//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)  (Read 12762 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« on: 17 October 2012, 09:31:15 PM »
Disalin dari buku Meditasi Pernapasan, Penerbit Ayusta, 1979

MEDITASI PERNAPASAN
 


Oleh: Upasaka Dhyanasukha
 
PENDAHULUAN
Banyak diantara kita yag telah mendengar mengenai meditasi, ada yang telah memahami dan melatihnya dengan tekun, ada yang barumencoba untuk berlatih dan ada pula yang baru sekedar mendengar dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut.
Isi buku yang sederhana ini tidak saja berguna bagi mereka yang sekedar ingin mengetahui tetapi justru terutama sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin berlatih meditasi dengan sungguh-sungguh.
Dalam jaman modern sekarang ini, yang diwarnai dengan tingkat aktivitas yang tinggi, selalu serba cepat, serba banyak, serba lebihdari yang lain ternyata mempunyai dampak yang kurang baik bagi keadaan batin dan ketenangan hidup kita. Sehingga banyak diantara kita yang hidup dalam keadaan tegang, penuh khawatir, tidak bisa tidur dan mengakibatkan berbagai penyakit seperti sakit lambung, tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan lainnya.
 
Meditasi, sebagai suatu seni untuk menentramkan batin merupakan suatu ilmu yang sudah kuno, yang berakar lebih dari 3000 tahun yang silam pada peradaban awal di lembah sungai Indus, yang sekarang dikenal sebagai India. Walaupun kuno, ternayata meditasi merupakan suatu alternatif yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan berbagai macam obat penenang, dan obat tidur yang umumnya mengakibatkan ketergantungan atau kecanduan yang parah.
Bahkan lebih daripada itu, meditasi yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan membuat si pelaksana hidup lebih wajar, lebih tenteram, dan lebih gembira. Ia akan memiliki sikap hidup yang positif, lebih toleran, lebih tangguh, dan lebih tabah.
Berbeda dengan berlatih olahraga, latihan meditasi tidak mempunyai suatu target yang harus dicapai, tetapi memerlukan ketekunan yang luar biasa untuk melatihnya.
 
PERSIAPAN
Sebelum mulai berlatih, alangkah baiknya bila kita memahami serba sedikit teori dasar bermeditasi.
Berlatih meditasi tidaklah sama dengan olahraga, yang biasanya bertujuan mencapai prestasi tertentu. Di dalam melaksanakan latihan meditasi, tidak ada prestasi yang harus dikejar, tidak ada orang lain yang harus dilampaui pencapaiannya, karena tujuan meditasi adalah mengendalikan pikiran kita sendiri, dengan mengendalikan pikiran kita sendiri maka kita akan menikmati ketenangan yang dalam; kita tidak lagi dikacaukan oleh pikiran yang memang bersifat selalu berubah-ubah setiap saat.
Perlu pula kita pahami, berlatih meditasi pernapasan bukannya hendak mengatur panjang-pendeknya napas, bahkan semua napas harus sewajarnya. Tidak ada usaha untuk menarik napas sepanjang mungkin, atau usaha menahan napas selama mungkin. Semua napas harus sewajarnya dan alamiah, bila napas itu pendek, ya bernapas pendek; bila bernapas panjang dan halus dikenali pula bahwa kita bernapas
panjang dan halus.
Dan bila berlatih dengan tekun, lama kelamaan secara otomatis napas kita akan panjang dan halus, tanpa suatu usaha apapun dan hal ini terjadi alamiah.
 
Makanan
Haruskah kita berpantang makan daging atau vegetarian bila ingin berlatih meditasi?
Pertanyaan seperti inipun sering sekali diajukan, jawabannya adalah bahwa tidak ada keharusan untuk tidak makan daging. Tetapi seperti kita ketahui bersama, pada saat menjelang ajal,makhluk apapun selalu meronta-ronta ingin mempertahankan kehidupannya masing-masing yang sangat berharga itu, dan sebagai akibatnya,  perasaan takut,gelisah serta ngeri menjelang disembelih ini, masih akan terbawa pada daging yang kita makan dan akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan yang sama pula dalam diri kita.
Oleh karena itu, terutama bagi pemula, dianjurkan untuk berpantang makan daging yang akan
memudahkan mereka untuk menjadi tenang dalam berlatih meditasi.
Hal inipun sejalan dengan berbagai bukti yang menunjukkan berpantang makan daging menjadi membuat yang melakukannya menjadi lebih tenang dan lebih sabar daripada sebelumnya.
 
 
Waktu untuk berlatih
 
Setiap orang mempunyai pola hidup dan aktivitas sehari-hari yang berbeda-beda, ada yang baru sempat meluangkan waktu setelah jam 4 sore, ada yang justru di pagi hari ia berada pada kondisi yagn sebaik-baiknya untuk berlatih meditasi. Oleh karena itu pada dasarnya tidak ada waktu tertentu yang terbaik untuk berlatih meditasi.
Walaupun umumnya dianjurkan untuk berlatih pada pagi hari antara
pukul 4.00 sampai 6.00 dan petang hari antara 5.00 sampai 7.00, tetapi waktu yang berbaik bagi anda, tergantung pada anda sendiri dan itu tidak perlu sama dengan orang lain.
Sebagai suatu patokan yang sederhana, waktu yang terbaik bagi anda adalah bila pada waktu-waktu tersebut anda lebih mudah memusatkan pikiran dibandingkan dengan waktu lainnya, maka itulah waktu terbaik bagi anda.
Adapun alasan yang menyatakan bahwa umumnya pagi hari pukul 4.00 adalah waktu yang terbaik untuk berlatih, tidak lain karena pada saat itu masih belum banyak kegiatan yang dilakukan, suasana di sekeliling kita masih hening,  sunyi senyap, karena itu akan lebih mudah untuk memusatkan perhatian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah agar berlatih dalam keadaan perut kita tidak terlalu kosong atau lapar, dan juga tidak terlalu kenyang. Bila kita ingin berlatih setelah selesai bersantap, sebaiknya satu jam setelah bersantap untuk memberi kesempatan lambung kita bekerja dengan sempurna melumatkan makanan yagn telah kita telan.
Kapanpun waktu yang kita pilih, ada hal yang harus kita lakukan dalam usaha membina disiplin, yaitu kita harus berusaha agar secara teratur kita berlatih pada waktu yang telah kita pilih. Dengan disiplin yang seperti ini, lambat laun daur biologik dalam tubuh dan batin kita akan menjadi serasi, sehingga pada jam-jam tersebut otomatis seluruh batin dan jasmani bresiap-siap untuk berlatih meditasi.
 
