//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?  (Read 95273 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #60 on: 13 August 2007, 10:22:08 PM »

Sdr Kelana yg baik...

Kondisinya pas saya lagi rapikan file² Buddha Dhamma, & ketemu beberapa info sehubungan topik ini. Mohon dipahami bahwa info ini tanpa muatan motiv utk mementahkan kembali apa yg telah kita sepakati secara essensiil...
Sebenarnya, kami juga pernah diskusika hal ini beberapa saat lalu, di Padang. Pertanyaannya persis seperti di bawah. Saat itu saya sempat kritik dlm bathin, koq konsili ke-3? Setahu yg pernah saya baca, B Moggaliputta mengkomplitkan buku: Points of Controversy (krn saat itu banyak yg melenceng dr Buddha Dhamma) sehingga total menjadi 7 kitab. Namun, krn ragu², saya tidak bahas poin historis tsb...

Nah, di sini saya kutipkan data dr 2 grup yg spesifik & fokus pd pendalaman Abhidhamma. Salah-satunya, Dhamma Study Group, Bangkok. Semoga bermanfaat sebagai wacana/info:

+++++++++


1)
During the few weeks directly after his Enlightenment, the Buddha intuitively acquired the Abhidhamma and it is therefore about the earliest product of his thought. This is conclusively proved by the internal evidence of the first two Sermons which he preached to his former 5 Companions, called the 5 Vaggi. The first Sermon is called the Discourse setting the Wheel of the Doctrine in motion. The second is the Anatta-Lakkhana Sutta, called the Discourse on the characteristics of anattá.

 
In the first Discourse, he was telling the 5 Vaggi why he can declare that he was the Buddha, the Enlightened. They refused to listen to him at first. The Sermon lasted 5 days but it is very concisely adumbrated into 2½ pages. In this Sermon the Buddha explained that the 5 constituent groups of existence, which are the objects of clinging, are Suffering: this is Abhidhamma, which in this book has been called the 5 Aggregates and Clinging Aggregate.

 
The Second Sermon is purely Abhidhamma, dealing as it does, with corporeality, sensation, perception, kamma-activities and consciousness, and the 11 different distinctions of each Aggregate.

 
However legend has it that it would be necessary to expound the Abhidhamma in one sitting, and as it would take 3 whole months in human time, this was impossible in the human world. It was 7 years after his Enlightenment, during the 3 months of Lent, that he went up to the world of the Devas where his former mother was reborn, and taught the Abhidhamma non stop. Everyday, however, he took time off for his food, and left a Buddha after his own image, conjured up by his miraculous power, to carry on his good work. He also taught his Chief Disciple Sáriputta, who had a marvelous mind. It was Sáriputta who taught the Abhidhamma to his 500 Disciples.


+++++++++


2)
The Abhidhamma is the higher teaching of the Buddha.  It contains the essentials of the Buddha Dhamma without the need for conventional terminology.  It deals directly with those elements which constitute the exact nature of our existence, and all questions of a conventional nature are left aside.   This should not deter one from plunging into the Abhidhamma however.  Once begun, the Abhidhamma can lead us on to a better understanding of the practise of insight (vipassana).
Bla³...


We should apply ourselves to the study of all parts of the Buddha's teaching contained in the Pali Canon- to the Vinaya (the books of discipline for the Sangha), to the Suttas (the books of discourses) and to the Abhidhamma.  Our own clarification of the teachings through reading, wise consideration and contemplation will be of much benefit to us and to all others who come into contact with us.  As we understand more and more the Buddha's teaching, we will be more kind, more considerate and more harmless (in the true sense of causing no harm) to all our fellow beings.  It is hoped that this small introductory book will help to develop that understanding.
Bla³...


