//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha  (Read 312039 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1155 on: 12 August 2010, 10:47:09 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.



mungkin Bro Mettiko bisa mengupdate informasi terbaru ini di thread Buddha Bar

Offline mettiko

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1156 on: 12 August 2010, 11:18:51 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.

sebelumnya bro pahami dulu maksud & tujuan saya jangan di kaitkan dengan pribadi ( usaha, dsb... )
kl bro pernah baca kisah Maha Moggallana, beliau adalah sosok yang harus kita teladani dalam soal menjaga Sang Buddha. berikut adalah salah satu kisah Maha Moggallana ..


Nandopananda bhujagam vibudham mahiddhim
Puttena Thera bhujagena damapayanto
Iddhupadesa vidhina jitava munindo
Tan tejasa bhavatu te jayamangalani

Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar
Putra Sang Buddha yang Terkemuka (Moggallana Thera) sebagai naga pergi untuk menjinakkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan kesaktian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna
[/i]

Pada suatu hari, jutawan Anathapindika, sesudah mendengarkan Ajaran Sang Buddha di Vihara Jetavana, mengundang Sang Guru Agung dengan lima ratus bhikkhu untuk menerima dana pada esok harinya.

Pagi-pagi sekali, pada saat Sang Buddha memeriksa keadaan di dunia ini, Beliau melihat Raja Naga Nandopananda mempunyai pandangan salah, tetapi mempunyai karma baik untuk berlindung kepada Sang Tri Ratna. Sang Guru juga melihat hanya Bhikkhu Moggallana yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Sang Buddha meminta Bhikkhu Ananda untuk memanggil lima ratus muridNya untuk menyertai Beliau ke Surga Tavatimsa 2). Sang Buddha beserta para bhikkhu terbang di udara. Dalam perjalanan menuju Surga Tavatimsa, mereka melintas di atas kediaman Nandopananda. Ketika itu, ia sedang menikmati makanannya yang enak. Ia sangat marah melihat para bhikkhu terbang melintas di atas kediamannya, dan berniat untuk menghalangi perjalanan mereka.

Ia lalu bergelung melingkari Gunung Sineru sebanyak tujuh kali dan kepalanya berada di puncak gunung. Ia menciptakan kegelapan, membuat segala sesuatu tidak kelihatan, sehingga menyebabkan Surga Tavatimsa tidak dapat terlihat. Kegelapan yang terjadi dengan mendadak ini, menyebabkan Bhikkhu Ratthapala berkata kepada Sang Buddha, bahwa tidak ada surga maupun Istana Vejayanta dapat terlihat pada hari itu. Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya bahwa Raja Naga Nandopanandalah yang menyembunyikan gunung tersebut. Setelah mendengar penjelasan Sang Guru, Bhikkhu Ratthapala berkata ia akan pergi dan menaklukkan Raja Naga itu, tetapi Sang Buddha tidak mengijinkannya.

Kemudian Bhikkhu Bhaddiya maju ke depan, menawarkan diri untuk menaklukkannya, tetapi Sang Buddha juga tidak mengijinkannya. Kemudian Bhikkhu Rahula dan beberapa bhikkhu lainnya juga tidak diijinkan oleh Sang Buddha untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Dengan seijin Sang Buddha, Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda. Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda. Ia lalu melingkari Nandopananda sebanyak empat belas kali dengan ekornya.

Ia menaruh kepalanya di atas kepala Nandopananda dan menekannya ke bawah ke Gunung Sineru. Raja Naga berusaha keras untuk melepaskan diri dengan menyemburkan bisanya. Tetapi Bhikkhu Moggallana mengirimkan serangan balasan, yang lebih kuat daripada Raja Naga yang membuat Raja Naga itu amat menderita. Kemudian Raja Naga menyemburkan api, dan Bhikkhu Moggallana juga melakukan hal yang sama. Semburan api itu amat menyakiti Raja Naga, tetapi sebaliknya semburan api Raja Naga tidak menyakiti Bhikkhu Moggallana.