 
Mandi
 
Dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum berlatih, agar tubuh kitamenjadi bersih dan segar serta tidak mengantuk. Dan jangan lupa, perasaan bahwa badan kita bersih dan segar akan lebih membantu kita memusatkan perhatian dibandingkan bila kita merasa tubuh kita lengket, berminyak, berkeringat, kotor atau bau.
 
 
Pakaian
 
Pakaian yang dikenakan sebaiknya yang cukup longgar sehingga bila anda duduk untuk waktu yang cukup lama tidak ada bagian-bagian tubuh yang tertarik kencang dan menyebabkan kesemutan. Bagi yang tinggal ditempat yang dingin, tentu perlu mengenakan pakaian yang cukup tebal untuk menahan suhu undara yang dingin.
 
 
Tempat berlatih
 
Berlatih meditasi, memerlukan suasana sekeliling yang tenang terutama bagi para pemula. tempat yang tenang itu bisa berupa suatu kamar yang tersendiri, di kebun, di taman, di rumah ibadah pada saat-saat sepi, ataupun di ruang kerja anda sendiri, yang penting adalah kita dapat berada di situ tanpa gangguan dari siapapun untuk waktu yang cukup lama.
 
 
MULAI BERLATIH
 
Sikap duduk
 
Sikap duduk kita pada waktu berlatih, harus tegak tetapi santai, tidak kaku atau tegang. Salah satu sikap duduk yang dapat membantu berlatih dalam waktu yang cukup lama adalah sikap bunga teratai atau padmasana, yaitu kedua kaki disilangkan satu sama lain. Bagi yang sudah terlatih, sikap ini sangat enak, karena akan membantunya untuk berada dalam posisi tegak dan seimbang untuk waktu yang cukup lama. Sedangkan yang baru permulaan berlatih, bila belum bisa, dapat menggunakan sikap duduk setengah padmasana, yaitu satu kaki disilangkan dibawah yang lain.
 
 
Mengendurkan ketegangan
 
Setelah duduk dengan sikap yang enak, sambil menutupkan mata, secara mental kita mencoba mengurutkan dari atas atau ubun-ubun kepala terus ke bawah sampai ke ujung kaki, untuk melemaskan ketegangan otot-otot yang ada, misalnya pada otot-otot kening bila kita terlalu tegang atau kaku, ini harus dikendurkan, dibuat santai, begitu pula, otot mulut yang terkatup harus tidak kaku, terus perlahan-lahan
ke bawah semua otot yang kaku atau tegang dikendurkan. Bila napas terasa tertahan, tariklah napas dalam-dalam dan hembuskan napas perlahan-lahan sampai habis, dan kita akan merasa lebih santai dan kendur. Usaha mengendurkan ketegangan ini dapat dilakukan beberapa kali, dan merupakan suatu usaha pertama dalam meditasi , yaitu pengalihan perhatian kita yang biasannya tertuju keluar jasmani kita menjadi kepada jasmani kita sendiri. Bila sebelumnya kita tidak menyadari ketegangan yang ada pada otot-otot kita, maka dengan latihan mengendurkan ini, kita akan menyadari sepenuhnya betapa berat kerja otot-otot kita yang diberi tegangan tanpa kita sadari.
 
Bernapas dengan wajar
 
Dalam berlatih apakah kita perlu menarik napas panjang-panjang?
Perlu diingat pula disini, bahwa berlatih meditasi pernapasan bukanlah bertujuan untuk mengatur napas kita menjadi lebih panjang ataupun menahan napas kita selama mungkin untuk memperoleh kekuatan. Semua usaha untuk mengatur napas itu sebetulnya tidaklah membantu kita untuk mencapai ketenangan yang sesungguhnya; oleh karena itu bila berlatih, napas tidak perlu diatur-atur, tetapi sebaliknya bernapas dengan wajar saja secara alami, dan tubuh kitapun mempunyai mekanisme yang akan membuat napas itu akan menjadi teratur dan panjang dengan sendirinya tanpa campur tangan kita.
 
 
Tahap pertama : Menghitung Napas
 
Menghitung napas ditujukan kepada mereka yang baru pertama kali berlatih meditasi, tujuannya adalah mengikat pikiran kita yang biasanya berkelana kian kemari, kepada hitungan napas kita.
Saat bermeditasi, kita bernapas melalui hidung. Dengan memperhatikan sentuhan napas di ujung hidung, kita mulai menghitung. Setiap kali napas masuk, dihitung, "satu", napas masuk berikutnya, "dua", dan seterusnya sampai "sepuluh". Setelah itu kembali mulai dari "satu".
Mengapa tidak diteruskan perhitungannya itu sampai ke seratus atau ke seribu? Karena, tujuan kita bukanlah menghitung berapa kali kita bernapas, tetapi mengalihkan pikiran dan perhatian kita kepada satu objek yaitu napas. Perhitungan hanyalah merupakan sarana agar perhatian dan pikiran kita yang selalu ingin berkelana kemana-mana menjadi terpusat pada satu objek.
Sampai berapa lama latihan menghitung napas ini dilakukan? Seperti disebutkan diatas, menghitung merupakan sarana bagi pemusatan pikiran. Maka bila pikiran sudah dapat terpusat pada napas, kita dapat beralih ke latihan berikutnya yaitu pada latihan "mengikuti napas".
 
Tahap kedua : Mengikuti napas.
 
Bagi mereka yang telah sering berlatih, maka latihan menghitung napas dapat dilompati, langsung berlatih mengikuti napas;  tetapi bila mengalami kesulitan dapat kembali berlatih menghitung napas, sebagai usaha awal untuk tahap-tahap berikutnya.
"Mengikuti napas" maksudnya adalah kita mengikuti napas dengan penuh perhatian. Hal ini diterangkan sebagai berikut: "Ketika si meditator menarik napas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik napas panjang; ketika ia menarik napas pendek. Ia mengetahui bahwa ia menarik napas pendek; ketika ia menghembuskan napas panjang, ia mengetahui bawah ia menghembuskan napas panjang; ketika ia menghembuskan napas pendek, ia mengetahui bahwa ia menghembuskan napas pendek."
"Mengikut napas" berarti memperhatikan pada saat napas itu mulai menyentuh ujung hidung, kemudian terus sampai pada ujung akhir dari proses menarik napas, pada saat itu harus dikenali bahwa napas yang masuk itu berangur-angsur menjadi berhenti. Dan kemudian dimulai proses mengeluarkan napas yang berangsur-angsur makin perlahan kemudian berhenti untuk memulai menarik napas lagi.
Perlu diingat, ada pengertian yang keliru mengenai istilah "mengikuti" napas, ada yang beranggapan "mengikuti napas" berarti mengikuti napas dari ujung hidung sampai ke rongga dada ataupun sampai ke perut. Ini adalah pengertian yang keliru. Dengan latihan seperti ini maka akan sulit melangkah ke tahap berikutnya yaitu "memperhatikan sentuhan napas".
 