The History of the Abhidhamma. 
         The seven books of the Abhidhamma were written down in print in approximately 25 B.C.   Previous to this the entire Pali Canon had been committed to memory in verse form by groups of monks from 70 years after the Buddha's death in 547 B.C.   Of  the seven books, the first, second and seventh are the oldest and were recited as they stand today at the Second Council of Arahants held in the first quarter of the 4th Century B.C.  The third, fourth and sixth were completed by the time of the Third Council of Arahants in about 250 B.C. and the fifth book (the Points of Controversy) dates from the third Council.  There were introduced to Sri Lanka (Ceylon) through the arrangement of the son of King Asoka, ruler of all India, shortly after the Third Council.  From that time on they were considered completed and not subject to alteration in any way.  Unaltered copies of the entire Canon have existed in Sri Lanka until the present day.



Pertanyaan ini muncul mengingat penyusunan Abhidhamma baru muncul pada Konsili ke-3?

Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #61 on: 15 August 2007, 09:47:47 PM »
Thanks Sdr. Gun [at] saro. Data anda ini sangat menarik.
Saya butuh penegasan dari data yang anda sampaikan, agar saya tidak salah paham dari apa yang saya baca. Ini yang saya tangkap (cmiiw)
-   Ajaran Abhidhamma terdapat dalam Dhammacakkappavattana Sutta dan Anatta-Lakkhana Sutta yang dibabarkan kepada Pancavaggiya. (Menarik karena selama ini umumnya orang mengenal Dhammacakkappavattana sebagai kotbah pertama yang berisi 4 kebenaran arya)
-   Abhidhamma dapat menuntun seseorang untuk memiliki pemahaman yang lebih benar tentang berlatih vipassana.
-   Ketujuh Kitab Abhidhamma secara lengkap selesai ditulis dalam konsili ke-3 tetapi pada konsili sebelumnya, abhidhamma sudah pernah dibaca ulang tapi belum ditulis.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #62 on: 15 August 2007, 11:30:02 PM »
Sdr Kelana yg baik...


Beberapa poin pentingnya demikian yah...
Dhammacakkappavattana Sutta yg bisa kita baca di buku Paritta umumnya adalah versi pendek. Pd buku Paritta terbitan Vihara Dhammacakkhu, Bogor; adalah versi panjangnya. Yg mana pernah saya kutip sedikit pada posting di topik "dana tulus"... 3 tahap 12 segi pandang dr 4 Kebenaran Hakiki... Isinya sistematis Abhidhamma...

*

Saya pernah baca sekilas buku tulisan dr B Mahasi Sayadaw ttg: Dana & Brahmavihara. Sebagai pakar Vipassana, Beliau mengupas topik yg sering kita dengar tsb dgn sistematika Abhidhamma... Contoh dr Suttanta Pitaka dll... Bukunya tebal & kita akan terkesima bagaimana pembedahan sebuah materi dgn rinci & sistematis...

*

Senang bisa sharing, semoga bermanfaat...
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #63 on: 20 August 2007, 02:38:22 PM »
 [at] gunasaro
mohon buku abhidhammanya dong yang versi lengkap  ^:)^ ^:)^ ^:)^

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #64 on: 20 August 2007, 04:11:13 PM »

Sdr Muten Roshi yg baik...

Mohon maaf krn sy tidak paham maksud Anda di bawah...
Buku Abhidhamma, maksudnya 7 kitab Abhidhamma? Atau buku² ttg Abhidhamma, atau gimana?
Saya sementara ini punya 1 saja, kitab ke-2: Vibhanga (Inggris). Jika mau copy, saya akan pinjamkan...
Utk lengkapnya, bisa pinjam utk copy juga. Mentor saya punya Tipitaka komplit (minus 1-2 buku saja), semua Inggris dr Pali Text Society...

Saran saya sih, baca buku pengantar dulu, seperti:
1) Buddhism in Daily Life (Nina van Gorkom)
2) Abhidhamma in Daily Life (Nina van Gorkom)
3) Buddha Abhidhamma "The Ultimate Science" (Dr Mehm Tin Mon)

No: 1 & 3 di atas, saya pernah lihat di www.buddhanet.net ~ tinggal download saja...
Umumny baca buku saja kurang optimum... Harus ada diskusi & kontemplasi...


[at] gunasaro
mohon buku abhidhammanya dong yang versi lengkap  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #65 on: 21 August 2007, 10:38:24 AM »
Sdr Kelana yg baik...


