Show Posts
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
77
Kafe Jongkok / Re: Mau Nonton Film Apa Minggu Ini ?
« on: 30 October 2013, 06:05:22 PM »termasuk pelem donnie yen yang ini?
Judulnya Mismatched Couples (1985), jadul banget tuh. Mungkin lebih duluan pelem itu daripada munculnya member DC di sini ke dunia
Sinopsis
A young breakdancer experiences a series of complications involving a poor opera performer he befriends, his older sister and jealous cousin, a female student, two rivals, and a lunatic.
Score : 9 of 10
Breakdancenya keren, ceritanya asyik, dan ada komedinya juga.
78
Kafe Jongkok / Re: Mau Nonton Film Apa Minggu Ini ?
« on: 30 October 2013, 01:22:39 PM »aaakkkk... kayaknya khusus film ini gw akan cari2 waktu buat nonton di bioskopTrims.
Thanks review nya kk sanjiv, tangkap GRP nyaa...
Ga nyangka CHL doyan gebuk2an juga, eh nontonnya.
79
Theravada / Re: Lanjutan pembahasan tentang aliran Dhammakaya
« on: 30 October 2013, 01:11:36 PM »
Gw terjemahkan bebas, ga pake kamus dan seadanya saja....
---------------------------------------
Hirarki Feodal Sangha Harus Dihilangkan
Published: 30 Oct 2013
Sebelum Paus Francis ditunjuk menjadi kepala Gereja Katholik, pencarian untuk seorang pemimpin yang baru telah menimbulkan kegairahan seperti juga kritik yang terbuka atas sistem gereja dan harapan untuk reformasi.
Saya berharap dapat berkata yang sama dengan di atas mengenai pencarian untuk Sangharaja baru.
Di sini, ternyata tidak ada kegairahan apapun. Aturan sesuai UU untk Sangha Thailand sudah sangat jelas bahwa posisi puncak ini akan diserahkan kepada bhikkhu paling senior dari rangking di sangha.
Ada kebutuhan yang mendesak untuk memperbaiki sistem otoriter dan tersentralisasi yang sangat korup dan jauh dari sentuhan dunia modern. Tapi jika hirarki pimpinan tertinggi didasari oleh senioritas usia, tidak ada harapan apapun untuk reformasi sangha siapapun yang akan menjadi sangharaja berikutnya.
Kita hampir tidak perlu bertanya siapa. Semua jalan sudah menuju ke Wat Paknam Phasi Charoen.
Dialah kepala vihara berusia 88 tahun, Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn (Chuang Vorapunyo) yang ditunjuk menjadi pelaksana sangharaja oleh Kantor Nasional Agama Buddha di hari Senin. Kita dapat memastikan bahwa penunjukkan ini akan dipermanenkan setelah periode berkabung berakhir tiga bulan dari sekarang.
Seharusnya ini menjadi momen kegembiraan nasional, tapi tidak. Sebabnya adalah faktor Dhammakaya nya.
Wat Paknam, erat terkait dengan Wat Phra Dhammakaya yang sangat berpengaruh dan kepala viharanya Phra Dhammachayo yang begitu kontroversial, yang mengajarkan bahwa orang dapat membeli pahala dan kebajikan dan bahkan tempat di nirvana, yang dia gambarkan sebagai tempat kediaman surgawi.
Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn adalah guru pembimbing dari Phra Dhammachayo.
Phra Dhammachayo dan gerakan Dhammakaya-nya sudah lama terjerumus dalam kontroversi. Banyak cerita, contohnya bagaimana pengikut2nya mendapat tekanan untuk memberi derma (ke vihara mereka) dan kemudian menjadi bangkrut karena penekanan vihara yang berlebihan dalam hal derma sebagai jalan utama untuk berbuat kebajikan.