Untuk lebih menjelaskan latihan "mengikuti napas", ada sebuah perumpamaan, yaitu perumpamaan “menggergaji”. Bila kita mengergaji sepotong kayu, balok misalnya, maka sambil menggerakkan gergaji maju mundur untuk memotong, perhatian kita dipusatkan pada titik sentuhan mata-gergaji dengan balok yang akan kita potong. Kita tidak memperhatikan mata-gergaji yang telah menyentuh dan bergerak menjauhi titik sentuhan itu, dan kitapun tidak memperhatikan mata gergaji yang belum mengenai titik sentuh itu; gergaji yang bergerak memotong adalah perumpamaan dari napas yang masuk dan napas yang keluar sedangkan ujung hidung diumpamakan sebagai titik sentuh antara mata gergaji denga balok.
 
Setelah berlatih "mengikuti napas" dengan tekun, maka bila kita dapat memusatkan perhatian kita sepenuhnya pada napas akan timbul ketenangan yang belum pernah kita alami sebelumnya di sertai kegembiraan. Dan karena pikiran kita tidak berkeliaran kemana-mana maka jasmani kitapun mulai menjadi tenang, selaras dan terasa menyenangkan. Napas kita masin lama makin halus dan panjang, dan sebagai hasilnya kita merasa menjadi lebih tenang, perasaan letihpun lenyap; bahkan sebaliknya jasmnai kita terasa segar menyenangkan.
Berapa lama kita berlatih "mengikuti napas?" Latihan ini diteruskan sampai pada suatu saat,  - karena ketenangan batin -, napas kita makin halus sampai seolah-olah napas itu lenyap.   Keadaan ini bisa berlangsung beberapa menit lamanya. Dan itulah saat peralihan ke
latihan berikutnya yaitu berlatih "memperhatikan sentuhan napas".
 
 

~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (2)
« Reply #1 on: 17 October 2012, 09:31:59 PM »
Tahap ketiga: Memperhatikan sentuhan napas.
 
Karena napas yang makin lama makin tenang dan makin halus sehingga tidak terasa lagi, pada beberapa orang yang mengalami hal ini akan terkejut, karena mengira bahwa dirinya tidak bernapas lagi, tetapi sebenarnya tidak demikian. Sesungguhnya napas itu masih tetap ada, tetapi karena sedemikian halusnya, maka seolah-olah telah lenyap.
Ada sebuah perumpamaan yang berkenaan dengan hal ini, yaitu mengenai perumpamaan petani dengan lembunya, sebagai berikut:
"Seorang petani yang sudah kelelahan membajak sawahnya, beristirahat melepaskan lelah dibawa pohon yang rindang, kerbaunya dibiarkan merumput di dekatnya. Karena terlalu lelah, ia dengan segera tertidur dengan nyenyak. Menjelang sore hari ia terbangun dan tidak melihat kerbaunya; ia melihat disekelilingnya dan kerbaunya tetap tidak terlihat; maka ia lalu bangkit dan pergi ke tepi sungai tempat ia biasa memberi minum dan memandikan kerbaunya. Dan disana petani itu mendapatkan kerbaunya sedang minum."
Yang diumpamakan dengan kerbau ialah napas kita, yang akan selalu dijumpai di tempatnya, yaitu di ujung hidung.
Dengan menyadari bahwa napas akan selalu ada sepanjang kehidupan kita, hanya sekarang sangat halus sehingga tidak terasa, maka kita harus kembali memusatkan perhatian kita pada ujung hidung, dan dengan seksama memperhatikan sentuhan napas yang mulai terasa lagi.
Betapapun halusnya napas itu, tetap akan terasa di ujung hidung. Jika masih belum terasa, berarti perhatian dan pemusatan pikiran yang diberikan masih kurang kuat.
Dengan usaha ini, kita akan tetap sadar pada sentuhan napas pada ujung hidung, tanpa kehilangan jejak.
Jika pada tahap sebelumnya kita sering tidak tahu salah satu tahap dari pernapasan secara jelas, misalnya hanya tahu tahap pertengahan dan tahap akhir proses pernapasan, maka pada saat ini perlu dikembangkan agar keseluruhan proses pernapasan itu diketahui dengan memberikan perhatian yang sama banyaknya pada setiap tahap.
Dengan latihan yang tekun kita akan mengetahui secara detail setiap tahap dari proses napas dengan jelas.
 
 
Tahap Keempat: Menenangkan Napas
 
Tahap berikutnya adalah menenangkan napas. Dengan melanjutkan perhatian pada keseluruhan 'tubuh' napas (awal, pertengahan, dan akhir dari proses menarik dan mengeluarkan napas) tanpa terputus-putus, akan nyata bagi kita bahwa proses napas itu bergetar atau bergelombang dengan kasar dan demikian pula proses mental yang mengikuti juga menjadi bergetar dan bergelombang sesuai dengan napas
Untuk berusaha agar pernapasan dan proses mental yang mengikuti menjadi lebih tenang. Karena itu tahap ini disebut sebagai "Menenangkan Napas."
Dengan memperhatikan faktor-faktor batin yang menyertai perhatian kita pada sentuhan di ujung hidung, kita mengetahui ada perasaan tenang yang menyertai perhatian kita, Ketenangan ini dikembangkan dengan tetap mempertahankan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung. Dengan tekun usaha ini dilanjutkan sehingga lama kelamaan napas kitapun menjadi halus serta rata; dan demikian pula batin kita menjadi makin tenang, sedangkan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung terus berkesinambungan tidak terputus-putus.
Usaha yang kita lakukan ini disebut sebagai "Menenangkan Napas"
Dalam perkembangannya, dengan berlanjutnya usaha menenangkan napas, akan terasa seolah-olah ada ketenangan dengan jelas sampai pada detail-detail proses pernapasan.
Pada tahap ini, akan muncul "tanda" atau gambaran batin yang menunjukkan bahwa telah berhasil mencapai konsentrasi. Tanda-tanda itu berbeda antara satu orang dengan yang lain, misalnya ada yang merasa bahwa ujung hidungnya seperti digosok dengan kapas atau sutera yang sangat lembut. Ada pula yang mengalami seolah-olah ada cahaya yang sangat terang benderang menyilaukan bagai matahari; melihat cahaya warna-warni yang indah. Meskipun demikian, perhatian terhadap ujung hidung tempat sentuhan napas masih tetap kuat dan mantap tidak teralihkan.
Munculnya berbagai tanda atau gambaran batin itu merupakan tercapainya tahap awal-samadhi (upacara-samdhi).
 
