//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Samatha-Vipassana  (Read 36300 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #60 on: 19 July 2007, 04:11:56 PM »
Bukankah ada "carita" petunjuk sebelum memulai Samatha ?

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #61 on: 19 July 2007, 04:21:46 PM »
 [at] Bro Mopheus...

Dalam hal ini saya mengungkapkan pendapat berdasarkan pemikiran saya sendiri,
jika kita pertanyakan hal2 sbb:
dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan mencapai jhana2?
dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan logika / nalar nya, dari pengetahuan membaca buku atau mendengarkan dhamma?
dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan cara mengamati, menganalisis pikirannya sendiri, mengganti yang pikiran buruk dengan yang baik, secara terus menerus membersihkan bathinnya?
saya merasa, dengan pertanyaan2 seperti ini lah saya dapat meyakini, jika vipassana dapat membawa manusia pada pencapaian tingkat2 kesucian...

 _/\_

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #62 on: 19 July 2007, 04:26:59 PM »
Bukankah ada "carita" petunjuk sebelum memulai Samatha ?

Maaf bro Kemenyan, apakah "carita" itu?

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #63 on: 19 July 2007, 04:35:23 PM »
ENAM MACAM CARITA
Carita berarti sifat, perangai, atau perilaku.
Di dalam Abhidhamma, terdapat pembagian sifat-sifat secara umum yang berdasarkan
atas keadaan batin manusia, yaitu manusia itu dapat dibagi menjadi enam golongan
berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya :
1. Orang yang keras nafsu lobanya atau Ragacarita
2. Orang yang keras kebenciannya atau Dosacarita
3. Orang yang bodoh (dungu) atau Mohacarita
4. Orang yang tebal keyakinannya atau Saddhacarita
5. Orang yang bijaksana (pandai) atau Buddhicarita
6. Orang yang suka melamun atau Vitakkacarita

Orang yang mempunyai ragacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan loba, cenderung
ke arah keindahan dan kecantikan, kagum melihat suatu kebajikan walaupun itu kecil
sekali, mudah melupakan kesalahan orang lain, cerdik, sombong, berambisi besar,
mementingkan diri sendiri. Untuk mereka yang mempunyai ragacarita, maka obyek yang
baik diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah sepuluh asubha dan satu
kayagatasati.

Orang yang mempunyai dosacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan kebencian,
cenderung ke arah panas hati, suka marah, suka jengkel, suka iri hati, tak senang melihat
kesalahan walaupun kecil, tak mau tahu terhadap kebajikan orang lain walaupun besar,
suka bermusuhan, memandang rendah orang lain, suka memerintah dan mendikte orang
lain. Untuk mereka yang mempunyai dosacarita, maka obyek yang baik diambil dalam
melaksanakan Samatha Bhavana ialah empat appamañña dan empat kasina (nila kasina,
pita kasina, lohita kasina, dan odata kasina).

Orang yang mempunyai mohacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan kebodohan
batin, cenderung ke arah kelemahan batin, suka bingung, suka ragu-ragu, suka khawatir,
menggantungkan diri pada pendapat orang lain, pikiran ruwet, malas, pendiriannya tidak
tetap, kadang-kadang kukuh memegang suatu pandangan. Untuk mereka yang
mempunyai mohacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah anapanasati.

Orang yang mempunyai saddhacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan keyakinan,
cenderung ke arah rendah hati, dermawan, jujur, suka menemui orang-orang suci, suka
mendengarkan Dhamma, yakin pada sesuatu yang dianggap baik. Untuk mereka yang
mempunyai saddhacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah enam anussati (Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, silanussati,
caganussati, dan devatanussati).

Orang yang mempunyai buddhicarita atau ñanacarita melaksanakan sesuatu
berdasarkan berhati-hati, cenderung ke arah perenungan terhadap Tiga Corak Umum
(Tilakkhana), sering bermeditasi, bersedia mendengarkan omongan orang lain,
mempunyai kawan-kawan yang baik. Untuk mereka yang mempunyai buddhicarita atau
ñanacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah
marananussati, upasamanussati, aharapatikulasañña, dan catudhatuvavatthana.

Orang yang mempunyai vitakkavcarita melaksanakan sesuatu berdasarkan tergesagesa,
cenderung ke arah kegugupan, kegagalan dalam usaha, suka berteori, pikirannya
sering berkeliaran, tidak suka bekerja untuk kepentingan sosial. Untuk mereka yang
mempunyai vitakkacarita, maka obyek yang cocok untuk melaksanakan Samatha
Bhavana ialah anapanasati.
Penjelasan :
Pathavi kasina, apo kasina, tejo kasina, vayo kasina, aloka kasina, akasa kasina, dan
empat arupa


Sumber: Bhavana yg di Samaggi (maap, Inet lage lelet tuk cari URL nya)

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #64 on: 19 July 2007, 04:48:21 PM »
:) anumodana atas penjelasan Bro Kemenyan, saya baru mengetahui ttg 'carita' ini...

berdasarkan 'carita' tersebut diatas, saya jadi semakin menyadari kebutuhan seorang guru untuk membimbing pelaksanaan meditasi...

