kulonuwun...
sampean klo bilang semua itu karena karma, sampean salah. memang nya jika istri sampean selingkuh dan cerai dari sampean, itu karena karma apa ? karma itu bukan hukuman atau kutukan karena sesuatu hal yg dianggap/dirasa salah.
sebenar nya ini masalah pribadi akang A.A kunci dari masalah ini adalah karena sampean "ora iso nerimo" keadaan, coba lah melatih diri untuk dapat lebih ikhlas melepas, bersikap legowo, nti dengan sendiri nya sampean "iso nerimo" keadaan ini, pada saat itu, sampean akan merasa lebih santai dan bahagia, bukan bahagia karena pisah dgn istri sampean, tp bahagia karena sampean sudah "iso nerimo" keadaan, lepas dari masalah ini, beban pikiran berkurang.
hidup harus lah berjalan, masih ada anak sampean yang butuh lebih banyak perhatian sampean, rawat lah anak smpean dengan baik, nikmati masa-masa indah bersama anak sampean, lupakan beban penderitaan yg telah lewat, jangan lah terlalu larut dengan kondisi ini. ada ungkapan :
jika MASA LALU tidak bisa terulang, mengapa harus kita sesali dan menderita atas hal itu ?
jika MASA DEPAN tidak bisa diketahui, mengapa harus kita kuatirkan/cemaskan ?
jika kita BISA bahagia SAAT INI, mengapa harus kita lewatkan ?
jd ciptakan lah kebahagian-kebahagian kecil yang masih bisa sampean nikmati bersama anak sampean, walau "bojo" sampean tdk bisa menemani. prioritas kan untuk dapat membahagikan anak sampean, itu jauh lebih bermanfaat dan membahagiakan sebagai orang tua, ketimbang sampean larut dalam kesedihan yg tidak jelas ujung nya.
percaya lah, sampean tidak sendiri di dunia ini, kehidupan sampean belum lah runtuh dan hancur, masih banyak masa depan yg bisa sampean capai bersama anak sampean, terus lah melakukan perbuatan bajik dan belajar "nerimo" maka kebahagiaan sudah ada di depan mata sampean...
salam hormat dari kulo,
dhanuttono / dato'tono