//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon  (Read 35414 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #45 on: 11 November 2011, 12:33:44 PM »
Sharing artikel yang mengkritik Konsep Tuhan Kanesten dan Katotok ( ;D ikut-ikutan juga supaya jalan keselamatan selalu terbuka bagi HAMBA-nya ;D ), artikel ini pernah diposting di Ladang yang sudah hilang. Sekedar tambahan aja

The Death of Christ … is already taken place 

Yesus ‘dibunuh’ oleh Teolog
Yesus telah dibunuh oleh para Pemuka Agama.

Dalam buku "Berjalan di Atas Air", Anthony De Mello dengan jitu telah menggambarkan bagaimana Kristus sebenarnya telah ‘dibunuh’ oleh para petinggi Gereja. Tapi penggambaran De Mello itu diandaikan oleh sebuah cerita. Begini ceritanya (yang tentunya berdasarkan pemahaman pribadi)

Alkisah, pada zaman purba, di daerah pengunungan yang sangat dingin, seseorang berhasil menemukan cara membuat api dengan sangat sederhana dan murah. Kemudian orang ini mengajarkan cara membuat api ini kepada penduduk desa dengan gratis tanpa mengharapkan imbalan apapun. Bahkan sebelum para penduduk desa sempat berterima kasih, orang ini sudah pergi dari desa itu ke desa lain untuk mengajar. Demikian seterusnya, sehingga orang ini menjadi sangat terkenal akan kebaikan hati dan ajarannya.

Para dukun desa menjadi sangat gelisah karena ketenaran dan reputasi mereka tertandingi oleh pengajar api ini. Mereka berusaha memfitnah pengajar api ini sebagai utusan setan, dan api adalah buatan roh-roh jahat. Tapi mereka tidak berhasil karena para penduduk selalu mendapat kehangatan dan faedah dari api ini. Akhirnya para dukun dari desa-desa ini, karena merasa ‘lembaga’ mereka terancam, sepakat untuk ‘membunuh’ pengajar api ini.

Tapi para dukun ini tidak berani membunuh pengajar api ini di depan para penduduk dan untuk membunuh pengajar api ini secara diam-diam juga sulit karena pengajar api ini biasanya muncul tanpa diduga dan pergi tanpa direncanakan, serta tidak pernah muncul di desa-desa yang telah dikunjunginya.

Akhirnya para dukun ini malah sepakat untuk memasang gambar pengajar api ini di altar tempat ibadah. Para penduduk dihimbau menyembah dan mengagung-agungkan kebaikan pengajar api ini. Pengajar api ini pun dijadikan Tuhan. Siapapun yang tidak menyembah dan mengagungkan Pengajar, dianggap tidak selamat dan kualat.

Cara membuat api-pun mulai dibakukan. Yang beda dari cara yang dibakukan dianggap ’sesat’ dan bersumber dari roh-roh jahat. Untuk itu cara baku ini dibukukan, ditulis dengan persetujuan para dukun dan para dukun mengklaim bahwa cara merekalah yang terbenar. Cara lain salah dan sesat.

Para dukun juga mendirikan sumber api abadi di tempat ibadah. Sumber api abadi ini didirikan untuk membedakan api dari si pengajar dan ‘api lain’ yang mereka bilang berasal dari roh-roh jahat. Akhirnya tiap desa punya sumber api sendiri-sendiri dan mengklaim bahwa api merekalah yang original.

Demikian juga Kristus (si pengajar Api). Kristus mengajarkan (Api) Kasih - Cinta tanpa syarat dan pamrih, pada tiap individu manusia. Sekarang ajaran dia sudah dirubah menjadi penyembahan kepada Kristus belaka. Ritual - Iman. Asal sembah Kristus, pasti selamat - kata para theolog.
Beginilah cara Kristus dibunuh ….. dengan diagung-agungkan bukan diteladani perbuatanNya, mengajarkan (Api) Kasih kepada tiap individu manusia.
Ada 2 jenis pengikut Kristus :
1. Theolog - cendikiawan agama - Agamawan.
2. Rohaniwan.