Nandopananda lalu berteriak dengan marah : "Siapakah engkau?"

"Saya adalah Moggallana," jawab Bhikkhu Moggallana yang sudah kembali ke wujudNya semula.

Sesudah itu Bhikkhu Moggallana masuk ke dalam salah satu kuping Raja Naga dan keluar dari kuping lainnya. Ketika Raja Naga membuka mulutnya, Bhikkhu Moggallana memasuki perutnya, dan mulai berjalan naik turun, dari kepala sampai ke ekor dan dari ekor sampai ke kepala. Sang Buddha menegur Bhikkhu Moggallana dan mengingatkanNya akan kekuatan Raja Naga itu.

Raja Naga amat marah dengan gangguan pada ususnya yang amat menyakitkan. Ia lalu memutuskan untuk menekan sampai mati kalau Bhikkhu Moggallana keluar dari mulutnya. Ia lalu berkata :
"Yang Mulia, keluarlah dan jangan berjalan naik turun di dalam perutku ini."

Tetapi Bhikkhu Moggallana keluar tanpa diketahuinya. Ketika Raja Naga itu melihatNya sudah berada di luar, ia lalu menyemburkan racun berbisanya yang lain. Bhikkhu Moggallana dengan segera masuk ke Jhana Keempat 3), di sana semburan racun berbisa itu tidak dapat menyentuh selembar rambutpun di tubuhNya.

Selain Sang Buddha, hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat masuk ke Jhana Keempat dengan segera. Para bhikkhu lainnya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan bermeditasi. Bagaimanapun mereka tidak akan dapat dengan segera memasuki Jhana Keempat agar dapat terhindar dari semburan racun berbisa Raja Naga itu, karena apabila terlambat mereka akan hangus menjadi abu. Sang Buddha telah mengetahui kejadian yang amat kritis ini, dan tidak mengijinkan para bhikkhu yang lain, kecuali hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat menaklukkan Raja Naga ini.

Nandopananda menerima kekalahannya dan mengubah dirinya menjadi seorang pemuda dan berkata :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepadaMu."

Ia bersimpuh di kaki Bhikkhu Moggallana. Kemudian Bhikkhu Moggallana mengatakan bahwa Sang Buddha ada di sini dan mereka lalu pergi menemui Beliau.

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda :
"O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

Dengan diiringi ke lima ratus bhikkhu, Sang Buddha lalu melanjutkan perjalanan menuju Surga Tavatimsa menemui Raja Sakka.

Setelah selesai, Sang Buddha kemudian kembali ke Savatthi. Jutawan Anathapindika yang sedang menunggu kedatangan Sang Buddha untuk memberikan dananya, mendengar bahwa Bhikkhu Moggallana dapat menaklukkan Raja Naga Nandopananda merasa amat gembira, lalu ia mempersembahkan dana kepada Sang Buddha dan ke lima ratus bhikkhu terus-menerus selama satu minggu.

Keterangan :

1.Naga : Mahluk Asura yang mempunyai kesaktian
2.Surga Tavatimsa : Alam 33 Dewa yang diketuai oleh Dewa Sakka
3.Jhana Keempat : Salah satu tingkat pencapaian meditasi

so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

Poranametam atula
netam ajjatanam i'va
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhaninam pi nindanti
natthi loke anindito

O.. Atula, ssejak dahulu kala
tidak hanya terjadi sekarang
mereka mencela orang yang duduk berdiam diri
mereka mencela orang yang sedikit bicara
mereka juga mencela orang yang banyak bicara
tidak ada orang yang tidak di cela di dunia ini.
[/i]
                                                                       ( Dhammapada XVII KODHA VAGGA 17 : 7 )
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"

Offline mettiko

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1157 on: 12 August 2010, 11:32:00 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.



mungkin Bro Mettiko bisa mengupdate informasi terbaru ini di thread Buddha Bar

tak shek dulu ya.. _/\_
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"