Dia juga mendapat serangan karena mengajarkan bahwa virvana adalah tempat surgawi dengan atta atau diri jasmaniah (roh) yang bertentangan dengan ajaran inti Buddha tentang anatta atau tanpa diri (roh).
Buddhisme mengajarkan bahwa segala bentukan adalah tidak kekal dan terus berubah. Merealisiasi kebenaran tertinggi ini adalah kunci bagi kemampuan seseorang untuk melepaskan kemelekatan...
Menariknya, versi kapitalistik Buddhisme dari Phra Dhammachayo ini berhubungan erat dengan mereka yang kaya dan berkuasa, dan mereka2 yang berpikir bahwa gampang untuk membeli tempat di surga.
Pada puncak kontroversi di tahun 1999, mendiang Sangharaja mengeluarkan peraturan yang mengumumkan bahwa Phra Dhammachayo harus dikeluarkan dari sangha karena menyimpangkan kitab suci, memecah sangha, dan penipuan serta penggelapan.
Bukan rahasia lagi kalau pemerintah yang dipimpin partai penguasa Pheu Thai mendukung kepala vihara Dhammakaya ini. Dan tidak mengejutkan kalau jaksa pemerintah kemudian membatalkan tuntutan terhadapnya di tahun 2006
Sejak itu gerakan Dhammakaya berkembang terus menerus. Para bhikkhu dari pelosok negeri mendapat beasiswa dari Dhammakaya. Para guru sekolah diperintahkan pimpinan mereka yang menjadi pengikut Dhammakaya untuk menghadiri latiah meditasi Dhammakaya. Para tetua, mendapat berbagai hadiah dan penghargaan, dengan senang hati mengatakan bahwa penyebaran Dhammakaya ke mancanegara sebagai penyebaran Buddhisme Thailand.
Para pengkritik Dhammakaya sering mengekspresikan keprihatinan bahwa gerakan ambisius ini akan segera mengambil alih dewan sangha.
Dulu hal itu menjadi perhatian saya, walaupun sekarang tidak lagi.
Sautiu kunjungan ke sebuah museum di Jepang merubah pandanganku atas masalah Dhammakaya. Di sana, saya melihat ratusan gambaran Buddha dalam bentuk yang berbeda2 sebagaimana yang dibentuk oleh asal kebudayaan yang berbeda2.
Tiba-tiba, saya menjadi sadar akan kebenaran dan keindahan dari keragaman.
Sungguhpun, kita mungkin tidak setuju dengan gerakan Dhammakaya, tapi apakah menjadi ancaman jika lingkungan sosial terbuka terhadap pandangan2 yang saling bersaing?
Ancaman sebenarnya, dalam pandangan saya, , adalah sistem yang tertutup dan otoriter dari sangha itu sendiri.
Dengan monopoli kekuasaan, mengabaikan kesalahan2nya, menghukum mereka yang berbeda pendapat serta menghalangi perubahan, sistem yang berjalan saat ini-- jika tetap di tangan2 yang tidak kompeten--- akan menghasilkan pejabat2 yang menyeleweng seperti yang kita lihat sekarang.
Di tangan2 efisien yang haus kekuasaan, kehancuran ini akan meluas.
Jika kita bisa membuka sistem di sangha, meninggalkan hirarki feodalnya, dan mengembalikannya ke komunitas, tidak perlu takut terhadap Dhammakaya.
-------------------------------------
---------------------------------------
Hirarki Feodal Sangha Harus Dihilangkan
Published: 30 Oct 2013
Sebelum Paus Francis ditunjuk menjadi kepala Gereja Katholik, pencarian untuk seorang pemimpin yang baru telah menimbulkan kegairahan seperti juga kritik yang terbuka atas sistem gereja dan harapan untuk reformasi.
Saya berharap dapat berkata yang sama dengan di atas mengenai pencarian untuk Sangharaja baru.
