//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika  (Read 12867 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« on: 03 July 2010, 04:00:51 PM »
kenapa kita ingin menyampaikan pemikiran-pemikiran kita melalui media forum diskusi online, dan kita ingin agar orang lain menanggapi pemikiran kita?

Di satu kesempatan, saya ingin merasa sangat membutuhkan tanggapan orang lain sebagai informasi. Misalnya, karena saya sedang menghadapi problem psikologi atau persoalan error programing, akhirnya saya mencoba bertanya di forum diskusi online dengan harapan ada seseorang yang bisa memberi pencerahan.

Diwaktu lain, saya ingin menyampaikan pemikiran-pemikiran saya karena ingin mengetahui tanggapan orang lain tentang pemikiran-pemikiran tersebut. Misalnya, saya punya suatu pandangan tentang Agama yang benar dan ingin mengetahui bagaimana pendapat orang lain tentang pandangan saya tersebut. Setuju, kurang setuju, tidak setuju, bagus, kurang bagus, jelek, menentang atau bagaimana?

Tetapi kadang-kadang saya tidak sekedar ingin mengetahui pendapat orang, tetapi berharap orang lain menerima pemikiran-pemikiran saya. Jika saya berkata bahwa A adala B, maka saya ingin orang lain juga berpikir A adalah B. tetapi, menjadi hal yang terasa aneh dan mengejutkan, karena saya menemukan cukup banyak orang yang tidak sepemikiran dengan saya. Hal ini menimbulkan penolakan dari pikiran saya. Saya berpikir, "seharusnya mereka sependapat dengaku". Jika saya melihat bulan, dan menyebut bahwa itu bulan, sangat sulit dipercaya apabila masih saja ada orang yang menyangkal bahwa itu bulan.

Saya telah melihat bahwa langit itu warnanya biru. Seharusnya, kupikir, semua orang juga berpendapat bahwa langit itu berwarna biru. Tetapi dalam forum diskusi online, sangat mengejutkan bahwa saya menemukan banyak orang yang dapat membantah bahwa langit itu biru. Semisal mereka berkata "langit tidak biru, itu Cuma kesalahan pandangan mata kita aja". Atau kata mereka "langit itu hitam di dalam hari". Selalu ada jalan bagi orang lain untuk menunjukan bahwa "mereka tidak sependapat denganku".

saya curiga, banyak perselisihan para cendikian bisa hanya kesalah fahaman masalah bahasa saja. sejak lama saya menelaah persoalan itu dan mencoba mencari jalan keluarnya. hingga, atas dasar pengetahuan saya, yang saya tekuni selama bertahun-tahun, saya telah berhasil merumuskan teknik diskusi "Gaya Piramida Logika". saya sudah pernah mencobanya, jika ini benar-benar diterapkan, diskusi efektif dan berujung pada "titik temu". satu hal yang disayangkan, untuk bisa mengikuti diskusi gaya piramida logika ini yang merupakan cara diskusi sistematika, diperlukan "kekuatan berpikir" dan "kemampuan mengingat yang cukup baik".  memang tidak mudah, tapi kalo orang mau belajar, saya pikir semua orang bisa menerapkannya. saya bertekad untuk mensosialisasikan teknik diskusi gaya piramida logika ini ke semua lapisan masyarakat, terutama kepada para pelajar. ini semua untuk mengindari perselisihan dan debat kusir yang tidak berarti yang terjadi pada para cendikiawan.