 
MENCAPAI KETENANGAN SAMADHI
 
Dengan melanjutkan latihan menenangkan napas, maka lambat laun akan dapat mencapai ketenangan samadhi sepenuhnya yang diawali dengan tercapainya keadaan batin yang dikenal sebagai Jhana/Dhyana pertama dan seterusnya sampai Jhana/Dhyana keempat.
Biasanya tahap ini sulit dicapai karena umumnya orang sangat bangga setelah mencapai tahap awal-samadhi, seperti melihat cahaya terang dan berbagai gambaran batin yang lain. Dan pada saat ini, kecerdasan seolah-olah berlipat ganda, banyak masalah yang sebelumnya tidak dapat dipikirkan jalan keluarnya, sekarang tampak mudah. Ia akan memiliki keyakinan yang meluap-luap, ingin menceritakan pengalaman-pengalamannya kepada orang lain, dan makin rajin menganjurkan teman-temannya untuk berlatih meditasi. Tetapi ini semua sesungguhnya merupakan jebakan bagi para pelaksana meditasi, karena akan mengikatnya untuk tidak melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu samadhi sepenuhnya atau Jhana/Dhyana.
Untuk melepaskan diri dari perangkap itu, maka kita harus memahami bahwa semua gambaran batin itu bukanlah keadaan samadhi yang sesungguhnya, baru pada tahap awal. Dengan tidak menghiraukan berbagai tanda atau gambaran batin, perhatian diarahkan kembali pada sentuhan napas yang ujung hidung sambil mengembangkan ketenangan yagn telah diperolehnya; dan disertai dengan ketekunan maka akhirnya akan mencapai ketenangan samadhi yang sesungguhnya, yaitu Jhana/Dhyana Pertama.
Bagi meditator yang untuk pertama kalinya mencicipi ketenangan dalam Dhyana Pertama, maka akan sangat meresap dalam batin sanubari mereka, ketenangan dan kedamaian yang belum pernah dirasakan sebelumnya serta tak akan telupakan, dan ketenangan ini masih akan tersisa beberapa saat atau bahkan beberapa hari sesudahnya.
 
 
MANFAAT DARI LATIHAN MEDITASI PERNAPASAN
 
Sesungguhnya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari latihan meditasi pernapasan yang dilakukan dengan tekun. Berikut ini akan diberikan beberapa manfaat dari latihan meditasi ini, yaitu:
 
1.. Memudahkan berkonsentrasi.
Seperti telah dijelaskan di bagian depan, pada tahap awal kita berlatih, selalu terjadi pikiran kita melantur ke mana-mana, dan untuk menjinakkannya, pikiran yang melantur itu disadari diberi komentar 'pikiran melantur', 'melantur; dan kemudian setelah itu kita pusatkan kembali pada objek semula misalnya menghitung, atau memperhatikan sentuhan. Hal ini terhadi berulang-ulang dengan tak terhitung banyaknya usaha kita untuk mengembalikan pikiran pada objek konsentrasi, sehingga lama kelamaan usaha itu terjadi secara otomatis.
Tentunya dalam kegiatan kita sehari-haripun akan terjadi hal yang sama, misalnya bagi pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar, bila pikiran itu terbang dari buku pelajaran yang sedang dihadapi, akan dapat segera dikenali dan kemudian dibawa kembali pada objek semula, yaitu buku pelajaran.
Demikian pula pada setiap orang yang bekerja ataupun pada ibu-ibu rumah tangga bagi merekapun akan mudah untuk memusatkan pikiran; sehingga tidaklah terjadi kaki terantuk batu, batu yang disalahkan, padahal sebabnya adalah pikiran kita tidak dipusatkan pada langkah kaki.
 
2.. Memberikan ketenangan.
Dalam abad modern yang sangat maju ini, semua orang menjadi berlomba-lomba untuk maju yang diukur dari prestasi mencapai harta dan kedudukan semaksimal mungkin, sehingga semua orang menjadi tergesa-gesa, gelisah, cemas, dan khawatir. Maka dalam dunia yang serba berpacu seperti ini latihan meditasi akan memberikan ketenangan yang sudah menjadi komoditi langka terutama di kota-kota besar.
 
3.. Lebih mengenal diri kita sendiri dan sesama kita.
Jika kita belajar sesuatu, umumnya kita mengarahkan perhatian kita keluar dari diri kita, maka latihan pernapasan ini sungguhnya mengarahkan perhatian kita ke dalam diri kita sendiri sehingga kita akan lebih mengenal diri kita sendiri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dengan mengenal proses mental yang ada, misalnya gembira, marah, sedih, takut dalam diri sendiri, maka kitapun akan lebih memahami sesama kita, akan menjadi lebih toleran dan tidak cepat tersinggung.
 
4.. Lebih mudah mengendalikan emosi atau kemarahan.
Setiap kali kita berlatih, kita selalu berusaha mengenali proses mental yang muncul yang menggangu konsentrasi kita, seperti perasaan gelisah, cemas, marah, senang, gembira, tenang dan lain lainnya. Latihan yang terus-menerus akan membawa kita pada kebiasaan yang baik, yaitu selalu mengenal bentuk emosi/mental yang muncul, sehingga bila kita tersinggung ataupun marah karena ucapan seseorang, kemunculan marah itu dapat diketahui, dan dapat dilenyapkan dengan segera sebelum bermanifestasi menjadi ayunan tinju ataupun semburan kemarahan kepada lawan bicara kita.
 
5.. Menjadi lebih sehat.
Seperti kita ketahui, sekarang banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh kegelisahan, kecemasan, ketakutan, dan berbagai perasaan negatif lainnya. Misalnya penyakit darah tinggi, tukak lambung, sembelit, serangan jantung, sukar tidur, dan sebagainya.
Dengan latihan meditasi, walaupun baru sedikit ketenangan yang kita peroleh, itupun cukup bermanfaat bagi jasmani kita yang sedang dilanda cemas, begitu pula bagi organ-organ tubuh kita yagn halus dapat bekerja dengan lebih tenang dan beristirahat dengan lebih baik; yang pada akhirnya akan menghasilkan kesehatan yang lebih baik bagi jasmani kita.
Dalam dasawarsa terakahir ini, telah banyak penelitian yang dilakukan di Amerika maupun di Jepang yang telah menunjukkan bukti bahwa bermeditasi sangat bermanfaat bagi batin dan jasmani orang yang melatihnya.
Bukti yang diperoleh antara lain:
1.. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi
2.. Aktivitas otak kanan dan kiri menjadi lebih seimbang
3.. Meditasi jauh lebih bermanfaat daripada tidur hipnotis
4.. Pada ketenangan meditasi yagn mendalam. Aktivitas otak menjadi lambat, setara dengan yang dialami orang yang sedang tidur paling nyenyak.
5.. Membantu proses penyembuhan pasien penyakit psikomatik
6.. Memudahkan berkonsentrasi dalam kegiatan sehari-hari pada para meditator dan hal ini mempermudah mereka mengambil keputusan dalam pekerjaannya.
 
