak
2. Habisnya sumbu
3. Minyak dan sumbu terbakar habis bersamaan
4. Tiupan angin kencang atau sengaja ditiup

13
Buddhisme untuk Pemula / Surga dan Neraka, apakah ada?
« on: 16 April 2012, 07:18:14 PM »
Umat Buddha percaya bahwa kehidupan saat ini hanyalah salah satu dr begitu banyaknya siklus kehidupan yg telah dan akan setiap makhluk lalui. Setiap makhluk dapat mengalami tumimbal lahir di 31 alam kehidupan, dan dapat terus mengembara di 26 alam kehidupan sesuai dengan buah karma hasil perbuatannya.
Umat Buddha percaya adanya Surga dan Neraka.
Neraka adalah satu alam dr empat alam kehidupan yg menyedihkan.
Surga ada enam tingkat alam yg merupakan bagian dr tujuh alam kehidupan nafsu indera yg menyenangkan.
Umat Buddha tidak percaya bahwa kehidupan saat ini yg singkat merupakan satu2nya kehidupan yg akan menentukan kehidupan abadi di Surga dan Neraka. Sungguh suatu hal yg sangat tidak adil.
Umat Buddha percaya bahwa kehidupan di Surga dan Neraka tidaklah abadi, setiap makhluk akan mengalami meninggalkan kehidupan di Surga ataupun Neraka setelah buah karma baik ataupun buruknya telah habis.
Tujuan umat Buddha bukanlah Surga, namun Nibanna di mana telah telah terputusnya siklus tumimbal lahir, yg jauh lebih tinggi daripada kehidupan di Surga.  _/\_

14
Metta adalah cinta kasih yg universal dan tanpa pamrih.
Karuna adalah Welas Asih, merasa kasihan terhadap penderitaan makhluk lain.
Mudita andalah empati atas kegembiraan atau kesedihan orang lain.
Apakah hari ini kita pernah mengharapkan orang lain celaka karena marah dan benci? Atau menyumpahi orang karena telah mengganggu kenyamanan pekerjaan atau saat kita berkendara?
Apakah hari ini kita telah mencelakai / memaki / membodohi / memperolok orang sehingga orang lain menderita. Atau mensyukuri kasus2 yg menjerat orang terkenal?
Apakah hari ini kita merasa iri melihat orang lain mendapat keberuntungan yg melebihi kita? Apakah kita sudah turut bergembira bila saingan kita naik pangkat?
Perasaan2 tersebut timbul tanpa kita sadari, dan sering kali  kita sulit mengendalikannya. Padahal itu hanyalah satu dari begitu banyaknya  ajaran Sang Buddha yg sangat mulia.  _/\_

15
Sang Buddha tidak mencegah umatnya untuk mempelajari ajaran agama lain, malah Sang Buddha mendorong umatnya untuk mempelajari dan membandingkan ajarannya dgn ajaran lain2nya. Sang Buddha berkata bahwa jika ada ajaran yg beralasan dan rasional pada agama lain, umatnya bebas untuk menghormati ajaran tersebut. Agama Buddha adalah satu2nya agama yg menyarankan umatnya untuk tidak mempercayai ajaran agama tanpa mempertimbangkannya dengan baik, harus dengan pengamatan dan analisa secara hati2, harus yakin ajaran itu cocok dgn akal budi dan mendukung untuk kebaikan diri sendiri maupun semua orang.
Agama Buddha tidak pernah mencoba mempengaruhi umat agama lain untuk memeluk agama Buddha dengan iming2 kesembuhan, mukjijat dan keselamatan yg pilih kasih.
Agama Buddha selalu berdiri untuk kemajuan pengetahuan dan kebebasan kemanusiaan di semua tingkat kehidupan. Tidak ada ajaran Sang Buddha yg harus ditarik atau direvisi dalam menghadapi penemuan pengetahuan ilmiah modern. Semakin banyak hal2 baru yg ditemukan ilmuwan, semakin dekat mereka dengan penjelasan Sang Buddha tentang alam semesta.
Albert Eistein, Bapak Ilmu Pengetahuan Modern berkata," Jika ada agama yang dapat memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, agama itu adalah Buddhisme"
Ajaran Sang Buddha sangat ilmiah, sangat rasional, sehingga akan menjadi suatu kebanggaan bagi seseorang dalam dunia modern untuk menyebut dirinya sebagai UMAT BUDDHA.  _/\_ ^:)^ ^:)^ ^:)^

Pages: [1] 2
anything