Offline mettiko

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1158 on: 12 August 2010, 11:32:51 AM »
Quote
cinta kasih memang tiada batasnya itu bagi para Ariya Puggala sedang saya manusia Puttujana (biasa ) yang di cubit sakit, oleh karena itu saya minta Adil terhadap Alam Semesta agar buddhabar segera di tutup seseuai dengan hukum sebab musabab..

menarik juga, saya baru tahu bahwa ajaran sang buddha hanya berlaku oleh ariya puggala saja. Tapi baiklah saya luruskan. anda sadar bahwa anda ini puttujana, tetapi anda tidak sadar akan sikap pasrah anda ini. Apakah karena anda puttujana maka anda tidak mampu menerapkan ajaran cinta kasih dalam diri anda?
Anda meminta keadilan kepada alam semesta, keadilan seperti apa yang anda harapkan? mungkin dengan hadirnya buddhabar itupun adalah bentuk dari keadilan alam semesta yang sesuai dengan hukum sebab musabab?

UNTUK DIRI SAYA, banyak faktor-2 kejadian yang menimbulkan rasa ketidakadilan terjadi pada diri saya. tetapi ini pun hanyalah serentetan sebab-akibat yang terjadi, kenapa saya terlahir di alam manusia pastilah ada sebabnya,
maka saya terlahir di indonesia dengan segala konflik dan ketidakadilannya pun merupakjan bentuk keadilan dari alam semesta terhadap saya.

Bila anda ingin berdoa dan bila boleh saya sarankan, berdoalah supaya usaha anda, yang anda awali dengan pikiran baik, anda lakukan secara baik, dan demi tujuan yang baik tersebut, semoga usaha tersebut berhasil sesuai dengan kekuatan kamma anda.

Viriya -> sikap pasrah yang anda sebutkan tidaklah berkaitan dengan definisi Viriya. Menjalankan ajaran sang Buddha dengan penuh semangat demi menghilangkan kotoran batin, itulah yang didefinisikan sebagai viriya.




bukan begitu Bro, menjadi Puthujjana memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh Ariya, status Puthujjana membenarkan kita untuk melakukan pelanggaran, misalnya setelah mencuri, tinggal mengatakan "ah.. gue kan masih puthujjana", setelah berselingkuh dengan istri orang, "ah... gue kan mash puthujjana."

informasi terakhir sehubungan dengan Buddha Bar, katanya sudah ditutup dan diberi police line, apakah anda mengikuti perkembangan ini Bro mettiko?


kemarin ketemu sama anak FABB katanya buddhabar di buka lagi padahal baru selesai di demo dan di lepas namanya, bahkan orang tersebut sudah mencukur habis rambutnya karena merasa senang buddhabar di tutup, tapi setelah di chek lagi malah buka, jadi kecewalah mereka ini.



mungkin Bro Mettiko bisa mengupdate informasi terbaru ini di thread Buddha Bar

tak chek in.. dulu ya.. hee heee _/\_
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1159 on: 12 August 2010, 11:42:39 AM »
 [at]  Bro Mettiko, gunakan tombol MODIFY untuk meng-edit postingan, tombol ini tersedia selama 30 menit sejak post pertama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1160 on: 12 August 2010, 01:51:29 PM »
sebelumnya bro pahami dulu maksud & tujuan saya jangan di kaitkan dengan pribadi ( usaha, dsb... )
kl bro pernah baca kisah Maha Moggallana, beliau adalah sosok yang harus kita teladani dalam soal menjaga Sang Buddha. berikut adalah salah satu kisah Maha Moggallana ..