Theolog, adalah orang yang mempelajari dengan detail segala sesuatu tentang Tuhan, tentang Kasih, tentang Jalan menuju Tuhan, dsbnya. Ibaratnya resep makanan diperdebatkan, makanan tersebut tidak pernah dimakan. Ibarat, selalu nonton ‘blue film, tapi enggan melakukannya. Misalnya Tuhan janji bahwa Sex itu nikmat, dan para theolog mempercayai Janji Tuhan tsb, tapi ngak ada pernah melakukan Sex untuk mengalami Janji Tuhan sendiri, sekarang tsb. Jadi Alkitab itu ibarat text kuno KamaSutra, dipelajari, diteliti, tapi ngak pernah dipraktekkan.
Mereka percaya Janji Tuhan 100% (katanya), tapi ngak punya keinginan untuk ‘mengalami’ apa yang dijanjikan Tuhan. Fokus pada Janji secara literally - dianggap suatu bentuk Iman, maka keluarlah doktrin Salvation by Faith Alone.

Di Roma atau Korintus dan di Galatia tertulis : "Yang menyelamatkan adalah Iman bukan perbuatan" ditafsirkan literally, sedangkan Di Surat Yakobus yang tertulis : "Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia" ditafsirkan kontekstual. Kenapa ngak sebaliknya ? Kenapa keduanya ngak ditafsirkan literally atau keduanya ditafsirkan kontekstual ?

Jawaban Theolog pasti adalah : Roh Kudus. Yes..Satu Roh Kudus menghasilkan banyak Denomation. Yeah…Right! Roh Kudus apa Idelogi pribadi ? Pertanyaan yang harus dijawab oleh diri tiap individu manusia secara jujur.

Dan kenapa harus bersandar pada Roh Kudus, sementara Kristus begitu ’super PD’ berani menyatakan : "Aku dan Bapa adalah Satu". Demikian juga Musa berani mengatakan : "Akulah Aku yang mengutus aku". Ok. Kristus adalah Tuhan, tapi bagaimana dengan Musa yang bukan Tuhan ?

Musa biarpun percaya bahwa ‘Peraturan (Taurat) adalah Segalanya", bukanlah seorang Theolog. Dia seorang rohaniwan, seperti juga De Mello, seperti juga Al Hallaj, seperti juga Rabiah.

Rohaniwan adalah seorang yang menikmati makanan bukan mendiskusikan resep makanannya. Dia juga seorang pencinta bukan seorang yang sekedar puas menonton ‘blue film’. Dia mengalami apa yang dijanjikan Tuhan, bukan hanya percaya apa yang dijanjikan Tuhan.
Sebenarnya ada sub-cerita tentang si pengajar Api ini.

Sebelum para Dukun sepakat untuk mengusung gambar si pengajar di atas altar, para Dukun sudah mengeluarkan fatwa bahwa hati-hati dengan api yang diajarkan si pengajar api, karena api itu berasal dari roh-roh jahat (sudah diceritakan di atas).

Selama ini, para penduduk mendapatkan api dengan membeli api dari para dukun dengan harga yang mahal sekali. Dan para dukun mendapatkan api tsb dari petir atau dari gunung berapi, tapi para dukun tidak mau memberitahu bagaimana cara mengambil api dari petir dan gunung berapi.

Jadi ketika si pengajar tiba di suatu desa di mana penduduknya belum diajarkan cara membuat api sendiri dengan peralatan sendiri, para penduduk yang diajarkan meragukan si pengajar api. Mereka sudah denger fatwa dari para dukun di satu pihak, tapi, di pihak lain hati kecil mereka sangat ingin bisa membuat api itu sendiri. Maka pengajar api itupun mengkonfirmasikan sambil berkata :"Percayalah kepada saya bahwa Api ini berasal dari Allah. Semua api berasal dari Allah, melewati aku. Jadi api yang kalian akan hasilkan berasal dariku yang berasal dari Allah"

Karena dikonfirmasikan demikian, maka para penduduk desa itupun mempercayai si pengajar api itu dan belajar membuat api sendiri darinya tanpa rasa ragu lagi.