Masih banyak lagi manfaat dari berlatih meditasi yang tidak dapat disebutkan disini satu per satu.
 
 
MENGATASI KESULITAN PADA WAKTU BERLATIH
 
Seperti telah diungkapkan pada awal tulisan, meditasi adalah suatu usaha untuk menundukkan pikiran kita sendiri, dan usaha ini tidak dapat dilakukan dengan bantuan orang lain, hanya dapat dilakukan oleh kita sendiri. Oleh kraena iu pula, hanya kita sendiri yang dapat mengatasi tiap kesulitan yang dialami; sedangkan guru, buku petunjuk ataupun teman lebih yang mengerti hanya dapat membantu dalam bentuk petunjuk-petunjuk yang sepenuhnya tergantung pada kita sendiri untuk dipergunakan atau tidak.
Latihan meditasi memerlukan lebih banyak ketekunan dari pada berbagai latihan fisik aaupun upaya mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Kunci keberhasilan latihan meditasi adalah pada ketekunan dan keuletan dan inipun sepenuah tergantung pada kita sendiri.
 
 
Ada beberapa kesulitan yang umumnya dialami oleh para pemula antara lain:
 
1.. Pikiran makin menjadi liar tidak terkendali.
Mengalami hal ini, umumnya kita menjadi takut, sehingga memutuskan untuk menyerah saja dan beranggapan kita tidak berbakat untuk meditasi. Kita perlu memahami bahwa sebenarnya pikiran kita memang liar, bila mulai berlatih dan tampak seolah-olah menjadi makin liar, itu disebabkan karena sebelumnya kita tidak pernah memperhatikn dan mengarahkan pikiran kita pada suatu objek tertentu.
Sehingga begitu kita mulai memperhatikan gerak-gerik pikiran, maka kita mulai menyadari keliaran pikiran kita sehingga seolah-olah menjadi makin liar. Lagipula sebelumnya pikiran kita bebas berkelana kian kemari sedangkan pada waktu berlatih kita berusaha mengarahkannya kepada satu objek meditasi; yang artinya tidak lain dari mengekang pikiran kita sendiri.
Hal ini dapat diibaratkan seperti seekor kuda liar, yang untuk pertama sekali diikat pada sebuah tonggak, ia akan berputar-putar dengan ganas, dan berusaha melepaskan diri dari ikatan.
Untuk mengatasi kesulitan ini, langkah yang dapat diambil adalah menyadari pikiran kita sendiri dengan memberikan komentar dalam batin seperti "pikiran kacau", "pikiran melantur", dan sambil komentar, pikiran yang sedang kacau, atau sedang melantur itu diperhatikan dengan seksama, pada saat pikiran melantur itu mulai melemah, saat iu pula kita kembalikan perhatian kita ke objek meditasi kita, yaitu sentuhan napas di ujung hidung.
Jadi, menundukkan pikiran bukanlah dengan kekerasan, tetapi dengan kelembutan, yaitu memperhatikan dulu pikiran kita, baru kemudian setelah agak melemah, kembali ke objek semula.
 
2.. Merasa pusing pada saat membuka mata setelah berlatih
Pada beberapa pemula, mereka akan mengalami rasa pusing pada saat membuka mata seusai berlatih, sehingga mereka takut untuk berlatih seterusnya. Sebenarnya hal ini tidak apa-apa. Ketika kita berlatih dengan tekun, maka lama kelamaan pikiran kita menjadi tenang, ini berarti laju pemakaian oksigen juga menurun, laju detak jantung juga melambat, pembuluh-pembuluh darah menuju otak pun secara wajar menjadi menyempit, dan secara keseluruhan napas kita menyesuaikan drii pula menjadi dalam dan halus, sesuai dengan tingkat kebutuhan oksigen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara otomatis. Kemudian seusai berlatih, ketika kita membuka mata, otak kiat dalam sekejap sudah kembali aktif, sehingga kebutuhan
oksigen meningkat dengan mendadak, tetapi karena pada saat itu pembuluh-pembuluh darah yang memasok oksigen ke otak masaih belum siap, masih menyempit, jantung baru mulai  bergerak lebih cepat memompa darah, sehingga untuk beberapa saat terjadilah kekurangan oksigen yang mengakibatkan rasa pusing. Beberapa saat kemudian rasa pusing itu akan lenyap dengan sendirinya, kerana pembuluh darah telah menyesuaikan diri lagi untuk mensuplai darah sesuai dengan kebutuhannn.
Dengan semakin sering berlatih, maka lama kelamaan otak kitapun menjadi terbiasa dengan suplai oksigen
yang lebih sedikit dan pembuluh darah keotak juga makin biasa beradaptasi terhadap kebutuhan yang berubah-ubah, maka rasa pusing itupun tidak akan dialami lagi.
 
3.. Merasa terapung-apung ataupun bergoyang tidak menentu
Perasaan ini timbul karena perhatian yang kurang pada objek meditasi yaitu sentuhan napas di ujung hidung, sehingga pikiran kita mendapatkan kesempatan untuk berkelana kian kemari, dan hal ini menyebabkan kita merasa terapung-apung tidak menentu. Untuk mengatasi hal ini, kita harus kembali ke objek semula yaitu sentuhan napas di ujung hidung.
 
4.. Sama sekali tidak dapat memusatkan pikiran.
Ada beberapa diantara kita yang merasa sangat sulit untuk mengendalikan pikiran, bahkan untuk menghitung napas sampai 10 saja tidak bisa. Dan bila telah berulang kali dicoba masih tetap gagal, maka mereka perlu meneliti kembali kegiatan mereka sehari-hari, yaitu Sila. Apakah mereka melanggar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.  Pancasila disini adalah Lima Upaya  yatu berusaha untuk tidak membunuh, berusaha untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan, berupaya menghindari perzinahan, berupaya untuk menghindari dusta/perkataan tidak benar, dan yang ke 5, berusaha menghindari makan/minum yang
memabukkan.
Karena, seperti halnya suatu pohon yang besar memerlukan akar-akar yang kuat agar tidak tumbang, maka pohon meditasi memerlukan akar Sila yang kuat untuk dapat berkembang dan menjadi kokoh.
Bagi mereka yang betul betul mengalami kesulitan untuk memusatkan pikirannya, maka untuk beberapa waktu, dia perlu bersungguh untuk memenuhi lima Sila tersebut.
Dan pelaksanaan kelima sila ini perlu ditinjau dengan cermat bila pada tahap tertentu dalam latihan meditasi kita mengalami kesulitan untuk melangkah ke tahap berikutnya.
 