Nandopananda bhujagam vibudham mahiddhim
Puttena Thera bhujagena damapayanto
Iddhupadesa vidhina jitava munindo
Tan tejasa bhavatu te jayamangalani

Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar
Putra Sang Buddha yang Terkemuka (Moggallana Thera) sebagai naga pergi untuk menjinakkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan kesaktian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna
[/i]

Pada suatu hari, jutawan Anathapindika, sesudah mendengarkan Ajaran Sang Buddha di Vihara Jetavana, mengundang Sang Guru Agung dengan lima ratus bhikkhu untuk menerima dana pada esok harinya.

Pagi-pagi sekali, pada saat Sang Buddha memeriksa keadaan di dunia ini, Beliau melihat Raja Naga Nandopananda mempunyai pandangan salah, tetapi mempunyai karma baik untuk berlindung kepada Sang Tri Ratna. Sang Guru juga melihat hanya Bhikkhu Moggallana yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Sang Buddha meminta Bhikkhu Ananda untuk memanggil lima ratus muridNya untuk menyertai Beliau ke Surga Tavatimsa 2). Sang Buddha beserta para bhikkhu terbang di udara. Dalam perjalanan menuju Surga Tavatimsa, mereka melintas di atas kediaman Nandopananda. Ketika itu, ia sedang menikmati makanannya yang enak. Ia sangat marah melihat para bhikkhu terbang melintas di atas kediamannya, dan berniat untuk menghalangi perjalanan mereka.

Ia lalu bergelung melingkari Gunung Sineru sebanyak tujuh kali dan kepalanya berada di puncak gunung. Ia menciptakan kegelapan, membuat segala sesuatu tidak kelihatan, sehingga menyebabkan Surga Tavatimsa tidak dapat terlihat. Kegelapan yang terjadi dengan mendadak ini, menyebabkan Bhikkhu Ratthapala berkata kepada Sang Buddha, bahwa tidak ada surga maupun Istana Vejayanta dapat terlihat pada hari itu. Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya bahwa Raja Naga Nandopanandalah yang menyembunyikan gunung tersebut. Setelah mendengar penjelasan Sang Guru, Bhikkhu Ratthapala berkata ia akan pergi dan menaklukkan Raja Naga itu, tetapi Sang Buddha tidak mengijinkannya.

Kemudian Bhikkhu Bhaddiya maju ke depan, menawarkan diri untuk menaklukkannya, tetapi Sang Buddha juga tidak mengijinkannya. Kemudian Bhikkhu Rahula dan beberapa bhikkhu lainnya juga tidak diijinkan oleh Sang Buddha untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Dengan seijin Sang Buddha, Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda. Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda. Ia lalu melingkari Nandopananda sebanyak empat belas kali dengan ekornya.

Ia menaruh kepalanya di atas kepala Nandopananda dan menekannya ke bawah ke Gunung Sineru. Raja Naga berusaha keras untuk melepaskan diri dengan menyemburkan bisanya. Tetapi Bhikkhu Moggallana mengirimkan serangan balasan, yang lebih kuat daripada Raja Naga yang membuat Raja Naga itu amat menderita. Kemudian Raja Naga menyemburkan api, dan Bhikkhu Moggallana juga melakukan hal yang sama. Semburan api itu amat menyakiti Raja Naga, tetapi sebaliknya semburan api Raja Naga tidak menyakiti Bhikkhu Moggallana.

Nandopananda lalu berteriak dengan marah : "Siapakah engkau?"

"Saya adalah Moggallana," jawab Bhikkhu Moggallana yang sudah kembali ke wujudNya semula.

Sesudah itu Bhikkhu Moggallana masuk ke dalam salah satu kuping Raja Naga dan keluar dari kuping lainnya. Ketika Raja Naga membuka mulutnya, Bhikkhu Moggallana memasuki perutnya, dan mulai berjalan naik turun, dari kepala sampai ke ekor dan dari ekor sampai ke kepala. Sang Buddha menegur Bhikkhu Moggallana dan mengingatkanNya akan kekuatan Raja Naga itu.

