Topik Buddhisme > Meditasi

Mana lebih baik, Samatha atau Vipassana..?

(1/7) > >>

fabian c:
Teman-teman saya mau Sharing pendapat mengenai persamaan dan perbedaan meditasi metode Direct Vipassana dan metode Vipassana melalui Samatha

Ada banyak pandangan mengenai praktek yang membawa kemajuan dalam meditasi. Banyak yang beranggapan bahwa Samatha dan Vipassana adalah dua hal yang bertolak belakang.

Mereka yang hanya berlatih Samatha beranggapan bahwa bila berlatih  Vipassana langsung maka konsentrasi tak akan kuat, oleh karena itu diperlukan Jhana sebagai syarat awal untuk berlatih Vipassana, bahkan yang lebih ekstrim beranggapan bahwa berlatih Vipassana langsung akan sia-sia saja.

Bagi yang berlatih Vipassana langsung (direct Vipassana) kadang-kadang beranggapan buat apa berlatih samatha? kan Vipassana adalah latihan meditasi tertinggi yang ditemukan dan dianjurkan oleh Sang Buddha, setelah Beliau mencapai Penerangan Sempurna?

Sedangkan Samatha bhavana, walaupun dilatih oleh Sang Buddha tetapi bukan merupakan penemuan Sang Buddha, karena Samatha Bhavana (anapanasati misalnya) telah ada sebelum pangeran Sidatttha dilahirkan, dengan kata lain meditasi Samatha Bhavana bukan merupakan penemuan Sang Buddha, tetapi merupakan adaptasi dari ajaran Brahmanisme.

Polemik yang berkepanjangan ini dimulai dari tahun 70-an oleh bhikkhu Kheminda Thera dari Ceylon, yang gemanya masih terasa hingga sekarang.
Saya ada buku mengenai perdebatan itu, dalam buku tersebut Bhikkhu Kheminda mengatakan bahwa ada tiga tingkatan konsentrasi, yaitu:

1. Momentary concentration (khanika samadhi)
2. Access concentration (upacara samadhi)
3. Absorption concentration (apana samadhi / jhana)

Menurut bhikkhu Kheminda momentary concentration adalah yang paling singkat lalu diatasnya adalah access concentration, lalu paling kuat adalah absorption concentration.

Pemikiran bhikkhu Kheminda menurut pengalaman saya yang pernah mempraktekkan kedua-duanya, adalah erroneous, jelas pandangannya bukan didasari pengalaman mencoba menyelami metode Vipassana langsung, tetapi didasari pengetahuan mengenai teori berdasarkan kesimpulannya sendiri, mungkin juga dibarengi dengan pengetahuan mengenai (meditasi Samatha).

Jelas tidak akan nyambung....

Disini terjadi salah pengertian karena khanika samadhi diterjemahkan dengan arti momentary (sesaat). Jika diterjemahkan dengan istilah momentary maka banyak orang yang akhirnya menjadi salah mengerti di Indonesia sendiri banyak orang yang menjadi korban salah pengertian karena tidak akurat penerjemahan dari Pali ke Inggris.

Pandangan bhikkhu Kheminda tentu saja ditanggapi oleh Mahasi Sayadaw sendiri, yang dijawab oleh U Nyanuttara Sayadaw, asisten Mahasi Sayadaw, karena dipublikasikan di dunia Internasional melalui majalah World buddhism.

Jika khanika samadhi adalah momentary / sesaat, maka untuk mencapai kesucian hanya diperlukan samadhi sesaat saja, oleh karena itu seolah-olah kesucian bisa dicapai dengan sangat mudahnya, padahal tidaklah demikian.

Apakah arti Samadhi? ini sebenarnya adalah kunci jawaban yang perlu kita resapi dan diingat baik-baik. Penerjemahan mengenai arti dari samadhi itu sendiri sangat penting dan sering kurang memuaskan bagi saya, ada yang menerjemahkan konsentrasi fokus pada suatu objek, atau pemusatan pikiran pada suatu objek, ada juga yang menerjemahkan samadhi mengendalikan pikiran, bahkan yang parah beranggapan samadhi adalah mengosongkan pikiran.