Menjadi seorang theolog pun, menurut saya, adalah salah satu cara manusia mengikuti Kristus. Tapi bukan satu-satunya cara tentunya. Paling tidak menjadi theolog adalah salah satu (dan bukan satu-satunya) step awal menjadi seorang rohaniwan kalo sang theolog ‘tidak memilih diam di tempat’.

Tidak ada masalah menjadi seorang theolog - asal jangan sampai kebablasan. Kebablasan dalam arti bahwa seseorang menyadari bukan dirinya saja secara eklusif bisa ‘didatangi’ Roh Kudus. Atau representasi dari suatu Kebenaran Yang Sejati. Menyadari bahwa bila wangi bunga melati saja tidak bisa dideskripsikan ke dalam untaian kata-kata, apalagi Kebenaran yang tak terdefinisikan.

Theologi harus disadari menjadi suatu disiplin ilmu untuk memahami Tuhan, bukan untuk mempelajari Tuhan. Dan bila seseorang theolog merasa sudah memahami Tuhan, dia harus ingat bahwa pemahaman itu adalah suatu disiplin ilmu dan bukan kebenaran karena ngak mungkin kebenaran dipahami oleh ilmu, oleh pikiran.

Contradiction ? U bet that it’s contradicted. Kalo gitu untuk apa mempelajari sesuatu yang ’salah’ ??? Fenomena sama terjadi pada ilmu fisika. Fisika Newton itu sdh ketinggalan jaman dan ’salah’ bila dibandingkan dengan fisika quantum. Tapi untuk mempelajari fisika quantum, tiap siswa pasti belajar fisika Newton dulu. Kenapa begitu ?

Saya pun tidak mengerti.

Demikianlah dukun dukun mencari dan meningkatkan penghasilannya

Offline TonyAndHollywood

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #46 on: 11 November 2011, 12:39:36 PM »
Saya pernah baca penderita diabetes yg maaf, kakinya terpaksa diamputasi tidak pernah ada yg kakinya tumbuh lagi (seperti semula) sekalipun didoakan, kalau yg pakai kaki palsu sih banyak.... CMIIW.....
« Last Edit: 11 November 2011, 12:49:42 PM by TonyAndHollywood »

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #47 on: 11 November 2011, 12:42:33 PM »
Sharing artikel lainnya

Cognitive Dissonance
 
Cognitive Dissonance *) Ini ADALAH adaptasi dari tulisan Ioanes Rakhmat dari STT Jakarta dengan judul : yang sama "Cognitive Dissonance"

Ada beberapa definisi dan sisi yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan arti fanatik, tapi dalam konteks kepercayaan, mari kita lihat arti fanatik dari sisi teori sosio-psikologi yang dikenal dengan istilah teori Cognitive Dissonance (CD). Cognitive bisa berarti : tekanan psikologis Dissonance bisa berarti : tidak terpenuhinya suatu kepercayaan pada suatu kenyataan. Atau adanya perbedaan atau ketidaksinkronan antara kepercayaan yang dipegang kuat dengan realitas yang terjadi. Dissonance (disonansi) ini misalnya dalam konteks kr****n saja adalah : Seseorang mempercayai Tuhan Maha Pengasih, kok pada realitasnya banyak penyiksaan dan kesengsaraan di dunia ini. Kita percaya Tuhan itu Maha Baik dan Maha Kuasa, kok pada realitasnya Kejahatan ada di mana-mana dan ‘kelihatannya’ tidak ada kekuasaan dari Tuhan untuk menghilangkan dan mencegah kejahatan-kejahatan tsb. Bila kita sudah mencari kerajaan Tuhan, maka segalanya akan ditambahkan pada kita, tapi kok realitasnya, saya sudah kr****n, tapi kehidupan saya masih saja menderita. Yesus itu Messias, tapi kok bisa menderita dan mati (ini dari tulisan asli) Yesus Kristus dipercaya segera datang kembali, tetapi nyatanya ia tidak kunjung datang (ini juga dari tulisan asli) Dll.

