manusia itu kepintaran berusaha mengada-ngada, sering bersikap seperti teguran Master hui neng pada dua orang bhiksu yang berdebat pandangan intelektualnya tentang bendera yang bergerak atau tentang guru zen yang menanyakan jawaban kebijaksanaan seorang murid tentang keberadaan batu di luar, dimana muridnya menjawab 'klo menurut ajaran guru Buddha bla bla bla....'
Siapakah manusia yang sungguh telah menikmati keMutlakan dalam pencapaian dengan kekuatan diri sendiri.Setiap usaha makhluk menghasilkan karma (sebab dan akibat bagi bentukan baru).
(usaha) dari ketidak-kekalan menghasilkan ketidak-kekalan,
(usaha) dari ketidak-sempurnaan menghasilkan ketidak-sempurnaan.
Didalam yang sempurna tidak ada lagi usaha pencapaian diri sendiri tersebut diatas dan akibatnya yang dibilang hasil.
sehingga tidak ada lagi yang dibilang karma, baik yang baik maupun yang buruk,
sebab semua terpenuhi bukan lagi oleh usaha diri (sendiri),
melainkan seperti kebenaran yang dinyatakan guru Buddha pada 'Udanna VIII 3'
mereka hidup dan berjalan di dalam (penundukan/penyerahan diri (ke)pada) keMutlakan, tanpa usaha dari (yang) ketidak-sempurnaan dan ketidak-kekalan lagi.
klo aku sich semua telah selesai satu kali kehidupan ini lagi.
dan aku akan berdiam di rumah keMutlakan (red : Tuhan) sampai selama-lamanya,
menikmati semua kemurahan keMutlakan di dalamNya (red : Tuhan).
Sapa yang mo ikut...?....
cara yang tanpa cara, malah menanggalkan upaya kekuatan kita...,
tetapi memikul kuk yang dipasangNya, ringan bagi yang tulus tapi berat bagi (tanha) keakuan (kedagingan atau sifat daging), sehingga menimbulkan pemberontakan,
karena keangkuhan keakuan hidup harus ditundukannya di bawah kuk yang dipasangNya.
Avijja, diri dan kemelekatan.Pandangan keberadaan diri yang salah sebagai sumber kemelekatan. makanya guru Buddha mengajarkan tilakhana dan 4 kesunyataan mulia dan petunjuk/cara jalan 8 kebenaran mulia untuk mengkikis/menanggalkan dan menemukan/menyadari kehidupan (keberadaan diri) yang sebenarnya.
meskipun secara pengetahuan para murid/umat tahu akan hal itu, tetapi awam/manusia masih diliputi avijja selama mereka belum mengenal kesejatian keberadaan (ke)hidup(an) diri mereka yang sebenarnya.
Indera hanya sebatas indera, gunung hanyalah (se)bentuk gunung, tangan adalah tangan, kaki adalah kaki, mulut adalah mulut dllsbgnya tetapi siapakah yang membuat perbedaan (penilaian) tindakan atau bentukan objek atau bahkan atas subjek itu sendiri?
Khayal atau Takhayul.Apalagi kalau mengkait-kaitkan (keBuddhaan) dengan saripati air mani, sex, visualisasi, teori menetralkan khayal pakai khayal, makhluk-makhluk samsara lainnya, tujuan kesaktian atau dan segala kemelekatan keluar lainnya.
makanya ada dibilang oleh diri sendirilah, tetapi bukan oleh diri sendiri menciptakan (keBuddhaan) melainkan kesiapan diri sendiri tuk dapat mengenal,menyadari/mengerti kehidupan hakekat hidup diri sendiri (menanggalkan/melepaskan ikatan yang palsu), bukan melalui benda/makhluk/orang lain. yang umat secara teori dapat 'berpandangan oleh diri sendiri' tetapi dalam prakteknya melekat atau menggantungkan kepada apa (benda/makhluk/orang lain/pengalaman/kesan) yang diluar diri.
makanya bisa disebut penyembah berhala atau kuasa syaitan-syaitan oleh yang lain. (maaf jgn tersinggung!, bukan menjelekan Buddha, kenyataan praktek umat juga loh. red : klo tersinggung itu anda, diri sendiri bukan kebenaran guru Buddhanya loh?!!)
