Tambahan untuk memperjelas
Tipitaka bahasa Pali Kanon isinya Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, Abhidhamma Pitaka
Tripitaka mengambil beberapa kitab digabungkan menjadi satu, termasuk Kitab Mahayana, Sukhavati dan lain-lainnya, jadi tidak bisa disamakan pandangannya tentang ajaran Buddha Gotama.
Kalama sutta - Jangan percaya hanya karena itu tertulis di kitab suci (yang manapun juga)....
Bro Aditya, ini ada kutipan komentar dari Sdr. Fabian, boleh dibaca !
Kalau bukan kita yang meyakini kebenaran Tipitaka !, siapa lagi ?
Memangnya umat agama lain akan meyakini kitab suci Tipitaka? Saya tidak mengatakan bahwa kita harus percaya buta kepada kitab suci Tipitaka,
tetapi kita harus memperlakukan TIPITAKA seperti hukum positif di Amerika, yaitu: “
presume innocence until proven guilty” yang berarti anggap benar hingga terbukti salah.
Jangan kita menilai TIPITAKA dengan prinsip hukum rimba yaitu: “
presume guilty until proven innocence” atau anggap salah lebih dahulu hingga terbukti tidak bersalah (inilah prinsip comot dulu, periksa belakangan orde baru).
Jadi sebagai umat Buddha sebaiknya kita menerima Tipitaka dan lebih dahulu menganggapnya sebagai suatu kebenaran, kecuali kita telah membuktikan (alami sendiri, bukan berdasar logika kita) bahwa poin dalam Dhamma tersebut ternyata tidak benar.
Jangan berpandangan sebaliknya, yaitu beranggapan semua poin dalam Tipitaka tidak benar, kecuali kemudian kita buktikan sendiri bahwa itu memang benar, karena pandangan seperti ini sangat kontra produktif bagi pengembangan batin, karena kita menjadi skeptis terhadap kebenaran Tipitaka. Dan akhirnya akan menjauhkan kita dari Dhamma, sehingga Samvega (perasaan mendesak untuk mencari keselamatan atau melaksanakan Dhamma) tidak muncul, dengan tidak munculnya samvega maka, keinginan untuk mempraktekkan Dhamma agar terbebas juga tidak muncul.
Semoga kita semua berbahagia
Fabian C
Demikian kutipan komentar Sdr. Fabian, memang perlu direnungin bagi umat Buddhis