Hal ini secara cerdik sebenarnya Cognitive Dissonance pernah dijelaskan Anthony De Mello dengan sebuah cerita unik dalam Buku Burung Berkicau :

Raksasa Di Sungai

Seorang Imam di desa terganggu doanya karena anak-anak ramai bermain-main di sebelah rumahnya. Untuk menghalau anak-anak itu, ia berseru : "Hai, ada raksasa mengerikan di sungai di bawah sana. Bergegaslah ke sana! Nanti kamu akan melihatnya sedang menyemburkan api lewat hidungnya."

Anak-anak bergegas ke sana. Tapi sebentar saja semua orang di desa itu sudah mendengar ttg. munculnya raksasa itu. Mereka semua berlari menuju sungai. Ketika Imam melihat hal itu, ia ikut bergabung bersama banyak orang. Sambil berlari menuju ke sungai, ia berpikir : "Memang benar, aku sendiri yang membuat cerita. Tetapi, barangkali benar juga … siapa tahu"

Jauh lebih mudah percaya kepada dewa-dewa berhala ciptaan kita sendiri, kalau kita berhasil menyakinkan orang lain, bahwa dewa-dewa itu memang ada

Komentar De Mello atas cerita di atas sebenarnya akan menjelaskan teori sosio-psikologi Cognitive Dissonance ini.

Anthony De Mello memang ngak perlu istilah-istilah ilmiah untuk menjelaskan kefanatikan seseorang yang tidak percaya.

Iman di antara Keyakinan & Keterikatan 

Iman adalah ….

Iman di antara sebuah Keyakinan dan Keterikatan.

Apa sih Iman itu ?

Seorang "pengacara" akan menjawab : " Lihat Ibrani 11:1," yang terus terang tidak menjelaskan apapun melebihi kata-kata yang tertulis.

Seseorang merasa beriman ketika ia merasakan sesuatu ‘di luar dirinya’ (seperti sosok Tuhan sebagai personal yang berada di luar diri seorang manusia) selalu ‘melindungi’ dirinya, misalnya. Ini Keyakinan atau Ini Keterikatan ?

Sekarang orang yang merasa beriman cenderung ‘tidak percaya’ pada dirinya sendiri (dengan alasan : supaya tidak sombong ) dan menyandarkan dirinya pada hal-hal di luar dirinya seperti Roh Kudus, Alkitab ataupun hal-hal/ide-ide yang dianggapnya ‘tidak bertentangan’ dengan Tuhan (sebenarnya, ide dirinya tentang Tuhan )

Hal-hal ‘di luar dirinya’ inilah diproteksi sedemikian rupa, sehingga tidak ada celah bagi dirinya untuk tidak mempercayai atau menolak hal-hal/ide-ide baru yang berbeda dengan yang sudah diproteksi sedemikian rupa.
Makanya Novel "Da Vinci Code" dihujat sana-sini. Dulu Notovitch pun dianggap berkhayal. Dan Injil-Injil non Kanonik seperti Thomas, Petrus, Filipus, Maria Magdalena dianggap Injil tidak sahid, bukan karena Keyakinan kita tapi karena Keterikatan kita pada hal-hal yang telah kita anggap sebagai kepastian atau kebenaran sejati.

Kita terikat dengan Keyakinan pada ide tentang Kristus, bukan pada Kristus yang sesungguhnya. Ide tentang Kristus itu bisa jadi merupakan hasil pikiran kita sendiri, bisa juga hasil pikiran orang lain. Dan ide itu akhirnya menjadi ’sandaran’ Iman/Keyakinan kita. Secara tak sadar, sandaran itu sudah menjadi keterikatan bagi kita.

Bila hal ini terus berlanjut, maka ini disebut Sistem Keyakinan Tertutup. (Lihat Artikel di Kompas 10 Oct 2005).
"Sistem keyakinan yang tertutup itu dapat diakibatkan kurangnya wawasan atau informasi lain, sehingga seseorang mengalami fiksasi (perasaan terikat secara berlebihan) pada keyakinan tersebut. Fiksasi itu terkadang disertai penilaian buruk terhadap orang lain."

