Topik Buddhisme > Meditasi

Mencapai Jhanna Tidak Sulit!

<< < (27/27)

sala45:

--- Quote from: Indra on 28 September 2009, 01:07:17 AM ---saya mo sharing sedikit,

banyak senior2 saya yg mengatakan, ketika seseorang mencapai jhana 2-3, umumnya sudah mulai melepaskan kehidupan keduniawian(pranja juga ikut berubah).
jika masih ingin menikah, masih ingin mencari uang, masih ingin punya anak, masih ingin naik Harley Davidson, masih ingin naik Ferrari,..... dll, lebih baik tidak mempelajarinya terlalu dalam.
takutnya akan terjadi konflik batin, karena belum seutuhnya siap melepaskan kehidupan keduniawian.

jika tekad sudah bulat, silahkan.. mungkin 3 hari pun bisa mencapainya.
jika tekad belum bulat, lebih baik tidak mengetahui apa yg sebenarnya belum saatnya untuk mengetahuinya.

hanya sekedar berbagi saran dari senior2 saya  _/\_



jhana itu sendiri adalah keduniawian, masih dalam wilayah lokiya, bagaimana mungkin seseorang yang bisa condong meninggalkan keduniwian hanya karena mengalami sesuatu yg juga bersifat keduniawian? jhana tidak identik dengan kesucian. dan bertolak belakang dengan pengalaman anda Bro Wen, saya sebaliknya banyak mengenal perumah tangga yang mencapai jhana2

--- End quote ---

Jhana itu mmmbersihkan ttp kualitasnya dibawah ariya magga phala belenggu ke4 sd.10.
tdk boleh berkomentar spt diatas, kecuali sdh mematahkan 3 belenggu dan 2 beldnggu sisanya lemah, spt api korek.

mengenai perumahtangga yg banyak menguasai jana, znda dipermainkan orang.

sala45:
AN 5.28
Samadhanga Sutta
The Factors of Concentration

The Blessed One said: "Now what, monks, is five-factored noble right concentration? There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.

"Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden, permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk permeates, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal. This is the first development of the five-factored noble right concentration.


Ini mengenai memperhatikan 5 faktor jhana secara berulang-ulang/atau seperti prajna_putra bilang koreksi jhana tadi. Ketika ini menjadi jelas disadari,bahwa ini piti,ini vitaka, ini vicara dan lain.ini mengenai keahlian dalam melihat faktor jhana. Dalam visudhi magga ini mengenai keahlian dalam jhana.

sumber. Diskuxi dhammacitta.

Apa yg disampai kan Buddha benar, 5 faktor jhana mesti ada dan lengkap.
namun mereka yg berlatih menemukan adanya nimitta, yg berkaitan dgn xifat maxing maxing.
oleh karena itu nimitta sbg tanda jhana itu benar, terutama perbatasan rupa - arupa jhana.

Mengenai mahir obyek kasina dan mudah keluar masuk adalah tanda dari iddhipada itu benar.yg tdk benar
mdnceritakan pengalaman orang lain .sy sdh habishabisan soal ini, tapi angkat tangan.
sifat wanita memang spt itu, padahal itu hanya tdk ldbih 1 menit.disuruh ngulang ternyata malah cerita ini itu
tdk karuan.

Kasina itu anicca, tdk usah dibicarakan.malah siaran setiap hari.kalau sdh demikian pasti sy tinggal,
sy biarkan spy meditasinya runtuh dan cepat pulang. sebagai umat Buddha, tdk pantas membicarakan haxil latihan
secara berkolompok.jadinya spthudoyo atau tesla.saat meditasi tdk usah viriya,cukup memadankan hasil diskuxi dgn apa timbul saat melamun di tengah.

jadi dah jhana, updkkha, nimitta atau apa saja yg didiskusikan .



hikma:

--- Quote from: DragonHung on 26 September 2009, 03:09:15 PM ---Ini adalah postingan pertama saya setelah sekian lama mengikuti dan memperhatikan forum DC ini. Salam kenal untuk semua rekan2 se-dharmma disini.

Tujuan saya membuat postingan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai guru dan tempat yg baik untuk melaksanakan meditasi, karena saya melihat banyak teman2 se-dharmma yang selalu bertanya-tanya mengenai meditasi terutama masalah jhanna dan kelihatannya sering berputar-putar terus pada keadaan itu.

