Buddhisme dan Kehidupan > Vegetarian

Paham vegetarian sesuai dengan asas Budhist

(1/11) > >>

nayrexus:
”Di dalam
beberapa sutra, Sang Buddha
menjelaskan bahwa kalian tidak
boleh makan daging dari para
makhluk hidup. Tetapi, pada awal
dari ajaran-Nya, Dia mengizinkan
orang untuk makan tiga jenis daging
yang dimurnikan. Itu berarti, kalian
tidak membunuhnya sendiri; kalian
tidak mendengar jerit tangis
hewannya pada saat hendak
dibunuh; dan hewan-hewan yang
mati dikarenakan penyakit atau mati
secara alami pada usia tua, kalian
boleh memakannya. Tetapi,
kemudian di dalam Sutra
Surangama, Dia mengatakan kepada
para biarawan, 'Sekarang kalian
telah maju dan tumbuh dewasa,
jangan makan daging lagi.' Dan di
dalam Sutra Nirwana, kitab suci
lainnya, seorang biarawan bertanya
kepada Sang Buddha, 'Jika seseorang
menawarkan kita makanan dan di
dalamnya terdapat daging, apa yang
harus kita lakukan?' Maka, Sang
Buddha berkata, 'Cucilah bagian
yang terkena daging dan makanlah.'
Jadi, jika Dia menyuruh murid-Nya
untuk tidak makan daging, Dia
sendiri mestinya juga tidak makan.
Dan di dalam kitab suci lain, Sutra
Lankavatara, Sang Buddha
mengatakan, 'Makan daging akan
menghasilkan pengaruh yang sangat
buruk di dunia; akan menimbulkan
perang dan menciptakan beberapa
jenis hantu pemakan daging serta
hantu pengisap darah.'"
Di dalam buku contoh-Nya, Guru
juga menjelaskan bahwa yang
dimakan Sang Buddha bukanlah
daging babi, tetapi sejenis jamur
yang disebut “kaki babi”, atau
“kesukaan babi”. Jamur ini tidak bisa
ditemukan di atas tanah; jamur ini
tumbuhnya di bawah tanah. Jika
orang ingin menemukannya, mereka
harus mencarinya dengan bantuan
seekor babi tua yang sangat suka
memakan jamur jenis ini. Babi
mendeteksinya dengan menggunakan
penciuman mereka, dan ketika
menemukannya, mereka
menggunakan kakinya untuk
menggali dalam lumpur untuk
menemukan dan memakannya.
Itulah mengapa jamur jenis ini
disebut “kesukaan babi” atau “kaki
babi”. Tetapi, karena diterjemahkan
secara gegabah dan orang tidak
sungguh-sungguh memahami asal
mulanya, ini telah membuat
generasi berikutnya menjadi salah
paham dan salah mengira bahwa
Sang Buddha adalah seorang
pemakan daging. Ini sungguh
merupakan hal yang sangat
disesalkan.
Beberapa orang juga berpikir bahwa
karena mereka tidak membunuh
daging di pasar oleh tangan mereka
sendiri, maka boleh memakannya.
Tetapi, pembunuhan sebenarnya
dilakukan secara tidak langsung
untuk mereka, maka prinsip yang
benar adalah “Tidak ada permintaan,
tidak ada pembunuhan.”
Sebagian orang bahkan berpikir
bahwa tidaklah penting untuk
bervegetarian dipandang dari segi
spiritual. Tetapi, telah dinyatakan
dengan sangat jelas dalam Sutra
Avatamsaka: “Semua Buddha dan
Bodhisatwa pada dasarnya berlatih
prinsip welas asih agung.
Penderitaan dari makhluk hidup
menimbulkan welas asih agung
Mereka. Dari welas asih agung ini
menimbulkan kebijaksanaan agung,
dan dengan kebijaksanaan agung ini
Mereka mencapai pencerahan
tertinggi.” Guru menguraikannya
lebih lanjut: “Di dalam Sutra
Surangama, Buddha Sakyamuni
mengatakan, "Praktisi spiritual yang
makan daging makhluk hidup, paling
tinggi hanya dapat mencapai tingkat
raja Maya." Itu tidak berarti bahwa
kita dapat menjadi raja Maya dengan
makan daging! Artinya adalah
tingkat kita begitu rendah dan
begitu tidak berwelas asih sehingga
kita hanya berhak untuk menjadi
raja Maya. Diet vegetarian tidak
membuat manusia menjadi Buddha,
tidak juga diet daging membuat
manusia menjadi setan. Ini hanya
menunjukkan bahwa orang yang
masih bisa makan daging atau yang
masih menikmati makan daging para
makhluk hidup mempunyai sedikit
welas asih dalam hati mereka.
Walaupun mereka masih bisa
menikmati hidup sambil makan
daging, tidaklah mungkin bagi Sifat
Kebuddhaan mereka tewujud
sepenuhnya dalam diri mereka! Jika
Sifat Kebuddhaan mereka telah
berkembang penuh, maka mereka
akan terganggu saat melihat daging;
mereka akan merasakan penderitaan
makhluk hidup, dan mereka tidak
akan berani atau berharap untuk
makan daging. Akan menjadi sangat
menderita bagi mereka untuk
menelan daging; mereka tidak bisa
memakannya. Tubuh dan pikiran
mereka tidak akan bisa
menerimanya. Mata mereka akan
menolak untuk memandangnya dan
mulut mereka akan menolak untuk
mencicipinya; itu akan menjadi
reaksi otomatis.” (Disampaikan oleh
Maha Guru Ching Hai pada meditasi
kelompok di Taipei, Formosa, 14 April
1989)
Beberapa orang berkata bahwa
sewaktu mereka makan daging harus
melepaskan kemelekatan terhadap
daging, jadi mereka mengatakan
bahwa para vegetarian yang makan
tiruan ikan, ayam, dan daging babi,
dsb. menunjukkan bahwa mereka
masih mengidamkan daging.
Pemahaman saya adalah bahwa
pengganti daging dibuat menarik
untuk memuaskan mereka yang
terbiasa dengan rasa daging dan
membantu mereka untuk berpindah
ke diet vegetarian dengan lebih
mudah; yang terpenting, ini tidak
ada hubungannya dengan
pembunuhan sungguhan dan
membantu kasih kita tumbuh
dengan alami.
Tidak diragukan bahwa vegetarian
sesuai dengan asas Buddhis.
Mengapa Sang Buddha
mencantumkan “Tidak membunuh”
sebagai sila pertama dari Lima Sila
jika Dia tidak vegetarian dan jika
Dia tidak meminta murid-muridnya
untuk berdiet vegetarian?
Berikut ini adalah beberapa
instruksi dari Buddha Sakyamuni
tentang diet vegetarian:
Sutra Brahmajala
“Orang yang makan daging merusak
bibit maha welas asih dari Sifat
Kebuddhaan mereka sendiri, dan
makhluk hidup mana pun yang
melihat mereka akan meninggalkan
mereka. Oleh karena itu, semua
Bodhisatwa harus menghindari
makan daging dari makhluk hidup
mana pun, karena hal ini akan
mendatangkan dosa yang tiada
batasnya.”
Sutra Surangama
“Orang yang makan daging akan
terjatuh ke jalan yang mengerikan
dari transmigrasi dan menderita
kesakitan yang tiada batasnya.”
“Orang yang makan daging tidak
akan pernah sukses dalam
mendapatkan berkah apa pun atau
jasa yang mereka doakan.”
“Pemakan daging menyebabkan
makhluk surgawi menghindari
mereka dan makhluk hidup lainnya
takut terhadap mereka.”
Sutra Lankavatara
“Semua orang suci tidak suka makan
darah atau daging…. para makhluk
Surgawi tidak pernah mendekati
orang yang makan daging karena
mulut mereka selalu mempunyai bau
busuk…. Daging adalah tidak bagus,
daging tidak bersih; pemakan
daging menimbulkan setan dan
menghancurkan pahala dan berkah.
Para suci mencela makan daging!”
“Pada suatu tempat, saya melarang
orang untuk makan sepuluh jenis
daging dan mengizinkan mereka
untuk makan tiga jenis daging
murni, untuk membantu mereka
berhenti makan daging secara
berangsur-angsur dan kemudian
memulai latihan spiritual. Sekarang
saya berkata: saya melarang semua
jenis daging, tanpa menghiraukan
apakah binatangnya mati secara
alami atau dibunuh. Saya tidak
pernah mengizinkan murid-murid
saya untuk makan daging, dan saya
tidak akan mengizinkannya saat ini
atau masa yang akan datang.”
“Semua makhluk hidup datang dari
sumber yang sama. Melalui banyak
reinkarnasi, semua makhluk hidup
telah menjadi saudara satu sama
lainnya. Bagaimana bisa kita makan
daging dari saudara kita?”
Sutra Nirwana
Kasyapa bertanya kepada Sang
Buddha: “Mengapa sebelumnya Guru
mengizinkan para biksu untuk
makan ‘tiga daging murni’ atau
bahkan ‘sembilan daging murni’?”
Sang Buddha berkata, “Adalah suatu
kebiasaan untuk mengikuti
kebutuhan dari suatu kesempatan,
dan sebagai langkah yang berangsur-
angsur dalam pemisahan
sesungguhnya dari makan daging.”



Sumber: http://kontaktuhan.org/news/news176/eLetter/vg_54.htm

morpheus:
yah, mulai lagi deh....

Forte:
kadang jenuh juga baca thread macam begini..
dan begitu susahnya melihat orang lain tidak vegetarian..
dan begitu sangat ingin mengubah orang lain agar mengikuti apa maunya..

kiyomi:

--- Quote from: Forte on 23 September 2013, 12:57:58 PM ---kadang jenuh juga baca thread macam begini..
dan begitu susahnya melihat orang lain tidak vegetarian..
dan begitu sangat ingin mengubah orang lain agar mengikuti apa maunya..

--- End quote ---

Positif thinking aja, agama Buddha kan bukan hanya 1 aliran bukan? dan tempatnya juga di subtopik vegetarian.

Indra:
raja Maya =))

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version