sebagian orang menganggap meditasi adalah suatu cara untuk lari dari kenyataan hidup. Salah. Meditasi adalah lari menuju kenyataan.Meditasi tidak membentengi Anda dari kepedihan hidup. Meditasi memungkinkan Anda untuk menyelam begitu dalam ke dasar kehidupan beserta segala aspeknya, sehingga Anda menembus barier nyeri dan Anda keluar dari penderitaan.
Vipassana adalah praktek yang dilakukan dengan maksud khusus untuk menghadapi kenyataan, untuk mengalami hidup seperti apa adanya, dan menggarap apa yang Anda temukan di sana. Meditasi itu memungkinkan Anda mengesampingkan segala ilusi dan membebaskan diri dari semua kebohongan-kebohongan ramah yang Anda katakan kepada diri sendiri terus-menerus. Yang ada adalah apa yang ada. Anda adalah apa adanya diri Anda, dan berbohong kepada diri sendiri tentang kelemahan-kelemahan dan motivasi-motivasi diri Anda hanya akan membelenggu Anda lebih kuat kepada roda ilusi.
Meditasi Vipassana bukanlah upaya untuk melupakan diri Anda atau menutupi masalah-masalah Anda. Meditasi itu adalah belajar memandang diri Anda persis seperti apa adanya diri Anda. Lihatlah apa yang ada di situ, dan terimalah sepenuhnya. Hanya dengan demikian Anda dapat mengubahnya.
tentang meditasi vipassana tersebut memang benar. tapi mungkin selama ini, saya telah menjadikan meditasi samatha untuk lari dari kehidupan. Dengan usaha yang sangat keras, saya telah berlatih ketenangan diri, sehingga cukup terampil menenangkan diri. Bahkan saya menguji kekuatan ketenangan saya dalam banyak hal yang extrrim untuk sekedar menguji diri, apakah benar-benar telah terampil dalam ketenangan atau tidak. Dan dengan keterampilan ketenangan tersebut saya lebih mudah untuk lari dari kenyataan.
Saya berjalan berkelana ke hutan selama berminggu-minggu, menghadapi bahaya hewan buas, dinginnya pegunungan, makhluk-makhluk halus, kelaparan, serta gangguan orang jahat. Dan akhirnya saya merasa telah lulus menguji diri sendiri. Selama perjalan di hutan-hutan, tidak sesuatupun hal menyakitkan menyentuh saya, karena keterampilan dalam mengembangkan konsentrasi dan menenangkan diri.
Setelah kembali ke dalam hidup sehar-hari, saya tidak pernah membiarkan kegelisahan yang menyakitkan muncul di dalam diri saya. Tetapi sayangnya, saya tidak begitu giat membendung keserakahan. Dengan kata lain, ketika suatu kegelisahan muncul, dengan segera saya bertindak, bermeditasi untuk mengenyahkannya. Tapi bila keserakahan muncul, maka saya cenderung membiarkannya, selama keserakahan itu tidak dirasakan sebagai suatu hal yang menyakitkan. Ternyata saya hanya lari dari hal-hal yang menyakitkan dalam hidup, tetapi tidak lari dari hal-hal yang menyenangkan. Padahal segala kesenangan hidup itu akhirnya menimbulkan kesakitan yang lebih kuat lagi di masa yang akan datang. Dan aku tidak begitu peduli tentang penderitaan yang akan terjadi di masa yang akan datang, karena terlalu terfokus pada kesenangan hidup saat ini di sini.
Dalam hidup sehari-hari, saya cenderung tidak melakukan apapun bila hati terasa gelisah. Saya akan duduk bermeditasi sampai hati terasa menjadi tenang. Setelah itu, barulah saya akan beraktifitas. Saya tak peduli soal jam kantor yang sudah lewat. Bahkan bila perlu, saya tak segan-segan untuk bolos kerja dan terus menerus bermeditasi sampai ketenangan yang kuharapkan tercapai.
Sifatku ini sangat berlawanan dengan sifat istriku. ia akan tetap pergi bekerja dalam keadaan seperti apapun. Walaupun ia sedang sedih, gelisah, marah atau ketika tubuh dan batinnya merasa kesakitan, ia akan tetap pergi bekerja. Kendatipun tubuhnya menggigil karena demam, selama ia merasa mampu bejalan, ia akan pergi melaksanakan apa-apa yang dianggap menjadi kewajibannya.