Beberapa poin pentingnya demikian yah...
Dhammacakkappavattana Sutta yg bisa kita baca di buku Paritta umumnya adalah versi pendek. Pd buku Paritta terbitan Vihara Dhammacakkhu, Bogor; adalah versi panjangnya. Yg mana pernah saya kutip sedikit pada posting di topik "dana tulus"... 3 tahap 12 segi pandang dr 4 Kebenaran Hakiki... Isinya sistematis Abhidhamma...

*

Saya pernah baca sekilas buku tulisan dr B Mahasi Sayadaw ttg: Dana & Brahmavihara. Sebagai pakar Vipassana, Beliau mengupas topik yg sering kita dengar tsb dgn sistematika Abhidhamma... Contoh dr Suttanta Pitaka dll... Bukunya tebal & kita akan terkesima bagaimana pembedahan sebuah materi dgn rinci & sistematis...

*

Senang bisa sharing, semoga bermanfaat...

IC..Nampaknya saya harus baca dulu nih. Thanks Sdr. Gun [at] saro
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #66 on: 11 September 2007, 03:20:52 PM »
Menarik juga membaca thread ini.
Tapi sebagai praktisi, saya ingin memberikan sedikit kesaksian (kisah) tentang pengalaman saya berkaitan dengan topik Abhidhamma ini. Mudah2an dengan sudut pandang dari orang pertama, maka dapat ditambahkan suatu sudut pandang baru yang menjembatani antara pendapat sdr.Morpheus dan sdr.Gunasaro.

Saya tertarik ke Buddhism karena suatu sebab pengalaman batin. Pengalaman2 batin dan 'insight'2 yang saya temukan kok kebetulan banyak bersesuaian dengan Buddha Dharma. Oleh karena itu saya kemudian menjadi getol belajar teori Buddha Dharma. Walaupun masih sangat pemula di saat itu, tapi kala saya menemukan buku kecil singkat ttg Abhidhamma, saya menjadi sangat tertarik dan merasa bahwa inilah yang saya cari selama ini. Dulu waktu masih SD, saya pernah berangan-angan menuliskan daftar sifat2 baik dan sifat2 buruk. Tapi yah maklum apa mungkin bagi anak seusia itu?
Pendek kata, selanjutnya saya membeli buku Abhidhamatha Sangaha (compendium) utk dipelajari sendiri. Tentu saja saya mendapat kesulitan dengan mempelajari itu, dan justru muncul banyak pertanyaan. Tapi pertanyaan2 itu saya simpan dan terjawab sendiri sejalan dengan banyaknya berdiskusi dengan rekan2 di milis.

Di tahun kedua. Semakin dipelajari semakin mabok, ternyata terasa rumit dan diluar apa yg bisa saya pahami. Oleh karena itu saya tinggalkan saja pembelajaran Abhidhamma. Tapi berkenaan itu, proses pembelajaran saya melalui diskusi2 di milis berjalan terus dengan senior2 saya disana.
Sampailah suatu saat saya mendapat info bahwa menjalankan meditasi (terutama vipassana) itu tidak memerlukan sama sekali belajar Abhidhamma. Ada juga pendapat yg mengatakan bahwa Abhidhamma bahkan bisa menghalangi kita melihat sesuatu apa adanya. Juga saya mendapatkan info2 yang mengatakan bahwa Abhidhamma itu bukan karya sang Buddha, melainkan dari para murid beliau di masa2 sesudahnya. Otentisitas Abhidhamma diragukan.

Mendengar pendapat itu ya saya tampung saja. Pada lanjutnya, saya tetap belajar Dhamma secara umum sambil terus menggali pengetahuan. Saya juga mempraktekkan meditasi 'vipassana' dengan basis yang berbeda dengan vipassana Tradisional. Pendek kata, saya mendapat manfaat dan pembenaran bahwa belajar teori terlalu banyak juga akan menghambat melihat apa adanya.

