Emisi Nokturnal dalam Sekte-sekte Buddhis AwalKisah Mahadeva (pendiri aliran Mahasanghika)
"Setelah meninggalkan tempat itu, ia (Mahadeva) pergi ke vihara. Karena pikiran yang menyimpang, di dalam mimpi ia mengeluarkan ketidaksucian (cairan semen). Namun, sebelumnya ia telah dipuji sebagai seorang Arahat. Kemudian ia meminta salah satu pengikutnya untuk mencuci jubahnya yang terkotori itu. Pengikut tersebut berkata:
'Seorang Arahat telah melenyapkan semua asava. Maka dari itu bagaimana bisa sekarang guru masih mengizinkan hal ini terjadi?' Mahadeva menjawab:
'Ini adalah masalah yang disebabkan Mara Devaputta, engkau tidak seharusnya menganggapnya sebagai suatu hal yang aneh. Secara singkat, ada dua macam keluarnya asava. Yang pertama adalah kekotoran batin. Yang kedua adalah ketidaksucian fisik. Para Arahant tidak mempunyai asava kekotoran batin. Namun mereka tidak bisa menolak mengeluarkan asava dari ketidaksucian (fisik). Untuk alasan kenapa? Meskipun seorang Arahant telah mengakhiri semua kekotoran batin, bagaimana bisa mereka tidak mempunyai zat-zat seperti air mata, air ludah dan seterusnya? Lagipula, semua Devaputta Mara terus menerus cemburu dan membenci agama Buddha. Ketika mereka melihat seseorang mempraktekkan kebaikan, mereka kemudian mendekatinya untuk menghancurkannya. Mereka bahkan akan melakukan hal ini pada para Arahat, yang karena hal ini [juga] aku mengeluarkan ketidaksucian (cairan semen). Inilah yang terjadi, sekarang engkau seharusnya tidak mempunyai sebab untuk ragu.'Itu adalah ‘kemunculan pandangan salah pertama.”
Setelah itu, Mahadeva berkumpul [dengan para muridnya] dan mengajarkan 5 pandangan salah. Ia menggubah syair ini:
餘所誘無知, 猶豫他令入, 道因聲故起, 是名真佛教
“Yang lain mengeluarkan [ketidaksucian –cairan semen mengotori jubah]
Kebodohan, keraguan, ia belajar dari yang lainnya
Jalan [menuju pembebasan] disebabkan oleh pengutaraan bunyi
Ini adalah dispensasi Buddha yang sebenarnya.”(Kisah di atas dikutip dari Mahavibhasa dari Sekte Sarvastivada, Taisho Tripitaka no. 1545)Jadi menurut Mahavibhasa, Mahadeva (pendiri Mahasanghika) menyatakan suatu pandangan salah bahwa Arahat masih bisa mengeluarkan cairan semen. Mahadeva manyatakan dua argumen kenapa Arahat masih bisa mengeluartkan cairan semen:
1. Karena Mara Devaputta (Marakayika devata)
2. Karena proses fisik semata
Kitab Katthavatthu (Abhidhamma Theravada) dan kitab Jnanaprasthana (Abhidharma Sarvastivada) sama-sama menolak bahwa seorang Arahant dapat mengeluarkan cairan semen (mimpi basah) dalam waktu tidur.
Kitab Katthavatthu dan Jnanaprasthana mengatakan bahwa menurut pandangan sekte lain (yaitu Mahasanghika), mimpi basah dari seorang Arahat disebabkan oleh Deva Mara.
Vinaya Mahisasaka (Taisho Tripitaka 1421) menyebutkan:
若未離欲恚癡散亂心眠必失不淨。雖未能離。以繫念心眠者無有是過
“Jika seseorang [yang] tidak bebas dari keserakahan, kebencian, dan delusi pergi tidur dengan pikiran terganggu dan bingung, maka mereka akan mengeluarkan semen, meskipun jika belum dapat terbebaskan, tidur dengan kesadaran (awas), seseorang tidak akan melakukan kesalahan tersebut.”Jadi dalam Vinaya Mahisasaka disebutkan bahwa meskipun seseorang belum terbebas dari samsara, namun tidur dengan kesadaran, maka ia tidak akan mengalami mimpi basah maupun mengeluarkan semen.
