//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?  (Read 32390 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« on: 02 September 2008, 10:04:49 AM »
Belakangan, di forum tercinta kita, telah timbul sedikit keributan, yang inti masalahnya adalah: apakah MMD termasuk Buddhisme / tidak.

Masing-masing pihak mengemukakan argumen masing-masing. Yang tentu saja tidak akan ditemukan kesepakatan jika tidak mengacu pada suatu sumber independent yg jelas dan valid yg dapat dijadikan patokan.

Point-point penting yg dikemukakan masing2 pihak adalah sbb:

MMD termasuk Buddhism karena:
~ bersumber pada Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta

MMD tidak termasuk Buddhism karena:
~ tidak menerima Jalan Mulia beruas 8
~ tidak menerima Sila Samadhi dan Panna
~ Lebih banyak mengacu kepada ajaran J Khrisnamurti ketimbang ajaran Sang Buddha sendiri

Karena perbedaan pendapat diatas, maka diperlukan suatu pendapat independensi berbobot yg dapat dijadikan suatu acuan untuk menentukan kata sepakat. Untuk itu saya mencopas artikel dibawah ini dari website:
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=67

Pada artikel tersebut dipaparkan hasil kesepakatan/rumusan oleh dewan Sangha sedunia mengenai Theravada dan Mahayana (yg sekaligus dapat kita jadikan acuan sebagai "Pilar2 Buddhisme").

Jika rumusan independen ini juga tidak diakui oleh salah satu pihak yg bertikai di DC, itu terserah subjek masing2 dan tidak ada lagi yg bisa dilakukan. Pihak DC, sebagai forum yg jelas2 mengakui Buddhisme sebagai landasan, berhak menata forumnya berdasarkan pertimbangan tertentu.

::


Quote
Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana

Pendahuluan

Dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tentunya memiliki ciri khas dalam ide, konsep ataupun ajarannya yang membedakannya satu dengan yang lain. Meskipun dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tersebut memiliki aliran atau mazab atau tradisi yang beraneka ragam, namun pastilah memiliki ciri khas, kesamaan beberapa konsep ajaran yang mendasar yang menghubungan satu dengan yang lain sehingga aliran-aliran tersebut masih dapat digolongkan dalam faham, kepercayaan ataupun agama induknya.

Buddhisme merupakan agama yang juga tidak lepas dari keberagaman aliran ataupun tradisi. Mayoritas, terdapat dua aliran atau tradisi dalam Buddhisme, yaitu Theravada dan Mahayana (dengan mempertimbangkan Vajrayana merupakan bagian dari Mahayana). Digolongkannya aliran Theravada maupun Mahayana sebagai bagian dari Buddhisme tidak lepas dari adanya kesamaan yang mendasar dalam beberapa konsep ajaran yang merupakan inti sari dari Buddha Dhamma.

Dalam tulisan kali ini, kita disuguhkan persamaan pokok-pokok dasar yang terdapat dua aliran besar dalam Buddhisme yang menjadi pemersatu keduanya. Pokok-pokok dasar pemersatu ini terdapat dalam rumusan-rumusan yang sebelumnya telah dipelajari, disusun, dan diterima oleh para rohaniawan khususnya yang tergabung dalam Dewan Sangha Buddhis Sedunia.


Rumusan Oleh Dewan Sangha Buddhis Sedunia

Pada tahun 1966, Dewan Sangha Buddhis Sedunia atau World Buddhist Sangha Council (WBSC) terbentuk di Colombo, Sri Lanka pada bulan Mei. WBSC merupakan organisasi internasional non-pemerintah yang keanggotaannya terdiri dari sangha-sangha dari seluruh dunia.

WBSC memiliki perwakilan dari tradisi Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, yang berasal dari berbagai negara yaitu: Australia, Bangladesh, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Macao, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Philipina, Singapura, Sri Lanka, Sweden, Taiwan, Thailand, Inggris dan Amerika Serikat.