Raja Naga amat marah dengan gangguan pada ususnya yang amat menyakitkan. Ia lalu memutuskan untuk menekan sampai mati kalau Bhikkhu Moggallana keluar dari mulutnya. Ia lalu berkata :
"Yang Mulia, keluarlah dan jangan berjalan naik turun di dalam perutku ini."

Tetapi Bhikkhu Moggallana keluar tanpa diketahuinya. Ketika Raja Naga itu melihatNya sudah berada di luar, ia lalu menyemburkan racun berbisanya yang lain. Bhikkhu Moggallana dengan segera masuk ke Jhana Keempat 3), di sana semburan racun berbisa itu tidak dapat menyentuh selembar rambutpun di tubuhNya.

Selain Sang Buddha, hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat masuk ke Jhana Keempat dengan segera. Para bhikkhu lainnya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan bermeditasi. Bagaimanapun mereka tidak akan dapat dengan segera memasuki Jhana Keempat agar dapat terhindar dari semburan racun berbisa Raja Naga itu, karena apabila terlambat mereka akan hangus menjadi abu. Sang Buddha telah mengetahui kejadian yang amat kritis ini, dan tidak mengijinkan para bhikkhu yang lain, kecuali hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat menaklukkan Raja Naga ini.

Nandopananda menerima kekalahannya dan mengubah dirinya menjadi seorang pemuda dan berkata :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepadaMu."

Ia bersimpuh di kaki Bhikkhu Moggallana. Kemudian Bhikkhu Moggallana mengatakan bahwa Sang Buddha ada di sini dan mereka lalu pergi menemui Beliau.

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda :
"O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

Dengan diiringi ke lima ratus bhikkhu, Sang Buddha lalu melanjutkan perjalanan menuju Surga Tavatimsa menemui Raja Sakka.

Setelah selesai, Sang Buddha kemudian kembali ke Savatthi. Jutawan Anathapindika yang sedang menunggu kedatangan Sang Buddha untuk memberikan dananya, mendengar bahwa Bhikkhu Moggallana dapat menaklukkan Raja Naga Nandopananda merasa amat gembira, lalu ia mempersembahkan dana kepada Sang Buddha dan ke lima ratus bhikkhu terus-menerus selama satu minggu.

Keterangan :

1.Naga : Mahluk Asura yang mempunyai kesaktian
2.Surga Tavatimsa : Alam 33 Dewa yang diketuai oleh Dewa Sakka
3.Jhana Keempat : Salah satu tingkat pencapaian meditasi

so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

Poranametam atula
netam ajjatanam i'va
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhaninam pi nindanti
natthi loke anindito

O.. Atula, ssejak dahulu kala
tidak hanya terjadi sekarang
mereka mencela orang yang duduk berdiam diri
mereka mencela orang yang sedikit bicara
mereka juga mencela orang yang banyak bicara
tidak ada orang yang tidak di cela di dunia ini.
[/i]
                                                                       ( Dhammapada XVII KODHA VAGGA 17 : 7 )

Saya mau tanya apa hubungannya penutupan Buddha-Bar dan penaklukan Nandopananda yah?


Offline mettiko

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1161 on: 12 August 2010, 04:36:38 PM »
sebelumnya bro pahami dulu maksud & tujuan saya jangan di kaitkan dengan pribadi ( usaha, dsb... )
kl bro pernah baca kisah Maha Moggallana, beliau adalah sosok yang harus kita teladani dalam soal menjaga Sang Buddha. berikut adalah salah satu kisah Maha Moggallana ..


Nandopananda bhujagam vibudham mahiddhim
Puttena Thera bhujagena damapayanto
Iddhupadesa vidhina jitava munindo
Tan tejasa bhavatu te jayamangalani

Nandopananda naga berpengertian salah memiliki kekuatan besar
Putra Sang Buddha yang Terkemuka (Moggallana Thera) sebagai naga pergi untuk menjinakkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan kekuatan kesaktian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna
[/i]

Pada suatu hari, jutawan Anathapindika, sesudah mendengarkan Ajaran Sang Buddha di Vihara Jetavana, mengundang Sang Guru Agung dengan lima ratus bhikkhu untuk menerima dana pada esok harinya.