Saya terpanggil...
.., kemudian orang tersebut bertanya ke pasangan saya "kalo ibu aa, Agama apa ?", pasangan saya menjawab "dulu nya Agama kr****n, sekarang saya ikut aa"
Perbuatan Bajik seorang Michael Jackson
Harumnya bunga tak dapat melawan arah angin. Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan dapat melawan arah angin; harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru. (Dhammapada IV, 11-12)
Syair Dhammapada diatas cukup berkesan dalam diri saya, sejak awal saya mengenal Buddhism. Saya berpikir, segitu hebatnya perbuatan baik sampai bisa tersebar ke seluruh penjuru mengalahkan apa pun didunia ini. Tapi saya tidak bisa melihat dengan jelas arti nyata dari syair tersebut sampai ketika saya melihat prosesi penghormatan Michael Jackson di Steples Center, LA.
Begitu banyak pengemar Michael Jackson yang merasa kehilangan sosok yang dikaguminya, sampai prosesi penghormatan nya dihadiri begitu banyak orang, bukan cuma disaksikan secara langsung oleh sebagian orang di LA, tapi secara bersamaan disaksikan oleh jutaan orang dibelahan dunia mana pun melalui media TV dan Internet.
Yang cukup mengharukan dan mengesankan adalah perbuatan-perbuatan bajik yang telah ia lakukan demi perdamaian didunia, ia juga salah satu orang yang menentang perbedaan ras yang terjadi di Amerika, ia juga peduli terhadap penderitaan anak-anak yang terlantar karena perang dan kelaparan di Afrika sampai ia menyumbangkan pendapatannya untuk aksi kemanusiaan di Afrika dan mendirikan yayasan Heal The World.
Perbuatan bajiknya yang dapat melawan arah angin dan menyebar ke seluruh penjuru, bahkan mengalahkan harumnya wangi-wangian yang tidak dapat melawan arah angin. Saya berpikir, saya saja belum tentu mampu untuk melakukan hal kemanusiaan seperti yang telah ia lakukan sehingga mengharumkan namanya, saya merasa kecil terhadap perbuatan bajik yang telah ia lakukan.
Selamat jalan Michael Jackson...
seperti juga syair ini,
'Siapakah manusia yang sungguh telah menikmati keMutlakan dalam pencapaian dengan kekuatan diri sendiri.
Setiap usaha makhluk menghasilkan karma (sebab dan akibat bagi bentukan baru).
(usaha) dari ketidak-kekalan menghasilkan ketidak-kekalan,
(usaha) dari ketidak-sempurnaan menghasilkan ketidak-sempurnaan.'begitu juga saya hanya mo memperjelas saja, bagaimana situasi/kondisi yang sebenarnya antara sikap aa yang (merasa) memiliki kebenaran atau kebijaksanaan atau malah (apakah) ada pihak lain yang malah mengalah (berkorban) secara diam-diam kepada aa (atas sikap aa selama ini)?
dan yang kelihatan baik belum tentu benar berasal atau menuju kepada kesempurnaan (yang Kekal/keMutlakan).
termasuk juga masalah berkat, keberhasilan di dunia ini, coba aa tono survey semua yang berusaha berapa persen yang memakai jasa-jasa gaib dan berapa persen yang tok hanya mengandalkan usaha/kerja keras dan doa-doa kepada pribadi-pribadi yang jelas-jelas benar? hayo mengaku sajalah semuanya! jangan-jangan hampir seluruhnya berhutang kepada makhluk samsara (menggadaikan/mengikatkan hidupnya untuk kejayaan duniawi), bukan (membawa diri) menuju kepada kekekalan/keMutlakan (tetapi fasih berbicara tentang pengajaran yang benar).
maaf yah aa, bukannya saya mo mendebat, tetapi dengan kerendahan hati dan kasih saya hanya memberikan bahan yang mungkin baik untuk perenungan menambah kebijaksanaan pandangan/wawasan aa.
Namaste salam.....