Aku berkata kepada istriku, "ketenangan adalah hal yang perlu diutamakan dalam hidup." tetapi istriku membantah, "bukan, " katanya, "tetapi kewajiban."
ia berkata kepada saya, "Anda orang yang sibuk dengan penderitaan, berusaha mengatasinya dengan berbagai metoda. Tetapi penderitaan selalu muncul dalam hidup ini. Ketenangan-ketenangan meditatif, yang muncul dari kreasi pikiran, bagaimanapun kuatnya ia tidaklah kekal dan akan cepat berlalu. Dan anda akan kembali sibuk kembali bermeditasi. Jadi, kapan anda akan punya waktu untuk kehidupan ini? Sedangkan orang yang mengabaikan penderitaan dalam hidup dan konsisten dalam menjalankan kewajiban-kewajiban hidup, ia bahagia pada saat bekerja dan memperoleh hasil kejanya tersebut."
Pagi ini, aku merasa gelisah. Tetapi, aku tidak mau bermeditasi untuk menenangkan hati. Karena, menurut pengalaman-pengalaman sebelumnya, dengan meditasi ketenangan, kegelisahan akan lenyap bersama munculnya kemalasan dan keserakahan. Dan aku, biasanya membiarkan kemalasan dan keserakahan itu muncul dan berkembang di dalam diriku. Walaupun dalam kemalasan dan keserakahan tersebut tidak dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan sehingga aku merasa nyaman, tetapi aku sadar bahwa kenyamanan seperti itu hanyalah semu yang akhirnya dapat menimbulkan banyak masalah. Itu bukan ketenangan yang murni. Tetapi faktanya, aku menyukai ketenangan yang semu tersebut. Demikianlah caraku lari dari kehidupan. Aku ceritakan dengan harapan, semoga tidak ada orang lain yang melakukan kesalahan seperti aku.
Kemalasan yang muncul bersama lenyapnya kegelisahan, mendorongku untuk memanjakan diri dalam berfilsafat, memikir ini dan itu. Merenung-renung, memikir-mikir, ngobrol, diskusi, debat dan menulis adalah cara ku untuk memanjakan diri. Aku mengejar kenikmatan-kenikmatan yang terdapat dalam berfilsafat. Itu hal yang sangat aku utamakan dalam hidup. Dan aku cenderung mengabaikan semua kewajiban hidup lainnya, sebelum merasa terpuaskan dalam berfilsafat. Bahkan aku akan duduk didepan komputer siang malam selama berhari-hari sekedar untuk menulis dan menuliskan renungan-renungan ku sendiri. Saat guru meditasiku mengetahui kebiasaanku itu, ia marah dan berkata, "kamu telah menjadikan meditasi sebagai cara untuk memanjakan dan memperkuat ego mu sendiri."
"tapi dengan cara ini, aku merasa hidup di alam surgawi. Apalagi dengan keajaiban-keajaiban mistik yang aku temui. Dan aku selalu berusaha menciptakan keajaiban-keajaiban dalam hidupku." jawab saya.
"keajaiban tidak perlu kamu ciptakan. Tetapi kamu harus bisa melihat bahwa seluruh kehidupan ini merupakan hal yang ajaib. Sehingga jika ada yang dianggap menarik oleh mu, maka tak ada bedanya, semua hal menarik. Jika ada yang dianggap tidak menarik di dunia ini, tak ada bedanya, semua hal tidak menarik. Selama kamu berpikir yang ini menarik, dan itu tidak menarik, yang ini menyenangkan dan itu tidak menyenangkan, berarti kamu adalah seorang pemalas."
ah,… tapi aku tidak mau dibuat menjadi bingung dengan segala macam filsafat. Inilah diriku apa adanya, dengan kekurangan dan kelebihannya. Semoga ada jalan bagiku untuk bisa memperbaiki diri, bila selama ini aku masih disebut "terlalu jelek" dan salah dalam menggunakan "seni meditasi". Tak seorang manusia pun di dunia ini yang mengharapkan keburukan bagi dirinya sendiri.