Di sini, ternyata tidak ada kegairahan apapun. Aturan sesuai UU untk Sangha Thailand sudah sangat jelas bahwa posisi puncak ini akan diserahkan kepada bhikkhu paling senior dari rangking di sangha.
Ada kebutuhan yang mendesak untuk memperbaiki sistem otoriter dan tersentralisasi yang sangat korup dan jauh dari sentuhan dunia modern. Tapi jika hirarki pimpinan tertinggi didasari oleh senioritas usia, tidak ada harapan apapun untuk reformasi sangha siapapun yang akan menjadi sangharaja berikutnya.
Kita hampir tidak perlu bertanya siapa. Semua jalan sudah menuju ke Wat Paknam Phasi Charoen.
Dialah kepala vihara berusia 88 tahun, Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn (Chuang Vorapunyo) yang ditunjuk menjadi pelaksana sangharaja oleh Kantor Nasional Agama Buddha di hari Senin. Kita dapat memastikan bahwa penunjukkan ini akan dipermanenkan setelah periode berkabung berakhir tiga bulan dari sekarang.
Seharusnya ini menjadi momen kegembiraan nasional, tapi tidak. Sebabnya adalah faktor Dhammakaya nya.
Wat Paknam, erat terkait dengan Wat Phra Dhammakaya yang sangat berpengaruh dan kepala viharanya Phra Dhammachayo yang begitu kontroversial, yang mengajarkan bahwa orang dapat membeli pahala dan kebajikan dan bahkan tempat di nirvana, yang dia gambarkan sebagai tempat kediaman surgawi.
Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn adalah guru pembimbing dari Phra Dhammachayo.
Phra Dhammachayo dan gerakan Dhammakaya-nya sudah lama terjerumus dalam kontroversi. Banyak cerita, contohnya bagaimana pengikut2nya mendapat tekanan untuk memberi derma (ke vihara mereka) dan kemudian menjadi bangkrut karena penekanan vihara yang berlebihan dalam hal derma sebagai jalan utama untuk berbuat kebajikan.
Dia juga mendapat serangan karena mengajarkan bahwa virvana adalah tempat surgawi dengan atta atau diri jasmaniah (roh) yang bertentangan dengan ajaran inti Buddha tentang anatta atau tanpa diri (roh).
Buddhisme mengajarkan bahwa segala bentukan adalah tidak kekal dan terus berubah. Merealisiasi kebenaran tertinggi ini adalah kunci bagi kemampuan seseorang untuk melepaskan kemelekatan...
Menariknya, versi kapitalistik Buddhisme dari Phra Dhammachayo ini berhubungan erat dengan mereka yang kaya dan berkuasa, dan mereka2 yang berpikir bahwa gampang untuk membeli tempat di surga.
Pada puncak kontroversi di tahun 1999, mendiang Sangharaja mengeluarkan peraturan yang mengumumkan bahwa Phra Dhammachayo harus dikeluarkan dari sangha karena menyimpangkan kitab suci, memecah sangha, dan penipuan serta penggelapan.
Bukan rahasia lagi kalau pemerintah yang dipimpin partai penguasa Pheu Thai mendukung kepala vihara Dhammakaya ini. Dan tidak mengejutkan kalau jaksa pemerintah kemudian membatalkan tuntutan terhadapnya di tahun 2006
Sejak itu gerakan Dhammakaya berkembang terus menerus. Para bhikkhu dari pelosok negeri mendapat beasiswa dari Dhammakaya. Para guru sekolah diperintahkan pimpinan mereka yang menjadi pengikut Dhammakaya untuk menghadiri latiah meditasi Dhammakaya. Para tetua, mendapat berbagai hadiah dan penghargaan, dengan senang hati mengatakan bahwa penyebaran Dhammakaya ke mancanegara sebagai penyebaran Buddhisme Thailand.
Para pengkritik Dhammakaya sering mengekspresikan keprihatinan bahwa gerakan ambisius ini akan segera mengambil alih dewan sangha.