Sistem Keyakinan tertutup ini akan berlanjut menjadi fanatisme beragama.
"Fanatisme keyakinan dapat pula dikarenakan pelatihan militan agar seseorang memercayai sepenuhnya dan tidak mencari pembanding dari luar. ”Dapat saja ini didiktekan oleh pihak tertentu. Apa yang dianggap benar atau dogma tidak memerlukan penjelasan secara logis,” katanya."
Dan bukan tidak mungkin, dari fanatisme berkembang menjadi tindakan destruktif (seperti bunuh diri), dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

”Manusia mempunyai fitrah ingin memiliki makna hidup sehingga jika dia tidak memilikinya akan merasa kosong,” kata Niniek L Karim-Psikolog. Biasanya, orang yang mempunyai kecenderungan bunuh diri akan membatalkan niatnya karena takut adanya dosa atau sanksi setelah dia mati. Fenomena tersebut dapat saja ditangkap oleh pihak yang mempunyai skenario lebih besar. Orang berpotensi bunuh diri dapat dimasuki ide-ide yang menghilangkan sanksi dari bunuh diri. Misalnya dengan mengatakan bahwa hidupnya dapat berarti, mati mulia, atau mati masuk surga. Terlebih lagi pelaku bom bunuh diri yang direkrut umumnya muda dan dalam usia kebimbangan, misalnya 20-30 tahun.

Niniek meyakini ada dalang di belakang para pelaku bom bunuh diri, yang pada dasarnya diduga juga memiliki perilaku agresif. Perilaku agresif itu ditujukan untuk menyakiti atau bisa juga didorong oleh tren dari situasi dunia yang menular (social learning).

Secara umum, Niniek mengatakan bahwa situasi sosial atau kesehatan mental masyarakat ikut mendukung. Untuk itu masyarakat perlu membangun perlindungan diri dan hal ini dimulai dari keluarga. Keluarga perlu mengasah rasa kasih sayang, penghargaan terhadap makhluk hidup dan lingkungan.

FRIEDRICH NEITZSCHE pernah berkata : "God is Dead" (Katanya ada 2 batu Nisan di planet ini, yang satu tertulis : God is Dead signed by Neitzsche. Di sebelahnya tertulis batu Nisan lain yang tertulis : Neitzsche is dead signed by God ), dan perkataanya dianggap "Anti Christ" (In fact, saat-saat terakhir hidupnya, Neitzche mulai menandatangani dengan menulis dirinya : "AntiChrist Friedrich Neitzsche"). Padahal yang diserang Neitzsche adalah Kekr****nan (Christianity) bukanlah Kristus. Kala itu dia begitu ‘muak’ dengan Gereja kr****n karena dia menyadari ternyata fondasi dari Gereja adalah ide tentang Tuhan, bukan Tuhan.

Contoh Iman ‘mendekati’ sempurna adalah Ayub. Dia begitu yakin pada kebaikan Tuhan, biarpun dirinya secara fisik menderita. Dia yakin pada Tuhan, bukan yakin pada idenya tentang Tuhan. Tapi kenapa banyak orang kr****n kebakaran jenggot hanya karena mendengar cerita bahwa Kristus pernah belajar spiritual di India dan Tibet ? Atau punya keturunan dari Maria Magdalena ?

Ayub yakin pada kebaikan Tuhan, biarpun dirinya menderita.
Apakah kita yakin pada Kristus, biarpun ide kita tentang Tuhan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan ?

Jadi apakah kita selama ini beriman pada Keyakinan pada Kristus/Tuhan atau beriman pada Keterikatan pada ide kita/orang lain tentang Kristus/Tuhan ?

Listrik di dalam air tak mengenal tegangan, tapi setelah diolah dan dialirkan via pembangkit listrik ke meteran, barulah listrik bisa diukur tegangannya.