Pada Kongres WBSC Pertama, salah satu pendirinya, Sekretaris-jendral, almarhum Y.M. Pandita Pimbure Sorata Thera meminta Y.M. Walpola Rahula untuk memberikan rumusan ringkas untuk mempersatukan tradisi-tradisi yang berbeda, yang kemudian secara bulat disetujui oleh Dewan. Inilah sembilan “Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana”:

~ Sang Buddha hanyalah satu-satunya Guru dan Penunjuk Jalan.
~ Kami berlindung dalam Ti Ratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha).[1]
~ Kami tidak mempercayai dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan.[2]
~ Kami mengingat bahwa tujuan hidup adalah mengembangkan belas kasih untuk semua makhluk tanpa diskriminasi dan berusaha untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada perealisasian Kebenaran Tertinggi.
~ Kami menerima Empat Kebenaran Arya, yaitu dukkha, penyebab timbulnya dukkha, padamnya dukkha, dan jalan menuju pada padamnya dukkha; dan menerima hukum sebab dan akibat (Paticcasamuppada/ Pratityasamutpada).
~ Segala sesuatu yang berkondisi (sankhara / samskara) adalah tidak kekal (anicca / anitya) dan dukkha, dan segala sesuatu yang berkondisi dan yang tidak berkondisi (dhamma) adalah tanpa inti, bukan diri sejati (anatta / anatma).
~ Kami menerima Tigapuluh Tujuh (37) kualitas yang membantu menuju Pencerahan (Bodhipakkhika Dhamma / Bodhipaksa Dharma) sebagai segi-segi yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mengarah pada Pencerahan.
~ Ada tiga jalan mencapai bodhi atau Pencerahan: yaitu sebagai Savakabuddha / Sravakabuddha, sebagai Paccekabuddha / Pratyekabuddha, dan sebagai Samyaksambuddha / Sammasambuddha. Kami menerimanya sebagai yang tertinggi, termulia dan terheroik untuk mengikuti karir Bodhisattva dan untuk menjadi seorang Sammasambuddha dalam rangka menyelamatkan makhluk lain. [3]
~ Kami mengakui bahwa di negara yang berbeda terdapat perbedaan pandangan kepercayaan-kepercayaan dan praktik Buddhis. Bentuk dan ekspresi luar ini seharusnya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.


