Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
Baik Mahayana maupun Theravada sama-sama menempatkan sila ini sebagai sila pertama. Sebenarnya sila ini adalah adopsi dari ikrar pertama Jainisme.
http://en.wikipedia.org/wiki/Jainism1.Non-violence (Ahimsa) – to cause no harm to living beings. http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila_(Buddha)1.Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan (nilai kemanusiaan) guna mencapai samadi.1.Pānātipātā veramani sikkhapadam samādiyāmihttp://en.wikipedia.org/wiki/Five_Precepts1. I undertake the training rule to abstain from taking lifeBahasa boleh beda tapi intinya sama. Jangan tercekat dengan kata-kata atau bahasa
seorang bayi yg baru lahir tidak akan melakukan pembunuhan, apakah seorang bayi memiliki sila tertinggi?
entah siapa yg menulis halaman wiki tersebut tapi saya tidak sependapat, IMO samadhi bukan dicapai melalui tidak membunuh, dan ini bukan sekedar perbedaan bahasa.
Haaa.... (pinjem kebiasaan ko Hendra)Pikiran Bro Indra kok kritis sekali ya. Khas Theravadin gitu lho. Terbukti khan teori saya bahwa Theravada cenderung memakai citta kritis logis. Apa ya hubungan bayi yang citta-nya belum berkembang sempurna dengan sila buddhis? Kok kayaknya lebay (berlebihan) gitu lho. No offense ya Bro Indra. Saya hanya mengamati kecenderungan pikiran bro Indra saja yang super super kritis.Jangan dianggap ad hominem. Sebaliknya saya kagum dengan ketajaman pikiran seorang Theravadin yang setajam silet (pinjem istilah bro Tan).
Saya juga tidak memaksakan pendapat saya kepada Anda. Beda pendapat boleh-boleh saja khan dalam Buddhisme? Kalo nggak ya mana mungkin ada Theravada dan Mahayana. Asal dalam hal-hal yang pokok kita setuju. Jadi dari 7 persamaan pokok Theravada dan Mahayana yang saya ungkapkan sebelumnya itu, hanya satu ini (ahimsa sebagai sila tertinggi) yang bro Indra gak sependapat? Atau ada lagi?
Sejak kapan dalam ajaran Buddha menempatkan Ahimsa sebagai sila tertinggi? apa bunyi/isi yg terkandung dalam ahimsa ?? Loe mao bikin aliran baru lagi yaah??
Bro Indra,Sabar ya. Satu dua hari lagi akan saya jawab. Memang ini adalah topik yang HOT, karena saya sedang mengamati KECENDERUNGAN pola pikir Theravadin maupun Mahayanist di Dhammacitta ini. Termasuk pikiran Buddhist saya sendiri yang terjebak di tengah-tengahnya. Saya seperti terjepit di tengah-tengah singa carnivore Theravada dan gajah herbivore Mahayana. Yang satu ganas dan bisa memangsa manusia kalau diganggu - dan yang satu lagi besar dan bisa bikin gepeng manusia kalau diganggu Citta & Metta
hmmm, sepertinya ada yang mau adu domba nih, ckckckck