Demikian juga iman dibutuhkan karena "AKU" sudah terlanjur mengenal waktu, hingga ‘aku" harus dikuatkan, diberdayakan hingga bisa meleburkan "kehendaknya" ke dalam "Kehendak Illahi"

Iman dibutuhkan untuk meng-anihilasi/menghancurkan ego; untuk menerima kebijaksanaanNya dan tidak menentangnya.

Iman bukan untuk dikaitkan dengan dogma dan doktrin yang kaku, baku dan keras, yang menganggap "diri"nya benar dan yang lain salah. Dan terjadilah kekerasan di mana-mana.

Iman adalah ‘penafikan’ mind, kembali pada keluguan, kepolosan, dan ketulusan seorang anak kecil, seperti menurut tradisi kr****n dulu.(Anand Krishna, Atmabodha, p350-352)

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #48 on: 11 November 2011, 01:29:13 PM »
Kalau aye lihat sih kasus di atas ya karena ketidakpuasan si bhikkhu sendiri terhadap agama Buddha yang belum sepenuhnya dipahaminya... sehingga menganggap ajaran Kristiani sebagai pemuas dahaga-nya... tidak tahu kalau Buddhisme menawarkan lebih dari yang ia tahu, karena toh dia tampaknya menjadi bhikkhu serta memeluk agama Buddha karena keterikatan dan kepatuhan spiritualnya pada suatu tradisi yang telah ada di Thailand.


Kalau dari Bab 3-nya sih, dia jadi bhikkhu separuh karena dorongan Ibunya dan separuhnya disebabkan menolak pulang ke kampung halamannya karena tidak ingin jadi petani. Keinginan pribadinya adalah menikah dan memiliki anak. Jadi, tidak heran yang bersangkutan akhirnya memutuskan keluar begitu diberikan jaminan kehidupan yang lebih sesuai impiannya ( mungkin juga, secara implisit, inilah 'hope' yang dimaksudkan di pengantarnya hehehehehe)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #49 on: 11 November 2011, 09:19:39 PM »
gw pernah denger ceramah bhante di VJDJ, kata bhante kalo didoakan bisa sembuh, ngapain juga ada dokter? buat apa mereka sekolah tinggi2, kalo hanya dengan doa, orang sakit bisa sembuh

aya2 wae umat kanesten ini, katanya agamanya ntu modern, tapi kalo diliat2 sich bodohnya setengan modar =)) =))

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #50 on: 11 November 2011, 09:44:22 PM »
salah satu propaganda umat kanesten yang pernah gw denger adalah mereka ingin mengkanestenkan semua keturunan tionghua di indonesia, karena keturunan tionghua itu mempunyai peranan ekonomi yang penting di indonesia
dahulu mereka mengharamkan perayaan imlek, sekarang mereka mencoba bertoleransi menghalalkan imlek dengan dalil itu adalah tradisi pergantian musim
mereka ini menghalalkan segala cara untuk menarik keturunan tionghua menjadi penganut kanesten
dan ini sudah terbukti, banyak keturunan tionghua yang sudah menjadi penyembah gusti brewok

Offline tnawi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #51 on: 12 November 2011, 07:57:40 AM »
Ada pertanyaan yg menggelitik, kenapa umat kanesten berupaya mengkanestenkan umat agama lain tapi tidak terlihat upaya nya mengkanestenkan bangsa yahudi? Padahal mereka bangsa pilihan tuhan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #52 on: 12 November 2011, 08:38:46 AM »
salah satu propaganda umat kanesten yang pernah gw denger adalah mereka ingin mengkanestenkan semua keturunan tionghua di indonesia, karena keturunan tionghua itu mempunyai peranan ekonomi yang penting di indonesia
dahulu mereka mengharamkan perayaan imlek, sekarang mereka mencoba bertoleransi menghalalkan imlek dengan dalil itu adalah tradisi pergantian musim
mereka ini menghalalkan segala cara untuk menarik keturunan tionghua menjadi penganut kanesten
dan ini sudah terbukti, banyak keturunan tionghua yang sudah menjadi penyembah gusti brewok
Soal mengharamkan imlek, Kr1sten karena memang penyebaran awalnya dengan cara penjajahan, maka masih tersisa 'mentalnya' itu dalam bentuk penjajahan kebudayaan. Lihat saja kalau menyebarkan, tradisi orang 'diacak-acak', patung dijadikan berhala, semua makhluk halus dijadikan 'iblis dalam penyamaran'.
Sekitar 10 tahun lalu, masih umum terdengar "saya ga merayakan imlek karena sudah Kr1sten/Kathol1k." Mungkin karena banyak ditertawakan, akhirnya mereka belajar juga bahwa itu BUKAN perayaan keagamaan, melainkan perayaan permulaan musim semi (untuk mulai tanam), juga tidak dirayakan oleh umat agama tertentu, tapi semua orang keturunan Tionghoa.