Dulu hal itu menjadi perhatian saya, walaupun sekarang tidak lagi.
Sautiu kunjungan ke sebuah museum di Jepang merubah pandanganku atas masalah Dhammakaya. Di sana, saya melihat ratusan gambaran Buddha dalam bentuk yang berbeda2 sebagaimana yang dibentuk oleh asal kebudayaan yang berbeda2.
Tiba-tiba, saya menjadi sadar akan kebenaran dan keindahan dari keragaman.
Sungguhpun, kita mungkin tidak setuju dengan gerakan Dhammakaya, tapi apakah menjadi ancaman jika lingkungan sosial terbuka terhadap pandangan2 yang saling bersaing?
Ancaman sebenarnya, dalam pandangan saya, , adalah sistem yang tertutup dan otoriter dari sangha itu sendiri.
Dengan monopoli kekuasaan, mengabaikan kesalahan2nya, menghukum mereka yang berbeda pendapat serta menghalangi perubahan, sistem yang berjalan saat ini-- jika tetap di tangan2 yang tidak kompeten--- akan menghasilkan pejabat2 yang menyeleweng seperti yang kita lihat sekarang.
Di tangan2 efisien yang haus kekuasaan, kehancuran ini akan meluas.
Jika kita bisa membuka sistem di sangha, meninggalkan hirarki feodalnya, dan mengembalikannya ke komunitas, tidak perlu takut terhadap Dhammakaya.
-------------------------------------
80
Kafe Jongkok / Re: Mau Nonton Film Apa Minggu Ini ?
« on: 30 October 2013, 12:05:16 PM »Tadi malam nonton SPECIAL ID
Sinopsis
Seorang perwira polisi Chen Zi Long (Donnie Yen) menyamar ke dalam geng mafia yang paling ditakuti di Hongkong. Pemimpin geng mafia ternyata mencurigai ada banyak polisi yang menyamar di organisasinya.
Satu demi satu bos mafia mulai membersihkan polisi yang menyamar di organisasinya. Demi keselamatan, Zi Long meminta untuk ditarik dari misi penyamarannya.
Namun bukannya ditarik, Dragon malam mendapat misi baru dari kapten nya.
Score: 8 of 10
Komentar Sanjiva:
- Donnie Yen
- Di sini ditampilkan pertarungan ala MMA (Mixed Martial Art) tanpa pakem aliran kungfu tertentu. Donnie Yen cukup inovatif
dan kreatif menawarkan alternatif beladiri baru setelah Wing Chun digarap sampai 2 seri di Ip Man. Penggarapan action
yang cukup ciamik cukup mengasyikkan ditonton meskipun memperlihatkan tidak efektifnya aliran' gwakang' seperti MMA
ini dibanding kungfu murni aliran neikung seperti Taichi, Bazi atau bahkan Hung Gar nya Jet Li sebagai Wong Fei Hung.
- Film ini seperti kembali ke genre gangster Hongkong tahun 80'an yang adegan baku hantamnya sarat kekerasan, darah
dan sadistik. Herannya, koq ga mati2 atau minimal KO, padahal pukulan dan tendangan sudah bertubi2 berikut
pentungan, besi, hingga perabot seperti meja kursi mendarat di badan dan kepala
- Untuk adegan tarung dan perkelahian, Hongkong dan China masih tidak ada bandingannya, sayang skenario, cerita, dan
penyuntingan film masih terasa kedodoran. Kerap terasa perpindahan scene seperti tempel-menempel saja dan cerita
terasa seperti ada yg kurang atau melompat.
- Tattoonya Donnie Yen super keren!!! Bikin orang kepengen tatoan juga, wkwkwk
- Bagi penggemar Donni Yen, film ini cukup pantas disaksikan di bioskop.
81
Perkenalan / Re: DHAMMACITTA hadir di blackberry ....!!!