 
PENUTUP
 
Berlatih meditasi penapasan bertujuan memperoleh ketenangan dengan cara memusatkan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung.
Sedangkan napas itu sendiri tidaklah diatur agar menjadi lebih panjang atau pendek, tetapi dibiarkan berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga pengamatan pada proses napas juga dapat berlangsung secara wajar dan alamiah.
Walaupun metode meditasi ini telah berusia lebih dari 2500 tahun, namun manfaatnya bagi ketentraman batin umat manusia masih sangat besar; bahkan kemajuan teknologi yang telah dicapai sampai saat inipun belum dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih tentram, malahan sebaliknya, misalnya, teknologi nuklir lebih membuat gelisah dan cemas daripada membawa ketentraman.
Telah ditekankan dibagian awal tulisan ini, latihan meditasi jauh lebih banyak menuntut ketekunan bila dibandingkan dengan latihan yang lain. Oleh karena itu keberhasilan atau kegagalan dalam berlatih aklan lebih ditentukan oleh keuletan dan ketekunan kita. Tanpa keuletan dan ketekunan berbagai rintangan tidak akan dapat teratasi; tetapi nilai dari ketenangan yang diperoleh walaupun itu hanya berlangsung hanya setengah menit saja, luar biasa nilainya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan batin kita.
 
Bandung, Maret 1979
 
Upasaka Dhyanasuka,
PPBB Ayusta
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #2 on: 17 October 2012, 09:52:56 PM »
 ^:)^ ^:)^ ^:)^
naskah tua, emang moi tenan om  =D> =D> =D>
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #3 on: 17 October 2012, 09:54:59 PM »
^:)^ ^:)^ ^:)^
naskah tua, emang moi tenan om  =D> =D> =D>

Padat, singsat dan tidak gemuk.   :)) :)) :))
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #4 on: 17 October 2012, 10:08:12 PM »
dibaca enak om ... :jempol:
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline maitri88

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #5 on: 17 October 2012, 10:43:28 PM »
Salut deh utk bro  Kau cu  Tio bu ki....

Ini yang saya tunggu tunggu, kebetulan lagi belajar meditasi n masih susah konsentrasi, pikiran lari terus.

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #6 on: 17 October 2012, 11:27:29 PM »
Salut deh utk bro  Kau cu  Tio bu ki....

Ini yang saya tunggu tunggu, kebetulan lagi belajar meditasi n masih susah konsentrasi, pikiran lari terus.

Ini pelajaran awal dari Kioe Yang Tjin Keng, hahahaha.  :)) :))
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #7 on: 18 October 2012, 09:45:35 AM »

Makanan
Haruskah kita berpantang makan daging atau vegetarian bila ingin berlatih meditasi?
Pertanyaan seperti inipun sering sekali diajukan, jawabannya adalah bahwa tidak ada keharusan untuk tidak makan daging. Tetapi seperti kita ketahui bersama, pada saat menjelang ajal,makhluk apapun selalu meronta-ronta ingin mempertahankan kehidupannya masing-masing yang sangat berharga itu, dan sebagai akibatnya,  perasaan takut,gelisah serta ngeri menjelang disembelih ini, masih akan terbawa pada daging yang kita makan dan akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan yang sama pula dalam diri kita.
Oleh karena itu, terutama bagi pemula, dianjurkan untuk berpantang makan daging yang akan
memudahkan mereka untuk menjadi tenang dalam berlatih meditasi.
Hal inipun sejalan dengan berbagai bukti yang menunjukkan berpantang makan daging menjadi membuat yang melakukannya menjadi lebih tenang dan lebih sabar daripada sebelumnya.
 

ni benaran ya? jd semangat mengurangi makan daging.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #8 on: 18 October 2012, 09:48:45 AM »

Makanan
Haruskah kita berpantang makan daging atau vegetarian bila ingin berlatih meditasi?
Pertanyaan seperti inipun sering sekali diajukan, jawabannya adalah bahwa tidak ada keharusan untuk tidak makan daging. Tetapi seperti kita ketahui bersama, pada saat menjelang ajal,makhluk apapun selalu meronta-ronta ingin mempertahankan kehidupannya masing-masing yang sangat berharga itu, dan sebagai akibatnya,  perasaan takut,gelisah serta ngeri menjelang disembelih ini, masih akan terbawa pada daging yang kita makan dan akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan yang sama pula dalam diri kita.
Oleh karena itu, terutama bagi pemula, dianjurkan untuk berpantang makan daging yang akan
memudahkan mereka untuk menjadi tenang dalam berlatih meditasi.
Hal inipun sejalan dengan berbagai bukti yang menunjukkan berpantang makan daging menjadi membuat yang melakukannya menjadi lebih tenang dan lebih sabar daripada sebelumnya.
 

ni benaran ya? jd semangat mengurangi makan daging.  _/\_

itu bagian hoax

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #9 on: 18 October 2012, 09:50:13 AM »
owww... thx kk indra...btw kok pake quote aku ? wkwkwkwk.....

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #10 on: 18 October 2012, 10:07:59 AM »

Makanan
Haruskah kita berpantang makan daging atau vegetarian bila ingin berlatih meditasi?
Pertanyaan seperti inipun sering sekali diajukan, jawabannya adalah bahwa tidak ada keharusan untuk tidak makan daging. Tetapi seperti kita ketahui bersama, pada saat menjelang ajal,makhluk apapun selalu meronta-ronta ingin mempertahankan kehidupannya masing-masing yang sangat berharga itu, dan sebagai akibatnya,  perasaan takut,gelisah serta ngeri menjelang disembelih ini, masih akan terbawa pada daging yang kita makan dan akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan yang sama pula dalam diri kita.
Oleh karena itu, terutama bagi pemula, dianjurkan untuk berpantang makan daging yang akan
memudahkan mereka untuk menjadi tenang dalam berlatih meditasi.
Hal inipun sejalan dengan berbagai bukti yang menunjukkan berpantang makan daging menjadi membuat yang melakukannya menjadi lebih tenang dan lebih sabar daripada sebelumnya.
 

ni benaran ya? jd semangat mengurangi makan daging.  _/\_

coba diuji sendiri

eksperimen 1
coba 3 bulan makan daging seperti biasa dan rutin meditasi setiap hari

eksperimen 2
coba 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari

nanti setengah tahun lagi,
dd kelinci laporan hasilnya di sini
hehehhe...  ;D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #11 on: 18 October 2012, 10:11:38 AM »


coba diuji sendiri

eksperimen 1
coba 3 bulan makan daging seperti biasa dan rutin meditasi setiap hari

eksperimen 2
coba 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari

nanti setengah tahun lagi,
dd kelinci laporan hasilnya di sini
hehehhe...  ;D

eksperimen begitu tidak valid, karena tentu saja 3 bulan ke dua memang sudah bisa lebih tenang, karena latihan sudah berjalan 3 bulan lebih. sedangkan 3 bulan pertama adalah wajar jika blm bisa tenang karena baru pemula

