HANYA TIGA JAM
Hari itu, saya bersama suami beruntung bisa mendapatkan karcis bus pulang ke rumah mertua. Setelah didalam bus menemukan ada seorang gadis yang sedang duduk di nomor tempat duduk kami. Suami memberi isyarat kepada saya agar duduk lebih dulu di tempat duduk sebelah gadis itu, tetapi dia sendiri tidak mempersilakan gadis tersebut untuk pindah ke nomor bangkunya sendiri.
Saya baru mengetahui bahwa kaki kanan gadis tersebut tidak normal (cacat), baru mengerti mengapa suami saya tidak meminta gadis tersebut pindah dari tempat duduk itu.
Dengan demikian suami saya berdiri selama perjalanan luar kota, dari awal hingga akhir suami saya tidak mengatakan sepatah pun kepada gadis itu bahwa nomor yang sedang dia duduki itu adalah miliknya.
Setelah turun dari bus, saya berkata kepada suami: "Memberikan tempat duduk kepada orang lain adalah perilaku yang terpuji, tetapi perjalanan yang kita tempuh itu sangat jauh, semestinya di tengah perjalanan engkau bisa meminta dia mengembalikan tempat duduk itu kepadamu, ganti dirimu yang duduk."
Suami saya malah berkata: "Gadis itu tidak leluasa (karena cacat) untuk seumur hidupnya, sedangkan kita hanya tidak leluasa atau tidak nyaman untuk waktu tiga jam saja, tidak masalah!"
Mendengar suami saya berkata demikian saya menjadi sangat terharu, mempunyai seorang suami demikian baik dan tulus, melakukan kebaikan dan tidak ingin orang lain untuk mengetahui, membuat saya merasakan dunia ini telah banyak berubah menjadi lebih damai. Lebih banyaklah memikirkan orang lain jangan hanya semata-mata memikirkan diri sendiri.
Mengapa tidak melakukan kebaikan sejauh yang diri kita mampu lakukan?
Banyak melakukan kebaikan dengan MEMBERI adalah hal yang baik sekali. Dunia ini membutuhkan lebih banyak orang seperti ini, membutuhkan orang yang lebih belas kasih, juga orang yang lebih berpengertian kepada orang lain.
Bila banyak orang yang demikian, dunia ini barulah bisa ada banyak peristiwa yang sangat indah.