Sampai suatu saat saya berkesempatan untuk belajar Abhidhamma kembali, tapi kali ini dengan pembimbing dan memiliki rekan2 kalyanamitta yg mendukung. Saya pikir ini adalah kesempatan baik.
Dalam pikiran saya tetap, "Belajar teori2 rumit gini cuman adalah sekedar konsep dan membebani meditasi kita", akan tetapi justru karena itulah saya tertantang untuk bereksperimen. Ingin membuktikan apakah memang benar nantinya saya malah jadi mekanis dalam memandang sesuatu?
Saya buka2 kembali buku2 saya abhidhamma, bahkan saya pinjam dari perpustakaan utk memperluas pemahaman teoritis. Saya benar2 tenggelam dalam teori2 itu.

Tapi karena saya termasuk 'wong edan', maka saya tidak hanya pelajari teori2 Abhidhamma Pali, tapi juga pelajari sistem dari Yogacara (salah satu filosofi Tantrayana) sebagai pembanding dan sebagai perangsang.
Ternyata banyak aspek2 yang bisa digali dari pembelajaran itu yang bermanfaat. Saya merasa tidak sedang mempelajari suatu teori, tapi lebih pada bagaimana pikiran ini menyusun suatu kerangka pemahaman terhadap pengalaman yg diluar pikiran. Pembelajaran parallel dengan konsep2 Tantrayana ini saya antisipasi untuk menjauhkan saya dari keterpatokan dengan satu konsep, tapi agar pola kritis lebih berkembang.
Saya temukan bahwa belajar Abhidhamma setidaknya bermanfaat untuk mengenal term-term khusus untuk bisa mengkomunikasikan pengalaman2 dan pengertian2 yang semakin halus dan detail. Disamping itu, pemahaman Abhidhamma ini juga dapat menjadi suatu framework untuk menjembatani dunia meditatif yg abstrak sehingga dapat dikomunikasikan, diteliti dan dianalisa secara baik. Inti kata, pembelajaran Abhidhamma ada manfaatnya ditinjau dari aspek ini.
Nah sekarang persoalannya bagaimana apabila harus berkaitan dengan meditasi?

Saya mencoba mengikuti retret vipassana 10 hari. Saya berkonsultasi juga dengan mentor Abhidhamma serta senior2 saya yg lain. Inti kata mereka mengatakan, "Kala bermeditasi nanti, lepaskanlah segala macam teori". Dan benar, bahwa dalam bermeditasi saya menanggalkan semua teori. Tapi ada sesuatu keanehan yang terjadi, yaitu bahwa pengamatan / observasi saya menjadi lebih tajam. Dalam tempo yg relatif lebih singkat saya bahkan bisa mendapatkan pengetahuan (nana) yg relatif lebih maju daripada proses meditasi saya bbrp tahun yg lampau kala sebelum belajar Abhidhamma.
Saya masih tidak yakin bahwa itu adalah nana, maka saya buka e-library dari www.buddhanet.net utk saya baca2 tentang itu, juga saya tanyakan kpd yg berkompeten. Ternyata tidak meleset jauh2 detail deskripsi dan tanda2nya.
Saya kemudian jadi menganalisa, bahwa dalam suatu meditasi walaupun kita meninggalkan teori2/konsep2, akan tetapi kemampuan discernment kita yg telah terbiasa dilatih dalam suatu framework tertentu, akan dengan otomatis bekerja membantu menembusi halangan pengamatan kita tanpa kita sadari.

Jadi, sebenarnya dengan pengalaman langsung dan penyelidikan (ehipassiko) ini, saya ingin memberi pendapat bahwa :
- Belajar Abhidhamma tetap ada gunanya, yaitu untuk
       - membantu kita menganalisa diri sendiri dengan lebih cermat,
       - memberi term2 utk mengkomunikasikan pengalaman abstrak kita
       - memberi framework utk bisa menata / memberi struktur bagi pengalaman batin kita yang abstrak tsb sehingga dapat diamati dengan lebih baik.
       - melatih batin kita secara tanpa disadari (mempertajam kemampuan discernment) dalam aspek pengamatan yg nantinya berguna dalam praktek meditasi yg sesungguhnya.

