//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Budaya salam Soja  (Read 2759 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Budaya salam Soja
« on: 16 January 2010, 10:39:56 AM »
Salam Soja atau salam hangat, seperti anda berjabat tangan, atau memberi kesan " HI'. Atau membungkuk seperti budaya jepang, Salam soja memiliki makna dalam budaya Tionghoa. saya akan membahas apa sih makna didalam kandungan sebuah salam Soja, tak hanya soal menyapa tetapi ada hal yang mengandung artian yang sangat luas.

Tidak ada orang Tionghoa yang tidak tahu soja (atau sojah), yaitu memberi hormat dengan mengepalkan tangan kanan, lalu ditutup oleh tangan kiri. lalu diangkat ke depan kita sebagai tanda memberi hormat kepada lawan bicara.
Sudah jelas ini hanya salah satu cara memberi penghormatan, yang tiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri.
Dalam bahasa Mandarin, soja disebut gongshou yang dalam dialek Hokkian ada kiongchiu
(ejaan lama kiongtjhioe). Huruf bai yang dalam bahasa Tionghoa berarti juga memberi hormat, terdiri dari dua bagian bagian depan adalah tangan, dan bagian belakang garis tegak dengan empat goresan horiziontal paralel . Menurut orang-orang tua, ini menunjukkan bahwa soja ada 4 tingkatan.

l. Kalau tangan kita diangkat di bawah dada, berarti lawan kita adalah lebih muda dari kita.
2.Kalau tangan kita diangkat setinggi dada, lawan bicara sebaya/sederajat dengan kita.
3. Kalau tangan kita diangkat setinggi muka kita, lawan bicara lebih tinggi tingkatnya dari kita, misalnya orang tua.
4. Kalau tangan kita diangkat lebih tinggi dari kepala, itu adalah penghormatan kepada Tuhan Allah.

Banyak yang sudah tidak tahu, dalam tradisi orang Tionghoa penghormatan kepada Tuhan Allah adalah penghormatan kepada yang tertinggi. Maka soja kitapun tidak boleh salah.
Dalam suatu upacara, sembahyang Tuhan Allah memegang peranan penting: Tidak pakai sajian, paling pakai pohon tebu (tolong koreksi kalau salah) , pakai lilin dan di depan pintu keluar. Apakah budaya aslinya pakai tebu? Saya tak tahu, sebab di Tiongkok sendiri, tebu hanya ada di selatan, bagaimana dengan orang utara?

Upacara menikah menjadi sah kalau kedua pengantin sudah melakukan upacara kepada Tuhan Allah. Ingat film To Liong To, ketika Ciu Ci Jiak menikah dengan Tnio Bu Ki, Tio Beng datang untuk mencegah, yaitu dengan cara mengajak Bu Ki pergi tepat sebelum mereka memberi penghormatan kepada Langit, yaitu kepada Tuhan Allah. Biarpun sudah berpakaian pengantin, tamu sudah banyak, belum sah sebelum memberi penghormatan kepada Tuhan Allah.

Contoh lain, ayah dan ibu Bu Ki, mereka berada di sebuah pulau kecil yang tidak berpenduduk, mereka menikah tanpa perjamuan, tanpa pakaian, tanpa apa-apa, tapi mereka menggunakan ranting pohon sebagai ganti hio dan berdua berlutut ke langit menyatakan sumpah menjadi suami isteri. Menurut budaya Tionghoa itu cukup. Pakaian, pesta, tamu itu hanya menyatakan kegembiraan, mengundang tamu untuk menyatakan kegembiraan, orang tua sebagai saksi.

Kalau sudah tak ada orang tua, maka alam dianggap sebagai saksi.

Kekeliruan besar kalau menganggap perkawinan adat Tionghoa tidak sah, karena tidak ada pemimpin agama yang mensahkan. Kepercayaan orang Tionghoa adalah tidak ada seorang manusiapun yang bisa mewakili Tuhan Allah. Tuhan Allah serba tahu, tak perlu mengangkat wakil yang berupa manusia. Kemampuan Tuhan Allah tak dapat diukur oleh otak manusia.


Dalam ajaran salam soja dipemikiran filosofi Konficius adalah


Ren= kemanusiaan, cinta kasih

Yi= adil

Li= tata krama , sopan santun

Zhi= memahami, arif bijaksana, memandang semua masalah dair segala
sudut. so jgn disalah artiin itu zhi = pandai. Gak selalu itu.

xin= bisa dipercaya, semua tindakan sesuai dgn omongan, bukan
merugikan org lain, menipu

shu= memaafkan, arti kata maaf ini luas, apa yg tdak ingin dilakukan
oleh org lain jgn kita lakukan jg bisa di kata Shu ini, tapi shu
secara khusus diartikan memaafkan dan melupakan semuanya.

zhong= setia, tidak plin plan, mengingat jasa2nya

xiao= bakti, bakti itu luas, gak sekedar simpel mesti kata HAW atau
Menjadi Anak yang berbakti kepada orang tua, guru dan Bangsa dan Negara.

Tapi bakti itu sikap menghargai jerih payah orgtua kita yg membesarkan
serta merawat kita. Kalu kita bisa menghargai jerihpayah orgtua
artinya kita bisa menghargai jerih payah org lain pulak.

Bakti kepada Guru, yang telah mendidik kita sampai menjadi orang.

Bakti kepada negara, yang telah menjadi tempat dan tumpuan hidup kita.

ti= menghargai terutama yg lebih tua, tujuanya biar tercipta suatu
masyarakat yg harmonis.

SElain 8 point masih ada point2 laen kayak RANG, YONG.
Rang=mengalah, mebmerikan kesempatan, memberi muka
Yong = keberanian yg tidak membabi buta, keberanian yg didasarin oleh ZHI


Tak hanya menyapa, dan memanjatkan pujian syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi salam Soja juga dapat bermakna memaafkan segala perbuatan seseorang. Salam Soja menandakan kerendahan hati seseorang dalam Menerima kesatunan dan etika dalam masyarakat

Salam Soja Purnama.

Narasumber
DR. Irawan
Ardian C
David kwa.

 

anything