Perluasan Rumusan

Pada tahun 1981 Y.M. Walpola Sri Rahula mengajukan alternatif rumusan yang mengacu pada 9 dasar dalam rumusan terdahulu. Rumusan tersebut berisi:
~ Apapun aliran, kelompok atau sistem kami, sebagai Buddhis kami semua menerima Sang Buddha sebagai Guru kami yang memberikan kami ajaranNya.
~ Kami semua berlindung pada Tiga Permata (Tiratana): Sang Buddha, Guru kami; Dhamma, ajaranNya; dan Sangha, Komunitas para Arya (suciwan). Dengan kata lain, kami berlindung pada Pengajar, Pengajaran, dan Hasil Pengajaran.
~ Baik Theravada ataupun Mahayana, kami tidak mempercayai bahwa dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan atas kehendaknya.
~ Mengikuti keteladanan Sang Buddha, Guru kami yang merupakan perwujudan dari Belas kasih Agung (Maha Karuna) dan Kebijaksanaan Agung (Maha Prajna), kami menyadari bahwa tujuan dari hidup adalah untuk mengembangkan belas kasih bagi semua makhluk hidup tanpa diskriminasi dan untuk bekerja untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada realisasi Kebenaran Tertinggi.
~ Kami menerima Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan oleh Sang Buddha, yaitu, Dukkha, kebenaran bahwa keberadaan kita di dunia ini berada dalam kesukaran, tidak kekal, tidak sempurna, tidak memuaskan, penuh dengan konflik; Samudaya, kebenaran bahwa kondisi-kondisi ini merupakan hasil dari sifat egois kita yang mementingkan diri sendiri berdasarkan pada ide yang salah mengenai diri; Niroda, kebenaran bahwa adanya kepastian akan kemungkinan pelepasan, pembebasan, kemerdekaan dari kesukaran ini dengan pemberantasan secara total sifat egois yang mementingkan diri sendiri; dan Magga, kebenaran bahwa pembebasan ini dapat dicapai melalui Jalan Tengah yang terdiri dari delapan faktor, yang mendorong ke arah kesempurnaan akan kemoralan (sila), disiplin mental (samadhi), dan kebijaksanaan (panna).
~ Kami menerima hukum semesta sebab akibat yang terdapat dalam Paticcasamuppada (Skt. Pratityasamutpada, Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan), dan oleh karena itu kami menerima bahwa segala sesuatu bersifat relatif, saling berhubungan, saling berkaitan dan tidak ada yang mutlak, tetap, dan kekal di alam semesta ini.
~ Kami memahami, berdasarkan pada ajaran Sang Buddha, bahwa segala sesuatu yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal (anicca), tidak sempurna dan tidak memuaskan (dukkha), dan segala sesuatu yang berkondisi dan tidak berkondisi (dhamma) adalah bukan diri/ tanpa inti (anatta).
~ Kami menerima Tigapuluh Tujuh kualitas yang berguna bagi pencapaian Pencerahan (Bodhipakkhiya Dhamma) sebagai beragam aspek yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mendorong ke arah Pencerahan, yaitu:
Empat Bentuk Landasan Perhatian Benar (Pali: satipatthana; Skt. smrtyupasthana);
Empat Daya Upaya Benar (Pali. sammappadhana; Skt. samyakpradhana);
Empat Dasar Kekuatan Batin (Pali. iddhipada; Skt. rddhipada);
Lima Macam Kemampuan (indriya: Pali. saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
Lima Macam Kekuatan (bala: saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
Tujuh Faktor Pencerahan Agung (Pali. bojjhanga; Skt. bodhianga);
Delapan Ruas pada Jalan Mulia (Pali. ariyamagga; Skt. aryamarga).
~ Ada tiga jalan untuk mencapai Bodhi atau Pencerahan Agung berdasarkan pada kemampuan/kecakapan dan kapasitas dari masing-masing individu, yaitu: sebagai seorang Sravaka (Yang melaksanakan ajaran Sammasambuddha ), sebagai seorang Pratyekabuddha (Buddha Yang tidak memberikan pengajaran) dan sebagai seorang Samyaksambuddha (Buddha Yang Sempurna). Kami menerima jika mengikuti karir seorang Boddhisattva adalah untuk menjadi seorang Samyaksambuddha dalam rangka menyelamatkan yang lain, merupakan sesuatu yang tertinggi, mulia dan paling heroik. Tetapi ketiga kondisi ini berada dalam Jalan yang sama, tidak berada dalam jalan yang berbeda. Sesungguhnya, Sandhinirmocana Sutra, salah satu sutra Mahayana yang penting, secara jelas dan  tegas mengatakan bahwa mereka yang mengikuti garis Sravaka-yana (Wahana Sravaka) atau garis Pratyekabuddha-yana (Wahana Pratyekabuddha) atau garis Para Tathagata (Mahayana) mencapai Nibbana tertinggi dengan Jalan yang sama, dan oleh karena itu bagi mereka semua hanya ada satu Jalan Pemurnian (visuddhi-marga) dan hanya satu Pemurnian (visuddhi) dan tidak ada yang lain, dan oleh karena itu mereka bukanlah jalan yang berbeda dan pemurnian yang berbeda, dan oleh karena itu Sravakayana dan  Mahayana merupakan Satu Wahana, Satu Yana (eka-yana) dan bukanlah wahana atau yana yang berbeda.
~ Kami mengakui bahwa dalam negara-negara yang berbeda ada perbedaan mengenai tata cara hidup dari para biarawan Buddhis, kepercayaan dan praktik, upacara dan ritual-ritual, seremonial, adat istiadat dan kebiasaan umat Buddha yang bersifat umum. Bentuk eksternal (luar) dan ekspresi ini semestinya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.

Rumusan Lain

Ada beberapa tokoh ataupun sarjana Buddhis yang juga merumuskan persamaan ajaran antara Theravada dan Mahayana yang isinya sebagian besar sama dengan rumusan WBSC.