« on: 30 October 2013, 11:43:34 AM »Uda info ke admin untuk di add. Siapin batere yang cukup di Andro, sebelum accept grup nya ya bro
trafficnya gila2an parah ya?
82
Theravada / Re: Lanjutan pembahasan tentang aliran Dhammakaya
« on: 30 October 2013, 10:22:05 AM »dari googling judulnya cuman nongol satu link:Iya, di google cuma keluar yg itu di atas. Tks.
http://www.meditasi-mengenal-diri.org/ebook/Wat_Phra_Dhammakaya.pdf
83
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Tanpa Korupsi, Penghasilan Rakyat Indonesia Rp 30 Juta Per Bulan
« on: 29 October 2013, 03:35:29 PM »solusinya pake non-cash payment gt deh, misalnya kartu kreditAwas entar ditelpon 3x sehari lho kayak bro Kullatiro
*bukan sales cc*
84
Pengalaman Pribadi / Re: Dompetku hilang
« on: 29 October 2013, 03:32:52 PM »
Mungkin foto dalam dompet (di KTP, dll) menentukan tingkat pengembalian dompet yg hilang? 
85
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Tanpa Korupsi, Penghasilan Rakyat Indonesia Rp 30 Juta Per Bulan
« on: 29 October 2013, 03:26:42 PM »Lah, kan tinggal bilang: "Maaf, saya ga mau nyumbang. Cepat kembalikan uang saya 4 rebu!"
nonton di 21 juga gitu. Udah langsung nyaplok aja 4ribu buat sumbangkan ke PMI padahal kita blm ngomong mau nyumbang. Langsung aja tuh orangnya bilang total 74 ribu. 4 ribu buat sumbangkan ke PMI. Jadi intinya kyk maksa orang buat nyumbang gitu.. ck..ck..ck.. mau jadi apa negara indonesia neh
86
Theravada / Re: Lanjutan pembahasan tentang aliran Dhammakaya
« on: 29 October 2013, 03:22:59 PM »wow.. aa ketik ulang yach?Bagi linknya donk bro
saya sudah sempat baca versi pdf-nya.
87
Waroeng Mandarin / Re: Translate, please ...
« on: 29 October 2013, 03:17:25 PM »Yg gw tahu cuma itu
astaga masya Buddha cuma dijawab Juhi
Yah gw dengan pengetahuan yg secuil berusaha bantu, laushe2 yg lain belum berkenan unjuk gigi nih. Mungkin masih pada dibehel semua.
88
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: [VERY DISTURBING] Misteri Kematian Elisa Lam
« on: 28 October 2013, 08:40:14 AM »Bagaimana pun pihak kepolisian sudah menutup kasus tersebut dan menyebutnya sebagai kecelakaan. Misteri kematian seperti ini memang menarik untuk diselidiki, tetapi sayangnya kita cuma berbekal informasi dari internet yang belum tentu benar, ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut di TKP. Sejauh ini masing-masing bisa mengembangkan hipotesis sendiri tentang misteri kematian ini, tetapi kenyataan sebenarnya mungkin tidak akan pernah terungkap dan inilah letak misterinya....Kurang lebih kasus mahasiswa Indonesia yg tewas di Singapore dan konon katanya hasil penelitiannya hilang.
89
Kafe Jongkok / Re: Mau Nonton Film Apa Minggu Ini ?
« on: 28 October 2013, 08:38:11 AM »Film Special ID ya? emang ga usah mikir sih tp musti kejar subtitle coz mrk pake bahasa kanton campur2. biasa2 aja sih ga segreget di film "Ye Wen". yg udah nonton silakan bantu reviewYg udah duluan nonton, review dong...
oh ada lady gaga, kyknya mesti nonton
90
Diskusi Umum / Re: Fungsi permintaan maaf?
« on: 27 October 2013, 05:48:54 AM »
Diberi maaf atau tidak, karmanya tetap udah berjalan... 