Vinaya Sarvastivada (Taisho Tripitaka 1435) mengatakan:
比丘有婬怒癡未離欲。不亂念一心眠。尚不失精。何況離欲人
“Bahkan para bhikkhu yang belum terbebaskan dari nafsu, kebencian dan delusi, tidur dengan kesadaran yang stabil dan pikiran yang menyatu, ia tidak akan mengeluarkan semen, apalagi seseorang yang telah terbebas dari nafsu (Arahat).”Apabila orang awam saja bisa tidak mengeluarkan cairan semen, apalagi seorang Arahat.
Apabila orang tidak tidur dengan kesadaran, maka salah satu akibatnya adalah ia akan mengeluarkan cairan semen. Ini disebutkan dalam Vinaya Theravada, Sarvastivada, Dharmaguptaka dan Mahisasaka.
Vinaya Mahasanghika (Taisho Tripitaka 1425) mengisahkan ada 2 orang bhikkhu dan dua umat awam yang mengalami mimpi basah. Mereka menceritakannya pada Sariputta dan Sariputta menceritakannya pada Sang Buddha, yang kemudian mengatakan:
夢者虛妄不實。若夢真實。於我法中修梵行者。無有解脫。
以一切夢皆不真實。是故舍利弗。諸修梵行者於我法中得盡苦際
“Mimpi adalah ilusi, tidak nyata. Bila mimpi nyata, maka seseorang yang mempraktekkkan kehidupan suci di dalam Dhamma-Ku tidak akan menemukan pembebasan. Namun karena semua mimpi adalah tidak nyata, maka, Sariputta, mereka yang mempraktekkan kehidupan suci dalam Dhamma-Ku mencapai akhir dari penderitaan.”Kitab Vinaya Pali 3.39 menyebutkan:
‘pañcahi, bhikkhave, ākārehi angajātam kammaniyam hoti - rāgena, vaccena, passāvena, vātena, uccālingapānakadatthena. imehi kho, bhikkhave, pañcahākārehi angajātam kammaniyam hoti. athānametam, bhikkhave, anavakāso yam tassa bhikkhuno rāgena angajātan kammaniyam assa. araham so, bhikkhave, bhikkhu.’“Ada, para bhikkhu, lima sebab dari [terjadinya] ereksi: nafsu, kotoran, kencing, angin dan gigitan serangga. Ini adalah lima penyebab dari [terjadinya] ereksi. Tidak mungkin, o para Bhikkhu, tidak dapat terjadi bila seorang bhikkhu mengalami ereksi disebabkan karena nafsu. Para bhikkhu, bhikkhu tersebut adalah seorang Arahant.”Dalam naskah Vinaya Pali disebutkan bahwa ereksi dapat disebabkan oleh berbagai jenis sebab. Seorang Arahat tidak mungkin melakukan ereksi karena nafsu (kekotoran batin). Tapi tampaknya sebab-sebab lain: kotoran, kencing, angin dan gigitan serangga, masih dapat menyebabkan seorang Arahat mengeluarkan cairan semen pada saat tidur.
Gigitan serangga dalam Theravada dan Mara dalam Mahasanghika sama-sama adalah makhluk bukan manusia yang dapat menyebabkan ereksi (keluarnya cairan semen) pada seorang Bhikkhu.
Kotoran, kencing, angin semuanya adalah sebab-sebab fisik, bukan kekotoran batin. Jadi tubuh manusia ini bisa saja mengeluarkan cairan semen pada saat tidur, karena merupakan kondisi alami dari seorang pria, layaknya menstruasi pada wanita.
Apalagi testis yang sudah penuh spermanya, otomatis akan meluber keluar dengan sendirinya (kondisi alami fisik). Bahkan setahu saya, ketika ini terjadi pada waktu tidur, tidak mesti terjadi apa yang dinamakan “mimpi jorok”. Jadi memang ada keadaan di mana sperma keluar dalam waktu tidur tanpa disertai mimpi jorok, tetapi murni reaksi fisik.
