//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah  (Read 7137 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« on: 13 September 2007, 01:29:55 PM »
Morpheus : ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah

Bisakah hal ini dijelaskan?
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #1 on: 13 September 2007, 03:55:50 PM »
Bersikap kritis terhadap segala macem fenomena, issue, ajaran...
dan mencoba mencari tahu sendiri (read: ehipassiko) dengan cross-check, saling-silang, saling membandingkan, mencoba...

akan memberikan anda pencerahan yg jauh lebih bermakna,
dari pada sekedar menghapal en sekedar tahu

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #2 on: 13 September 2007, 04:01:34 PM »
Kutipan dari No Ajahn Chah:

If your mind tries to tell you it has already attained the level of sotapanna, go and bow to a sotapanna. He'll tell you himself it's all uncertain. If you meet a sakadagami, go and pay respects to him. When he sees you, he'll simply say, Not a sure thing! If there's an anagami, go and bow to him. He'll tell you only one thing, Uncertain! If you meet even an arahant, go and bow to him. He'll tell you even more firmly, It's all even more uncertain! You'll hear the words of the Noble Ones: Everything is uncertain. Don't cling to anything!
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #3 on: 13 September 2007, 06:16:09 PM »
OOT,
Quote ajahn chah itu bahasa indo nya ada di halaman depan DC, di random
juga ada ebooknya di DC
There is no place like 127.0.0.1

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #4 on: 14 September 2007, 10:28:59 AM »
Pak Hudoyo mengatakan begini:
Pada umumnya pikiran/si aku ini tidak bisa diam, tidak mau menyerah dan mengaku:
"Saya tidak tahu." Padahal pengakuan seperti itu adalah awal dari meditasi, awal
dari kearifan (wisdom).

Any comment?
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline davit_c

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputasi: 2
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #5 on: 14 September 2007, 10:37:47 AM »
Saya rasa, ini berhubungan dengan kejujuran pada diri sendiri sebagai langkah awal meditasi agar dapat melihat segala seseuatu apa adanya tanpa asumsi2...  CMIIW

tapi saya tidak mengerti hubungannya antara "Saya tidak tahu" dan keragu-raguan...
mohon penjelasannya...  _/\_



Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #6 on: 14 September 2007, 10:51:38 AM »
Pak Hudoyo mengatakan begini:
Pada umumnya pikiran/si aku ini tidak bisa diam, tidak mau menyerah dan mengaku:
"Saya tidak tahu." Padahal pengakuan seperti itu adalah awal dari meditasi, awal
dari kearifan (wisdom).

Any comment?

Menurut saya pengakuan "saya tidak tahu" itu mengarah pada keraguan, dan keraguan adalah awal dari pengamatan dan penyelidikan. Ini merupakan awal yang baik dalam meditasi.

Coba bandingkan dengan sikap "sok tahu" (padahal tidak tahu). Apabila mempunyai sikap "sok tahu", maka cenderung untuk mengabaikan pengamatan dan penyelidikan karena sudah merasa "tahu" (padahal belum tahu)..

Keraguan (mungkin dapat diterjemahkan menjadi curiosity / keingintahuan) inilah yang memandu kita untuk terus mengamati dan menyelidiki sampai tahu. Jika sudah sampai tahap tahu, maka keraguan (mungkin dapat diterjemahkan menjadi confusion / kebingungan) itu kan luntur dengan sendirinya..

Jika tidak ragu (curious), maka tidak mengamati dan menyelidiki.
Jika tidak mengamati dan menyelediki, maka tidak tahu.
Jika tidak tahu, maka tidak "cerah"..
Kalau disingkat menjadi: ragu pangkal cerah..  :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #7 on: 14 September 2007, 11:24:57 AM »
Bagus, bagus sekali jawaban dari kalian (kemenyan, Lex Chan, Davit,dll), suatu kontribusi yang berarti.
Semuanya benar tapi baru sebagian benar...
Coba renungkan dan amati lagi dengan lebih teliti (simak dalam batin), apakah benar faktor mental keraguan (viccikiccha) itu muncul sebagai faktor langsung pencerahan itu sendiri?