Pagi-pagi sekali, pada saat Sang Buddha memeriksa keadaan di dunia ini, Beliau melihat Raja Naga Nandopananda mempunyai pandangan salah, tetapi mempunyai karma baik untuk berlindung kepada Sang Tri Ratna. Sang Guru juga melihat hanya Bhikkhu Moggallana yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Sang Buddha meminta Bhikkhu Ananda untuk memanggil lima ratus muridNya untuk menyertai Beliau ke Surga Tavatimsa 2). Sang Buddha beserta para bhikkhu terbang di udara. Dalam perjalanan menuju Surga Tavatimsa, mereka melintas di atas kediaman Nandopananda. Ketika itu, ia sedang menikmati makanannya yang enak. Ia sangat marah melihat para bhikkhu terbang melintas di atas kediamannya, dan berniat untuk menghalangi perjalanan mereka.

Ia lalu bergelung melingkari Gunung Sineru sebanyak tujuh kali dan kepalanya berada di puncak gunung. Ia menciptakan kegelapan, membuat segala sesuatu tidak kelihatan, sehingga menyebabkan Surga Tavatimsa tidak dapat terlihat. Kegelapan yang terjadi dengan mendadak ini, menyebabkan Bhikkhu Ratthapala berkata kepada Sang Buddha, bahwa tidak ada surga maupun Istana Vejayanta dapat terlihat pada hari itu. Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya bahwa Raja Naga Nandopanandalah yang menyembunyikan gunung tersebut. Setelah mendengar penjelasan Sang Guru, Bhikkhu Ratthapala berkata ia akan pergi dan menaklukkan Raja Naga itu, tetapi Sang Buddha tidak mengijinkannya.

Kemudian Bhikkhu Bhaddiya maju ke depan, menawarkan diri untuk menaklukkannya, tetapi Sang Buddha juga tidak mengijinkannya. Kemudian Bhikkhu Rahula dan beberapa bhikkhu lainnya juga tidak diijinkan oleh Sang Buddha untuk menaklukkan Raja Naga itu.

Dengan seijin Sang Buddha, Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda. Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda. Ia lalu melingkari Nandopananda sebanyak empat belas kali dengan ekornya.

Ia menaruh kepalanya di atas kepala Nandopananda dan menekannya ke bawah ke Gunung Sineru. Raja Naga berusaha keras untuk melepaskan diri dengan menyemburkan bisanya. Tetapi Bhikkhu Moggallana mengirimkan serangan balasan, yang lebih kuat daripada Raja Naga yang membuat Raja Naga itu amat menderita. Kemudian Raja Naga menyemburkan api, dan Bhikkhu Moggallana juga melakukan hal yang sama. Semburan api itu amat menyakiti Raja Naga, tetapi sebaliknya semburan api Raja Naga tidak menyakiti Bhikkhu Moggallana.

Nandopananda lalu berteriak dengan marah : "Siapakah engkau?"

"Saya adalah Moggallana," jawab Bhikkhu Moggallana yang sudah kembali ke wujudNya semula.

Sesudah itu Bhikkhu Moggallana masuk ke dalam salah satu kuping Raja Naga dan keluar dari kuping lainnya. Ketika Raja Naga membuka mulutnya, Bhikkhu Moggallana memasuki perutnya, dan mulai berjalan naik turun, dari kepala sampai ke ekor dan dari ekor sampai ke kepala. Sang Buddha menegur Bhikkhu Moggallana dan mengingatkanNya akan kekuatan Raja Naga itu.

Raja Naga amat marah dengan gangguan pada ususnya yang amat menyakitkan. Ia lalu memutuskan untuk menekan sampai mati kalau Bhikkhu Moggallana keluar dari mulutnya. Ia lalu berkata :
"Yang Mulia, keluarlah dan jangan berjalan naik turun di dalam perutku ini."