Di forum umat Budha, saya menemukan artikel terkait persoalan ini :

Quote
Tak percaya? Percayalah! Cara ini terbukti manjur digunakan untuk mencari pembenaran terhadap ayat-ayat kitab suci yang tidak baik sehingga semua kitab suci menjadi baik dengan tafsir yang bertujuan mencari pembenaran ini. Kata kuncinya: jangan mengartikan secara harfiah...
Dengan penafsiran kata-kata yang buruk atau tak masuk akal akan bisa dicari PEMBENARANnya, dan sebaliknya.
Misalnya: bila ada kata-kata,

"membunuh pencuri adalah baik". Tafsirnya: bukankah bila dibunuh maka pencuri itu akan berhenti mencuri dan tak akan menambah karma buruk? kita membantu dia sehingga tak lagi berbuat karma buruk.
"mencuri adalah baik" Tafsirnya: Bukankah kalau sesuatu harus hilang maka ia akan tetap hilang? kita hanya merupakan jalan sehingga hal itu terwujud, jadi yang salah adalah karmanya sendiri.
"Meminum minuman keras adalah baik" Tafsirnya: bukankah minum minuman keras baik bila hal itu dilakukan untuk kesehatan? Sebagai obat?
"Berbohong terhadap orang tertentu dibenarkan" Tafsirnya: bukankah ada orang-orang tertentu yang tak siap menerima kebenaran? bagaimana bila diberitahukan yang benar ia marah-marah? Bukankah dengan berbohong maka kita mencegah ia marah-marah (karma buruk)? Oleh karena itu maka kita berbuat baik karena berhasil mencegah ia berbuat karma buruk kan?

Dan berjuta tafsir yang bisa kita ciptakan sendiri untuk berbagai pembenaran.
Selamat bertafsir-ria bagi yang menyukai.
Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Sang Buddha Gotama? Sebagai pengikut Sang Buddha sebaiknya kita tidak menafsirkan, tapi menggunakan apa yang tertulis di Tipitaka sebagai "bare truth" (kebenaran apa adanya) tanpa ditafsir atau dicari pembenarannya.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12991.msg210721.html#msg210721


membunuh pencuri berarti membuat seseorang tidak mencuri lagi
setiap membuat seseorang tidak mencuri lagi adalah suatu hal yang baik
jadi, membunuh pencuri berarti hal yang baik.

Logika tersebut benar. Tetapi, orang mengetahui bahwa seseorang yang kedapatan mencuri tak seharusnya dibunuh. Kalau begitu, apakah logika yang benar bisa bertentangan dengan kebenaran? Jawabnya adala "ya". Logika yang mana yang bisa bertentangan dengan kebenaran? Yaitu logika yang pengujian kebenarannya belum selesai.

Di dalam logika itu terdapat level-level. Jika seluru levelnya diuji dengan benar, maka logika tidak akan bersebrangan dengan kebenaran. Dalam contoh di atas, logika tersebut benar, tetapi kebenaran tersebut terletak pada level pertama. Sedangkan pengujian logika harus diteruskan ke level-level selanjutnya. Sampai level berapa? Sampai level "tiada keraguan terhadap kebenarannya".

Sayang sekali, 99,9% manusia zaman sekarang tidak ada yang bisa berpikir logic terstruktur. Saya memperhatikan di forum-forum online, orang-orang hanya bermain logika pada level pertama. Itulah yang akhirnya menimbulkan debat kusir.

Oleh karena itu, saya ingin menawarkan cara diskusi / debat logic terstrukture. Diskusi dengan cara ini akan efektif dan berakhir pada kejelasan konsep serta nilai benar salahnya. Adapun ide diskusi logic terstrukture tersebut adalah sebagai berikut :

semua harus berfokus pada pembuktian kebenaran satu pernyataan saja. Misal Logika Piramida Pertama:

A adalah C <=== ini dapat ditandai dengan angka 1 sebagai level 1.

secara logika, setiap pernyataan memiliki argumentasi. Dan argumentasi yang benar dari pernyataan tersebut adalah :