- Belajar Abhidhamma akan menjadi penghambat bila :
       - kita menganggap bahwa penjabaran teori dan pemberian framework itu adalah ultimate reality itu sendiri. Dengan kata lain saya hendak mengatakan bahwa Abhidhamma adalah TOOLS utk membantu kita berhadapan dengan ultimate reality tsb.
       - bila kala bermeditasi kita berpikir / menganalisa dengan menggunakan pikiran apalagi dengan mencocok2an dengan konsep2 abhidhamma.
       - bila belajar abhidhamma sekedar utk mengembangkan ego / intelek sehingga kita merasa lebih pintar, atau merasa lebih buddhist, dsb.
       - bila kita belajar abhidhamma secara hafalan, tanpa berusaha me-relate ke kehidupan sehari2.


So, bagi saya, apakah Abhidhamma itu adalah asli ucapan Sang Buddha atau tidak, tidaklah menjadi soal.
Dengan kata lain, sikap kita dan kebijaksanaan kita sendirilah yang akan menentukan apakah mempelajari sesuatu itu akan berguna atau tidak, menghambat atau justru membantu.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #67 on: 28 December 2007, 10:03:35 PM »
Abbhidhamma isinya sangat bagus, diluar sabda Sang Buddha atau bukan, tetaplah yg menyusun bukanlah org sembarangan.

Untuk mengecap bagaimana dan sejauh mana Abbhidhamma itu benar atau tidak, sebaiknya dialami sendiri melalui meditasi vipasanna, karena nanna mengenai isi abbhidhamma bisa diketahui. Bukan berarti Meditasi Samatha tidak penting, justru bisa saling melengkapi.

Saya sangat tertarik isi abhidhamma mengenai cetasika yg ditulis oleh sdri Lily W.

Dan ini saya alami sendiri bagaimana melihat cetasika2, hanya saja belum bisa memilah secara rinci seperti dalam abhidhamma. Jadi bisa dikatakan baru mengecap kulit luar saja sudah mengalami suatu kebenaran ttg abbhidhamma. Oleh karena itu hendaknya melihat abbhidhhamma dari asas manfaat melalui praktek bukan teori dan logika tanpa didasari praktek.

Argumen2 yg muncul hampir semua terlihat logika, tapi marilah kita bertanya apakah kita sudah memulai praktek dhamma? Ketika anda melakukan samatha dan vipasana, apakah anda melakukan penelitian terhadap pengalaman tsb dengan para ahlinya?dan apakah abbhidhamma utk dihafal atau dialami?,dan bagaimana kita menyikapi secara bijaksana mengenai abhidhamma dalam praktek Dhamma

Memang sulit mengupas secara rinci ttg Abbhidhamma secara intellektual belaka.

Hemat saya mari kita ramai-ramai berlatih meditasi setiap hari dan carilah kalyanimitta2 yg mumpuni dalam hal meditasi Buddhis.

 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #68 on: 01 January 2008, 08:08:09 PM »
Bung morpheus, memang Sang Buddha mengatakan samadhi (jhana) diperlukan untuk pembebasan. Tapi samadhi sendiri tidak akan membawa kepada pembebasan. Samadhi adalah paramattha  (konsep), sedangkan Vipassana (sati/mindfullnes) adalah kebenaran mutlak.

Sebagai ilustrasi begini, saya umpamakan vipassana adalah kuliah, sedangkan samatha adalah sekolah tingkat atas. Untuk lulus kuliah, anda harus lulus sekolah tingkat atas. Tapi untuk lulus kuliah, satu-satunya jalan harus kuliah.

Samatha Bhavana adalah konsep (paramatta), dimana obyek yang digunakan masih memiliki konsep, bukan kebenaran hakiki. Sedangkan Vipassana adalah kebenaran mutlak (pannati), dan untuk mencapai nibanna, satu-satunya jalan hanya mindfullness.

Sebagai contoh meditasi samatha : saya mengambil nafas.
Sebagai contoh meditasi vipassana : ada unsur-unsur yang bergerak sehingga ada pergerakan udara.
Ini cuma contoh yang sangat kasar, jhana memang bagus, tetapi tidak akan membawa kepada Nibanna. Dalam contoh-contoh yang anda sebutkan memang samatha disebutkan, tetapi setelah samatha tersebut ada vipassananya.