Tetapi Bhikkhu Moggallana keluar tanpa diketahuinya. Ketika Raja Naga itu melihatNya sudah berada di luar, ia lalu menyemburkan racun berbisanya yang lain. Bhikkhu Moggallana dengan segera masuk ke Jhana Keempat 3), di sana semburan racun berbisa itu tidak dapat menyentuh selembar rambutpun di tubuhNya.

Selain Sang Buddha, hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat masuk ke Jhana Keempat dengan segera. Para bhikkhu lainnya harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan bermeditasi. Bagaimanapun mereka tidak akan dapat dengan segera memasuki Jhana Keempat agar dapat terhindar dari semburan racun berbisa Raja Naga itu, karena apabila terlambat mereka akan hangus menjadi abu. Sang Buddha telah mengetahui kejadian yang amat kritis ini, dan tidak mengijinkan para bhikkhu yang lain, kecuali hanya Bhikkhu Moggallana yang dapat menaklukkan Raja Naga ini.

Nandopananda menerima kekalahannya dan mengubah dirinya menjadi seorang pemuda dan berkata :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepadaMu."

Ia bersimpuh di kaki Bhikkhu Moggallana. Kemudian Bhikkhu Moggallana mengatakan bahwa Sang Buddha ada di sini dan mereka lalu pergi menemui Beliau.

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :
"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda :
"O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

Dengan diiringi ke lima ratus bhikkhu, Sang Buddha lalu melanjutkan perjalanan menuju Surga Tavatimsa menemui Raja Sakka.

Setelah selesai, Sang Buddha kemudian kembali ke Savatthi. Jutawan Anathapindika yang sedang menunggu kedatangan Sang Buddha untuk memberikan dananya, mendengar bahwa Bhikkhu Moggallana dapat menaklukkan Raja Naga Nandopananda merasa amat gembira, lalu ia mempersembahkan dana kepada Sang Buddha dan ke lima ratus bhikkhu terus-menerus selama satu minggu.

Keterangan :

1.Naga : Mahluk Asura yang mempunyai kesaktian
2.Surga Tavatimsa : Alam 33 Dewa yang diketuai oleh Dewa Sakka
3.Jhana Keempat : Salah satu tingkat pencapaian meditasi

so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

Poranametam atula
netam ajjatanam i'va
nindanti tunhimasinam
nindanti bahubhaninam
mitabhaninam pi nindanti
natthi loke anindito

O.. Atula, ssejak dahulu kala
tidak hanya terjadi sekarang
mereka mencela orang yang duduk berdiam diri
mereka mencela orang yang sedikit bicara
mereka juga mencela orang yang banyak bicara
tidak ada orang yang tidak di cela di dunia ini.
[/i]
                                                                       ( Dhammapada XVII KODHA VAGGA 17 : 7 )

Saya mau tanya apa hubungannya penutupan Buddha-Bar dan penaklukan Nandopananda yah?

itu kisah bos.. kl hubungan historisnya g ada, tapi yang di ambil adl keteladanan Maha Moggallana..
yang perlu juga di terapkan dalam hal menjaga Ajaran Sang Buddha, agar Nama Agung beliau tidak dilecehkan dan Simbol2 Ke Agungan dari Guru Agunng Buddha tidak di jadikan Tempat Maksiat
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1162 on: 12 August 2010, 05:08:27 PM »
Quote
so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

mohon dijelaskan kepada saya, apa yang anda maksud cara dunia? dan apa yang anda maksud cara adiduniawi? setahu saya, di alam manusia inilah terjadi sejarah dari sang Buddha. lagipula, memangnya anda mau menunggu hingga hidup di dunia apa baru anda mau berusaha menjalani cara kesucian?
Anda katakan anda siap berbuat buruk dan menanggungnya, namun bagaimana bila anda, yang mengatakan bahwa ingin menjaga ajaran sang Buddha, tetapi anda sendiri salah mengartikan ajaran dari sang Buddha itu sendiri?
« Last Edit: 12 August 2010, 05:10:45 PM by Blacquejacque »