_/\_

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #65 on: 19 July 2007, 09:17:01 PM »
Quote
Bukankah ada "carita" petunjuk sebelum memulai Samatha ?

Frens,

apakah pengelompokkan objek sesuai sifat masing2 individu ini bertujuan ganda?, yaitu:
~ agar si meditator lebih mudah berkonsentrasi dengan objek pilihannya tsb
~ agar sekaligus menghapus sifat jeleknya itu

jadi objek yg dipilih akan ber-efek ganda thp si meditator samatha tadi.

contoh:
seseorang yg playboy (lobha) diberikan objek asubha. Dengan objek yg tepat ini akan memudahkan si playboy tadi mencapai konsentrasi (diabndingkan objek nafas, misalnya) dan sekaligus dapat mengikis sifat jeleknya tsb.

Mohon reviewnya.

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #66 on: 19 July 2007, 09:22:18 PM »
 [at] allen: coba baca yg paling bawah juga...
----
Penjelasan :
Pathavi kasina, apo kasina, tejo kasina, vayo kasina, aloka kasina, akasa kasina, dan
empat arupa
----

Hal itu "Guru" yg terbaik jikalau ingin "Solo"

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #67 on: 19 July 2007, 09:24:08 PM »
Quote
Bukankah ada "carita" petunjuk sebelum memulai Samatha ?

Frens,

apakah pengelompokkan objek sesuai sifat masing2 individu ini bertujuan ganda?, yaitu:
~ agar si meditator lebih mudah berkonsentrasi dengan objek pilihannya tsb
~ agar sekaligus menghapus sifat jeleknya itu

jadi objek yg dipilih akan ber-efek ganda thp si meditator samatha tadi.

contoh:
seseorang yg playboy (lobha) diberikan objek asubha. Dengan objek yg tepat ini akan memudahkan si playboy tadi mencapai konsentrasi (diabndingkan objek nafas, misalnya) dan sekaligus dapat mengikis sifat jeleknya tsb.

Mohon reviewnya.


Tepat sekali...
Asubha benar-benar bisa mematahkan keterikatan kita pada Nafsu (sex);
Namun... yakinkah kita sanggup melakukannya tanpa dasar yg kuat... ?

takutnya malah jadi gila yg ada...
sebab... yg dihadapi mayat yg berubah2x...

(bahkan bisa hidup dan bergerak menganggu :p *canda*)

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #68 on: 19 July 2007, 10:16:50 PM »
Kalau saya pribadi agak ngeri mencobanya..
Ntar jadi takut benaran..
Btw ada yang sudah pernah mencoba ?
Gimana rasanya ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #69 on: 19 July 2007, 10:35:25 PM »
Kalau saya pribadi agak ngeri mencobanya..
Ntar jadi takut benaran..
Btw ada yang sudah pernah mencoba ?
Gimana rasanya ?

yg masih pengen merasakan kehidupan berumah tangga, sebaiknya menghindari aja deh... drpd ada ntar muncul efek2 yg gimana gtu...  :P seperti kata mbah menyan "Asubha benar-benar bisa mematahkan keterikatan kita pada Nafsu (sex);"

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #70 on: 19 July 2007, 10:58:35 PM »
^ dhanuttono: tidak terikat bukan berarti tidak bernafsu :D

Tidak terikat disini menyadari kalao Nafsu-Sex adalah sesuatu yg HARUS kita kendalikan,
so.. bukan berarti Kehilangan Nafsu :D

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #71 on: 20 July 2007, 09:12:49 AM »
dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan mencapai jhana2?
ini yg perlu dipertanyakan. kubu vipassana bilang "gak bisa". kubu samatha bilang "bisa.
argumen kubu samatha, buddha sendiri mencapai pencerahan dengan samatha dan jelas2 disebutkan jhana di sutta itu.

dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan logika / nalar nya, dari pengetahuan membaca buku atau mendengarkan dhamma?
gak bisa dengan logika / nalar, tapi mungkin dari baca atau denger dhamma, karena batin dalam keadaan meditasi saat baca / denger.

dapatkah seseorang mencapai kesucian dengan cara mengamati, menganalisis pikirannya sendiri, mengganti yang pikiran buruk dengan yang baik, secara terus menerus membersihkan bathinnya?
dapat
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #72 on: 20 July 2007, 09:39:28 AM »
Mencapai tingkat kesucian memang agak 'misterius' sih.

