anda mendefinisikan variabel Tuhan= Ada, sementara banyak orang lain mendefinisikan Tuhan=Tidak ada, jadi bagaimana kesimpulan akhirnya? akhirnya kembali ke kepercayaan masing2, bukan begitu?
betul. tapi perhatikan masalah yang sebenarnya.
dalam hal ini, sebenarnya saya tidak pernah menyalahkan definisi atau keyakinan "Tuhan itu tidak ada", karena memang "tuhan itu tidak ada". dan saya menjunjung tinggi ajaran sang Budha yang berpusat pada diri, bukan pada ketuhanan.
lalu apa yang saya persalahkan? saya hanya menyalahkan mereka yang menyangkal keyakinan orang yang mendefinisikan "tuhan = Ada", tanpa menyelami dengan benar, kenapa mereka mendefinisikan demikian. mereka telah salah faham dengan makna "tuhan" yang diyakini oleh penganut agama lain, lalu bersikap so tau tentang Tuhan yang mereka sembah, padahal terbukti, mereka tidak tau "apa itu Tuhan" dalam definisi orang-orang yang menyembahnya? bahkan TS langsung membahas Tuhan tanpa mendefinisikannya. oleh krena itu saya menjelaskan definisi Tuhan sebagai ADA. kenapa orang bersikeras menyangkalnya.
Tuhan memang tidak ada, di dalam prosedur pemikiran A. tetapi di dalam prosedur pemikiran B tuhan itu Ada. maka, bila orang menyangkal Adanya Tuhan di dalam prosedur B, tentu mereka harus bertanggung jawab untuk membuktikan sangkalannya itu.
apa anda bisa melihat "titik persoalannya" ?