Y.M. K. Sri Dhammananda memberikan rumusan seperti berikut:
~ Kedua aliran menerima Buddha Sakyamuni sebagai Guru.
~ Empat Kebenaran Arya adalah sama persis dikedua aliran.
~ Jalan Utama Berunsur Delapan adalah sama persis dikedua aliran.
~ Paticcasamuppada atau ajaran akan Sebab-Musabab Yang Bergantungan adalah sama persis dikedua aliran.
~ Kedua aliran menolak ide akan “makhluk tertinggi” yang menciptakan dan mengatur dunia ini.
~ Kedua aliran menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna tanpa adanya perbedaan.


Rumusan dari Oo Maung:
~ Kesamaan dalam menerima Empat Kebenaran Arya.
~ Kesamaan dalam menerima Jalan Utama Berunsur Delapan.
~ Kesamaan dalam menerima Paticcasamuppada atau Sebab-Musabab Yang Bergantungan.
~ Kesamaan dalam menerima Anicca, Dukkha, Anatta.
~ Kesamaan dalam menerima Sila, Samadhi, Panna.
~ Kesamaan dalam menolak konsep tuhan tertinggi.

Rumusan dari Tan Swee Eng:
~ Buddha Sakyamuni merupakan pendiri Buddhisme yang asli dan berdasarkan sejarah.
~ Tiga Corak Universal (Dukkha, Anica, dan Anatta), Empat Kebenaran Arya, Jalan Utama Berunsur Delapan, dan 12 rantai Sebab-Musabab Yang Bergantungan, merupakan fondasi dasar bagi seluruh aliran Buddhisme termasuk aliran Tibet dari Vajrayana.
~ Tiga unsur latihan yaitu Kemoralan (sila), Meditasi (samadhi) dan Kebijaksanaan (prajna) adalah hal yang universal bagi semua aliran.
~ Pengorganisasian Ajaran Buddha / Dharma terbagi menjadi tiga klasifikasi (Sutra/Sutta, Vinaya, dan sastra) terdapat pada kanon Buddhis di berbagai negara.
~ Konsep pikiran melampaui materi. Pikiran sebagai hal yang mendasar dari penjinakan dan kontrol adalah hal yang fundamental bagi semua aliran.


Penutup

Dengan rumusan pokok-pokok dasar pemersatu ini, diharapkan kita dapat memahami ciri khas ajaran yang ada dalam Buddhisme yang membedakan agama besar ini dengan agama atau kepercayaan lainnya yang ada di dunia. Kita dapat memahami bahwa meskipun terdapat perbedaan antar aliran, namun memiliki ajaran pokok yang sama yang apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengarahkan kita pada akhir penderitaan, Nibbana / Nirvana.

--End--

 

Catatan:
Berlindung dalam Ti Ratana bukan berarti berserah diri. Buddha dalam pengertian Guru pembimbing, dimana Sakyamuni Buddha adalah Buddha Sejarah. Dan Buddha dalam pengertian Kesadaran. Dhamma dalam pengertian Kebenaran ataupun Ajaran Buddha. Sangha dalam pengertian persaudaraan / perkumpulan para Bhikkhu Arya.
tuhan yang dimaksud adalah yang memiliki definisi: berpersonal, pencipta semesta, prima causa, ayah/ibu dari semua makhluk, paramatman, yang maha segalanya. 
Savakabuddha: pencapaian Pencerahan melalui mendengar ajaran dari Sammasambuddha.  Paccekabuddha: pencapaian Pencerahan dengan usaha sendiri tanpa mengajar. Sammasambuddha: pencapaian pencerahan dengan usaha sendiri dan mengajar.