A itu B. dan  <=== ini dapat ditandai dengan 1.1 (level2)
setiap B adalah C <=== ini dpat ditandai dengan 1.2 (level2)


sampai disini, kita dapat memeriksa, apakah kebenaran telah jelas, apakah nilai benar salahnya pernyataan pertama telah dimufakati atau belum. Jika belum, maka pastilah di dalam salah satu argumentasinya ada yang tidak dimufakatinya. Misalnya argumentasi yang pertama "A adalag B". Jika ini diragukan kebenarannya, berarti argumentasi ini dikonversi menjadi kesimpulan, dan kita masuk pada logika level 1.1.1 (level3) bila premis yang satunya diragukan kebenaranya, maka kita juga dapat masuk pada logika level 1.1. 2. kemudian, bila di dalam argumentasi 1.1.1 terdapat hal yang diragukan kebenarannya, maka kita dpat masuk pada logika 1.1.1.1 (level4) dan dibatasi hingga level 8. jik telah sampai pada level 8 masih saja kebenaran suatu persoalan itu belum jelas, maka harus dibuat piramida logika yang ke-2. nanti ada level 2.1 (level2) hingga 2.1.1.1.1.1.1.256 (level8)

seandainya itu terlau berat, terutama bagi para pemula dalam bidang logika, maka levelnya dapat kita turunkan setengah hinnga pada level n.1.1.16. (level 4). Dan ini, saya kira, merupakan level yang tidak terlalu sulit untuk pemula. Cobalah kawan! Ada yang mau mencoba diskusi "gaya piramida logika" ini? Dijamin, nikmat! coba yuk!
« Last Edit: 03 July 2010, 04:13:39 PM by Deva19 »

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #1 on: 03 July 2010, 04:39:30 PM »
gimana..? terlalu susah ya?

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #2 on: 03 July 2010, 04:47:55 PM »
he..he... saya sih coba-coba. emank udah saya perkirakan, sejak dulu juga umumnya orang enggan berpikir dengan cara yang berat-berat. 

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #3 on: 03 July 2010, 04:56:35 PM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,426.msg7196.html#msg7196

coba dibaca...moga-moga bisa menjawab kebingungan sodara bro Deva19

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #4 on: 03 July 2010, 05:02:34 PM »
hemmm susah juga yah... mensosialisasika ilmu logika. saya jadi jengkel ke semua menteri pendidikan yang tidak memaskan logika ke pelajaran sekolah, dan jadi jengkel ke semua raja-raja jaman dulu yang telah melarang dan menghancurkan pusat-pusat pendidikan ilmu logika, sehingga dunia masuk ke dalam zaman kegelapan pikiran.

ok dah, saya posting di forum lain ajah....

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #5 on: 03 July 2010, 05:08:59 PM »
he..he... saya sih coba-coba. emank udah saya perkirakan, sejak dulu juga umumnya orang enggan berpikir dengan cara yang berat-berat. 
setau aye...biasanya org malas menyentuh dengan "sampah"....

Offline linaeng

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #6 on: 03 July 2010, 05:10:43 PM »
deva19, sy mau tanya apa cuma umat buddhis yg gk paham ama logika kamu ? atau umat agama di forum lain jg gk paham ama logika kamu ?

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #7 on: 03 July 2010, 05:14:16 PM »
Mekah merupakan tempat ibadah yg paling ramai, indah dan canggih didunia utk umat Muslim.

Mekah merupakan tempat tinggal Ismail - anaknya Hagar, dimana Hagar adalah isteri kedua dari
   Nabi Ibrahim. Hagar adalah pembantu yg diperbolehkan nikah oleh isteri Nabi Ibrahim.

Hagar adalah gadis yg cantik.

Bila ini hari Mekah menjadi tempat yg begitu luar biasa dan diberkatin Allah,
apakah berarti Allah merestui perkawinan (baca : punya isteri lebih dari satu) Nabi Ibrahim ?

Apa benar memang Allah merestui (baca: memberkatin pula) perkawinan tsb?
Apa ini asal muasal isteri tua menyetujuin penambahan isteri muda ?

mohon dijabarka dgn logika tingkat tinggi. =))

apakah Hagar cantik? lihat foto dibawah....  mulus begitu husssss  :P :P
(kelihatan foto dibawah, isteri tua lagi memberi supporter supaya suaminya siap tempur gitu?)
« Last Edit: 03 July 2010, 05:18:47 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #8 on: 03 July 2010, 05:23:42 PM »
When a wise man, established well in virtue,
Develops consciousnes and understanding,
Then as a bhikkhu ardent and sagacious
he succeds in disentangling this tangle.

