//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membayar utang karena mematahkan leher burung  (Read 4166 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Membayar utang karena mematahkan leher burung
« on: 31 January 2010, 04:37:26 AM »
Beberapa waktu lewat dan sekali lagi sewaktu Luang Po duduk bermeditasi selama 6 bulan penuh, ia mendapatkan penampakan atas kematiannya. Sebuah suara berkata kepadanya, "Yang Mulia, pd tgl 14 Oktober 1978, jam 12.45, Anda akan meninggalkan Vihara dan mati utk menebus utang karma karena mematahkan begitu banyaknya leher burung2. Luang Po berpikir bhw ia harus pamitan pd setiap org, maka ia mengadakn pertemuan Sangha dan melakukan serah terima tugas2nya. Ia menyerahkan pengelolaan dana Vihara pd para pengurus Vihara dan menunjuk 1 org utk bertindak sebagai kepala Vihara sewaktu Luang Po tidak ada.
Luang Po selalu mengajarkan bhw memang mungkin bagi kita utk mengetahui hal2 yg akan terjadi. Meditasi itu sungguh sangat bermanfaat.
Sementara itu, ada seorang pria bernama Chan Kornsritipah yg sudah dikenal Luang Po selama beberapa thn. Dia pernah datang ke Vihara dan membantu Luang Po merekonstruksi ulang balai Uposatha yg baru sewaktu bangunan yg lama roboh. Luang Po pikir orang itu punya peranan penting utk Vihara, jd kalau terjadi sesuatu pd dirinya, ia akan mengabari org ini.
Pd saat tgl 14 Oktober semakin mendekat, Luang Po mulai membaca Paritta dan memancarkan pikiran2 Cinta Kasih kpd Tuan Chan dan berpamitan padanya. Ia berpikir, "Kita sudah bersahabat bertahun-tahun lamanya, skrg saya harus pergi. Pd tgl 14 Oktober saya akan menderita patah leher dan meninggal di Rumah Sakit Singhburi. Itulah yg dikatakannya. Dia sudah berpamitan. Sementara itu, Tuan Chan sedang bekerja di kantornya, dan duduk utk menulis catatan. Tetapi yg terjadi di catatannya ia menuliskan kata2 yg disampaikan oleh Luang Po di dalam meditasinya. Bahkan tulisannya juga tulisan tangan Luang Po, persis seperti yg dipikirkannya di dalam meditasinya.
Tibalah tgl 14 Oktober, Luang Po harus pergi menghadiri suatu pertemuan di Wat Kavisaram di Provinsi Lopburi. Kebetulan hari itu sekelompok dokter dari rumah sakit Siriraj datang dari Bangkok utk Berdana Makan tengah hari. Segera setelah menyelesaikan makannya, Luang Po bersiap-siap. Ia tahu bahwa ia tidak akan kembali lagi ke Vihara ini, sebab ia sudah diberitahu tentang akibat karmanya di dalam meditasinya 6 bulan yg lalu. Dia harus membayar utangnya kepada burung2 itu. Bagaimana caranya membayar utangnya, ia juga belum jelas, tapi yg pasti ia tdk akan pulang kembali.
Setelah berpamitan kpd semua org, Luang Po masuk ke dalam mobil. Waktu itu jam 12.30. Ia sudah mengenakan satu set jubah baru dan mengumpulkan buku2nya. Ia merasa yakin ia tdk akan kembali lg. Kolonel Wad Keskaew ikut serta. Dia memakai jaket putih dan celana putih. Mungkin jg kolonel akan mati bersamanya. Mereka meninggalkan Vihara dan berbelok ke kanan ke arah Lopburi. Sewaktu mereka tiba di belakang pasar Pak Bang, di pom bensin, ada 1 mobil memberikan sinyal utk belok ke kanan, ketika 3 mobil di belakangnya menyalipnya dari sisi kiri, sebuah bis turis menabrak mobil2 itu. Waktu itu persis pk. 12.45. Kolonel Wad Keskaew terlempar melayang melewatu bagian belakang bis turis itu. Org2 di pasar melihat pakaian putihnya mengira ada surat kabar yg terbang melewati bis itu. Punggungnya patah.
Pundak Luang Po terbentur besi dan patah. Kaca depan mobil telah menguliti kepalanya sampai ke lehernya. Kepalanya jadi putih. Lehernya tertekuk sampai ke dadanya. Ia bisa memutarnya. Hidungnya penuh darah, dan kaca mobil itu telah melukainya sangat parah. Tubuhnya melayang menembus kaca mobil itu seperti burung dan mendarat kira-kira 40 mtr jauhnya dari mobil mereka. Tetapi nampaknya ia masih beruntung. Ia masih bisa menggerakkan satu tangannya dan mengangkatnya. Ia menyentuh tubuhnya sendiri utk memastikan apakah lehernya patah. Matanya tidak bisa melihat demikian jg telinganya tdk bisa mendengar. Ia merasa dalam kondisi lumpuh, tp masih memiliki satu tangan yg berfungsi dan masih ada kesadarannya. Dia harus bernafas dari perutnya, "naik, turun".
Supirnya tdk sadarkan diri tapi Luang Po masih bisa berbicara sebab kesadarannya masih berfungsi dgn baik. Ia memusatkan kesadarannya ke tulang dadanya, dan dgn begitu, berhasil bernafas melalui perutnya. Bagaimana ia melakukannya? Ia mengatakan kpd kita utk memikirkan tubuh ini seperti di dalam kandungan, tubuh ini makan dan bernafas melalui perut. Ia meminta seseorang utk membantunya bangun, tapi tdk ada seorangpun dari para penonton yg berdiri mengelilinginya yg berani menyentuhnya, tengkorak tanpa kulit yg berbicara tidak karuan. Mereka berpikir kepalanya sudah copot seluruhnya sebab kulitnya sudah koyak sampai ke belakang lehernya. Akhirnya polisi tiba dan mengumumkan bahwa ia belum mati. Kalau saja mereka tidak segera datang ke tempat kejadian, mungkin ia sudah dibiarkan sampai mati.