Menurut saya definisi yang lebih tepat kata samadhi yang benar adalah: perhatian kuat yang terus menerus pada suatu objek. Saya rasa guru meditasi senior dari kedua sisi akan setuju dengan definisi ini.
Semakin lama meditator mampu memperhatikan suatu objek terus-menerus, maka dikatakan bahwa samadhi atau konsentrasinya tambah kuat.

Dengan demikian bila samadhi bertambah kuat maka perhatian kita terhadap objek yang kita perhatikan juga bertambah lama dan perhatian kita terhadap objek semakin kuat tak tergoyahkan. Karena perhatian kuat tak tergoyahkan maka bentuk-bentuk batin lain tak akan muncul.
 
dengan demikian kekotoran batin yang menghalangi (panca nivarana) akan teratasi sesuai dengan sutta berikut.

"Monks, there are these five hindrances. Which five? Sensual desire as a hindrance, ill will as a hindrance, sloth & drowsiness as a hindrance, restlessness & anxiety as a hindrance, and uncertainty as a hindrance. These are the five hindrances.

"To abandon these five hindrances, one should develop the four frames of reference. Which four? There is the case where a monk remains focused on the body in & of itself -- ardent, alert, & mindful -- putting aside greed & distress with reference to the world. He remains focused on feelings in & of themselves ... mind in & of itself ... mental qualities in & of themselves -- ardent, alert, & mindful -- putting aside greed & distress with reference to the world. To abandon the five hindrances, one should develop these four frames of reference."

(Nivarana Sutta (AN IX.64) — Hindrances)
Sekarang coba perhatikan mengapa Sang Buddha mengatakan bahwa untuk mengatasi lima rintangan batin (nivarana) kita harus melatih Cattaro Satipatthana (empat landasan perhatian) ?

Kita tahu bahwa mereka yang berlatih Vipassana langsung, melaksanakan Cattaro Satipatthana, dan mereka yang berlatih samatha juga harus bisa mengatasi rintangan batin. Bila demikian maka menjadi jelas bagi kita bahwa melaksanakan Cattaro Satipatthana akan menyebabkan timbulnya konsentrasi yang kuat, karena bisa mengatasi rintangan batin.

Lalu apakah yang didapat oleh mereka yang telah memiliki konsentrasi yang kuat? mereka yang telah memiliki konsentrasi yang kuat melihat segala sesuatu apa adanya.sesuai dengan yang tertulis di Samadhi sutta.

"Develop concentration, monks. A concentrated monk discerns things as they actually are present. And what does he discern as it actually is present?
"He discerns, as it actually is present, that 'The eye is inconstant'... 'Forms are inconstant'... 'Eye-consciousness is inconstant'... 'Eye-contact is inconstant'... 'Whatever arises in dependence on eye-contact, experienced either as pleasure, as pain, or as neither-pleasure-nor-pain, that too is inconstant.'
"He discerns, as it actually is present, that 'The ear is inconstant'... 'The nose is inconstant'... 'The tongue is inconstant'... 'The body is inconstant"...
"He discerns, as it actually is present, that 'The intellect is inconstant'... 'Ideas are inconstant'... 'Intellect-consciousness is inconstant'... 'Intellect-contact is inconstant'... 'Whatever arises in dependence on intellect-contact, experienced either as pleasure, as pain, or as neither-pleasure-nor-pain, that too is inconstant.'
"So develop concentration, monks. A concentrated monk discerns things as they actually are present."

(Samadhi Sutta (SN XXXV.99) — Concentration)
Disini jelas yang dimaksudkan Sang Buddha dengan melihat segala sesuatu apa adanya adalah melihat anicca dan bahwa dukkha juga bersifat anicca (inconstant)

Untuk memberi gambaran seperti apakah kekuatan konsentrasi mereka yang berlatih meditasi Vipassana metode langsung (direct Vipassana) metode Mahasi Sayadaw, saya mendengar dari yogi lain yang berlatih di Myanmar, bahwa ada yogi wanita senior yang berlatih meditasi tradisi Mahasi Sayadaw yang mampu duduk dari sore hari hingga besok siang sebelum makan siang tanpa bergerak dan tanpa tidur.