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #12 on: 18 October 2012, 10:18:41 AM »
eksperimen begitu tidak valid, karena tentu saja 3 bulan ke dua memang sudah bisa lebih tenang, karena latihan sudah berjalan 3 bulan lebih. sedangkan 3 bulan pertama adalah wajar jika blm bisa tenang karena baru pemula

ehm.... jadi bagaimana cara modus eksperimen yang lebih baik ?

atau pilihannya jadi 4 tahap
1. coba 3 bulan makan daging dan rutin meditasi setiap hari
2. coba 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari
3. 3 bulan lagi makan daging dan rutin meditasi setiap hari
4. 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari
jadi total nya 1 tahun...  ;D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #13 on: 18 October 2012, 10:21:23 AM »
ehm.... jadi bagaimana cara modus eksperimen yang lebih baik ?

atau pilihannya jadi 4 tahap
1. coba 3 bulan makan daging dan rutin meditasi setiap hari
2. coba 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari
3. 3 bulan lagi makan daging dan rutin meditasi setiap hari
4. 3 bulan tidak makan daging dan rutin meditasi setiap hari
jadi total nya 1 tahun...  ;D

kalau 3 bulan di ganti jadi 1 hari mungkin hasilnya lebih mendekati akurat.

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #14 on: 18 October 2012, 10:25:44 AM »
ooh yag?
bisa sih, eksperimen singkat 4 hari saja

tapi kayanya 4 hari ngk terlalu terasa bedanya...
ayo... kita beri dukungan pada kelinci percobaannya

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #15 on: 18 October 2012, 10:29:36 AM »
ooh yag?
bisa sih, eksperimen singkat 4 hari saja

tapi kayanya 4 hari ngk terlalu terasa bedanya...
ayo... kita beri dukungan pada kelinci percobaannya

atau begini, boleh kita ambil waktu 3 bulan
tapi aturan mainnya begini:
3 bulan pertama makan daging tapi tidak melakukan banyak pelanggaran sila, spt mabuk2an, menipu sana sini, dll sambil meditasi rutin tiap hari

dan 3 bulan berikutnya tidak makan daging tapi melakukan banyak pelanggaran sila.

ini sekaligus bisa membuktikan apakah sila atau rumput yg terbukti mendukung meditasi.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #16 on: 18 October 2012, 10:40:35 AM »
Kenapa jd sy yg jadi kelinci percobaannya... ::) ayo coba masing" dirmh  :-[ 


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #17 on: 18 October 2012, 10:41:17 AM »
Kenapa jd sy yg jadi kelinci percobaannya... ::) ayo coba masing" dirmh  :-[ 



hanya kelinci yg bisa jadi percobaan, non-kelinci gak bisa

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #18 on: 18 October 2012, 10:43:46 AM »
hanya kelinci yg bisa jadi percobaan, non-kelinci gak bisa

Tidaak14x... aku ga mo jd kelinci percobaan....


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #19 on: 18 October 2012, 10:45:23 AM »
Tidaak14x... aku ga mo jd kelinci percobaan....



ayo dicoba, ntar gue supply yg dari bangka deh

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #20 on: 18 October 2012, 11:03:25 AM »
atau begini, boleh kita ambil waktu 3 bulan
tapi aturan mainnya begini:
3 bulan pertama makan daging tapi tidak melakukan banyak pelanggaran sila, spt mabuk2an, menipu sana sini, dll sambil meditasi rutin tiap hari

dan 3 bulan berikutnya tidak makan daging tapi melakukan banyak pelanggaran sila.

ini sekaligus bisa membuktikan apakah sila atau rumput yg terbukti mendukung meditasi.


yag... ini udah 2 variable
menjaga sila vs tidak menjaga sila
makan daging vs tidak makan daging

kalau mau mengetest ttg sila saja
1. 3 bulan pertama makan daging tapi tidak melakukan banyak pelanggaran sila, spt mabuk2an, menipu sana sini, dll sambil meditasi rutin tiap hari
2. dan 3 bulan berikutnya makan daging tambah rutin meditasi tiap hari, tapi melakukan banyak pelanggaran sila.

hanya kelinci yg bisa jadi percobaan, non-kelinci gak bisa
top nig  :jempol: setuju
« Last Edit: 18 October 2012, 11:06:23 AM by bluppy »

Offline rice

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia..
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #21 on: 18 October 2012, 11:12:50 AM »
 _/\_
wahh =P~.......
pass bguaet :).....nich aq bru bljr meditasi and susah bngt fokusnya n jadi malaz ;D
setelah baca wah jdi semangat lagi.... :P :)) :)) 8)

Offline KARUNAWJYA

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #22 on: 18 October 2012, 11:20:56 AM »
Terima kasih untuk materi latihan meditasi ini, sangat menarik untuk dipraktikan nanti. Saya baru awal melakukan meditasi dan biasa sebelum bekerja melakukan meditasi 5 - 10 menit tapi masih belum tahu benar bagaimana melakukannya dengan baik.
Topik ini sangat bermanfaat  _/\_

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #23 on: 19 October 2012, 12:10:09 AM »
dibaca enak om ... :jempol:

Bukan bacaan enak, juga bukan hapalan.
 ;D ;D ;D
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #24 on: 19 October 2012, 12:12:37 AM »
Terima kasih untuk materi latihan meditasi ini, sangat menarik untuk dipraktikan nanti. Saya baru awal melakukan meditasi dan biasa sebelum bekerja melakukan meditasi 5 - 10 menit tapi masih belum tahu benar bagaimana melakukannya dengan baik.
Topik ini sangat bermanfaat  _/\_

Coba untuk bertahan sampai 45 menit. 
Supaya tidak tergoda utk melihat sudah berapa lama duduk berlatih, coba pakai timer.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline maitri88

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #25 on: 23 October 2012, 06:46:28 PM »
Bro  Thio kaucu (MOKAU KAUCU) ,

Ngomong ngomong ada sambungannya ngga artikel  KIOE YANG CIN KENG YANG ANDA POSTING ?  :))

Saya ingin tahu pembahasan mengenai jhana dan berbagai nimitta yang menyertai dalam meditasi.

anumodhana....

Salam metta

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #26 on: 27 October 2012, 05:34:08 PM »
Bro  Thio kaucu (MOKAU KAUCU) ,

Ngomong ngomong ada sambungannya ngga artikel  KIOE YANG CIN KENG YANG ANDA POSTING ?  :))

Saya ingin tahu pembahasan mengenai jhana dan berbagai nimitta yang menyertai dalam meditasi.

anumodhana....