They (Nocturnal emissions / wet dream) may be accompanied by erotic dreams, and the emission may happen without erection. Dreams, if recalled at all, may not be erotic, or they may be confusing to the dreamer, especially if he is an adolescent, immediately after his first wet dream. The sensations, if any, which accompany a wet dream may range anywhere from simply a tingling sensation to a sense of urinating or having to urinate, instead of the typical orgasm(Wikipedia)Dalam ilmu pengobatan Tibet yang didasarkan atas Empat Tantra (
Gyud Shi) yang diajarkan oleh Sang Buddha. Dikatakan ada 5 jenis angin (
prana/ rlung) dalam tubuh kita, salah satunya adalah:
Angin yang menurun, yaitu
Thur-sel-rlung, berada di organ-organ seksual. Angin ini membantu untuk mengeluarkan kotoran, kencing, sperma dan menstruasi.
Mimpi basah bisa saja disebabkan oleh karena ketidakseimbangan angin (
wind disorder) yang disebabkan oleh:
1. Nafsu
2. Manusia dengan karakteristik angin
3. Kebanyakan mengkonsumsi makanan secara berkepanjangan (the, kopi, babi, dsb)
4. Menekan fungsi organ
5. Berpuasa dalam waktu lama
6. Bekerja dengan perut kosong
7. Tidak tidur dengan nyenyak dan waktu yang cukup
8. Kebanyakan pikiran atau bicara
9. Stress atau berada di bawah tekanan
Nah, apabila seorang Arahat yang telah tercerahkan, yang memegang kendali penuh atas pikirannya, apakah tidak bisa mengontrol
rlung (prana/angin) dalam tubuhnya sehingga seimbang? Mengingat juga
prana/rlung ini sangat berkaitan erat dengan yang namanya hukum pikiran.
Dalam pengobatan India (Ayurveda) disebutkan bahwa cairan sperma adalah salah satu dari tujuh elemen yang dihasilkan dari transformasi makanan.
Ada tujuh elemen tubuh (Luezung dhum):
1. Sari makanan (Dang-ma), yang menyupply semua fungsi organ di bawah:
2. Darah (Trak)
3. Otot (sha)
4. Lemak (Tseel)
5. Tulang (Ruepa)
6. Sum-sum (Kang)
7. Cairan reproduksi (Khuwadang Dhang): mencakup semua energi dan menyokong semua otot, terutama cairan semen (sperma), ovum dan menstruasi.
Jadi cairan sperma dihasilkan dari makanan dan apabila penuh, akan keluar dengan sendirinya, seperti gelas yang penuh kemudian tumpah.
Jelas bahwa seortang
Arahat TIDAK AKAN mimpi basah atau mengeluarkan semen pada saat tidur oleh
karena sebab nafsu. Karena Arahat telah terbebas dari kekotoran batin. Ini diterima oleh semua sekte, baik Sthaviravada maupun Mahasanghika.
Namun apakah seorang Arahat masih bisa mengeluarkan semen (sperma) pada saat tidur, disebabkan oleh kondisi fisik atau serangga atau Mara masihlah menjadi sumber perdebatan.
Yang pasti adalah aliran Mahasanghika menerima bahwa Arahat masih bisa mengeluarkan cairan semen (sperma) pada saat tidur oleh karena faktor alami fisik, bukan karena kekotoran batin.
Apabila ada aliran lain yang mencap pernyataan Mahasanghika sebagai sesat (misalnya Theravada dan Sarvastivada), maka itu adalah hal yang lumrah apabila kita melihat terpisahnya sekte-sekte Buddhis pada masa awal perkembangan agama Buddha.
Lima pandangan Mahasanghika yang dianggap sesat oleh Theravada dan Sarvastivada:
1. Arahat masih bisa mengeluarkan cairan semen (disebabkan oleh makhluk non-manusia)
2. Seorang Arahat masih memiliki keraguan
3. Seorang Arahat masih dapat lalai
4. Seseorang tidak dapat menjadi Arahat tanpa guru
5. Sang jalan (marga) dapat muncul dengan menjeritkan “Aho! Betapa menderita!”
The Siddha Wanderer