Apa benang merah yang bisa ditarik dari sini...? Kemampuan untuk memperhatikan suatu objek dengan kuat (konsentrasi) juga ada pada meditator direct Vipassana, bandingkan dengan mereka yang mencapai Jhana tahap awal, belum tentu mampu mampu mempertahankan objek selama itu.

Lantas apa saja yang membedakan konsentrasi pada Samatha Bhavana dan konsentrasi pada Vipassana? yang membedakan adalah: bila pada Samatha objeknya adalah nimitta hingga menyerap, sedangkan pada Vipassana Bhavana objeknya adalah karakteristik atau lakkhana.

Inilah yang merupakan jawaban jelas mengapa seseorang yang berada pada Jhana harus keluar dari jhana untuk melihat lakkhana, sedangkan melihat lakkhana dengan jelas adalah kunci gerbang ke Nibbana.

Kita tahu bahwa lakkhana adalah karakteristik objek konsentrasi pada meditasi Vipassana Bhavana, sedangkan lakkhana sendiri merupakan rangkaian anicca. Setiap momen anicca disebut khana. yaitu satu proses yang muncul (uppada), berkembang (thiti) dan lenyap kembali (bhanga).

Jadi konsentrasi yang melihat pada rangkaian proses yang timbul tenggelam (khana/anicca) inilah yang disebut khanika (khana + ika) samadhi.
Jadi kesimpulannya: samadhi terdapat pada mereka yang berlatih Samatha dan juga pada mereka yang berlatih Vipassana

urutan kekuatan konsentrasi:

Pada Samatha: 1. Upacara samadhi (munculnya nimitta)
                      2. Appana Samadhi (menyerap nimitta/jhana)

pada Vipassana: Khanika samadhi (melihat karakteristik/lakkhana)
                        semakin kuat konsentrasi membuahkan Nyana-nyana (insight)

Lantas metode manakah yang baik untuk dilakukan...? menurut saya kedua-duanya baik. Metode Samatha bhavana diajarkan dan dianjurkan oleh Sang Buddha sendiri di dalam berbagai sutta. Di Majjhima Nikaya sendiri kebanyakan mengulas meditasi Samatha Bhavana.

Bagaimana kecepatan (progress) yang dicapai oleh mereka yang berlatih kedua metode? Menurut saya tergantung... di jaman sekarang pencapaian pencerahan tingkat pertama (sotapatti Magga) metode Mahasi Sayadaw bisa dicapai oeh meditator yang tinggi kecerdasan batinnya mungkin sekitar 1,5 bulan saja.

Sedangkan bila menggunakan metode Samatha dahulu baru Vipassana, mungkin bisa sama, tergantung kecepatannya mencapai Jhana. Semakin cepat mencapai Jhana maka semakin singkat juga waktu yang diperlukan untuk ber Vipassana.

Demikianlah sekilas perbedaan antara metode meditasi Direct Vipassana dan metode Vipassana melalui Samatha.

Saya mengharapkan komentar dari teman-teman, sehingga pengetahuan Dhamma kita semakin lama semakin bertambah.

(((semoga kita semua berbahagia dan mampu merealisasi dhamma)))

sukhi hotu

Yumi:
_/\_ ko fabian.. sutta yg masih english itu kalo bisa tulis terjemahannya jg dunk.. ga nerti tuh, mesti buka2 kamus lagi :-[


--- Quote from: fabian c on 25 October 2008, 03:46:36 PM ---Jadi kesimpulannya: samadhi terdapat pada mereka yang berlatih Samatha dan juga pada mereka yang berlatih Vipassana

urutan kekuatan konsentrasi:

Pada Samatha: 1. Upacara samadhi (munculnya nimitta)
                      2. Appana Samadhi (menyerap nimitta/jhana)

pada Vipassana: Khanika samadhi (melihat karakteristik/lakkhana)
                        semakin kuat konsentrasi membuahkan Nyana-nyana (insight)

Lantas metode manakah yang baik untuk dilakukan...? menurut saya kedua-duanya baik.
--- End quote ---

sama ko, menurut yumi jg keduanya sama2 baik.. keduanya sejalan..  :x


--- Quote from: fabian c on 25 October 2008, 03:46:36 PM ---Metode Samatha bhavana diajarkan dan dianjurkan oleh Sang Buddha sendiri di dalam berbagai sutta. Di Majjhima Nikaya sendiri kebanyakan mengulas meditasi Samatha Bhavana.