The inner tangle and the outer tangle
This generation is entangled in a tangle
And so I ask Gotama this question
Who succeds in disentangling this tangle?

Jika manusia bijaksana, mapan dalam kebajikan,
Mengembangkan kesadaran dan pengertian,
kemudian sebagai bhikkhu  rajin (pantang menyerah) dan cerdas
Ia akan berhasil menguraikan kekusutan ini.

Kekusutan di dalam dan kekusutan di luar
Generasi ini terbungkus dalam kekusutan
Jadi saya mengajukan pertanyaan ini kepada Gotama
Siapakah yang berhasil menguraikan kekusutan ini?

Samyutta Nikaya (i,13)

Dari jaman Sang Buddha dahulu masyarakat yang bijaksana menyadari bahwa dunia ini dibuat kusut oleh doktrin dan dogma yang berselimutkan konsep yang lahir dari tafsir dan logika.

kekusutan ini menyelimuti orang-orang yang menganggap ia bagian dari suatu kasta eksklusif yang menganggap mereka superior dari yang lainnya sehingga dengan dalih dan berbagai pembenaran menganggap dialah yang superior.

Konsep ras unggul, ras ariya, kebenaran dari langit, bangsa terpilih, ajaran paling modern dan berbagai pembenaran lain, hanya menjauhkan  manusia satu dengan yang lain dalam sekat-sekat.
pengikut yang merasa nyaman dalam kotak, membuat pembenaran lebih jauh dengan tafsir dan logika, tanpa sadar bahwa ini adalah jalan ke rumah jagal, ladang pembantaian Mara yang berakar dari kegelapan.

Sejarah manusia mencatat banyak kali usaha saling menghancurkan demi suatu credo kebenaran, bersumpah untuk membenarkan suatu ketidak benaran. Dengan dalih kebenaran suatu golongan berusaha menghancurkan golongan lain, memusnahkan mereka dari muka bumi, tanpa menyadari bahwa perbuatan mereka juga tak benar.
Dengan segala daya-upaya mencari celah memaksakan kebenaran versinya sendiri, untuk diterapkan pada kelompok lain. pengikut kelompok lebih gila dengan bersumpah kebenaran atau mati !!! Pemimpin buta memimpin sekelompok orang buta, yang di depan tidak tahu jalan, terlebih lagi yang di belakang.

Kekusutan batin ini menyelimuti hampir seluruh manusia di muka bumi ini, terlebih dengan semakin meredupnya  penyadaran akan pencerahan yang berasal dari kebenaran sederhana.
Perang, permusuhan p*n*staan, kebencian, keserakahan, kutukan dsbnya muncul dari kekusutan...
Kekusutan batin yang timbul dari pembenaran berdasarkan tafsir logika dan nalar-nalar canggih yang berakar pada kegelapan batin....

Para bijaksana melihat segala sesuatu apa adanya, mereka melihat semua itu hanya berakar dari permainan pikiran yang manipulatif, yang korup, yang berusaha menghancurkan batas-batas kebenaran, kebajikan dan kebijaksanaan.
Pemikiran-pemikiran korup dan manipulatif sebaliknya berusaha membuang batas-batas itu dan mengaburkan serta meleburkannya dalam samudera pemikiran, konsep, tafsir dan pembenaran.
Yang akhirnya bermuara pada peperangan, sengketa, saling memperdaya dan saling memangsa. Nilai nilai bobrok akhirnya akan menjadi penguasa, bertambah lama bertambah kuat mencengkeramkan kukunya di negara kita tercinta.