Literatur:
The Heritage of the Bhikkhu; Walpola Rahula; New York, Grove Press, 1974; hal. 100, 137-138.
Two Main Schools of Buddhism; K. Sri Dhammananda; Brickfields, Kuala Lumpur.
Common Ground Between Theravada and Mahayana Buddhism; Tan Swee Eng; www.buddhanet.net
Theravada Versus Mahayana; Oo Maung, 2006
Disusun oleh: Bhagavant.com

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #1 on: 02 September 2008, 10:09:56 AM »
Karena tidak ada konsep maka JMB8 4KM sudah tidak diperlukan, dan pengakuan Buddhism pun tidak diperlukan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #2 on: 02 September 2008, 10:13:09 AM »
Karena tidak ada konsep maka JMB8 4KM sudah tidak diperlukan, dan pengakuan Buddhism pun tidak diperlukan :))

syukurlah jika begitu, berarti tidak akan ada keributan ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #3 on: 02 September 2008, 11:01:38 AM »
Kecuali masih ada keinginan dan harapan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #4 on: 02 September 2008, 12:46:46 PM »
loh keinginan dan harapan itu juga termasuk konsep khan???  :whistle:

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #5 on: 02 September 2008, 12:53:22 PM »
Entahlah ko markos, emang harus meditasi vippasana yah baru bisa melepas konsep, sepertinya ada yang tidak berhasil nih :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #6 on: 02 September 2008, 12:59:00 PM »
dear ryu,

hati2 loh......... vipassana adalah untuk memahami hakekat sesungguhnya dari nama dan  rupa, yang sesungguhnya adalah proses yang terus berkelanjutan.

jadi jangan terjebak pada kekosongan/nihilisme, atau justru ke adanya atta yang kekal........ namun kebanyakan meditator biasanya masuk ke konsep kekosongan.  _/\_

itu kenapa vipassana seyogyanya untuk melihat proses timbul dan tenggelamnya segala sesuatu......

semoga anda bisa memilah dan memilih emas di antara begitu banyaknya tembaga dan kuningan yah  ;)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #7 on: 02 September 2008, 01:00:50 PM »
_/\_ mudah2an aye gak semakin tersesat :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #8 on: 02 September 2008, 01:01:31 PM »
Entahlah ko markos, emang harus meditasi vippasana yah baru bisa melepas konsep, sepertinya ada yang tidak berhasil nih :)

bro ryu, saya hanya mengingatkan..  :)
sebaiknya kita berhati-hati dalam 'mengkoreksi/menilai' praktek pribadi seseorang..
siapa tau mereka adalah Ariya Sangha loh [8 pasang makhluk suci + 1-10 bodhisattvabhumi]..

kalau ada yg berperilaku buruk, kita tidak perlu menirunya..  ^-^
ingat2 hukum karma ya.  8)
hal ini juga berlaku untuk diri saya.  ;D
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #9 on: 02 September 2008, 01:06:28 PM »
Yah GBU semua deh _/\_
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #10 on: 02 September 2008, 01:10:46 PM »
Yah GBU semua deh _/\_

ada HAN-TU-HAN-TU-HAN-TU... :))
just a joke, biar ga stress, bro ryu..  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #11 on: 02 September 2008, 01:13:54 PM »
Belakangan, di forum tercinta kita, telah timbul sedikit keributan, yang inti masalahnya adalah: apakah MMD termasuk Buddhisme / tidak.
Lagi2,berusaha menutup2i kesalahan...
Saya rasa tidak perlu ditulis "timbul sedikit keributan",ini bukan masalah sederhana seperti pikiran anda,ini adalah fakta yang sangat jelas yang akan menjadi pegangan setiap member yang membaca di forum2 Buddhis dan ini jelas "pemaksaan" pendapat didalam MMD..

Quote
Masing-masing pihak mengemukakan argumen masing-masing. Yang tentu saja tidak akan ditemukan kesepakatan jika tidak mengacu pada suatu sumber independent yg jelas dan valid yg dapat dijadikan patokan.
Ckckckck,inti disini yang saya tanggap kita harus terpaku pada "kesepakatan" orang lain?

Quote
Point-point penting yg dikemukakan masing2 pihak adalah sbb:

MMD termasuk Buddhism karena:
~ bersumber pada Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta

MMD tidak termasuk Buddhism karena:
~ tidak menerima Jalan Mulia beruas 8
~ tidak menerima Sila Samadhi dan Panna
~ Lebih banyak mengacu kepada ajaran J Khrisnamurti ketimbang ajaran Sang Buddha sendiri
Sumedho masih belum menjawab tuntutan pak hudoyo,harap diingat...