Bagaimana kecepatan (progress) yang dicapai oleh mereka yang berlatih kedua metode? Menurut saya tergantung... di jaman sekarang pencapaian pencerahan tingkat pertama (sotapatti Magga) metode Mahasi Sayadaw bisa dicapai oeh meditator yang tinggi kecerdasan batinnya mungkin sekitar 1,5 bulan saja.

Sedangkan bila menggunakan metode Samatha dahulu baru Vipassana, mungkin bisa sama, tergantung kecepatannya mencapai Jhana. Semakin cepat mencapai Jhana maka semakin singkat juga waktu yang diperlukan untuk ber Vipassana.

Demikianlah sekilas perbedaan antara metode meditasi Direct Vipassana dan metode Vipassana melalui Samatha.

Saya mengharapkan komentar dari teman-teman, sehingga pengetahuan Dhamma kita semakin lama semakin bertambah.

(((semoga kita semua berbahagia dan mampu merealisasi dhamma)))

sukhi hotu
--- End quote ---

kalo yum lbh cocok metode Vipassana melalui Samatha

bond:
 [at]  ko fabian

Bagus sekali keterangan diberikan dan menarik untuk disimak, saya ada beberapa pertanyaan :

1. Ada pendapat bahwa jhana diperlukan (kebanyakan tapi tidak selalu) ketika dari anagami menuju arahat. Bagaimana pendapat ko Fabian? atau mungkin dari sotapana ke sakadagami..

2.Apakah dengan direct vipasana seseorang bisa melihat kehidupan masa lampau beserta prosesnya tanpa melalui  jhana tetapi dengan khanika samadhi?
Karena saya pernah membaca biography Sunlun Sayadaw yg mana beliau melakukan direct vipasana tetapi dapat melihat past life berarti apakah dia juga melatih jhana? konon dia dikatakan sebagai arahat.

Saya setuju kedua cara tergantung kecocokan masing2.

Bersama kita maju. _/\_

Mettacitena



Indra:
Mr. Bond, Mohon maaf sebelumnya karena ikut nimbrung tanpa diundang.


--- Quote from: bond on 25 October 2008, 06:53:37 PM --- [at]  ko fabian

Bagus sekali keterangan diberikan dan menarik untuk disimak, saya ada beberapa pertanyaan :

1. Ada pendapat bahwa jhana diperlukan (kebanyakan tapi tidak selalu) ketika dari anagami menuju arahat. Bagaimana pendapat ko Fabian? atau mungkin dari sotapana ke sakadagami..


--- End quote ---

Perlu atau tidak perlu disini sepertinya tidak menjadi masalah, terlalu jauh buat kita, marilah kita berjuang untuk sotapana saja, selanjutnya prosesnya akan berjalan secara otomatis.


--- Quote ---2.Apakah dengan direct vipasana seseorang bisa melihat kehidupan masa lampau beserta prosesnya tanpa melalui  jhana tetapi dengan khanika samadhi?
Karena saya pernah membaca biography Sunlun Sayadaw yg mana beliau melakukan direct vipasana tetapi dapat melihat past life berarti apakah dia juga melatih jhana? konon dia dikatakan sebagai arahat.

--- End quote ---
Kalo Arahat sptnya udah secara otomatis memiliki abhinna sehingga dapat melihat past life. jadi sptnya kemampuan Sayadaw dalam melihat past life  ini bukan karena samatha atau vipassana.
 _/\_

bond:
Terima kasi om Indra atas penjelasannya  _/\_

Siapa aja boleh nimbrung, tambah banyak tambah baik  ;D

Baru kepikir pertanyaan lagi utk yg di quote dari tulisan om Indra :


--- Quote ---Kalo Arahat sptnya udah secara otomatis memiliki abhinna sehingga dapat melihat past life. jadi sptnya kemampuan Sayadaw dalam melihat past life  ini bukan karena samatha atau vipassana.
--- End quote ---

Kalo arahat punya abinna bukankah itu hasil dari jhana dan tidak ada abinna kalau melalui menggunakan vipasana murni? CMIIW
 _/\_


 

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version