Salam metta

Lebih baik berlatih dari yang paling dasar terlebih dulu daripada tahu teori tahap tahap selanjutnya .
Ntar cau hwe jip mo  seperti Yo Po Thian,   :)) :)) :))
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #27 on: 05 October 2013, 03:11:12 PM »
----maaf salah posting----
« Last Edit: 05 October 2013, 03:13:25 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline YONI

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #28 on: 05 October 2013, 06:14:10 PM »
 ;D ;D ;D _/\_

Offline YONI

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #29 on: 06 October 2013, 01:08:05 AM »
 _/\_  kutipan, "Ketika si meditator menarik napas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik napas panjang; ketika ia menarik napas pendek. Ia mengetahui bahwa ia menarik napas pendek; ketika ia menghembuskan napas panjang, ia mengetahui bawah ia menghembuskan napas panjang; ketika ia menghembuskan napas pendek, ia mengetahui bahwa ia menghembuskan napas pendek." :)  bagaimana cara mengetahui napas pendek atau napas panjang tersebut? apakah dengan cara mengucapkan dalam hati , kalo napas masuk dan keluar panjang ("masuk panjang keluar panjang"), kalo napas masuk dan keluar pendek (masuk pendek keluar pendek")  :)  saya merubah cara meditasi saya dengan cara demikian tapi malahan tambah gak bisa konsentrasi :'(   :'( :'( 
Mohon pencerahan dari para SUHU ^:)^ ^:)^ ^:)^ _/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Meditasi Pernapasan - Oleh: Upasaka Dhyanasukha (1)
« Reply #30 on: 07 October 2013, 03:59:42 PM »
ref: Anapanasati & Catudhatu oleh Ven. Pa Auk Taywa Sayadaw

Quote
   Secara sederhana, cukup perhatikan nafas keluar masuk sebagai sebuah konsep. Konsep dari nafas adalah objek dari perhatian-terhadap-nafas. Pada obyek inilah perhatian anda harus diarahkan agar bisa mengembangkan konsentrasi. Bila anda memperhatikan konsep dari nafas dengan cara seperti ini, dan jika anda telah berlatih meditasi ini pada kehidupan masa lampau dan mengembangkan pāramī, anda akan dengan mudah dapat berkonsentrasi pada masuk dan keluarnya nafas.

   Jika pikiran anda tidak mudah berkonsentrasi pada keluar masuknya nafas, dalam  Visuddhimagga disarankan untuk menghitung nafas. Ini akan membantu anda untuk mengembangkan konsentrasi. Anda sebaiknya menghitung setelah akhir dari hembusan nafas: ‘Masuk – keluar, satu (1); masuk – keluar, dua (2); masuk – keluar, tiga (3); masuk – keluar, empat (4); masuk – keluar, lima (5); masuk – keluar, enam (6); masuk – keluar, tujuh (7); masuk – keluar, delapan ("8").

   Anda sebaiknya menghitung minimal sebanyak lima (5) dan tidak menghitung lebih dari sepuluh (10). Tetapi kami menyarankan anda untuk menghitung sampai delapan ("8"), karena ini akan mengingatkan anda pada Jalan Mulia Beruas Delapan, yang sedang anda kembangkan. Jadi anda sebaiknya menghitung nafas, sesuka anda, di antara hitungan lima (5) dan delapan ("8"), dan sebaiknya pada saat itu anda membulatkan tekad dalam pikiran anda bahwa selama waktu hitungan itu anda tidak akan membiarkan pikiran anda  menyimpang atau mengembara ke tempat lain. Anda hanya ingin dengan tenang mengamati nafas. Ketika anda menghitung dengan cara seperti ini, anda mendapatkan bahwa anda dapat berkonsentrasi dan membuat pikiran menjadi tenang dan hanya memperhatikan nafas.

   Setelah anda dapat berkonsentrasi seperti ini paling tidak setengah jam, anda sebaiknya melanjutkan pada tahap berikutnya sebagai berikut:
  • Menarik nafas yang panjang, dia mengetahui, “Saya sedang menarik nafas panjang”, atau mengembuskan nafas panjang, dia mengetahui, “Saya mengembuskan nafas panjang”.’
  • Menarik nafas yang pendek, dia mengetahui, “Saya sedang menarik nafas pendek”, atau mengembuskan nafas pendek, dia mengetahui, “Saya mengembuskan nafas pendek”.’

   Pada tahap ini, anda harus mengembangkan perhatian pada panjang atau pendeknya nafas masuk dan keluar. Di sini, panjang atau pendek bukanlah mengacu pada ukuran panjang inci, cm, meter, tetapi mengacu pada panjang dari ukuran waktu. Panjang adalah lamanya waktu. Anda sendirilah yang memutuskan apakah suatu tarikan nafas disebut panjang dan apakah suatu hembusan nafas keluar adalah pendek. Perhatikanlah panjang dari tiap tarikan nafas masuk dan hembusan nafas keluar. Anda akan mengetahui bahwa suatu ketika nafas itu akan panjang dan suatu ketika akan pendek. Pada tahap ini, yang harus anda lakukan hanyalah mengetahuinya saja. Anda tidak perlu melakukan pencatatan, ‘masuk, keluar panjang-masuk, keluar pendek’, tetapi hanya mencatat ‘masuk, keluar’, dan mengetahui apakah nafas itu panjang ataupun pendek. Anda sebaiknya mengetahui ini dengan memperhatikan durasi waktu dari setiap hembusan nafas dan sentuhan pada bibir bagian atas, atau di sekitar lubang hidung, sebagai tempat masuk dan keluarnya udara. Kadang kala nafas mungkin cenderung panjang selama satu sesi meditasi duduk, tetapi kadang kala cenderung pendek. Tetapi anda sebaiknya tidak secara sengaja berusaha membuat nafas itu menjadi panjang ataupun menjadi pendek.



_/\_  kutipan, "Ketika si meditator menarik napas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik napas panjang; ketika ia menarik napas pendek. Ia mengetahui bahwa ia menarik napas pendek; ketika ia menghembuskan napas panjang, ia mengetahui bawah ia menghembuskan napas panjang; ketika ia menghembuskan napas pendek, ia mengetahui bahwa ia menghembuskan napas pendek." :)  bagaimana cara mengetahui napas pendek atau napas panjang tersebut? apakah dengan cara mengucapkan dalam hati , kalo napas masuk dan keluar panjang ("masuk panjang keluar panjang"), kalo napas masuk dan keluar pendek (masuk pendek keluar pendek")  :)  saya merubah cara meditasi saya dengan cara demikian tapi malahan tambah gak bisa konsentrasi :'(   :'( :'( 
Mohon pencerahan dari para SUHU ^:)^ ^:)^ ^:)^ _/\_
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

 

anything