Hal ini mengingatkan saya ketika pertama kali saya tertarik akan meditasi dan berusaha untuk belajar dari guru2 agama, buku meditasi, para bhikkhu dan informasi lainnya, namun selama 6 tahun tidak ada satupun yg memuaskan rasa dahaga akan kebenaran mengenai meditasi itu. 
Apakah semua yg ditulis dalam buku2 pelajaran agama itu benar? Apakah ajaran Sang Buddha itu benar? Dan kenapa kelihatannya ajaran beliau  terlalu jauh di awang2. Apakah metode meditasi saya telah saya lakukan itu ada pada jalan yg benar? Pertanyaan2 yg demikianlah yang selalu berputar-putar dalam benak saya.


Ada anekdot seperti ini  yang beredar diantara kami sesama saudara seperguruan

Pertapaan Giri Mangalaram

Membuka berbagai jurusan :

- Jurusan  Jhanna I-IV = 1 bulan
- Jurusan Arupa Jhanna I-IV = 3 bulan
- Jurusan Sottapanna = 1 tahun
- Jurusan yang diatas itu = 3 tahun

Untuk mencapai rupa jhanna tidak terlalu sulit intinya hanya perlu "pergulatan batin" untuk ngendapkan bentuk-bentuk pikiran buruk (kemauan jahat, kemalasan, kebencian, kegelisahan dan keragu-raguan) dalam batin itu. 
Cara mengendapkan hal itu adalah dengan mengurangi banyak kontak indra dengan dunia luar, kadang2 walau dengan metode meditasi sederhana hal itu dapat di capai dalam jangka waktu 3 minggu.
Setelah batin tenang, jhanna I-III dapat dicapai dengan mudah, hanya sewaktu memasuki jhanna ke IV agak membutuhkan petunjuk guru.

Maka dikatakan mencapai jhanna itu tidak sulit, karena rata-rata sebulan sudah mampu mencapai itu dengan syarat, Guru dan tempat yang tepat serta didukung oleh 2 hal yaitu : Karma baik yang mendukung dan tekad yang kuat.  Hanya sesederhana itu.

Guru yang saya maksud adalah Bhante Suryabummi Maha Thera dan lokasinya berada di Tempat latihan meditasi & Vipasanna "Giri Mangalaram" Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Dua kondisi yang saya sebut yaitu karma baik yang mendukung serta tekad yang kuat juga dibutuhkan. Mengapa demikian?
- Untuk tempat : Bhante pernah berkata, tempat beliau itu 'istimewa'.  'istimewa' kenapa dikatakan demikian? Konon orang yang tidak mempunyai hubungan karma dengan tempat itu paling lama tahan tinggal di sana selama 7 hari saja.
- Tekad yang kuat : Walau mempunyai karma baik yang mendukung kalau tidak niat untuk latihan dengan sungguh2, walau tinggal di sana selama 3 tahun juga tidak akan maju.


Jadi kalau anda berkesempatan untuk bertemu dan belajar kepada beliau di Trawas, serta karma baik anda cukup dan sungguh2 bertekad belajar untuk mencapai kemajuan batin, maka saya katakan "Mencapai Jhanna Tidak Sulit!"


. . . . . . . .


 _/\_

--- End quote ---


Nammo Sanghyang Adi Buddhaya,

Saya terdiam membaca tulisan ini. Karena penulisnya gambar bocah, saya bantu memperbaikinya.

Menurut saya, tidak benar ada jurusan program jhana 1 sd 4 di giri mangala.Bila ada murid yg mampu mencapainya,Bhante Surya tidak pernah mengumumkan secara terbuka.Hanya yg bersangkutan saja yg di beri tahu.Itu semua karena kebajikan dari murid itu di kehidupan sekarang dan kehidupan sebelum sekarang.

Menurut saya, bhante banyak merendah, tempat itu  memang istimewa, tetapi sepeninggal bhante Surya, tempat itu tidak ada bedanya dengan meditasi di rumah masing masing.

Dari tulisan di atas, jhana tidak sulit adalah kesimpulan dari penulis, juga dari bhante Surya.Menurut saya,  janganlah langsung melompat pada kesimpulan yg sama dengan bhante. Investigasi lebih baik.
Apa yg disampaikan bhante , tekad dan karma baik itu benar, 3 minggu itu benar, tetapi pelaksanaannya tidak sesederhana  bicara saja.

Nammo Sanghyang Adi Buddhaya,

Hikma






Navigation

[0] Message Index

[*] Previous page

Go to full version