Hints :
7 faktor pencerahan yg terdapat dalam 37 bodhipakkhiyadhamma a.l adalah:
1. Mindfulness factor
2. Investigation of phenomena factor
3. Energy factor
4. Rapture factor
5. Tranquility factor
6. Concentration factor
7. Equanimity factor

Nah loh....kok 'keraguan' tidak termasuk dalam faktor2 itu, apakah sang Buddha kelupaan? ^-^
Dan juga 'tidak tahu' adalah termasuk dalam ignorance atau moha. Masa moha dipelihara? ^-^

Pls comment.
« Last Edit: 14 September 2007, 11:33:54 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #8 on: 14 September 2007, 11:42:04 AM »
keknya penggunaannya beda konteks saja. Ragu pangkal cerah mungkin tidak pas di pakai konteks faktor pencerahan.

Mungkin konteksnya adalah dengan mulai mempertanyakan dan meragukan segala kepercayaan dan informasi yg sudah ada ataupun baru masuk, sehingga muncul penyelidikan dan usaha2x pembuktian yg mencerahkan.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #9 on: 14 September 2007, 12:07:40 PM »
Ya.
Ini memang masalahnya dah subtil. Tapi kalo orang ga belajar Dhamma bener2 dan salah tangkep, bisa jadi kebablasan dan ngawur tuh. Makanya saya angkat jadi diskusi.
Mungkin bisa lebih menjelaskan secara deskriptif bung Sumedho?

Saya tunggu dulu pendapat rekan2 yg lain.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #10 on: 14 September 2007, 12:47:54 PM »
Menurut saya pengakuan "saya tidak tahu" itu mengarah pada keraguan, dan keraguan adalah awal dari pengamatan dan penyelidikan. Ini merupakan awal yang baik dalam meditasi.

Jika tidak ragu (curious), maka tidak mengamati dan menyelidiki.
Jika tidak mengamati dan menyelediki, maka tidak tahu.
Jika tidak tahu, maka tidak "cerah"..
Kalau disingkat menjadi: ragu pangkal cerah..  :)

Semuanya benar tapi baru sebagian benar...

Hints :
7 faktor pencerahan yg terdapat dalam 37 bodhipakkhiyadhamma a.l adalah:
1. Mindfulness factor
2. Investigation of phenomena factor
3. Energy factor
4. Rapture factor
5. Tranquility factor
6. Concentration factor
7. Equanimity factor

Memang baru sebagian benar kok..  baru 2 dari 7..  :P

Keraguan di sini memang bisa diartikan macam2, karena merupakan perpaduan dari:
- bingung
- tidak yakin
- tidak tahu = moha? ???
- penasaran

Sekilas moha memang mirip dengan tidak tahu.
IMO, moha bukanlah tidak tahu, melainkan tahu hal yang salah.
Tidak tahu -> tidak punya pengetahuan (blank / kosong)
Moha -> punya pengetahuan tapi mengenai hal yang salah (salah paham / pandangan salah)

Seolah memang mirip permainan kata2..
Namun, IMO sebenarnya kita semua selalu tahu.
Bedanya kita (yang belum pencerahan) dengan mereka (yang sudah pencerahan) adalah:
kita tahu hal yang salah, sedangkan mereka tahu hal yang benar..
Yang bikin kita menderita adalah sikap "sok tahu" itu.
Sebenarnya tahu hal yang salah, tapi mengakunya tahu hal yang benar.
(saya masih termasuk kategori "sok tahu".. termasuk posting yang "sok tahu" ini kali ya.. :-[)

Btw, saya jadi ingin tanya lebih lanjut lagi:
7 faktor pencerahan itu merupakan faktor untuk mencapai pencerahan atau faktor yang dimiliki oleh pencerahan?

faktor untuk mencapai pencerahan -> faktor yang perlu dimiliki agar dapat mencapai pencerahan
faktor yang dimiliki oleh pencerahan -> faktor yang dimiliki saat sudah pencerahan
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #11 on: 14 September 2007, 01:33:40 PM »
Ya.
Ini memang masalahnya dah subtil. Tapi kalo orang ga belajar Dhamma bener2 dan salah tangkep, bisa jadi kebablasan dan ngawur tuh. Makanya saya angkat jadi diskusi.
Mungkin bisa lebih menjelaskan secara deskriptif bung Sumedho?

Saya tunggu dulu pendapat rekan2 yg lain.
Keluar jalur dulu nih, sebenarnya setiap kata yang tertulis atau diungkapkan itu masih punya potensi untuk 'salah' jalur karena kata2x itu bukanlah kebenaran. Apalagi kalau sudah menyangkut istilah2x kosmologi dicampur dengan peluasan makna kata pada suatu tempat/lokasi.