Offline mettiko

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1163 on: 13 August 2010, 11:32:02 AM »
Quote
so .. jadi sudah tak salah jika umat Buddha menjaga Ajaran & nama BaikNya..
oleh karena Itu bro meski aku tidak sesakti Maha Moggallana tetapi Doa tadi yang di tujukkan agar buddhabar di tutup adalah tepat ( menurut saya )
gak tau kalau bro sendri lebih memilih menjadi Ariya Puggala...
selama masih hidup di dunia ini maka saya akan selesaikan masalah didunia ya dengan cara dunia bukan dengan cara adiduniawi ( kesucian )
Dhamma tetap Dhamma, Kamma tetap Kamma
jika saya berbuat buruk saya yang akan menanggungnya, jik saya berbuat baik saya pula yang akan merasakannya
so.. jangan ambil pusing dengan tindakkan saya ini... semua sudah ada konsekuensinya masing - masing

terkadang suatu hal yang tidak di sukai harus di ambil meskipun beresiko itulah hidup tak pernah lepas dari resiko

mohon dijelaskan kepada saya, apa yang anda maksud cara dunia? dan apa yang anda maksud cara adiduniawi? setahu saya, di alam manusia inilah terjadi sejarah dari sang Buddha. lagipula, memangnya anda mau menunggu hingga hidup di dunia apa baru anda mau berusaha menjalani cara kesucian?
Anda katakan anda siap berbuat buruk dan menanggungnya, namun bagaimana bila anda, yang mengatakan bahwa ingin menjaga ajaran sang Buddha, tetapi anda sendiri salah mengartikan ajaran dari sang Buddha itu sendiri?

males berdebat dengan orang yang beda visi
buang waktu.....
thx....
may u always happy
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1164 on: 13 August 2010, 11:47:11 AM »
Quote
males berdebat dengan orang yang beda visi
buang waktu.....
thx....
may u always happy

terimakasih juga... 

baiklah, anda memprotes buddhabar karena mereka berbeda visi dengan anda, dan menurut anda, berdebat dengan orang yang beda visi adalah membuang waktu, lalu kenapa anda lakukan?

saya tidak memandang apa yang saya lakukan sebagai suatu perdebatan, tapi selamat berjuang dalam segala perdebatan anda yang membuang waktu anda.

anda

Offline yasavaddhano

  • Teman
  • **
  • Posts: 84
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
  • Ini pun akan berubah
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1165 on: 19 August 2010, 09:56:25 AM »
Saya mau tanya nih, sampai sekarang gimana perkembangan kasus Buddha Bar ?

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1166 on: 19 August 2010, 11:00:38 AM »
Saya mau tanya nih, sampai sekarang gimana perkembangan kasus Buddha Bar ?

Dengar2 sich tetap buka tuh, malah kadangkala di website kompas ada info tentang kegiatan dalam Buddha bar.
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1167 on: 25 November 2010, 11:35:23 AM »
buddha bar tidak pernah mati ya

Dengar2 sich tetap buka tuh, malah kadangkala di website kompas ada info tentang kegiatan dalam Buddha bar.
Life is about living...

Offline Terasi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 12
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1168 on: 27 November 2010, 05:30:15 PM »
Baru kemarin saya ke pesta Natal kantor, trus pengen ke restroom. Masuknya lewat ruang dalam yang remang-remang. Sisi sebelah kanan bar menyediakan minuman keras, sebelah bar ada pintu ke toilet. Dan di arah depan persis adalah gambarnya Sang Buddha, gede banget, bagus lagi....



[/URL]

Ini memang bukan Buddha Bar, tapi memang jaman sekarang image Buddha sering dianggap hanya dekorasi eksotik ala Asia.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #1169 on: 14 April 2011, 09:13:14 PM »
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan