57. Penguasaan Para Arahat "Bhante mengatakan bahwa para
Arahat hanya mempunyai satu jenis perasaan yaitu perasaan fisik, bukan perasaan mental. Tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi?
Arahat tetap hidup dengan menggunakan tubuhnya. Apakah itu berarti bahwa ia tidak lagi punya kuasa atas tubuhnya? Bahkan burungpun merupakan penguasa sarang yang dipakainya sebagai tempat tinggal."
"O Baginda, ada sepuluh kondisi dalam tubuh yang berada di luar kontrol
Arahat: rasa dingin, rasa panas, rasa lapar, rasa haus, pembuangan kotoran, kencing, lelah, usia tua, sakit dan mati. Seperti halnya semua mahluk yang hidup di dunia ini tergantung pada dunia ini tetapi tidak mempunyai kuasa atasnya, demikian juga
Arahat tergantung pada tubuhnya tetapi tidak mempunyai kontrol atasnya." "Mengapa, Yang Mulia Nagasena, orang biasa merasakan perasaan tubuh dan juga perasaan mental?"
"Karena keadaan pikirannya yang tidak terlatih. Seperti halnya seekor sapi lapar yang diikat dengan tali rumput yang rapuh akan dengan mudahnya memutus tali itu dan lepas, demikian juga perasaan orang biasa menjadi resah karena rasa sakit, sehingga ia merasakan rasa sakit mental juga. Tetapi pikiran seorang
Arahat telah terlatih dengan baik. Sehingga ketika tubuhnya terserang rasa sakit, dengan teguh ia memusatkan pikirannya pada pengertian ke-tidakkekalan. Pikirannya tidak terganggu dan ia tidak merasakan sakit mental. Sama seperti batang pohon yang kuat tidak tergerak oleh angin meskipun mungkin cabang-cabangnya akan berayun."
Apakah YM Choa Arahat atau diatas Arahat ? gimana dgn KA ?
Milinda Panha
Milinda Panha merupakan buku kuno muktabar tentang Buddhisme yang benar-benar dianggap tinggi sehingga dimasukkan oleh orang Burma di dalam kitab suci Pali Canon. Di dalam buku Palinya dikatakan bahwa percakapan antara Raja Milinda dengan Nagasena terjadi 500 tahun setelah Sang Buddha parinibana.