Back to laptop,
kita lihat judul asli dari topik ini, 'ragu pangkal cerah'. kata pertama dan ketiga disini bisa berbeda2x makna, tergantung dari pencerapan dan pemaknaan dari si pendengar/pembaca. Kata cerah disini juga apakah bermaksud pada kata 'pencerahan'/pembebasan ala buddhism ?

Ragu pangkal cerah menurut boros dan hemat saya, itu merupakan kata2x wong ndeso. kata2x sederhana dan simple yang bukan mengarah pada pencerahan ala buddhism. Pencerahan disini 'mungkin' berarti 'mengerti'.

Yah itu menurut gudang informasi dan pengolahan data saya saja, mungkin tiap orang beda2x. atau menurut si penulis aslinya bagaimana ? Om Morpheus ?

So, membandingkan rangkaian 3 kata tersebut dengan 7 faktor pencerahan jadi nga kelop. Seperti menggabungkan virus komputer dengan virus di biologi.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #12 on: 14 September 2007, 01:36:34 PM »

Btw, saya jadi ingin tanya lebih lanjut lagi:
7 faktor pencerahan itu merupakan faktor untuk mencapai pencerahan atau faktor yang dimiliki oleh pencerahan?

faktor untuk mencapai pencerahan -> faktor yang perlu dimiliki agar dapat mencapai pencerahan
faktor yang dimiliki oleh pencerahan -> faktor yang dimiliki saat sudah pencerahan

IMO, sepertinya sih itu faktor yg ada dalam sebuah pencerahan, ketika pencerahan itu terjadi. Bukan sebelum ataupun sesudah pencerahan. Kalau 7 ada, maka itulah disitulah pencerahan terjadi
« Last Edit: 14 September 2007, 01:57:39 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #13 on: 14 September 2007, 07:38:34 PM »
Saya mah, tunggu Sdr. Morpheus saja yang menjelaskan. Dan kalau saya harus menanggapi sesuai dengan pemahaman saya, ya saya hanya bisa katakan slogan tersebut tidak sepenuhnya benar.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ragukan semuanya, karena ragu pangkal cerah
« Reply #14 on: 23 September 2007, 08:50:46 AM »
sorry, saya baru bisa buka dhammacitta sekarang...
semua tanggapan yg anda berikan bener...

sebenernya yg saya maksudkan "ragu pangkal cerah" adalah ringkasan dari kalama sutta untuk selalu meragukan (doubt) segala ide2 baik itu kepercayaan anda maupun pemikiran2 anda. jangan pernah menerima sesuatu sebagai sesuatu yg sudah final, sebagai "ideku", "pemikiranku", "agamaku" dan "kepercayaanku".

secara meditatif, di saat kita duduk mengamati bermeditasi, kita harus benar2 ragu akan segalanya. hanya orang yg ragu, tidak melekat pada ide, akan dapat melihat fenomena2 fisik dan batin dengan lebih jelas, apa adanya. kala seseorang bermeditasi namun dipenuhi oleh ide2, maka orang tersebut tidak lagi berada di "saat ini", namun dia berada di masa lampau yg sudah mati...

dari sebuah penelitian akademis yg (lagi2) saya dengar dari ajahn brahm, beberapa orang diperlihatkan beberapa rangkaian foto selama sepersekian detik, tidak cukup untuk dapat menangkap dengan jelas. kemudian mereka diminta untuk menebak gambar apakah itu. tentu saja tebakannya salah...

kemudian pelan2 rangkaian gambar tersebut kembali diperlihatkan. kali ini waktunya sedikit demi sedikit ditambah. orang2 yg sebelumnya telah menebak tadi, ternyata melekati tebakannya yg salah walaupun gambar2 tersebut sudah diperlihatkan dengan sangat lambat, cukup waktu bagi orang lain untuk bisa menebak yg benar. sampai akhirnya gambar tersebut diperlihatkan dengan sangaaaaat lambat, akhirnya mereka bisa merubah tebakannya yg keliru menjadi benar...

dari demonstrasi studi di atas kita bisa melihat efek dari melekati ide, pandangan, kepercayaan maupun agama. semakin kuat kemelekatannya, semakin lama kita tercerahkan. semakin ragu, semakin cepat cerah. ragu pangkal cerah   ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path