Orang-orang yang berada dalam kekusutan menganggap mereka telah mencapai pencerahan. Budak-budak dan domba-domba menganggap tuan mereka juga telah mencapai pencerahan.
Mari bertanya apa kah pencerahan ada dalam caci-maki, p*n*staan, kutukan, peperangan, saling membunuh, saling memangsa, saling memperdaya, saling menghancurkan, saling mencari pembenaran atas fakta-fakta itu?

Konsep pencerahan sebenarnya sederhana
Apakah kita telah terbebas dari doktrin-doktrin, dogma-dogma yang saling menghancurkan, saling mencaci, saling memangsa, saling memperdaya, saling menista, saling mengutuk saling mencari pembenaran dengan tafsir-tafsir, logika-logika?
Apakah kita telah terbebas dari konsep-konsep yang disebabkan kekusutan batin diluar, di dalam, disekitar kita? apakah kita telah terbebas? apakah batin kita telah sepenuhnya melepas dan terlepas dari tali kekang dogma-dogma dan konsep-konsep yang memperbudak dan memperdaya diri kita?

Dalam Anguttara Nikaya Sang Buddha mengatakan bahwa " Seseorang yang berjiwa budak tak akan mencapai kebebasan dan pencerahan sepenuhnya (Arahat)" Mari kita membebaskan diri kita dari kekusutan yang timbul dari perbudakan pikiran, konsep dan dogma dan menikmati kebebasan. Sehingga batin menjadi bersih dan murni, nikmat bebas bagai burung yang terbang bebas di udara.

maukah anda semua menikmati akhir dari ini semua? Terbebas dari segala kekusutan? Atau menambah kekusutan? itu terserah anda.

 _/\_


« Last Edit: 03 July 2010, 05:40:15 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #9 on: 03 July 2010, 06:03:52 PM »
deva19, sy mau tanya apa cuma umat buddhis yg gk paham ama logika kamu ? atau umat agama di forum lain jg gk paham ama logika kamu ?

di semua forum.

tetapi, di forum lain, saya bisa bertemu dengan 1 atau 2 orang yang bisa memahami ilmu logika. umumnya, mereka yang pernah duduk di bangku Filsafat, ketika semasa kuliahnya dulu.

adapun di forum muslim, agak sulit juga menemukan orang yang mengerti logika. terutama karena dunia muslim skarang di dominasi oleh kelompok wahabi, dimana para ulama mereka itu telah mengeluarkan fatwa "haram" terhadap ilmu logika. tetapi, di pesantren-pesantren NU dan syiah, kita masih bisa menemukan pelajaran Logika di masukan ke dalam kurikulum mereka. di pesantren logika Aristeles dikonversi ke dalam kitab berbahasa arab dengan judul "al-Mantiqi".

Logika menjadi pengetahuan yang asing bagi masyarakat dunia sekarang ini, walaupun semua orang menggunakan istilah Logika tanpa mengerti asal-usul dari mana kata "logika" tersebut berasal. pengertian logika sekarang ini bergeser menjadi "akal". sehingga orang yang berkata, "gunakan logika" diartikan sebagai "gunakan akal". padahal menggunakan Logika artinya "menggunakan norma-norma berpikir Aristotelianism".

Jousoef Syou`ib, seorang guru besar ilmu Logika, dia mengatakan betapa parahnya pengajaran Logika di Indonesia. kata-kata yang dia ucapkan tidak dapat saya kutip secara persis, karena sudah lama sekali, jadi saya lupa. tapi kira-kira begini :, "di Amerika, saya bisa bisa menemukan buku Logika hampir di setiap toko. tapi Pengajaran Logika di Indonesia sangatlah parah. saya telah bergerak dari kota ke kota untuk mencari toko buku yang menjual buku Logika, tetapi tak satupun dpat saya temukan. sampai saya menemukan sebuah toko tua di Bandung, di situ masih ada tersisa satu buku Logika, buku tua yang sudah lusuh. mungkin sudah lama dipajang dan tak laku-laku, karena tak ada peminat."