Bersambung...................







































Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #1 on: 31 January 2010, 10:45:34 AM »
KEMBALINYA KARMA KARENA MEREBUS KURA-KURA

Di dekat tempat kecelakaan ada satu pabrik batu bata. Pemiliknya mengangkut dan mengantarkan mereka ke rumah sakit. Luang Po mengangkat dan menahan dagunya dgn satu tangannya yg masih berfungsi, tapi ia tidak dapat merasakan apa-apa. Sewaktu mobil itu mendekati Akademi Agraria, Luang Po dapat mendengar suara samar2 dari kejauhan, "Syukurlah kau, syukurlah kau". Ia mendengarnya berulang-ulang. "Sekarang kau akan mendapatkannya lagi. Lehermu mungkin patah tapi engkau tidak akan mendapatkan belas kasihan dari kami. Kau akan mendapatkan yg lebih lagi". Sedetik kemudian, ia dapat melihat sekelompok kura2 itu, dan saat itu juga radiator mobil mendidih dan meluap, dan air serta uap panas tumpah ke seluruh tubuh Luang Po. Sungguh kacau. Luang Po menjadi basah. Kemudian satu tangannya yg masih berfungsi dapat merasakan panas. Air panas yg menyemburnya, jg menyembur ke tubuh supir. Orang yg sedang memeganginya berteriak, "Stop, stop, org di belakangmu bisa mati!" kelompok kura-kura itu menambahkan balas dendam mereka. Tampaknya Luang Po belum melunasi utangnya sebelum ini. Sesampainya di rumah sakit, radiator mobil itu menjadi kering.
Luang Po bertekad, "Semoga saya pergi dgn damai, saya tahu skrg, saya mengerti, saya meminta pengampunan, dan menyebarkan pengampunan kepada semua mahluk di dunia manusia ini. Kalau saya belum melunasi semua utang karma saya, biarlah saya melunasinya di kehidupan selanjutnya. Yang kedua, kalau saya telah melunasi semua utang karma saya di dunia manusia ini, semoga saya terlepas darinya skrg juga, semoga saya tidak perlu menderita lebih lama lagi. Itulah tekadnya yang kedua.