Salah satu yang paling membuat prihatin adalah mengibliskan semua makhluk halus. Saya pernah bilang punya anak yang jadi Kr1sten ekstrem fanatik adalah salah satu kemalangan utama, karena jika terlahir di alam menderita dan pulang ke rumah, maka akan dianggap iblis, dibenci, dan diusir dalam nama Y.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #53 on: 12 November 2011, 08:50:18 AM »
Ada pertanyaan yg menggelitik, kenapa umat kanesten berupaya mengkanestenkan umat agama lain tapi tidak terlihat upaya nya mengkanestenkan bangsa yahudi? Padahal mereka bangsa pilihan tuhan
Masyarakat Yahudi biasanya hidup berkelompok dan sangat konservatif. Kebudayaan mereka sudah 'menyatu' dengan kepercayaan mereka, jadi agama mereka sudah otomatis dianut masyarakat mereka. Mereka juga mempertahankan tradisi dengan ketat, sehingga agak susah dikonversi ke agama lain, yang berarti harus mengubah hampir seluruh aspek kehidupan. Mereka ini juga mempertahankan kepercayaan mereka sebatas taurat/mazmur (kira-kira sama dengan perjanjian lama), tapi tidak menerima YK, karena memang tidak ada dalam nubuatannya. Juga beberapa K ekstrem memang bersifat anti-semitic (benci pada Yahudi) karena mempersalahkan mereka sebagai pembunuh Mesias.


Offline TonyAndHollywood

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #54 on: 12 November 2011, 12:18:02 PM »
Masyarakat Yahudi biasanya hidup berkelompok dan sangat konservatif. Kebudayaan mereka sudah 'menyatu' dengan kepercayaan mereka, jadi agama mereka sudah otomatis dianut masyarakat mereka. Mereka juga mempertahankan tradisi dengan ketat, sehingga agak susah dikonversi ke agama lain, yang berarti harus mengubah hampir seluruh aspek kehidupan. Mereka ini juga mempertahankan kepercayaan mereka sebatas taurat/mazmur (kira-kira sama dengan perjanjian lama), tapi tidak menerima YK, karena memang tidak ada dalam nubuatannya. Juga beberapa K ekstrem memang bersifat anti-semitic (benci pada Yahudi) karena mempersalahkan mereka sebagai pembunuh Mesias.



Saya pernah baca seorang evan.......... mengatakan utk menyebarkan ajaran evan......... di Eropa barat  susahnya sama dengan menyebarkan ajaran mrk itu di Arab Saudi...
MUNGKIN krn org Eropa barat sudah memiliki pengetahuan yg dlm tentang ajaran leluhurnya.....
« Last Edit: 12 November 2011, 12:49:18 PM by TonyAndHollywood »

Offline TonyAndHollywood

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #55 on: 12 November 2011, 01:03:18 PM »


Saya pernah baca seorang evan.......... mengatakan utk menyebarkan ajaran evan......... di Eropa barat  susahnya sama dengan menyebarkan ajaran mrk itu di Arab Saudi..
MUNGKIN krn org Eropa barat sudah memiliki pengetahuan yg dlm tentang ajaran leluhurnya.....