ho..ho... kepada yang Mulia Guru Besarku, Prof. Dr. Joesoef, mohon maaf, kalo ada kata-kata yang kurang atau lebih dalam mengutip kalimat anda... maklum sudah lama sekali.

selain itu, beliau juga telah menggambarkan bagaimana dunia mencapai keemasannya  karena di berbagai penjuru dunia didirikan pusat-pusat pendidikan ilmu logika. kemudian, karena banyak kesesatan agama-agama terbongkar, para pemuka agama mempengaruhi raja-raja untuk menutup dan menghancurkan pusat-pusat pendidikan ilmu logika, sehingga masyarakat menjadi bodoh dan mau mnerima doktrin apa saja dari para pemuka agama itu.

Alexander The Great pengikut setia Aristoteles, bversama dewan geraja, menyelenggarakan konsili Nicae untuk menyadarkan keyakinan sebagian umat kristini tentang kesalahan doktrin Trinitas. dengan logika, trinitanisme terbongkar kesalahannya. akan tetapi, lebih banyak orang yang menentang logika dan lebih berpegang kepada doktrin dewan gereja tentang Trinitas, akhirnya konsili meremikan trinitas segagaia keyakinan resmi umat kristiani.

adapun alexader sebagai kaisar, tetap menyangkal trinitas dan meyakini keesaan tuhan. para ahli logika lainnya pun setuju dengan alexander. para misionaris sangat takut dengan logika. akhirny, setelah wafatnya alexander dewan geraja mendorong penguasa untuk menutup pusat pendidikan logika di berbagai penjuru negeri. para guru logika dikejar-kejar dan dibunuh. manuskrip-manuskrip ilmu logika hangus dibakar.

tetapi, sebagian manuskrip bisa diselamatkan, dan menyebar secara rahasia ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke jazirah arab, sampai ke tangan Al-Farabi. beliau lah orang pertama yang memperkenal logika Aristoteles di dunia Islam. sejak saat itu, Islam mencapai puncak peradabannya. ilmu pengetahuan dan teknologi canggih dapat dikembangkan. para ilmuwan barat pun beramai-ramai berguru pada ilmuwan muslim. mereka menyalin manuskrip-manuskrip karya ulama Islam. barat menujuki al-Farabi sebagai Guru Kedua dan Ibnu Sina sebagai Guru Pertama. para ulama berhasil membuat perpusatkaan besar seluas 3 KM persegi. tetapi, kelompok neo khawarij sangat tidak menyukai Logika Aristoteles dan segala pengetahuan yang dianggapnya sebagai ajaran orang kafir. mereka kemudian menyusun kekuatan, menyebarkan pengaruh dan mengeluarkan fatwa bahwa mempelajari Logika dan Bahasa Inggris hukumnya haram. bahasa Inggris disebutnya sebagai bahasa setan. mereka berhasil menyusun kekuatan dengan mencari pelindung-pelindung atau mengadu domba dngan pihak luar. akhirnya perpustakaan Islam yang luas dibakar hangus.

Logika kembail menghilang dari peredaran. orang-orang blajar logika dengan cara rahasia, sebab bila ketahuan oleh penguasa, hukum mati baginya. zaman itu disebut zaman kegelapan.

sejarah panjang logika, dari zaman ke zaman, dihiasi dengan darah dan air mata sebelum manuskrip-manuskrip itu sampai ke tangan guru ku. tetapi sekarang orang dengan mudah mengatakan "gunakan logika", tanpa tau, apa itu artinya logika.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #10 on: 03 July 2010, 06:09:54 PM »
mau tanding2an logika gak kita bro? gw jg tau logika aristoteles u...tapi kok gw ga sesok pintar u yakk? ;D

oya, jgn terlalu sombong dengan ilmu yang anda dapat, seolah2 anda yang paling mengerti semuanya..