Quote
Karena perbedaan pendapat diatas, maka diperlukan suatu pendapat independensi berbobot yg dapat dijadikan suatu acuan untuk menentukan kata sepakat. Untuk itu saya mencopas artikel dibawah ini dari website:
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=67
Hebat banget....Perbedaan pendapat menurut saya wajar,Sang Buddha dengan JELAS berkata,"SELAMI BATIN MASING-MASING",saya rasa bro willi mengerti...

Quote
Pada artikel tersebut dipaparkan hasil kesepakatan/rumusan oleh dewan Sangha sedunia mengenai Theravada dan Mahayana (yg sekaligus dapat kita jadikan acuan sebagai "Pilar2 Buddhisme").
Sejak kapan kebenaran memiliki otoritas2?

Quote
Jika rumusan independen ini juga tidak diakui oleh salah satu pihak yg bertikai di DC, itu terserah subjek masing2 dan tidak ada lagi yg bisa dilakukan. Pihak DC, sebagai forum yg jelas2 mengakui Buddhisme sebagai landasan, berhak menata forumnya berdasarkan pertimbangan tertentu.
Berusaha menutupi kesalahan DC tapi mulai berceloteh orang lain yang salah...Jelas lah apa FORUM INI...

Silakan disanggah...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #12 on: 02 September 2008, 01:30:06 PM »
Lagi2,berusaha menutup2i kesalahan...
Saya rasa tidak perlu ditulis "timbul sedikit keributan",ini bukan masalah sederhana seperti pikiran anda,ini adalah fakta yang sangat jelas yang akan menjadi pegangan setiap member yang membaca di forum2 Buddhis dan ini jelas "pemaksaan" pendapat didalam MMD..

Ckckckck,inti disini yang saya tanggap kita harus terpaku pada "kesepakatan" orang lain?

Berusaha menutupi kesalahan DC tapi mulai berceloteh orang lain yang salah...Jelas lah apa FORUM INI...

Silakan disanggah...

Salam,
Riky

dear Riky,

Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana

Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.

Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.

nah silahkan anda nilai sendiri..........  _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #13 on: 02 September 2008, 01:35:54 PM »
dear Riky,
Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana
Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.
Saya sangat berterima kasih kepada anda,dengan ingin maka lebih jelaslah apakah keputusan rapat sepihak atau tidak...
Jadi saya mengasumsikan bahwa forum ini milik Sumedho dengan kata lain keputusan ini diinginkan oleh Sumedho sehingga orang lain tidak boleh berkomentar jika mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh bro Sumedho.. :)

Quote
Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.
Itu kan yang anda tahu,dan apa yang saya tahu itu berbeda,mau lihat secara demokratis atau tidak?Suruh si Sumedho postkan semua hasil pembicaraan dari awal sampai akhir,sampai sekarang ini usul saya masih tidak digubris...
Anda tidak perlu menutup2i kesalahan DC ini...

Quote
nah silahkan anda nilai sendiri..........  _/\_
Itu sudah saya nilai,silakan anda nilai sendiri juga...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #14 on: 02 September 2008, 01:56:12 PM »
 ??? huh? jadi penasaran nih...kog pada meributkan hal yg satu ini,

Kalo MMD buddhisme lantas kenapa?? what to do with it??
kalo bukan lantas kenapa juga??

SB menunjukan jalan kepada pengikutnya, bagaimana masing-masing individu menanggapi cara yg di tunjukan, ya ga penting...

kaye nya disini kita membahas dhamma bukan memaksakan pendapat, dan bukan memperdebatkan atau memaksa moderator untuk memutuskan INI ITU budhisme atau bukan...

 ^-^ maaf rina hanya ingin mengatakan apa yg ada di pikiran rina setelah membaca beberapa thread pedebatan yg memusingkan dan SAMA SEKALI tidak memperluas wawasan dan membawa pengetahuan

« Last Edit: 02 September 2008, 01:58:44 PM by Rina Hong »
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

 

anything