MUNGKIN itu sebabnya banyak anak2 muda  di Eropa barat yg sudah tdk beribadah,
CMIIW......
« Last Edit: 12 November 2011, 01:08:29 PM by TonyAndHollywood »

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #56 on: 12 November 2011, 04:22:55 PM »
salah satu propaganda umat kanesten yang pernah gw denger adalah mereka ingin mengkanestenkan semua keturunan tionghua di indonesia, karena keturunan tionghua itu mempunyai peranan ekonomi yang penting di indonesia
dahulu mereka mengharamkan perayaan imlek, sekarang mereka mencoba bertoleransi menghalalkan imlek dengan dalil itu adalah tradisi pergantian musim
mereka ini menghalalkan segala cara untuk menarik keturunan tionghua menjadi penganut kanesten
dan ini sudah terbukti, banyak keturunan tionghua yang sudah menjadi penyembah gusti brewok


bukan cm warga keturunan tionghua yg disikat jd domba pengikut brewok... nurut info yg ade, ada target n ambisi untuk meng-kanesten kan seluruh non-mas-rani yg ada di indonesia... coba klo ada kenalan pendeta kanesten yg tergabung dalam PGI coba tanya aje... ;D

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #57 on: 12 November 2011, 04:24:39 PM »
Ada pertanyaan yg menggelitik, kenapa umat kanesten berupaya mengkanestenkan umat agama lain tapi tidak terlihat upaya nya mengkanestenkan bangsa yahudi? Padahal mereka bangsa pilihan tuhan

yg lebih lucu, kenapa kaga mau meng-kanesten kan para kyai/ulama/ustad/FPI bakal seru tuh... klo bs sampe meng-kanesten kan dato' kasih 2 jempol n kita semua akan melihat dimana2 salib gede di ger-gejo kaga berdiri tegak tp patah jd 2 n ger-gejo nya gosong abis di boom...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #58 on: 12 November 2011, 04:36:11 PM »
Quote
bukan cm warga keturunan tionghua yg disikat jd domba pengikut brewok... nurut info yg ade, ada target n ambisi untuk meng-kanesten kan seluruh non-mas-rani yg ada di indonesia... coba klo ada kenalan pendeta kanesten yg tergabung dalam PGI coba tanya aje...

Saya pikir ada 3 agama misionaris di dunia ini: Islam, Kristiani dan..... Buddha

Tujuan misionaris adalah menyebarkan ajaran agar banyak orang yang mengikutinya sehingga tercapai kebahagiaan sejati menurut versi masing-masing... makanya ada yang namanya Dhammaduta atau Dharmaduta juga.

Dampak agama misionaris adalah menyebarnya agama Buddha ke berbagai negara dengan berbagai kultur, sama dengan Islam dan Kristiani. Sedangkan agama Yahudi, Tao, Hindu kebanyakan berpusat pada kebudayaannya sendiri saja makanya lebih berkembang di kalangan orang Yahudi (Judaism) / India (Hindu) / Tionghoa (Tao) saja.

Dan di agama apapun, pastilah ada usaha atau keinginan agar seseorang memeluk agama tertentu. Gak cuma agama Samawi aja yang begitu, tapi semua. Umat agama mana yang nggak punya keinginan agar orang-orang di negaranya memeluk agama yang sama? Lah banyak dari kita aja pengen keluarga dan temen" punya agama yang sama dengan kita, sekaligus pengen agama kita berkembang.

Perbedaannya, agama Buddha dan umat Buddhis melaksanakan misonaris dengan cara yang elegan, berbeda dengan beberapa umat dari agama lain yang berhasil karena menghalalkan keduniawian yang tidak sepantasnya, pemaksaan, kekerasan dan penjajahan. Buddhisme memiliki cara yang damai dan toleran dalam usaha misionaris dan berhasil, ini yang luar biasa.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline TonyAndHollywood

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari Bhikkhu Buddhis menjadi Misionaris Mormon
« Reply #59 on: 12 November 2011, 09:13:11 PM »
yang ini ya  ^-^





Yups, mrk benar2 ngak mikir perasaan keluarga Almarhum Steve Jobs (yg sedang  berduka) kalau membaca tulisan mrk yg menyatakan 'neraka' menyambut Steve Jobs... :o