just remind aja..jgn sakit hati
« Last Edit: 03 July 2010, 06:12:03 PM by No Pain No Gain »
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #11 on: 03 July 2010, 06:19:00 PM »
Apa yang disinggung oleh Bro Deva 19 sebenarnya bukan sesuatu yang buruk. Kalau saya tidak salah tangkap, apa yang bro Deva 19 sebut sebagai logika bertingkat piramida, sebenarnya adalah usaha untuk tidak menarik inferensi secara terburu-buru. Umumnya seseorang langsung meyakini suatu inferensi yang dibuat tanpa berpikir panjang lagi, maka disarankan untuk mengumpulkan beragam premis yang beraneka ragam dan terkait untuk diuji sehingga dihasilkan inferensi yang lebih lengkap. Menurut saya ini adalah Logika Induktif (cmiiw) 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #12 on: 03 July 2010, 06:19:29 PM »
Quote from: febianc
Konsep pencerahan sebenarnya sederhana
Apakah kita telah terbebas dari doktrin-doktrin, dogma-dogma yang saling menghancurkan, saling mencaci, saling memangsa, saling memperdaya, saling menista, saling mengutuk saling mencari pembenaran dengan tafsir-tafsir, logika-logika?

bukan itu intinya.

ada saat nya kita membicarakan masalah batin, masalah kesabaran dan masalah kesucian. tapi ada kalanya kita membicarakan persoalan matematika dan bahasa.

misalkan, ada seorang bikhu, karena sehari-harinya yang dia pikirkan dan dia tekuni adalah seputar meditasi, menarik dan mengeluarkan nafas, membicarakan bentuk-bentuk mental dan hal-hal serupa itu, ketika bertemu dengan seorang ahli matematika dan si ahli matematika mencoba membicarakan persoalan-persoalan matematis, si bikhu tidak mengerti. dia berkata, "untuk apa kita memikirkan persoalan-persoalan rumit seperti itu yang membuat kepala kita puyeng dan bingung. bermeditasilah saja, karena meditasi itu bisa mencerahkan otak, menenangkan hati dan bisa membebaskan anda dari kebingungan".

perkataan bikhu itu, mirip perkataan anda, bro febian. dimana di sini saya mencoba membicarakan persoalan-persoalan matematika logika, tetapi anda berusaha menyeret saya untuk memikirkan persoalan mental. tetapi, seperti salahnya seseorang membicarakan persoalan matematika kepada seorang bikhu, mungkin saya juga salah kalau mencoba mendiskusikan persoalan logika ke umat budhis, karena itu bukan pengetahuan yang ditekunnya sehari-hari. akan tetapi, saya bermakssud mencoba mensosialisasikan.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #13 on: 03 July 2010, 06:24:02 PM »
Apa yang disinggung oleh Bro Deva 19 sebenarnya bukan sesuatu yang buruk. Kalau saya tidak salah tangkap, apa yang bro Deva 19 sebut sebagai logika bertingkat piramida, sebenarnya adalah usaha untuk tidak menarik inferensi secara terburu-buru. Umumnya seseorang langsung meyakini suatu inferensi yang dibuat tanpa berpikir panjang lagi, maka disarankan untuk mengumpulkan beragam premis yang beraneka ragam dan terkait untuk diuji sehingga dihasilkan inferensi yang lebih lengkap. Menurut saya ini adalah Logika Induktif (cmiiw) 

bukan bro. ini adalah  logika deduktif. rumusnya ada 19. adapun logika induktif, itu disebut juga logika ilmiah. saya bukan seroang ahli di dalam logika ilmiah. guru saya pernah mengajarkan tentang 5 metoda logika induktif. dari kelima metoda tersebut. tapi saya lupa satu persatu nya.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Memperkenalkan Gaya Diskusi Piramida Logika
« Reply #14 on: 03 July 2010, 06:25:50 PM »
mau tanding2an logika gak kita bro? gw jg tau logika aristoteles u...tapi kok gw ga sesok pintar u yakk? ;D

oya, jgn terlalu sombong dengan ilmu yang anda dapat, seolah2 anda yang paling mengerti semuanya..

just remind aja..jgn sakit hati

marilah kita bertanding!

 

anything