Nah, dalam samsara ini tidak terhitung banyaknya kita terlahir di alam brahma, sebagai akibat dari samatha (jhana), tetapi tidak juga terbebas dari samsara ini. Memang samatha diperlukan untuk pembebasan, tapi samatha hanya seperti berlari berputar-putar di lintasan, tidak memutuskan tali finish, memutuskan tali finish namanya vipassana.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #69 on: 02 January 2008, 09:34:53 AM »
Nampaknya ada terbalik pengetikan yah?
~ paññatti: konsep
~ paramattha: hakiki
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #70 on: 02 January 2008, 12:01:19 PM »
Iya.
Nah, saudara-saudara, begini contohnya kalau posting tidak dengan perhatian. #-o
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #71 on: 02 January 2008, 12:48:48 PM »
Bung morpheus, memang Sang Buddha mengatakan samadhi (jhana) diperlukan untuk pembebasan. Tapi samadhi sendiri tidak akan membawa kepada pembebasan. Samadhi adalah paramattha  (konsep), sedangkan Vipassana (sati/mindfullnes) adalah kebenaran mutlak.
bang karuna, sebenarnya ini adalah topik lama dan diskusinya sudah muter2 sampai saya berkesimpulan mending lakukan apa yg diyakini masing2 saja, tentu masing2 bisa mendapat manfaatnya seperti yg dikatakan bang bond di atas...

sekadar menjawab penjelasan anda di atas, buddha mengajarkan jalan pembebasan dari dukkha adalah jalan utama berunsur 8. salah satu dari unsurnya adalah samma sati dan samma samadhi. setahu saya, jalan ini adalah satu dan unsur2nya jalan secara bersamaan. buddha tidak pernah bilang samma samadhi adalah sma dan samma sati itu kuliahnya ataupun unsur yg satu lebih advance dari unsur yg lainnya.

referensi:
http://www.accesstoinsight.org/ptf/dhamma/sacca/sacca4/index.html

Quote
Memang samatha diperlukan untuk pembebasan, tapi samatha hanya seperti berlari berputar-putar di lintasan, tidak memutuskan tali finish, memutuskan tali finish namanya vipassana.
kalo boleh saya buang istilah samatha dan vipassananya, mungkin sebaiknya kita simpulkan saja: yg bisa memutuskan tali finish adalah jalan utama berunsur 8. setuju? ;D
« Last Edit: 02 January 2008, 12:51:04 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #72 on: 02 January 2008, 01:29:42 PM »
cuma analogi ngawur gw...
--
Samatha -> focus objek
Vipasanna -> memperhatikan dan menganalisa objek
Abhidhamma -> Guide tools
-----

Seorang tukang kayu gak bisa selesai memotong kayu jikalau tidak focus (samatha) terhadap kayu, (contoh... dikit2x cabut buang air kecil)

Tukang kayu tersebut tidak akan bisa memotong/mengergaji (vipasanna) kayu tersebut jikalau tidak tahu cara mengunakan gergaji (abhidhamma)

....
Mungkin demikianlah apa yg kucerna...
 _/\_

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #73 on: 02 January 2008, 01:47:27 PM »
Quote
uma analogi ngawur gw...
--
Samatha -> focus objek
Vipasanna -> memperhatikan dan menganalisa objek
Abhidhamma -> Guide tools
-----

Seorang tukang kayu gak bisa selesai memotong kayu jikalau tidak focus (samatha) terhadap kayu, (contoh... dikit2x cabut buang air kecil)

Tukang kayu tersebut tidak akan bisa memotong/mengergaji (vipasanna) kayu tersebut jikalau tidak tahu cara mengunakan gergaji (abhidhamma)

....
Mungkin demikianlah apa yg kucerna...
 Namaste

Very good.  _/\_
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?
« Reply #74 on: 02 January 2008, 08:43:42 PM »
 _/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

 

anything