Coba saja lihat di sutta, ada yg mendengar ceramah, ada yang berdiskusi bersama, ada yang mencuci, ada yang berbaring dst.

Selama jalan mulia berunsur 8 ada, disana akan memberikan kondisi...
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #73 on: 20 July 2007, 09:44:30 AM »
iye nih bang... saya mikir sih mo jhana kek, vipassana kek, metta bhavana kek, anapanasati kek, kasina kek, latian mindfulness kek, latian konsentrasi kek, yg penting kelakon... daripada mikir terus2an antara samatha dan vipassana tapi gak kelakon  ;D

ntar kalo udah ada pengalaman meditasi, baru dipikir2 dan dievaluasi ulang...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Samatha-Vipassana
« Reply #74 on: 20 July 2007, 11:41:07 AM »
Penanya :
Jadi dengan hanya melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, sudah merupakan praktek dari "Vipassana"? Tetapi banyak orang berpendapat bahwa cara bermeditasi seperti ini sangat rumit, dimana orang hanya dapat melatihnya di pusat-pusat latihan meditasi. Dan hal inilah yg menyebabkan banyak orang tidak berniat mencobanya. Akan tetapi dari pembicaraan kita, timbul pandangan bahwa "Vipassana" hanya melihat segala sesuatu sebagaimana adanya dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana menurut pendapat Anda, Apakah seseorang harus mempunyai pengertian-pengertian teoritis sebelum melaksanakan "Vipassana"?
Nina van Gorkom :
Istilah "Meditasi" membuat orang menjadi takut. Mereka berpikir bahwa hal itu sebagai sesuatu yg sangat rumit. Pada kenyataannya, seseorang tidak harus melakukan hal-hal yg istimewa (khusus) dalam melakukan meditasi. Sebelum seseorang mulai melaksanakan meditasi, ia perlu menghayati teori-teorinya terlebih dahulu. Seseorang tidak harus mengetahui unsur-unsur bathin dan jasmani (Nama dan Rupa) secara terinci. Akan tetapi, seseorang harus mengetahui bahwa badan itu hanyalah terbentuk dari unsur-unsur fisik, yg berbeda dengan unsur-unsur mental.
Banyak unsur fisik yg berbeda, dan unsur tersebut terus-menerus berubah. Juga banyak unsur mental yg berbeda. Satu "Citta" timbul dan langsung tenggelam, kemudian disusul dgn timbulnya "Citta" yg lain dan tenggelam kembali. "Citta" timbul dan tenggelam berkesinambungan dalam jangka waktu yg sangat singkat.
Melihat adalah salah satu bentuk "Citta". Mendengar adalah "Citta" yg lain, yg berbeda dgn "Citta" melihat. Berpikir adalah "Citta" yg lain lagi. Semua itu berbeda satu sama lainnya.
Peningkatan latihan "Vipassana" bukan berarti menjadikan seseorang harus selalu sadar akan segala bentuk-bentuk unsur yg berbeda pada setiap saat. Kita mengetahui bahwa hal demikian tidak mungkin dapat dilakukan sampai pada taraf-taraf tertentu. Tidak ada satupun yg harus kita lakukan secara istimewa. Seseorang dapat melakukan segala kegiatan sebagaimana biasanya seperti yg biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang secara bertahap akan mulai mengerti bahwa sesungguhnya yg ada hanyalah gejala fisik dan mental dan gejala-gejala itu benar-benar timbul secara alamiah, serta selalu timbul pada setiap saat.
Ketika seseorang mulai merasakan pentingnya menyadari semua gejala ini, maka kesadarannya akan timbul sedikit demi sedikit dengan sendirinya. Seseorang akan mengalami bahwa kesadaran akan dapat timbul bila ada kondisi yg benar-benar tepat.
Pada mulanya, tidak menjadi masalah bila kita tidak menyadari secara keseluruhan gejala-gejala itu. Tetapi sangat penting untuk di mengerti bahwa kesadaran itu bukan "Aku" , dan sebuah gejala mental yg timbul harus sesuai dgn kondisinya.
Dari pengertian ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa timbulnya kesadaran tidak dapat dipaksakan.
Dengan lebih mengerti lagi gejala-gejala fisik dan mental dan menyadarinya dalam kehidupan sehari-hari , maka kebijaksanaan akan dapat meningkat. Melalui kebijaksanaan ini, maka perbuatan-perbautan baik akan bertambah dan perbuatan-perbuatan jahat akan berkurang.

 _/\_
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

 

anything