Bersambung........................
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #2 on: 01 February 2010, 09:46:10 PM »
Kebetulan hari itu pengawas rumah sakit yg bertugas hari itu, tidak hadir. Dia sudah pulang ke rumah di dekat Wat Ges, tetapi kepala dokter bedah, Doktor Sommai ada. Dia terburu-buru datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Luang Po kecelakaan. Dr. Sommai membawa Luang Po ke suatu ruangan utk pemotretan sinar X. Para dokter berbisik, tetapi Luang Po dapat mendengar pembicaraan mereka. "Tidak bisa", kepala dokter bedah berkata. Dia menginstruksikan Luang Po utk berbaring di kereta dorong, dan perawat pria akan membawanya ke ruang perawatan intensif. Para dokter akan melakukan operasi darurat utk pertama-tama menjahit kembali kulit kepala Luang Po.
Luang Po terus mengucapkan tekadnya. Dia memiliki satu tangan yg masih berfungsi, tetapi kelihatannya bagian tubuh yg lain sudah mati. Dia terus menerus bernafas melalui perutnya, "naik, turun". Dua perawat pria membaringkannya di kereta dorong dan sedang mendorongnya, ketika roda-rodanya tersangkut pintu, dan Luang Po terlempar jatuh. Roda-rodanya ambruk. Salah satu dari para dokter itu berteriak, "Pastilah dia mati skrg!" lehernya berkeretak dan tampaknya malah balik ke posisinya!
Luang Po membuka matanya dan dapat melihat, tetapi tidak dapat bernafas. Tenggorokannya kelihatannya terganjal, dan punggungnya begitu sakit sampai terasa akan copot. Ia masuk ke ruang operasi gawat darurat dan para dokter mulai menjahitkan kembali kulit kepalanya. Para dokter berpikir apakah Luang Po akan lumpuh dan tidak dapat sembuh kembali. Salah satu dari perawat pria itu berkata kepada perawat yg satunya lagi bahwa karena dialah maka Luang Po skrg berada dalam kondisi yg lebih baik. Kalau dia tidak menyebabkan kereta dorong itu selip, leher Luang Po mungkin tidak tersentak balik ke tempatnya. Para dokter dan para perawat berusaha membuat Luang Po menggenggam tangan mereka utk memeriksa apakah ia masih memiliki kontrol atas sistim sarafnya dan tampaknya ia benar2 beruntung.

Bersambung..................
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #3 on: 02 February 2010, 06:56:57 PM »
Setibanya Luang Po di Viharanya kembali, ia harus menerima tamu sepanjang hari krn begitu byk tamu2 yg datang, Doktor Pradit telah menginstruksikan utk tidak berbicara terlalu banyak sebab kalau tidak luka2nya akan lambat sembuhnya. Dia telah memberikan obat penenang tetapi pasiennya tidak bisa tidur. Salah seorang perawat mengatakan bahwa Luang Po berusaha melawan kerja obatnya. Akhirnya Doktor Pradit menyusun rencana utk membuatnya kembali ke rumah sakit. Dia mengundang Luang Po utk datang ke Lert Sin dengan mengatakan akan melepaskan gipsnya. Si pasien begitu senangnya, sehingga terburu-buru datang ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, mereka memang melepaskan gipsnya, tapi ia segera jatuh pingsan. Kemudian setelah istirahat sebentar dokter berkata, "Tunggu sebentar Luang Po, kami akan memasangkan gips yg baru. Saya mengecoh Anda utk datang karena saya tahu kalau saya katakan akan memasang gips yg baru pasti Anda tidak akan datang".
Mereka memasang gips yg baru yg beratnya lebih berat 4 kg. Lima belas menit setelah mereka memasangkan gips baru, Luang Po tidak bisa membuka mulutnya. Ia dipaksa menjadi Pertapa.

Bersambung dengan judul topik yg baru............

Sumber : Menciptakan Kedamaian Dunia yang Berkelanjutan oleh Suchitra Onkom.
Penerbit Karaniya
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #4 on: 02 February 2010, 09:09:03 PM »
Ngomong-ngomong, nama luanpunya siapa?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #5 on: 03 February 2010, 05:08:31 AM »
Luang Po Jarun. Beliau adalah Kepala Vihara Ambavana dan Ketua Sangha Provinsi singhburi
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Ardie.h

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #6 on: 25 March 2010, 10:45:09 PM »

Luang Po selalu mengajarkan bhw memang mungkin bagi kita utk mengetahui hal2 yg akan terjadi. Meditasi itu sungguh sangat bermanfaat.
Meditasi memang sungguh bermanfaat..
« Last Edit: 25 March 2010, 10:47:24 PM by Ardie.h »

Offline Auchan-Vriconella

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 4
Re: Membayar utang karena mematahkan leher burung
« Reply #7 on: 10 May 2010, 10:00:24 PM »
seremm abiss... :'( :'(
utang karma mutlak terbalaskan...

saya takut sama utang karma di kehidupan dlu,,,pernah berbuat jahat apa tidak tahu,,skrg harus banyak melakukan karma baik... :'( :'(
Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah Kebajikan.

Ingat !!! Tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, kadang2 adalah sebuah berkah.

Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktekan welas asih. Jika kamu sendiri mau bahagia, praktekan welas asih.

~Dalai Lama~